Anda di halaman 1dari 1

MENJADI PEREMPUAN ALA KONSTRUKSI Aku ingin mejadi indah, bak feminim alamiah Aku ingin menjadi cantik,

seperti perempuan yang identik Aku ingin kulit putih, hidung mancung, tinggi semampai, dan rambut hitam panjang tergerai bak opra sabun di televisi Hidangan lezat ala makan malam kerajaan di depan mata, tidak juga menggungah perut ku yang berbunyi Bayang-bayang hantu anoreksia mengikuti, ku pun tak peduli asal ku dapat kurus ramping bak model pragawati. Tetapi, apakah aku harus diperbudak dengan standar kecantikan yang menggelikan? Yang cantik, yang putih, yang ramping, yang menawan, apakah itu yang selalu perempuan? Se akan kami hanyalah se-onggok tubuh tanpa jiwa yang mengikuti selera pasar para lelaki Keleluasaan akan diri dibungkam begitu saja oleh wacana media sehari-hari Kebebasan dan kenikmatan sudah dikalahkan oleh sebuah konstruksi Apakah identitas feminitas sudah tergeneralisasi? Dengan alasan mainstream kiblat barat yang menghegemoni, Perempuan memiliki fantasi yang mimikri Se akan tubuh ini sudah ter idealisasi Kemanakah emansipasi tubuh yang menjadi hak setiap diri? Haruskah kami menjadi bunglon dengan berdandan sebagai kenikmatan praktik feminisasi? Hanya untuk menjadi cantik ala konstruksi..

Anda mungkin juga menyukai