Anda di halaman 1dari 5

BAB I LATAR BELAKANG

1.1

Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Islam Yabis Bontang menyediakan jasa rawat inap bagi

pasien yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati perkembangan kesehatan pasien secara berkesinambungan. RS Islam Yabis Bontang memiliki 2 tipe kamar rawat inap yaitu tipe kamar kelas I dan tipe kamar kelas II. kelas I memiliki 4 kamar yaitu; kamar Krisan, Kemuning, Bougenvil, dan flamboyan. Sedangkan kelas II memiliki 3 kamar yaitu; kamar Teratai untuk pasien anak-anak, Anggrek untuk pasien wanita dewasa dan Matahari untuk pasien pria dewasa. Tiap kelas rawat inap memiliki beberapa fasilitas, Kelas I memiliki fasilitas 1 tempat tidur pasien, televisi, air conditioner, kipas angin, 2 kursi pengunjung, meja dan 1 kamar mandi didalam, dihuni 1 pasien. Kelas II memiliki fasilitas 5 tempat tidur pasien, air conditioner, kipas angin, kursi penunggu, dan 1 kamar mandi, dihuni oleh 5 pasien. Yang membedakan tipe kamar rawat inap antara kelas I dan Kelas II adalah luas ruangan dan fasilitas di dalam kamar rawat inap. Luas ruangan Kelas II 5,85m x 5,25m sedangkan luas ruangan kelas I 2.85m x 5,25m. Pelayanan kebersihan dilakukan 2 kali sehari selama pasien di rawat inap. Penyediaan makanan untuk tipe kamar kelas I dan kelas II diperlakukan sama sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu makan pagi, siang dan malam.

Tarif jasa rawat inap masing-masing dikenakan sebesar Rp 170.000 untuk kelas I, Rp 85.000 untuk kelas II. Perhitungan tarif jasa rawat inap pada RS Islam Yabis Bontang masih menggunakan sistem tradisional yaitu dengan

menjumlahkan seluruh biaya yang terjadi dalam ruang lingkup kegiatan pemberian layanan jasa rawat inap, kemudian ditambah dengan laba yang diinginkan. Biaya-biaya tersebut antara lain biaya makanan dan minuman, biaya laundry dan biaya kebersihan. Dalam perhitungan tarif jasa rawat inap pada RSI Yabis ini ada beberapa pertimbangan dari pihak manajemen rumah sakit dalam menentukan tarif kamar rawat inap yaitu tarif pesaing, segmen pasar dan keadaan sosial masyarakat. Metode akuntansi biaya tradisional merupakan suatu metode yang orientasi perhitungannya hanya berdasarkan hanya satu pemicu biaya. Hal ini menyebabkan terjadinya distorsi biaya. Perhitungan biaya rawat inap yang dilakukan oleh RSI Yabis Bontang ini kurang akurat dikarenakan hanya biayabiaya langsung yang dibebankan, sedangkan biaya-biaya tidak langsung tidak dibebankan ke rawat inap. Seperti biaya tenaga kerja untuk perawat, biaya perawatan gedung rawat inap, dan biaya bahan habis pakai. Perhitungan tersebut memicu terjadinya distorsi biaya (under costing atau over costing). Raharja (2009) mengemukakan bahwa metode akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan satu jenis pembebanan biaya yang sama untuk setiap produk/jasa yang dihasilkan. Oleh sebab itu metode tradisional kurang efektif digunakan dalam penentuan tarif jasa rawat inap, karena hanya memfokuskan pada penyajian informasi biaya yang terjadi pada tahap perawatan pasien. Sedangkan dalam pengelolaan pelayanan rawat inap diperlukan informasi

tentang penyebab timbulnya biaya berupa aktivitas. Adanya informasi yang lengkap mengenai aktivitas penyebab timbulnya biaya dapat mempengaruhi tarif jasa rawat inap. Metode ABC (activity based costing) sangat efektif digunakan dalam penentuan tarif jasa rawat inap pada RSI Yabis, dikarenakan activity based costing merupakan sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memberikan jasa layanan rawat inap. ABC System tidak hanya mengalokasikan biaya overhead ke produk berdasarkan jam kerja langsung atau jam mesin. Biaya dialokasikan atau dibebankan kepada konsumen berdasarkan pemicu aktivitas (activity driver). Sehingga diharapkan dapat memberikan pengukuran yang lebih akurat atas biaya-biaya pemacu aktivitas, yang membantu manajer memperbaiki produk atau jasa dan proses menilai dengan membuat keputusan desain produk atau jasa yang lebih baik. Dengan menggunakan metode ABC (activity based costing) RSI Yabis dapat menelusuri aktivitas apa saja yang terjadi dalam pemberian pelayanan jasa rawat inap, sehingga dapat diketahui jumlah biaya yang sebenarnya. Dengan informasi biaya yang akurat mengenai biaya tarif rawat inap dapat membantu manajer ataupun direktur dalam menganalisis profitabilitas. Pada penelitian sebelumnya Jannah (2009) yang dilakukan di Rumah Sakit Islam AL UMMAH mengemukakan bahwa hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC mengalami perbedaan dengan tarif yang ditentukan oleh Rumah Sakit Hikmah dikarenakan pembebanan biaya yang tidak merata pada beban biaya yang dikonsumsi jasa pelayanan rawat inap.

Rumah Sakit Islam Yabis Bontang adalah Rumah Sakit Islam swasta yang melayani kesehatan bagi masyarakat sekitar wilayah Bontang. Dalam

menentukan biaya rawat inap rumah sakit masih memakai sistem biaya tradisional, mengingat kompetitif persaingan antar rumah sakit, sistem yang digunakan oleh Rumah Sakit Islam Yabis Bontang dianggap kurang mampu menyediakan informasi biaya yang akurat, sehingga dapat mempengaruhi profitabilitas rumah sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terkait dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit Islam Yabis Bontang berdasarkan metode Activity Based Costing. 1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan uraian latar belakang, dapat dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti; 1. Aktivitas dan biaya apa saja yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap di RS Islam Yabis Bontang. 2. Berapa besarnya tarif jasa rawat inap Rumah Sakit Islam Yabis Bontang dengan menggunakan perhitungan metode activity based costing pada kelas I dan kelas II. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini: 1. Untuk mengetahui aktivitas dan biaya yang berhubungan dengan penentuan tarif jasa rawat inap di RS Islam Yabis Bontang. 2. Untuk mengetahui besarnya tarif rawat inap dengan menggunakan metode activity based costing.

3.

Untuk mengetahui perbandingan besarnya tarif rawat inap yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan perhitungan berdasarkan activity based costing.

1.3.2 Manfaat Penenelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini: 1. Manfaat bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat membantu rumah sakit memberikan masukan informasi tentang penerapan activity based costing system dalam memperhitungkan biaya dan penentuan tarif rawat inap. 2. Manfaat bagi penulis Untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan activity based costing system dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap dan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang diperoleh mengenai activity based costing system selama studi dengan praktek yang terjadi di dunia bisnis secara nyata. 3. Bagi pihak lain Penulis berharap bahwa hasil penelitian ini berguna sebagai referensi yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan sebagai panduan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan metode ABC (activity based costing).

Anda mungkin juga menyukai