Anda di halaman 1dari 13

Chambers et al.

(2003) mendefinisikan tanggung jawab social korporat sebagai melakukan tindakan social (termasuk lingkungan hidup) lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan perundang-undangan (Iriantara, 2004:49)

Berikut ini adalah definisi dari Corporate Social Responsibility menurut para ahli dan kalangan bisnis. Menurut The World Business council for Sustainable Development (WBCSD) in Fox, et al. (2002), definisi Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab perusahaan secara social adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan (Budimanta, Prasetijo dan Rudito, 2004: 72) Berdasarkan pada Trinidad and Tobacco Bureau of Standards (TTBS) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti local dan masyarakat secara lebih luas (Sankat, Clement K, 2002 dalam Budimanta, Prasetijo dan Rudito, 2004: 72) Business for Social Responsibility (BSR) mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai berikut: CSR is view as a comprehensive set of policies, practices and programs that are integrated into business operations, supply chains and decision making processes throughtout the company wherever the company does business- and includes responsibility for current and past as well as future impacts. (Hartanti, 2006: 117).

Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Phill Kolther dan Nancy Lee adalah: Corporate Social Responsiility is a commitment to improve community well-being through discretionary business practice and contribution of corporate resources. (Kotler and Lee, 2005;3) 2.9.2 Implementasi Corporate Social Responsibility Hasil penelitiasn Chambers (2003: 13-14 dalam Iriantara, 2004: 50), mengemukakan tiga aspek yang menjadi bagian dari kepedulian perusahaan atas praktik Corporate Social Responsibility di tujuh Negara Asia, yaitu:
1.

Keterlibatan dalam komunitas, diantaranya pengembangan masyarakat (community

development), konservasi lingkungan hidup, pendidikan dan pelatihan, kegiatan keagamaan dan olah raga. 2. Pembuatan produk yang bisa dipertanggung jawabkan secara social, adalah lingkungan hidup kesehatan dan keselamatan kerja, sumber daya manusia dan etika.
3.

Employee relations, adalah kesejahteraan pekerja dan ketertiban pekerja. Bila

mengacu pada Green Paper dari komisi masyarakat eropa (2001: 9-15 dalam Iriantara, 2004: 51), tanggung jawab social korporat memiliki dan dimensi yaitu: a.Dimensi internal, mencakup manajemen sumber daya manusia, kesehatan dan keselamatan kerja, beradaptasi dengan perubahan, manajemen dampak lingkungan dan sumber daya alam. Dimensi Eksternal mencakup komunitas-komunitas lokal, mitra usaha, pemasok dan konsumen, hak-hak asasi manusia dan kepedulian pada lingkungan hidup globerdasarkan hasil penelitian para menteri Negara-negara anggota organisasi Kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD/Organization of Economic Cooperation and Development) di Paris tahun 2000 menyepakati pedoman bagi perusahaan

multinasional mengenai implementasi kebijakan Cooperate Social Responsibility, yang mencakup: 1. Memberi sumbangan untuk kemajuan ekonomi, social dan lingkungan

berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. 2. Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang

dijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan komitmen dan kewajiban di Negara tempat perusahaan beroperasi. 3. dengan Mendorong pengembangan kapasitas local melalui kerja sama yang erat komunitas local, termasuk kepentingan bisnis, selain mengembangkan

kegiatan perusahaan di pasar dalam dan luar negeri sejalan dengan kebutuhan praktik perdagangan.
4.

Mendorong pembentukan human capital, khususnya melalui penciptaan

kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi para karyawan. 5. Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar yang

dibenarkan secara hokum yang terkait dengan soal lingkunagan, kesehatan dan keelamatan kerja, perburuan, perpajakan. Insentif financial dan isu-isu lain.
6.

Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip pamong perusahaan yang

baik (good corporate governance) serta mengembangkan dan menerapkan praktik tata pamong perusahaan yang baik. 7. Mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik dan sistrm manajemen yang

mengatur diri sendiri secara efektif guna menumbuh kembangkan relasi saling percaya di antara perusahaan dan masyarakat tempat perusahaan beroperasi. 8. Mendorong kesadaran pekerja dan sejalan dengan kebijakan perusahaan

melalui penyebarluasan kebijakan-kebijakan itu pada pekerja termasuk melalui program-program pelatihan.

9.

Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan diskriminasi dan indisipliner

terhadap pekerja yang membuat laporan yang ter[ercaya pada manajemen atau pada otoritas publik yang berwenang tentang praktik-praktik yang bertentangan dengan hokum, pedoman ini kebijakan perusahaan. 10. Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan subkontraktor,

untuk menerapkan prinsip-prinsip perusahaan yang sejalan dengan pedoman ini. 11. Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak sepatutunya dalam

kegitan-kegiatan politik lokal. Terdapat tiga perspektif terhadap tanggung jawab social korporasi menurut kajian Samuel dan Saari 92001: 2-3 dalam Iriantara, 2004: 55-56). Ketiga perspektif itu adalah:
1.

Kapita Reputasi, yang memandang penting reputasi untuk memperoleh dan

mempertahankan pasar. Tanggung jawab sosial pada dasarnya dipandang sebagai satu strategi yang bertujuan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan dengan menjaga kepercayaan para stakeholder.
2.

Ekososial, yang ,memandang bahwa stabilitas dan keberlanjutan sosial dan

lingkungan merupakan dua penting untuk keberlanjutan pasar dalam jangka panjang. Tanggung jawab sosial pada dasarnya dipandang sebagai sebuah nilai karena menekankan pada kenyataan bahwa bisnis dan pasar pada hakikatnya dimaksudkan untuk kesejahteraan masyarakat. Disebut strategi karena dengan cara pandang seperti itu dapat membantu mengurangi ketegangan sosial dan membantu memfasilitasi pasar. 3. Hak-hak pihak lain, yang memandang bahwa konsumen, para pekerja,

komunitas yang terpengaruh kegiatan bisnisnya dan pemegang saham memiliki hak untuk mengetahui tentang korporat dan bisnisnya.

Pandangan ini menekankan akuntabilitas, transparansi, serta investasi sosial dan lingkungan. Pandangan inilah yang sesungguhnya membentuk konsep dan lingkungan tanggung jawab sosial korporat. Berikut ini adalah ruang lingkup tugas yang bisa dijalankan dalam konteks tanggung jawab sosial korporat.

Bidang Program Tanggung jawab Sosial Korporat Komunitas dan masyarakat luas

Unsur-unsur Potensial yang Tercakup

Memperkerjakan tenaga Program pembangunan lokal Membeli produk lokal Mendukung sukarelawan Jadwal kerja disesuaikan kebutuhan lokal Filantropi Kajian dampak sosial Konsultasi komunitas dengan yang bersedia menjadi masyarakat Pemantauan HAM penganekaragaman pemasok yang Program setempat Program Latihan merespon kepekaan kondisi darurat kultural bagi para staf penduduk karyawan Program

Program-program karyawan

Keadaan tempat bekerja Partisipasi (khususnya manajemen) Keseimbangan yang fleksibel) Bagi-hasil/ opsi saham Manfaat Pelatihan karir Program-program insentif Program-program penuh / bagi karyawan paruh waktu dalam dalam keputusan

karyawan pengambilan

kerja Pekerjaan anak/HAM dan komunikasi terbuka antara keselamatan kerja Saluran yang

hidup (misalnya, waktu Kesehatan

karyawan dan manajer kepuasan karyawan Negosiasi kolektif

kemajuan Survey

Program-program Penanganan pelanggan/produk

bantuan karyawan Program penanganan Kajian pelanggan produk Program pelabelan Informasi kesehatan dan lingkungan pada produk dan jasa Keterlibatan pelanggan dalam produk pengembangan energi (pembelian, dan Komunikasi dengan pelanggan berdasarkan standar perusahaan

Program-program Lingkungan

Rancangan lingkungan Program (mengembangkan produk yang ekoefisien) Manajemen akhir alternatif penelitian pengembangan)

pemakaian (mengambil Manajemen kembali produk, daur ulang) Program Program internal Manajemen Evaluasi atas model Program gas rumah kaca (pengukuran, pelaporan, perdagangan, penghentian proyek) Program-program keterlibatan Stockholder Survei Komite bersama Dewan penasehat manajemen
Komunikasi

emisi dan

(udara,tanah, air) Transportasi distribusi (transportasi

pengadaan daur ulang limbah lingkungan

berwawasan lingkungan

logistik dan karyawan, teknologi informasi) Program industri sampingan / memadukan ekologi program produk

beracun/berbahaya investasi/proyek

berbasis dengan

web Pertemuan kota komunitas atau di balai

Program-program komunikasi dan pelaporan

Memasukkan

data Situs web yang dengan disesuaikan fasilitas lokal pemerintah

pembangunan sosial ke Laporan dalam laporan tahunan Membuat tersendiri Memisahkan pembangunan sosial/tanggung sosial korporat Kombinasi sosial, lingkungan laporan dan ekonomi jawab laporan

tentang Berbagai laporan pada laporan

lingkungan hidup

Pemegang saham

Semua informasi tentang program atau kegiatan yang dijalankan perusahaan untuk melibatkan pemegang saham dalam hal-hal non finansial Semua informasi tentang cara yang dilakukan perusahaan dalam menyampaikan informasi kepada pemegang saham minoritas (yang bukan suara mayoritas atau tak punya pengaruh signifikan pada pengambilan keputusan) yang memungkinkan mereka bisa berpartisipasi secara efektif dalam pengambilan keputusan perusahaan

Program-program pemasok

Kajian

atas

pemasok Audit pemasok internal kondisi dengan atau pihak ketiga Pelatihan atau bekerja bersama pemasok untuk memperbaiki kinerja

(lingkungan, Komunikasi pemasok

kerja, pekerja anak)

Program Tata-cara

tata-pamong/ Kode etik Sistem Akuntabilitas

Sistem penunjang kode etik Kajian investasi (HAM, lingkungan hidup)

Tabel 2.1. Bidang-bidang Program Tanggung Jawab Sosial Korporat Sumber: Natural Canada (2003:27-28) dalam Iriantara, 2004: 62-64. Terdapat lima dasar dari Corporate Social Responsibility Management System Standards (CSR MSSs) yang muncul dari Customer Protection dalam Global Market Working Group Report sebagai dasar untuk penerapan yang efektif pada setiap prinsip Corporate Social Responsibility : 1. Mengidentifikasi dan menyeleksi substansi dari norma dan prinsip yang relevan oleh sebuah korporat. 2. Cara-cara mendekatkan jarak antar stakeholder oleh aktivitas korporat dalam kaitannya peningkatan tanggung jawab sosial korporat dan pendekatan dalam suplementasi.
3. Proses dan sistem untuk menjamin efektivitas operasional dari komitmen

Corporate Social Responsibility.


4. teknik-teknik untuk verifikasi kemajuan ke depan dari komitmen Corporate

Social Responsibility.
5. Teknik-teknik untuk stakeholder dan laporan publik serta komunikasi.

Berikut ini adalah stakeholder yang merupakan bagian dari korporasi yang mempengaruhi jalannya aktivitas sebuah korporat dan dapat dijadikan sasaran dari kegiatan Corporate Social Responsibility. A. Di dalam perusahaan terdiri E. komuniti terdiri dari: dari: Pemilik saham/investor Pensiunan karyawan pemegang Penduduk yang tinggal dekat usaha Asosiasi-asosiasi masyarakat

dana
Manager penyandang dana

(RT,

RW,

Karang

Taruna,

perkumpulan Petani, dsb) Organisasi amal Sekolah dan Universitas Kelompok-kelompok kepentingan F. Lingkungan terdiri dari: Lingkungan alam Spesies bukan manusia Generasi mendatang Ilmuwan Kelompok-kelompok lingkungan (NGO) G. Media Massa terdiri dari: Wartawan Kolumnis

B. Costumer terdiri dari:

Individual pembeli Pasar tradisional Lembaga konsumen Asosiasi konsumen

C. Karyawan terdiri dari: Karyawan baru Karyawan lama Karyawan minoritas Pensiunan Karyawan dengan keluarganya perusahaan D. Korporat terdiri dari: Pemasok (Supplier) Competitor Asosiasi korporat

H. Pemerintah terdiri dari: Pengambilan keputusan (DPRD, DPR) Pemerintah Daerah

Asosiasi keuangan Tabel 2.2 Bentuk-bentuk Stakeholder dalam Masyarakat Sumber: Budimanta, {rasetijo dan Rudito, 2004:25

2.9.3

Manfaat Corporate Social Responsibility Rogovsky (2005;5 dalam Iriantara, 2004:69-70) menyusun tentang

manfaat keterlibatan komunitas organisasi bisnis, seperti berikut ini: Komunitas pada Organisasi Reputasi dan citra organisasi yang lebih baik Lisensi untuk beroperasi pengetahuan secara sosial Memanfaatkan dan tenaga kerja lokal Keamanan yang lebih besar Infrastruktur dan lingkungan sosioekonomi yang lebih baik Menarik dan menjaga personel berkaliber tinggi untuk memiliki komitmen yang tinggi Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi Tabel 2.3. Manfaat Keterlibatan Komunitas Organisasi Sumber: Rogovsky, 2005:5 dalam Iriantara, 2004:70 Dengan adanya program-program tanggung jawab sosial korporat, Rogovsky (2000:17 Iriantara, 2004:69-71) menunjukkan manfaatnya sebagai berikut: 1. Manfaat bagi individu pegawai. a. Belajar metode alternative dalam bisnis Organisasi pada Komunitas Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan Pendanaan Keahlian komersial Kompetensi teknis dan personil individual pekerja yang terlibat Representative bisnis sebagai juru promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas investasi pengembangan infrastruktur

b. Menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam lingkungan baru c. Mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan yang baru d. Memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan member kontribusi bagi komunitas lokal e. Mendapatkan persepsi baru atas bisnis 2. Manfaat bagi organisasi penerima program. a. Mendapatkan keahlian dan keterampilan professional yang tidak dimiliki organisai atau tidak memiliki dana untuk mengadakannya. b. Mendapat keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah c. Memperoleh pengalaman dari organisai besar sehingga melahirkan pengelolaan organisasi seperti menjalankan bisnis. 3. Manfaat bagi perusahaan. a. Memperkaya kapasitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas bekerja bersama komunitas
b. Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas

c. Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal d. Meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan menjadi duta besar bagi perusahaan. 2.10 Perbedaan Community Relations, Community Development dan Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility kerap dikaitkan dengan community relations dan community development. Pada dasarnya, community relations dapat diibaratkan sebagai paying yang menaungi kegiatan Corporate Social Responsibility, bila kegiatan CSR berjalan dengan baik dan berkesinambungan, maka dapat terjadi community development atau pembangunan masyarakat. Terkadang beberapa praktisi public relations

mengasumsikan bahwa community development merupakan salah satu strategi dalam menjalankan Corporate Social Responsibility. Sehingga dapat dikatakan bahwa CSR dan community relations serta community development merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Anda mungkin juga menyukai