Anda di halaman 1dari 41

LATAR BELAKANG

Aluminium adalah logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik Aluminium digunakandalam bidang yang luas, bukan hanya untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat terbang, mobil, kapal laut dan konstruksikonstruksi yang lain. Untuk mendapatkan peningkatan kekuatan mekanik, biasanya logam aluminium dipadukan dengan unsur Cu, Si, Mg, Ti, Mn, Cr, Ni, dan sebagainya.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : Menganalisis kekuatan lelah aluminium cor dengan menggunakan mesin uji fatik tipe Rotary Bending

BATASAN MASALAH

Material yang digunakan adalah aluminium sisa pembuatan etalase dengan menggunakan 0% serbuk besi dan 10% serbuk besi untuk mengetahui umur kelelahan beban yang di berikan 30%-70% dari UTS menggunakan mesin uji fatik tipe Rotary Bending kondisi semua spesimen adalah sama Putaran pada setiap pengujian adalah sama Berbagai pengaruh lingkungan diabaikan

Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN BAB II : TINJAUAN PUSTAKA BAB III : METODE PENELITIAN BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V : SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

TINJAUAN PUSTAKA

ALUMINIUM

Aluminium adalah logam yang memiliki kekuatan yang relatif rendah dan lunak. Aluminium merupakan logam yang ringan dan memiliki ketahanan korosi yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat lainnya. Umumnya aluminium dicampur dengan logam lainnya sehingga Membentuk aluminium paduan

DAUR ULANG ALUMINIUM


Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru

SIFAT MEKANIK UALUMINIUM

KLASIFIKASI ALUMINIUM
ALUMINIUM MURNI ALUMINIUM PADUAN

REMELTING (COR)
Dapur peleburan aluminium tuang dilakukan pada tanur krus besi cor, tanur krus dan tanur nyala api. Bahan-bahan logam yang akan dimasukkan pada dapur terdiri dari sekrap (remelt) dan bahan murni (aluminium ingot).

PROSES PENGECORAN ALUMINIUM


PEMBUATAN POLA PEMBUATAN INTI PEMBUATAN CETAKAN PELEBURAN (PENCAIRAN LOGAM) PENUANGAN MEMBONGKAR DAN MEMBERSIHKAN CORAN PEMERIKSAAN CORAN

SIFAT - SIFAT BAHAN


KEKUATAN TARIK Proses pengujian tarik mempunyai tujuan utama untuk mengetahui kekuatan tarik bahan uji

SIFAT - SIFAT BAHAN


KELELAHAN MATERIAL (FATIGUE) Fatigue atau kelelahan adalah bentuk dari kegagalan yang terjadi pada struktur karena beban dinamik yang berfluktuasi dibawah yield strength yang terjadi dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.

PENYAJIAN DATA FATIGUE

Persamaan umum kurva S-N dinyatakan oleh persamaan ( dowling,1991)

S = B + C ln (Nf)
B dan C adalah konstanta empiris material

Momen lentur
Momen lentur ini menyebabkan terjadinya beban lentur pada permukaan benda uji dan besarnya dihitung dengan persamaan : / = / /

Dengan:

= Tegangan lentur ( kg/cm2) W = Beban lentur (kg) d = Diameter benda uji (cm)

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Lelah


Faktor kelembaban lingkungan Tipe pembebanan Faktor putaran Faktor suhu Faktor tegangan sisa Faktor komposisi kimia

Pengujian Kelelahan (Fatigue)

Gambar skema alat uji fatik

METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan bengkel pengecoran di tanjung bintang. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu bulan juli hingga september 2012.

Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Mesin Uji Fatik Tipe Rotary Bending Motor listrik
Cekam dan indikator pencatat siklus

Chasis Beban / pemberat

2. Stopwatch 3. Pasir cetak 4. Pola cetakan 5. Aluminium dengan 0% serbuk besi dan aluminium yang telah ditambah serbuk besi 10%

Pembuatan Spesimen uji


pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran yang dilakukan di bengkel pengecoran yang ada di Tanjung Bintang dan proses pembubutan dilakukan di bengkel produksi Bina Latih Karya

Prosedur Pengujian

Adapun prosedur dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan nila UTS 2. Melakukan uji fatik dengan menggunakan mesin uj fatik tipe rotary bending

HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah melakukan pengujian maka diperoleh data dan hasil yang kemudian dianalisa dengan mempelihatkan faktorfaktor yang berpengaruh dan saling berkaitan selama proses pambuatan dan setelah pengujian yakni data kekuatan lelah (fatigue) material aluminium cor (remelting)

DATA TEGANGAN YANG DIBERIKAN


Data tegangan yang diberikan pada pengujian aluminium 0% serbuk besi
NO 1 2 3 4 5 % 30 40 50 60 70 UTS (MPa) 63.3 63.3 63.3 63.3 63.3 Tegangan () (MPa) 18.99 25.32 31.65 37.98 44.31 L (mm) 225 225 225 225 225 d (mm) 8 8 8 8 8 w ( N) 8 11 14 16 20 w (kg) 0.8 1.1 1.4 1.6 1.2

Data tegangan yang diberikan pada pengujian aluminium 10% serbuk besi
NO
1 2

%
30 40

UTS (MPa)
110 110

Tegangan() (MPa)
33 44

L (mm)
225 225

d (mm)
8 8

w ( N) 15 20

w (kg) 1.5 2

3
4 5

50
60 70

110
110 110

55
66 77

225
225 225

8
8 8

25
30 35

2.5
3 3.5

Data kekasaran permukaan spesimen pengujian Rotary Bending


Kekasaran Permukaan (m) Aluminium Cor (Remelting) 0% Serbuk Besi (avg) 0.34 0.36 Aluminium Cor (Remelting) 10% Serbuk Besi (avg) 0.4 0.34

No 1 2

3
4 5

0.36
0.36 0.37

0.4
0.39 0.34

Hasil pengujian kelelahan aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dengan menggunakan mesin uji rotary bending
No % t (Menit) Tegangan () (Mpa) rpm Siklus

30

56

18.99

2888

161728

40

49

25.32

2893

141757

3 4 5

50 60 70

42 34 29

31.65 37.98 44.31

2889 2889 2883

121338 98226 83607

Hasil pengujian kelelahan aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi dengan menggunakan mesin uji rotary bending
No % t (Menit) Tegangan () (Mpa) rpm Siklus

1 2 3

30 40 50

63 41 32

33 44 55

2885 2889 2890

179512 118449 92480

60

24

66

2887

69288

70

17

77

2883

49011

Kurva S-N pengujian kelelahan (fatigue ) aluminium cor


aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi

persamaan pengujian kelelahan dari gambar kurva S-N


untuk pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi adalah = -37,42 ln(N) + 468,49
Dari persamaan diatas maka didapatkan siklus prediksi umur lelah dari material tersebut yakni sebesar 166042 siklus, dari hasil pengujian sebesar 161728 siklus. Dengan demikian pengujian yang dilakukan terdapat penyimpangan dari prediksi umur lelah secara teori sebesar 166042 siklus - 161728 siklus = 4314 siklus.

untuk

pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi adalah = -34,89 ln(N) + 453,87
= -34,89 ln(Nf) + 453,87 -34,89 ln(Nf) = 453,87
ln(Nf) =

ln(Nf) = Nf = 172818 siklus

(453,87) 34,89 (33453,87) 34,89

PEMBAHASAN
Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau menentukan kelelahan dari Aluminium yaitu tegangan yang diterima, struktur mikro, proses pemesinan dan lain sebagainya

pembahasan
Pada pengujian dapat terlihat perbedaan peningkatan sifat bahan seperti yang ditunjukan pada tabel 8 dan tabel 9 dapat dilihat hasil data dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tidak begitu signifikan perbedaan waktu dan siklus perpatahan dari masing masing benda uji yakni aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dengan aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi. Tetapi tidak pada pengujian aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dengan pembebanan sebesar 30% jika dibandingkan dengan aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi dengan beban yang sama yakni didapat siklus yang tidak linier hal ini dikarenakan pada saat pengujian adanya getaran yang lebih besar dibandingkan dengan pengujian yang selanjutnya, hal ini dipengaruhi oleh pembebanan yang kecil dan juga getaran yang timbul dari alat uji.

pembahasan
Dengan demikian adanya penambahan serbuk besi (Fe) sebanyak 10% berpengaruh terhadap kukuatan lelah serta siklus yang diperoleh pada pengujian yakni sebesar 10 % dari spesimen tanpa adanya penambahan serbuk besi (Fe) sebesar 10%. Dari perbedaan pada kedua spesimen tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pengujian ini nilai UTS dari spesimen berbanding terbalik dengan hasil pengujian rotary bending yang di lakukan.

perpatahan pada penampang spesimen yang telah dilakukan foto makro


Awal retak Final failure

spesimen aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi

spesimen aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi

hasil foto SEM yang telah dilakukan di Laboratorium Terpadu Biomassa Fakultas MIPA Universitas Lampung maka didapat foto permukaan patahan seperti ini.

Foto SEM pada pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dengan perbesaran 500 x

Pada hasil foto SEM pada pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dengan perbesaran 500 x dapat kita lihat banyak terdapat garis garis perpatahan yang mengindikasikan bahwa patahan tersebut cenderung ulet

Foto SEM pada pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi dengan perbesaran 500 x

Pada hasil Foto SEM yang telah dilakukan dapat terlihat jelas perbedaan antara pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dengan perbesaran 500 x dengan pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi dengan perbesaran 500 x. Gambar tersebut dapat kita lihat bahwa perbedaan patahan yang terjadi menjelaskan dari sifat material dimana pada pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dengan perbesaran 500 x dapat digolongkan patahan yang cenderung lebih ulet dibandingkan dengan pengujian kelelahan (fatigue) aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi dengan perbesaran 500 x

SIMPULAN DAN SARAN


Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa :

Ketahanan lelah benda uji menurun seiring bertambahnya tegangan yang dialami aluminium. Perbandingan waktu pengujian antara aluminium cor (remelting) 0% serbuk besi dan aluminium cor (remelting) 10% serbuk besi tidak begitu jauh perbedaanya Getaran dapat menyebabkan penjalaran crack semakin cepat sehingga menyebabkan aluminium tidak memiliki fatik limit pada pengujian dengan beban rendah. Aluminium cor (remelting) memiliki nilai kelelahan yang rendah, getas dan juga kurang baik untuk komponen struktur yang mengalami getaran besar.

saran

Alat uji ini kurang cocok untuk pengujian aluminium cor (remelting) Sebaiknya menggunakan mesin uji fatik dibuat untuk pengujian dengan beban yang rendah. Getaran pada mesin uji fatik dibuat seminimal mungkin sehingga hasil yang diperoleh dapat akurat dengan tegangan yang diterima oleh benda uji tanpa faktor-faktor tambahan yang lain. Penyetelan sumbu poros diatur sejajar antara motor dengan pencatat siklus sehingga tidak terjadinya getaran yang tinggi Untuk mengurangi getaran dapat meakukan penyetelan ulang center poros motor dengan poros pencatat siklus diharapkan dapat mengurangi getaran yang ditimbulkan dalam pengujian selanjutnya. Pemasangan spesimen uji pada pencekam harus dengan kuat dan sejajar dengan sumbu poros motor dan pencatat siklus

Anda mungkin juga menyukai