Sistem kepartaian yang dianut bangsa indonesia dari masa ke masa mengalami perubahan dan perkembangan yang disesuaikan dengan dinamika bangsa :
a. Periode 17 Agustus 1945 17 agustus 1950 Pada periode ini kondisi politik nasional belum stabil. Hal itu disebabkan selain bangsa indonesia baru merdeka, bangsa indonesia juga menghadapi berbagai macam hambatan,gangguan,dan ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Sejak semula, pemberlakuan undangundang dasar sementara 1950 memang untuk sementara, yakni berlaku sampai ditetapkannya undang-undang baru oleh konstituante bersama sama dengan pemerintah sesuai dengan pasal 134 UUDS 1950. Pada tahun1953 pemerintah bersama DPR menyetujui undang-undang tentang pemilu untuk anggota konstituante dan DPR.
Pada tahun 1955 diselenggarakan pemilu pertama dengan dua kali pemungutan suara. -pertama, tanggal 29 september, pemilu untuk memilih anggota DPR. -kedua, tanggal 15 desember, pemilu untuk anggota konstituante. -tanggal 10 november anggota konstituante dilantik oleh presiden soekarno.
d. Periode 11 maret 1966 21 mei 1998 pemerintahan orde baru sebenarnya muncul sejak diberikannya supersemar(surat perintah 11 maret 1966). Ada 3 hal dalam kunci dasar yang mengantar orde baru menjadi konfigurasi politik tertentu : 1. Konsolidasi ekonomi 2. Pimpinan pemerintahan yang kuat 3. Susunan pemerintahan dan politik yang stabil.
e. Periode reformasi 21 mei 1998-saat ini timbulnya berbagai krisis (multidimensi) yang melanda bangsa indonesia sejak tahun 1997, merupakan salah satu faktor yang melatar belakangi makin gencar timbulnya gerakan-gerakan sosial untuk mengganti kepemimpinan presiden soeharto. Adapun permasalahanpermasalhan pokok yang dihadapi dalam melanjutkan agenda era reformasi dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain :
1. perekrutan pimpinan nasional yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. perkenbangan tingkat ekonomi nasional 3. penegakan HAM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan didukung oleh semua kekuatan komponen bangsa. 4. penciptaan lapangan kerja dalam rangka mengurangi pengangguran. 5. pelaksanaan ketatanegaraan di bidang polotik transparan dan sehat. 6. peningkatan fungsi media masa, baik cetak maupun elektronik dan lembaga swadaya masyarakat dalam menyuarakan aspirasi rakyat sebagai kontrol sosial.