Negara memiliki sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi kedaulatan yang dimilikinya dan yang
membedakannya dari organisasi lain yang juga memiliki kedaulatan.
1. Sifat memaksa, yang berarti bahwa negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan kekerasaan
fisik secara legal agar peraturan undang-undang ditaati sehingga penertiban dalam masyarakat
tercapai dan tindakan anarkhi dapat dicegah.
2. Sifat monopoli, yang berarti bahwa negara memegang monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama masyarakat. Dalam hal ini, negara dapat melarang suatu aliran kepercayaan atau politik
tertentu yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Sifat mencakup semua (all-encompassing, all-embracing), yang berarti bahwa seluruh peraturan
undang-undang dalam suatu negara berlaku untuk semua orang yang terlibat di dalamnya tanpa
kecuali. Apabila ada orang yang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka
usaha kolektif negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal karena
menjadi warga negara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership)
sebagaimana berlaku dalam asosiasi/ organisasi lain yang keanggotaannya bersifat sukarela.
HAM di Dunia
Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan
dan kehendak warga negaranya.
MAGNA CHARTA → pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada
kedaulatan raja.
Hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) dalam Declaration of Independence
of The United States.
freedom of speech and expression, freedom of religion, freedom from fear, freedom from want.
hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang
secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan
ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan
serta keadilan.
Instrumen HAM UUD 1945, TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Macam-macam HAM:
• Hak–hak asasi pribadi (personal rights) → kebebasan menyatakan pendapat, memeluk agama,
bergerak.
• Hak–hak asasi ekonomi (property rights) → memiliki sesuatu, membeli dan menjual serta
memanfaatkannya.
• Hak–hak asasi politik (political rights) ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan
memilih dalam pemilu), mendirikan partai politik.
• Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of
legal equality).
• Hak–hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights) memilih pendidikan,
mengembangkan kebudayaan.
• Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights).
• Hidup
• Kemerdekaan dan keamanan badan
• Diakui kepribadiannya
• Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk mendapat jaminan
hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali
ada bukti yang sah
• Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
• Mendapatkan asylum
• Mendapatkan suatu kebangsaan
• Mendapatkan hak milik atas benda
• Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
• Bebas memeluk agama
• Mengeluarkan pendapat
• Berapat dan berkumpul
• Mendapat jaminan sosial
• Mendapatkan pekerjaan
• Berdagang
• Mendapatkan pendidikan
• Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat
• Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan
Wewenang menangani: genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan agresi (yang berhak
menentukan adalah Dewan Keamanan PBB), kejahatan perang. → hanya berlaku pada negara yang
sudah meratifikasi Statuta Roma.
Tujuan:
• meningkatkan keadilan distributif
• memfasilitasi aksi dari korban
• pencatatan sejarah
• pemaksaan pentaatan nilai-nilai internasional
• memperkuat resistensi individual
• pendidikanuntuk generasi sekarang dan di masa yang akan datang
• mencegah penindasan berkelanjutan atas HAM
Jaksa penuntut → dipilih oleh negara-negara peserta memalui pemilihan suara yang tertutup.
Jaksa, hakim → kekebalan politik penuh oleh negara peserta, masa kerja 9 tahun (dapat dihentikan
Majelis Hakim bersama hakim lainnya).
Nasionalisme
Bentuk nasionalisme:
Patriotisme
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa
dan negara. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau
jiwa pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa
pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.