Anda di halaman 1dari 9

Askep Diabetes Mellitus (Dm) terlengkap

. Sabtu, 14 Januari 2012 Label: Askep - Asuhan Keperawatan


Okey sobat silahkan kopy artkel ini yaitu tentang Askep Diabetes Mellitus (Dm) terlengkap, bagi mahasiswa akper ini sangat penting intinya keperawatan, langsungsaja deh ke intinya: A. Pengertian

Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada pembuluh basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.(Arif Mansyoer, 1997 : 580) Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. Diabetes Mellitus digolongkan sebagai penyakit endokrin atau hormonal karena gambaran produksi atau penggunaan insulin (Barbara C. Long, 1996:4) Diabetes Mellitus adalah sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin. Sindrom ini ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas, metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abmormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, okular, neurogenik dan kardiovaskuler (Hotma Rumoharba, Skp, 1997). Diabetes Mellitus adalah penyakit herediter (diturunkan) secara genetis resesi berupa gangguan metabolisme KH yang disebabkan kekurangan insulin relatif atau absolut yang dapat timbul pada berbagai usia dengan gejala hiperglikemia, glikosuria, poliuria, polidipsi, kelemahan umum dan penurunan Endokrinologi a. b. relatif 3. a. 1) 2) b. c. 1) 2) 3) d. e. 1) 2) Endokrinopati: akromegali, Karena Vacor, Glukokortikoid, Tumor Pankreatopati sindrom obat pentamidin, cushing, feokromositoma, / asam hormon dan zat / Defek Penyakit Defek Maturity Onset sampai terutama defek genetik Diabetes DNA genetik eksokrin kerja of sekresi insulin fungsi the Young disertai tipe sel (MODY) resistensi Indonesia berat (PERKENI) badan. adalah: Autoimun Idiopatik insulin). lain beta: 1,2,3 insulin pankreas Pankreatitis pankreatektomi fibrotakalkus hipertiroidism. kimia nikotinat tiroid mitokondria Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan 1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut):

2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin Diabetes

3) f. g. turner, 4. B. Penyebab

Tiazid, Infeksi: imunologi

dilantin, rubela yanng jarang :

interferona, kongenital, antibodi

dll. sitomegalovirus antiinsullin dll.

h. Sindrom genetik lain yanng berkaitan dengan DM: sindrom down, sindrom kllinefelter, sindrom Diabetes Mellitus Gestasional Etiologi

Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin ( DMTI ) di sebabkan oleh destruksi sel beta pulau lengerhands akibat proses autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM ) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI ) disebabkan C. kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Patofisiologi

Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan kehamilan akan menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin sehingga sehinga terjadi gangguan permeabilitas glukosa di dalam sel. Di samping itu juga dapat di sebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan hormon tiroid, prolaktin dan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah.peningkatan kadar hormon hoormon tersebut dalam jangka panjang terutama hormon pertumbuhan di anggap diabetogenik ( menimbulkan diabet ). Hormon hormon tersebut merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau lengerhans paankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap innsulin dan apabila hati mengalami gangguan dalam mengolah glukoosa menjadi glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam darah akan meningkat. Dan apabila ambang ginjal dilalui timbullah glukosuria yang menybebkan peningkatan volume urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan minum air dalam jumlah yang banyak ( polidipsi )karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi ekhilangan kalori dan starvasi seeluler, slera makan dan orang menjadi sering makan ( polifagi ). Hiperglikemia menyebabkan kadar gula dalam keringat meningkat, keringat menguap, gula tertimbun di dalam kulit dan menyebabkan iritasi dan gatal gatal. Akibat hiperglikemia terjadi penumpukan glukosa dalam sel yang yang merusak kapiler dan menyebabkan peningkaatan sarbitol yang akan menyebabkann gangguan fungsi endotel. Kebocoran sklerosis yang menyebabkan gangguan ganguan pada arteri dan kepiler. Akibat hiperglikemia terjadi penimbunan glikoprotein dan penebalan membran dasar sehingga kapiler terganggu yang akan menyebebkan gangguan perfusi jaringan turun yang mempengaruhi organ ginjal, mata, tungkai bawah, saraf. ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )

D. 1. 2. 3. 4. Penurunan

Manifestasi

Klinis Poliuria Polidipsia Polifagia berat badan

5. pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang dan kram otot, ( gangguan elektrolit impotaansi E. Gejala Kronik dan pada terjadinya pria. Gejala Diabetes ( komplikasi Mansjoer, aterosklerosis 1999 ). ) Kronik Mellitus Gejala lain yangmungkin di dikeluhkan pada pasien adalah kesemutan, gatal-gatal, mata kabur dan

Kadang-kadng pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus tidak menunjukkan gejala akut ( mendadak ), tapi pasien tersebut menunjukkan gajala sesudah beberapa bulan atau beberapa bulan mengiap penyakit DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun, adapun gejala kronik yang sering ( Mata Gatal Gigi kemempuan terjaddi Tjokro kabur, sekitar mudaah seksual hambatan biasanya kemaluan, lepas menurun dalam Prawito, seeing daaan atau pertumbuhan ganti terrutama kaca pda mudaah bahkan dalam 1997 Mudah Kulit terasa panas ( medangen ) atau seperti timbul adalah terusuk : Kesemutan jarum Kram mengntuk Capai mata wanita goyah impoten anak-anak )

- Rasa tebal di kulit sehingga seeehingga kalau berrjalan seperti di atas bantal atau kasur

Adapun kelompok resiko tinggi yang memudahkan terkena penyakit diabetes melitus adalah: ( F. Glukosa Aseton Asam Osmolalitas Natrium: Fosfor: lemak serum: darah: plasma bebas: menngkat mungkin lebih riwayat riwayat riwayat lama riwayat kehamilan terkena Tjokro mengkonsumsi penyakit tekanan riwayat DM dengan infeksi atau Prawito, Pemeriksaan meningkat 200 (keton): kadar tetapi normal, lipid biasanya 100 positif dan kurang meningkat sering mg/dl, secara kolesterol dari 330 atau atau obat-obatan BB virus, suntikan darah keluarga pada lahir misal 1997 bayi virus golongan 4 kelompok kelompok resiko usia tinggi dewasa untuk tua penyakit (lebih dari diabetes 40 mellitus tahun) kegemukan tinggi DM kehamilan kg morbili ) Penunjang lebih menyolok meningkat m Osm/l menurun menurun.

kortikosteroid.

Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun

Hemoglobin dengan respon

glikosilat:

kadarnya

menngkat

kali

lipat

Gas darah arteri: biasanya menunjukkan PH rendah dan penurunan pada HCO3 (Asidosis metabolik) kompensasi terhadap stress alkalosis atau respiratorik. infeksi. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentraasi merupakan Ureum/Kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal) Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab dan Urin: pada G. Penatalaksanaan gula dan dari Diaabetes kebutuhan asetan positif, berat jenis dan melitus (Diabetik akan osmolalitas mungkin ketoasidosis) insulin meningkat. luka. Medis Pemeriksaan fungsi ttiroid: peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat menongkatkan glukosa darah

Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi saaluran kemih, infeksi pernafasan, dan infeksi

Tujuan utama untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronis. Jika pasien berhasil mengatasi diabetesnya,ia akan terhindar dari hiperglikemia dan hipoglikemia. Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus tergantung pada ketepatan interaksi tiga faktor: Aktivitas Intervensi farmakologi dengan preparat hipoglikemik oral atau fisik Diit insulin. Intervensi yang direncanakan untuk diabetes harus individual, harus berdasarkan pada tujuan, usia, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, maturasi, tingkat aktivitas, pekerjaan, tipe diabetes pasien dan kemampuan untuk secara mandiri melakukan ketrampilan yang dibutuhkan oleh rencana penatalaksanaan. Tujuan awal untuk pasien yang baru didiagnosa diabetes atau pasien dengan kontrol buruk diabetes harus difokuskan Elminasi Pencapaian Pencegahan Pemeliharaan Pemeliharaan Pencegahan Pengelolaan a. Stadium permulaan berat pada ketosis, badan manifestasi kesejahteraan toleransi yang jika yang berikut ini: terdapat diinginkan hiperglikemia psikososial latihan hipoglikemia Hipoglikemia: (sadar):

Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop/ permen gulamurni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet/ gula diabetes) dan makanan yang pengandung hidrat arang Stop b. obat hipoglikemik Penanganan normal atau atau di atas 1 normal disertai mg sementara, lanjut periksa glukosa (koma harus pemantauan intravena/ glukosa darah sewaktu hipoglikemia): cepat darah Stadium

Berikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon melalui vena setiap glukosa darah dalam nilai Bila hipoglikemia belum teratasi, berikan anatagonis insulin seperti: adrenalin, kortison dosis tinggi, glukagon intramuskular

Pemantauan I. a.

kadar

glukosa

darah. Komplikasi Akut

Koma Koma b. pembuluh Mikroangiopati, Rentan infeksi, mengenaipembuluh seperti darah paru, darah kecil, retino diabetik, dan hiperosmolar

hipoglikemia Ketoasidosis nonketotik Kronik otak nefropati saluran diabetik diabetik gingivitas, infeksi kemih diabetik. II KEPERAWATAN Pengkajian Riwayat

Makroangiopati, menegnai pembuluh darah besar, pembukluh darah jantung, pembuluh darah tepi,

Neuropati tuberculosis Kaki BAB KONSEP A. 1. Informasi

Umum: Umur Sex

BB Jika Kapan Obat-obat Jenis diabetes: stressor: Jenis

sebelum klien Gejala gejalan nama, berapa

dan telah

sesudah

sakit TB terdiagnosa spesifik muncul RX. Obat lain urin jenis lalu bulan

tersebut lama, cara atau latihan: penyuntikan darah, dan masa keluarga,penyaakit

pekerjaan, Program

rumah

monitoring: kesehatan

Riwayat 9 Riwayat

Riwayat keluarga: DM, penyakit jantung, stroke, obesitas, riwayat lahhir mati, kelahiran, dengan bayi kesehatan double jalan fekol dan saat warna, masalah keluarga: harapan dan kebutuhhan istirahat dingin, tidak kesemutan, kapan perubahan saat baal, diare: saat ini: kabur nyaman nyeri. terjadinya pemasukan khusus

Pandangan Cramp Pada Jika kaki terdapat Adakah Concern klien dan pada terasa: extrimitas

inkontinensia,

Adakah masalah pemasukan: urin tersisa di vesicaurinaria menyebabkan rasa penuh yang aba

2. Tingkat Tanda Manifestasi Suhu kulit, kesadaran vital: nadi N, komplikasi: lemah

Pemeriksaan orientasi S, tanda (posterior tumpul TD, klien P, retinopati tibial respon nafas dan dan terhadap bau dorsalis

Fisik stimulasi aseton pedia) tajam Reflex Psikososia

ophtamoncopic

Sensasi: c. Gambaran Kapan klien klien Kapan Suport Depresi d. Serum BUN Glycosylated Nilai B. 1. diare, muntah, Kekurangan masukan elektrolit dan merasa tentang terhadap dirinya

sebelum

terdiagnosa

dan

persepsi tugas

saat

ini. fungsi stress

kemampuan kien pelayanan kehilangan

untuk merasa

melakukan

dan

Interaksi klien dengan anggota keluarga yang lain dan orang dalam pekerjaan dan sekolah lebih orang fungsi, (k serum hemoglobin PH Diagnosa volume dibatasi, mual, kacau dan kebebasan dan di dan sekitarnya kontrol. Laboratorium Na) darah cretinin Microalbuminuria (HbA1c) PCO2 Keperawatan cairan mental. Glukosa dan

Dapat berhubungan dengan : Diuresis osmotik (dari hiperglikemia), kehilangan gastrik berlebihan, Kemungkinan dibuktikan oleh : Peningkatan keluaran urine, urine encer. Kelemahan, haus, penurunan BB tiba-tiba, kulit /membran mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardi, pelambatan Hasil pengisian yang kapiler. diharapkan/

Kriteria evaluasi pasien akan : Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,keluaran urine tepat secara individu, dan Kolaborasi Berikan Normal salin atau Albumin, individual. - Plasma ekspander (pengganti kadang dibutuhkan jika kekurangan mengancam kehidupan atau tekanan Pasang atau pertahankan kateter urine tetap darah). terpasang terapi setengah normal plasma sesuai salin dengan atau dengan atau tanpa indikasi: dextrasa dextran. kadar elektrolit dalam batas normal.

R/ - Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara

R/ Memberikan pengukuran yang tepat atau akurat terhadap pengukuran keluaran urine terutama

jika neuropati otonom menimbulkan gangguan kantong kemih (retensi urine atau inkontinensia). Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui intravena dan atau melalui sesuai indikasi. R/ Kalium harus ditambahkan pada intravena (segera aliran adekuat) untuk mencegah hipokalemia.

Tindakan Pantau R/ TTV, Suhu, catat dapat warna adanya Hipovolemia

/ perubahan oleh kulit, tekanan hipotensi atau darah dan dimanifestasikan

Intervensi ortostatik. takikardia.

kelembabannya.

R/ Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal yang umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi. Kaji adanya perubahan mental/ sensori R/ Perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi atau yang rendah (hiperglikemia), elektrolit yang abnormal, asidosis, penurunan perfusi serebral dan berkembangnya hipoksia. 2. oleh Nutrisi, jaringan perubahan: mengakibatkan kurang peningkatan dari metabolisme kebutuhan protein atau tubuh. lemak).

Dapat berhubungan dengan : Ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa Peenurunan masukan oral: anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran. Status hipermetabolisme: pelepasan hormon stres (misal epinfrin, kortisol dan hormon pertumbuhan), Penurunan Hasil BB, kelemahan, yang proses kelelahan, tonus diharapkan/ otot buruk, infeksius. diare. kriteria Kemungkinan dibuktikan oleh : Melaporkan masukan tidak adekuat, kurang minat pada makanan.

Evaluasi pasien akan : Mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat menunjukkan tingkat energi. Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya /yang diinginkan dengan nilai Kolaborasi Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger stiek R/ Analisa keadaan di tempat tidur terhadap gula darah lebih akurat (menunjukkan keadaan saat dilakukan pemeriksaan) daripada memantau gula dalam urine (reduksi urine yang tidak cukup akurat untuk Berikan mg/dl. Lakukan pasien. Tindakan / Intervensi konsultasi dengan ahli diit. R/ Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diit untuk memenuhi kebutuhan nitrisi mendeteksi larutan glukosa, fluktuasi misalnya dekstrosa kadar dan gula setengah salin darah. normal. laboratorium normal.

R/ Larutan glukosa ditambahkan setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250

Tentukan program diit dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat

dihabiskan R/ belum Mengindentifikasi sempat kekurangan dan penyimpangan puasa dari sesuai kebutuhan dengan

pasien. terapetik. indikasi.

Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang dicerna,pertahankan keadaan R/ Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan mobilitas atau fungsi lambung (distensi atau ilius paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi. Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki termasuk kebutuhan etnik atau kultur. R/ Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat Timbang R/ 3. infeksi membuat Hal yang teknik, Mengkaji BB pemasukan diupayakan setiap makanan hari yang atau adekuat tinggi yang diaknosa di perubahan kultur gaya dan harapkan hidup untuk mencegah sesuai ada setelah sesuai (termasuk dengan absorpsi dan pulang. indikasi. utilisasinya). (Sepsis) atau ISK. ) / terjadinya dengan kriteria infeeksi. indikasi

Infeksi,Resiko pernafasan

terhadap seebelumnya aktual

Faktor resiko meliputi : kadar gula tinggi, penurunan fungsi leukosit, perrubahan pada sirkulasi, Kemungkinan di buktikan oleh : ( tidak dapat di terapkan : adanya tendaa-tanda dan gejala gejala

Evaluasi pasien akan : mengidentivikasi intervensi untuk menceegah atau menurunkan resiko infeksi. Mendemonstrasikan Kolaborasi Lakukan terbaik. Berikan R/ 4. insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hieper mempertahakan Hasil kemampuan Tindakan Diskusikan mungkin R/ R/ mencegah mengindikasikan tingkat dengan rutinitas yang untuk biasanya, di berpartisipasi penutunan kinerja, penanganan awal anti dapat biotik membantu mencegah yang timbulnya sesuai sepsis. Kelelahan metabolik / infeksi. untuk kecelakaan. kriteria di inginkan. Intervensi kebutuhan akan aktivitas lelah. yang dapat di toleransi secara berlebihan. fisiologis. pemeriksaan ssensitifitas R/ untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat memilih / memberikan terapi anti biotik yang

Dapat dihubungkan dengan : penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah : Kemungkinan di buktikan oleh : kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk kecenderungan / yang harapkan dalam / pasien sangat kelelahan aktivitass yang aktifitas

Evaluasi pasien akan : mengungkapkan peeningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan

R/ pendidikan apat memberikan motivasi untuk meninkatkan tingkat aktivitas meskipun passien Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup / tanpa di ganggu. Pantau nadi, frekuensi pernapsan dan tekanan darah sebelum atua sesudah melakukan aktivitas. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai degnan yang dapat di

toleransi R/ meningkatkan kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktifitas yang dapat di toleransi pasien.

5. Kurang Pengetahuan ( Kebutuhan Beljar ) Mengenal Penyakit, Proknosis, dan Kebutuhan Pengobatan. Dapat di hubungkan dengan : kurang pemajanan / mengingat kesalahan interpretasi informasi. Kemungkinan Hasil di buktikan yang oleh : di pertanyaan atau meminta informasi, / mengungkapkan di cegah. kriteria masalah.ketidakakuratan mengikuti instruksi terjadinya komplikasi yang dapat harapkan

Evaluasi pasien akan : mengungkapkan pemahaman tentang penyakit. Mengidentifikasi hubungan tanda atau gejala degnan proses penyakit dn menghubungkan gejala dengan faktor penyebab. Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan. Melakukan perubahan gaya Tindakan pasien. R/ memperhatikan dan menanggapi perlu perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian Bekerja prinsip-prinsip makan atau merokok. R/ nikotin mengkonstriksi pembuluh darah kecil daan absorbsi insulin di perlambat selama pembuluh Identifikasi meningkatkan DAFTAR 1. Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellsitus tipe 2. PB darah sumber sumber ini yang ada atas mengalami di masyarakat, diri konstriksi. bila ada. sendiri. PUSTAKA Perkeni, 2002. 1989. di menaati dengan dalam pasien dalam yang menata proses tujuan belajar di luar yang belajar. diharapkan pelajari. rumah. program. hidup dan beraprtisipassi / dalaam program pengobatan. Intervensi

Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk

R/ pertisipasi dalaam perencanaan meningkatkan antusias dan bekerja sama dengan pasien dengan Diskusikan tentang rencana diit, penggunaan makanan tinggi serta dan cara untuk melakukan R/ kesadaran tentang pentingnya kontrrol diit akan membantu pasien dalam emrancanakan makan Tinjau ulang pengaruh rokok pada penggunaan insulin, anjurkan pasien untuk menghentikan

R/ dukungan kontinue biassanya penting untuk menumpang perubahan gaya hidup dan penerimaan

2. Diabetes Mellitus klasifikasi, diagnosis, dan terapi. Askandar Tjokroprawito. PT Gramedia Pustaka Utama, 1994. 3. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Barbara Engram. Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Anda mungkin juga menyukai