Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA OVER FLOW PADA BONGKAR MUAT DI MT.

JANESA ASPHAL II BAB I


A. LATAR BELAKANG
Pada saat sekarang ini kebutuhan aspal cair semakin meningkat, khususnya bagi negara-negara berkembang yang sedang aktif dalam sektor pembangunan. Sehingga membuat sektor exspor-impor asphalt air terus meningkat, dimana dalam hal ini jasa perusahan pelayaran sangat berperanting dalam sektor penyediaan sarana transportasi laut. Sehingga perusahaan pelayaran sangat membutuhkan crew atau perwira yang mempunyai kemampuan dalam menangani proses bongklar muat, maupun dalam bisnis pelayaran.

Dalam proses bongkar muat aphalt cair sangat di butuhkan keahlian dan kecermatan khusus guna menunjang kelancaran proses bongkar muat, yang mana asphalt cair adalah merupakan salah satu jenis muatan yang berbahaya, jika dalam pelaksanaannya tidak ditunjang dengan rasa tangung jawab yang tinggi baik terhadap kapal maupun muatannya. Seperti halnya terjadinya over flow pada saat proses pemuatan di Ulsan (Korea), yang pernah penulis alami saat melaksanakan praktek laut. Dimana dalam peristiwa ini sangat merugikan perusahahan, crew kapal maupun pihak pencarter. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis mengambil judul Analisa Penyebab Terjadinya Over Flow Pada Bongkar Muat di MT. JANESIA ASPHALT II

B. Rumusan Masalah
Bagaimana mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya over flow pada saat bongkar muat.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah agar penulis dapat mengkaji lebih dalam tentang penyebab utama terjadinya over flow pada saat bongkar muat.

D. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah tidak terlalu meluas maka penulis membatasi pembahasan masalah ini pada hal pokok yaitu Analisa Penyebab Terjadinya Over Flow pada saat proses pemuatan.

E.

Hipotesis
1. Diduga karena tidak berjalannya prosedur bongkar muat sebagaimana mestinya 2. Diduga adanya mis-communication antara crew kapal dengan pihak terminal di darat.

3. Diduga adanya kelalaian crew melaksanakan tugas jaga muatan.

dalam

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada MT. Janesa Asphal II. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada waktu penulis melaksanakan praktek laut selama dua belas bulan dimulai bulan Februari 2004 sampai dengan bulan Februari 2005.

B. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan metode survey deskriptif dengan mengutamakan pengamatan atau observasi langsung terhadap obyek penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data


1. Metode Penelitian Lapangan (Field Research) 2. Metode Penelitian Tinjauan Kepustakaan (Library Research)

D. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

2. Sumber Data yang digunakan : a. Data Primer b. Data Sekunder

E. Langkah-Langkah Analisa Penelitian

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Analisa
Terjadinya over flow pada saat pemuatan. 1. Tidak berjalannya prosedur bongkar muat sebagaimana mestinya. 2. Terjadinya mis-communication antara crew kapal dengan pihak terminal di pelabuhan. 3. Terjadinya kelalaian crew dalam melaksanakan tugas jaga muatan.

B. Pembahasan Masalah
1. Persiapan bongkar penunjangnya. muat serta sarana

2. Penanggulangan dan pencegahan terjadinya over flow dari darat ke kapal.

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Persiapan pihak kapal sebelum dan selama pelaksanaan bongkar muat harus sesuai dengan prosedur. 2. Penanggulangan terjadinya over flow pada saat pemuatan adalah dengan melaksanakan persiapan sedemikian rupa dengan prosedur pemuatan yang ada. 3. Senantiasa melaksanakan tugas jaga dengan penuh rasa tanggung jawab guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan.

B. Saran
1. Lebih ditingkatkan pemahaman crew kapal dalam melaksanakan proses bongkar muat sesuai dengan prosedur yang tepat. 2. Melaksanakan pembongkaran sesuai dengan prosedur dan pihak kapal melaksanakan persiapan untuk air blow dari darat ke kapal dengan koordinasi yang baik antara pihak darat dengan kapal guna mencegah terjadinya over flow. 3. Senantiasa menjaga dan meningkatkan kerjasama yang baik antara crew kapal dengan pihak terminal sebelum melaksanakan proses bongkar muat.

Anda mungkin juga menyukai