Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOKIMIA PANGAN DIABETIC MILK (FUNCTIONAL FOOD)

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia Pangan yang diampu oleh Ibu Purbowatiningrum Ria S., M.Si Disusun oleh : Ika Rissanti Yuanita Efhiliana Cyrilla Oktaviananda Bungaran David Novia Mintari (J2C009024) (J2C009030) (24030110130051) (24030110141035) (24030111150005)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade ini telah disepakati bahwa diabetes mellitus (DM) bukanlah suatu penyakit dalam artian klasik melaikan suatu kelompok kelainan, sindroma klinik heterogen (faktor genetik dan/atau faktor penyebab lain yang beraneka macam yang dapat menyebabkan kelainan klinik yang sama) yang ditandai oleh peninggian kadar glukosa darah. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit keturunan yang bersifat poligen atau multi faktor genetik (bukan hanya satu gen saja tetapi interaksi antar gen) sehingga sulit untuk menentukan secara tepat berapa persentasi faktor genetik yang menyebabkan terjadinya penyakit ini. Namun dapat dipastikan resiko penderita diabetes melitus paling tinggi terjadi bila salah satu atau kedua orang tuanya menderita dibetes melitus jika dibandingkan dengan orang tua yang bukan penderita. Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh jumlah insulin yang kurang atau karena kerja insulin yang tidak optimal, sehingga insulin tidak bisa masuk ke dalam sel dan hanya menumpuk di pembuluh darah. Insulin merupakan salah satu hormon didalam tubuh manusia yang dihasilkan oleh sel beta pulau lengerhans yang berada didalam kelenjar pangkreas. Insulin dapat juga disebut protein yang berfungsi untuk mengontrol kadar gula di dalam tubuh atau untuk mengatur metabolisme gula (mengubah glokosa menjadi glikogen yang menjadi sumber tenaga bagi manusia). Apabila seseorang kekurangan hormon ini maka kebanyakan dari mereka mudah terserang penyakit diabetes militus (kencing manis) karena kadar gula dalam darah sangat tinggi. Terdapat banyak zat yang terkandung dalam tubuh manusia yang mana dalam proses pembentukannya terjadi cukup lama namun sangat penting bagi tubuh dan zat ini dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tubuh seperti kelenjar gondok, kelenjar hati, kelenjar pankreas dan sebagainya yang menghasilkan hormon dengan peranan berbeda.

Ketersediaan functional food sangat dibutuhkan oleh para penderita diabetes untuk menjaga kadar glukosa dalam darahnya agar tetap seimbang dan aman. Salah satu functional food tersebut adalah diabetic milk, yaitu produk olahan susu yang diformulasikan khusus untuk para penderita diabetes. B. Rumusan Masalah Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan functional food? 2. Apa penyebab terjadinya diabetes mellitus? 3. Apa saja komposisi diabetic milk (functional food)? 4. Bagaimana mekanisme aksi diabetic milk (functional food) terhadap

penyakit diabetes mellitus?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi functional food

2. Mengetahui penyebab diabetes mellitus


3. Mengetahui komposisi diabetic milk sebagai functional food 4. Mengetahui mekanisme aksi diabetic milk (functional food) terhadap

penyakit diabetes mellitus

BAB II DIABETIC MILK (FUNCTIONAL FOOD) Functional food merupakan makanan yang telah ditambahkan dengan beberapa bahan baru yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kesehatan dan/atau mencegah munculnya penyakit. Kategori umum dari functional food meliputi makanan olahan atau makanan yang diperkaya dengan bahan tambahan dengan fungsi khusus, seperti penambahan vitamin D pada susu untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti rakhitis. A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. Beberapa faktor penyebab diabetes mellitus antara lain kekurangan hormon insulin, konsumsi gula berlebih, dan kekurangan mineral-mineral tertentu yang diperlukan untuk metabolisme pankreas sehingga pankreas gagal memproduksi hormon insulin. Hormon tersebut berperan mengatur kadar gula darah. Jika kadar gula darah melebihi normal, menyebabkan ginjal ikut mengeluarkan gula bersamaan dengan urine yang mengakibatkan volume urine berlebih karena gula bersifat menarik cairan. Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
a.

DM tipe I

Biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. b. DM tipe II Biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. DM tipe ini disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu. Gejala DM tipe II antara lain: 1. Rasa haus yang berlebih, 2. Buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari biasanya), 3. Banyak makan, 4. Penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu. Kadar gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
c.

DM gestasional

Merupakan DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.

B. Diabetic Milk Diabetic milk merupakan functional food berupa produk susu yang diformulasikan khusus bagi para penderita diabetes. Penelitian terbaru dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi susu 3-5 porsi/hari, risiko diabetesnya turun hingga 15% dibanding orang yang hanya minum susu <1,5 porsi/hari. Studi lain di American Journal of Clinical Nutrition juga menyatakan kalau orang yang minum susu sejak remaja memiliki penurunan risiko diabetes sebesar 38%. Kandungan zat gizi pada diabetic milk hampir sama dengan zat gizi susu pada umumnya, yaitu meliputi:
a. Potassium

(menggerakan dinding pembuluh darah sehingga mampu

menjaganya agar tetap stabil dan mencegah penyakit darah tinggi serta penyakit jantung.
b. Yodium, seng dan leticin (meningkatkan secara drastis keefisiensian kerja

otak besar).
c. Zat besi, tembaga dan vitamin A (mempunyai fungsi terhadap kecantikan,

yaitu dapat mempertahankan kulit agar tetap bersinar).


d. Tyrosine (mendorong hormon kegembiraan dan membuat tidur seseorang

menjadi lebih nyenyak).


e. Kalsium (menambah kekuatan tulang, mencegah tulang menuyusut dan patah

tulang).
f. Magnesium (membuat jantung dan sistem saraf tahan terhadap kelelahan). g. Seng (menyembuhkan luka dengan cepat) h. Vitamin B2 (meningkatkan ketajaman penglihatan).

Berikut adalah beberapa nutrisi yang terkandung pada salah satu produk diabetic milk: a. Mengandung serat (4,2/100 g) yang dapat membantu mengurangi penyerapan glukosa dalam usus b. Diformulasikan bebas kolesterol yang dapat membantu mengurangi resiko penyakit jantung

c. Nutrisi lengkap dan seimbang, dapat membantu membantu menjaga kesehatan dan dapat digunakan sebagi pengganti makan utama (pagi dan malam) d. Bebas kolesterol dan asam lemak trans, mengurangi resiko penyakit jantung koroner e. Dilengkapi dengan kromium pikolinat, suatu mikromineral yangberfungsi meningkatkan kerja hormone insulin, meningkatkan toleransi glukosa dalam tubuh dan menjaga kestabilan gula darah f. Disempurnakan dengan vitadigest, kombinasi karbohidrat lepas lambat sehingga kenaikan gula darah tidak langsung melonjak tinggi, melainkan naik secara perlahan
g. Memiliki rangkaian nulife yang aman dikonsumsi para diabetes.

h. Indeks Glikemiknya rendah (31), sehingga dapat diserap secara perlahan oleh tubuh. Tabel berikut menyajikan klaim dari komposisi kandungan nutrisi zat gizi: Component Energy Claim Low free Fat Low free Saturated Fat low free Cholesterol low Conditions (NOT MORE THAN) 40 kcal (170 kJ) per 100 g (solids) or 20 kcal (80 kJ) per 100 ml (liquids) 4 kcal per 100 ml (liquids) 3 g per 100 g (solids) 1.5 g per 100 ml (liquids) 0.5 g per 100 g (solids) or 100 ml (liquids) 1.5 g per 100 g (solids) 0.75 g per 100 ml (liquids) and 10% of energy 0.1 g per 100 g (solids) 0.1 g per 100 ml (liquids) 0.02 g per 100 g (solids) 0.01 g per 100 ml (liquids) 0.005 g per 100 g (solids) 0.005 g per 100 ml (solids) and, for both claims, less than: 1.5 g saturated fat per 100 g (solids) 0.75 g saturated fat per 100 ml (liquids) and 10% of energy of saturated fat 0.5 g per 100 g (solids) 0.5 g per 100 ml (liquids)

free

Sugars

Free

Sodium

Low Very Low Free

Protein

Source High

Vitamins and Minerals

Source High

0.12 g per 100 g 0.04 g per 100 g 0.005 g per 100 g NOT LESS THAN 10% of NRV per 100 g (solids) 5% of NRV per 100 ml (liquids) or 5% of NRV per 100 kcal (12% of NRV per 1 MJ) or 10% of NRV per serving 2 times the values for source 15% of NRV per 100 g (solids) 7.5% of NRV per100 ml (liquids) or 5% of NRV per 100 kcal (12% of NRV per 1 MJ) or 15% of NRV per serving 2 times the value for source

C. Mekanisme Aksi Diabetic Milk terhadap Diabetes Mellitus

Adapun bahan tambahan utama yang membedakan diabetic milk dengan susu pada umumnya adalah kandungan vitadigest, kromium pikolinatnya, dan rangkaian Nulife berupa Nulife No Calorie Sweetener. Vitadigest merupakan kombinasi karbohidrat lepas lambat sehingga kenaikan gula darah setelah makan tidak meningkat secara drastis. Sedangkan kromium pikolinat adalah mikromineral yang berfungsi untuk membantu meningkatkan kinerja hormon insulin, meningkatkan toleransi glukosa dalam tubuh, dan menjaga kestabilan gula darah. sedangkan Nulife No Calorie Sweetener merupakan pemanis tanpa kalori dengan kandungan Sukralosa dari tebu yang aman dikonsumsi oleh masyarakat. 1) Vitadigest Vitadigest merupakan gabungan dari dextrin dan inulin, yang keduanya termasuk dalam golongan karbohidarat kompleks. Dextrin (polisakarida) dan Inulin (Fruktan/sekelompok oligosakarida dan polisakarida). Jadi keduanya termasuk jenis karbohidrat yang soluble (mudah larut). Vitadigest bukan merupakan sejenis oat, tetapi gabungan dextrin (pemecahan parsial pati) dan Inulin (fruktan). Dextrin mudah dicerna, biasanya didapat dari pati. Sumbernya terdapat dari padi-padian, biji-bijian, umbi-umbian, beras, jagung, gandum yang

dipanaskan secara kering, misalnya pada proses pembakaran roti. Sumber Inulin/fruktan adalah serealia, bawang merah, bawang putih, asparagus, dahlia, dan lain sebagainya. Inulin tidak dapat dicerna di usus halus dan sebagian besar difermentasi di usus besar. Oleh karena itu inulin membantu pertumbuhan dan perkembangan bakteri kolon sehingga meningkatkan berat feses. Dengan demikian inulin dapat membantu pencernaan menjadi sehat. Sifat keduanya yang mudah larut dan cenderung meningkatkan berat feses, juga menurunkan waktu transit di saluran cerna, dan dapat mengontrol metabolisme glukosa dan lemak dalam tubuh. 2) Kromium pikolinat Kromium sering disebut sebagai Glucose Tolerance Factor (faktor pengendali kadar gula darah) dibutuhkan pada proses pengolahan glukosa menjadi energi. Fungsi utama kromium ialah untuk meningkakan aktifitas insulin dalam metabolisme glukosa dan untuk mempertahankan kecepatan transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kromium juga berperan dalam mengaktifkan kerja beberapa enzim dan memegang peranan penting dalam metabolisme protein dan lemak. Defisiensi kromium adalah terganggunya toleransi glukosa. Mineral Kromium tergolong essential trace mineral (mineral penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil) karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan sehari-hari. Karena sedikitnya kebutuhan kromium ini hingga sering tak diperhitungkan padahal zat ini sangat diperlukan bagi hampir semua jaringan tubuh manusia, termasuk kulit, otak, otot, limpa, ginjal dan testis. Kromium yang dimanfaatkan untuk konsumsi manusia adalah spesies trivalent (Cr3+). Unsur ini dapat membantu pembentukan antidiabetogenik yang mendukung aktivitas hormon insulin. Dalam tubuh, Cr ditranformasikan ke dalam bentuk aktif biologisnya yang disebut dengan GTF yang dikomplekskan dengan asam nikotinat. Kompleks tersebut memfasilitasi interaksi insulin dengan reseptornya. Aktivitas ini akan memberi kontribusi pada peningkatan efektivitas kerja insulin. Kromium ditambahkan sebagai suplemen pada penderita diabetes mellitus dengan fungsi sebagai pengaktif hormon insulin, umumnya dalam bentuk

kromium pikolinat (CrPic). Kromium pikolinat adalah bentukan krom yang saat ini dianggap cocok untuk sistem hidup (bioavailable). Senyawa ini sering digunakan sebagai suplemen diet karena melancarkan pengolahan lemak, menurunkan kadar kolesterol, dan membentuk otot. Kromium pikolinat adalah garam kromium dari asam pikolinat/asam piridin-2-karboksilat (HPic).

asam pikolinat

kromium pikolinat

Kromium berasal dari bebatuan dalam perut bumi dan hanya tumbuhtumbuhan yang bisa langsung menyerap mineral dari tanah. Kandungan kromium yang ada dalam tanah di mana tumbuhan tumbuh menentukan kadar zat itu. Oleh sebab itu makanan yang sudah diproses oleh industri dipastikan akan sangat sedikit kemungkinan mengandung kromium, cukup konsumsi makanan segar seperti buah-buahan segar dan sayuran dan makanan alami lainnya setiap hari dapat menghindari resiko kekurangan kromium. Sumber kromium dapat diperoleh dari: rempah-rempah, ragi, daging sapi, wholegrains (beras merah, raw oats, kedelai,dsb), buah dan sayuran segar, kentang, ikan laut, jamur reishishiitake. Suplementasi kromium berhubungan dengan pemasukan (influx) glukosa hasil hidrolisis enzimatik karbohidrat pakan ke dalam darah dan selanjutnya masuk ke dalam sel. Peningkatan pemasukan glukosa ke dalam sel diharapkan dapat meningkatkan penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama yang mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot. Glikogen yang terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah dalam bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkannya. Berbeda dengan glikogen hati dapat

dikeluarkan apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan. Penambahan kromium menyebabkan glukosa dapat segera dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisme. Kromium dapat meningkatkan kinerja insulin melalui GTF dimana kromium akan membentuk suatu kompleks dengan insulin dan reseptor insulin untuk memfasilitasi respons jaringan yang sensitif terhadap insulin. Mekanisme pengangkutan kompleks kromium organik dalam darah belum diketahui dengan pasti, namun mineral tersebut dengan cepat tersedia untuk sel setelah penyerapan. Hingga kini, baru GTF atau kromodulin yang diketahui sebagai bentuk kompleks kromium organik aktif. Jika terdapat kromium anorganik yang terserap, mineral tersebut harus diangkut terlebih dulu ke tempat spesifik dimana inkorporasi menjadi bentuk kompleks organik dimungkinkan, misalnya dalam hati (Groff dan Gropper, 2000). Hati, ginjal, otot, dan jantung, pankreas, dan tulang merupakan jaringan yang kaya akan kromium (Linder, 1992; NRC, 1997; Groff dan Gropper, 2000). Pengaruh GTF pada insulin adalah pada fungsi yang berkaitan dengan kapasitas pengambilan dalam sistem pengangkutan glukosa darah. GTF memperkuat afinitas insulin terhadap reseptor insulin, sehingga memfasilitasi GLUT (Glucose Transporter) untuk meningkatkan laju aliran glukosa darah masuk kedalam sel melalui membran plasma (NRC, 1997; Groff dan Gropper, 2000). Adanya kromium dalam darah menyebabkan glukosa dapat segera dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisme. Dengan demikian sejumlah protein tertentu dapat dimanfaatkan lebih efisien untuk pertumbuhan tanpa harus mengubahnya menjadi energi melalui katabolisme. Hal ini berarti kromium mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan protein pakan atau meningkatkan deposisi protein tubuh untuk pertumbuhan.

3) Nulife No Calorie Sweetener

Nulife No Calorie Sweetener merupakan Pemanis tanpa kalori dengan kandungan Sukralosa sehingga aman untuk mendukung pola hidup sehat terutama untuk diet dan diabetes. Keunggulan Nulife No Calorie Sweetener adalah: Pemanis sukralosa, berasal dari tebu, lebih alami, aman dan umum dikonsumsi oleh masyarakat. Bebas kalori, sehingga dapat mengurangi asupan kalori harian. Stabil pada suhu panas dan dingin. Kemanisannya 600 kali dibanding gula tebu. Aman dikonsumsi oleh diabetesi.

Oleh karena itu diabetesi pada dasarnya memerlukan makanan pengganti yang mempunyai gizi lengkap dan seimbang, tidak menimbulkan rasa khawatir akan kenaikan gula darah setelah dikonsumsi, serta mempermudah pengaturan kalori atau diet harian. Langkah tersebut perlu didukung dengan perencanaan pola makan sehat, meminum obat secara teratur dan tepat waktu, dan aktivitas fisik/olahraga yeng bermanfaat untuk membakar kalori dan mengurangi lemak tubuh sehingga meningkatkan kemampuan metabolisme sel dalam menyerap dan menyimpan glukosa, meningkatkan sirkulasi darah (terutama pada kaki dan tangan, di mana biasanya penderita diabetes memiliki masalah) serta mengurangi stress yang sering menjadi pemicu kenaikan glukosa darah

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Functional food merupakan makanan yang telah ditambahkan dengan beberapa bahan baru yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kesehatan dan/atau mencegah munculnya penyakit. 2. Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. 3. Bahan utama pada produk diabetic milk adalah vitadigest, kromium pikolinat, dan Nulife No Calorie Sweetener. 4. Mekanisme aksi nutrisi inti pada diabetic milk adalah meningkatkan aktifitas insulin dalam metabolisme glukosa untuk mempertahankan kecepatan transpor glukosa dari darah ke dalam sel.

B. Saran Diperlukan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga untuk mengurangi resiko terkena penyakit.

DAFTAR PUSTAKA American Journal of Clinical Nutrition 94 (3): 854-861 (2011) Journal of the American College of Nutrition 28 (1): 91S102S (2009) The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 92(6):20172029 (2007). Prog Lipid Res 48(1): 4451 (2009) Groff LJ dan Gropper SS. 2000. Advance Nutrition and Human Metabolism 3rd Ed. USA: Wadsworth Linder, Maria C. 1992. Nutritional Biochemistry and Metabolism. California State University. Page: 165-170 National Research Council. 1984. Nutrient Requirements of Beef Cattle. National Academy Press, 2101 constitution Ave., NW, Washington DC 20418 http://diabetesmelitus.org/penyakit-diabetes-melitus/#ixzz2EJRRZxZG http://en.wikipedia.org/wiki/Functional_food http://khabib06.files.wordpress.com/2011/04/functional-food.pdf http://ajisabta.blogspot.com/2012/06/functional-food.html

Anda mungkin juga menyukai