Anda di halaman 1dari 2

Alsin Pembuat Pelet Pakan Fungsi Ganda

Penyediaan pakan unggas maupun ikan merupakan ladang usaha yang memberi harapan, karena sebagian kebutuhan pakan dalam negeri masih diimpor. Ketersediaan alat dan mesin (alsin) pembuat pakan diharapkan dapat meningkatkan produksi pakan dalam negeri.

erdasarkan data BPS, populasi ternak unggas terus meningkat dalam kurun waktu 1999-2000. Pada tahun 1999, populasi ayam buras sekitar 252,7 juta ekor dan bertambah menjadi 267,1 juta ekor pada tahun 2000 atau meningkat 5,7%. Populasi ayam ras pedaging naik 34,57%, dari 324,3 juta ekor tahun 1999 menjadi 436,5 juta ekor tahun 2000. Populasi itik meningkat 1,9%, dari 27,6 juta ekor tahun 1999 menjadi 28,1 juta ekor tahun 2000. Untuk perikanan, produksi tahun 1999 tercatat 5 juta ton, terdiri atas perikanan laut 3,9 juta ton dan perikanan darat 1,1 juta ton. Dibandingkan dengan tahun 1998, produksi ini naik 8,3%. Pada tahun 2000, produksi perikanan mencapai 5,1 juta ton atau meningkat 1,79% dibanding tahun 1999. Peningkatan populasi unggas dan ikan yang dibudidayakan menyebabkan jumlah pakan yang harus disediakan juga bertambah. Biaya pengadaan pakan dapat mencapai 70% dari total biaya produksi ternak/ikan. Hingga kini, Indonesia masih mengimpor bahan pakan sekitar 7.971 ton dengan nilai US$ 7.988.145 (tahun 1990). Harga pakan ini berfluktuasi seiring dengan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Ketergantungan terhadap bahan pakan impor ini mengakibatkan harga pakan menjadi mahal. Usaha membuat pakan dengan memanfaatkan bahan baku lokal serta didukung oleh paket alsin buatan dalam negeri, akan memberi peluang mendapatkan harga pakan yang murah. Paket alsin pembuat pelet pakan unggas dan ikan buatan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi

Pertanian, Serpong dapat digunakan untuk mendukung usaha tersebut. Pengolahan Pelet Pakan Unggas/ Ikan Pakan dalam bentuk pelet biasanya mempunyai ukuran 1-2 cm. Bahan baku pellet harus berupa tepung halus untuk memudahkan pencampuran adonan dan pencetakan pellet. Tepung yang halus dapat menghasilkan pelet yang kompak dan padat sehingga tidak mudah pecah. Untuk pakan ikan, pellet harus dapat melayang beberapa saat dalam air sebelum tenggelam ke dasar kolam untuk memudahkan ikan memakannya. Bahan dasar pakan terdiri atas bahan hewani dan nabati yang formulanya disusun berdasarkan kadar protein yang diinginkan, yaitu rata-rata 25%. Kadar protein ini

dapat diperoleh melalui berbagai komposisi campuran bahan dasar, di antaranya dedak halus 65%, tepung ikan 33%, dan tepung daging 2%. Ramuan ini dapat ditambah lagi dengan bahan lain yang banyak mengandung protein seperti bungkil atau tepung kedelai dan tepung jagung. Bahan-bahan dihancurkan hingga berbentuk tepung halus, kemudian diaduk menjadi satu dan dicetak dalam bentuk pelet. Untuk pengembangan usaha, pembuatan pelet akan lebih efisien bila menggunakan alat dan mesin. Perangkat alsin yang dapat digunakan adalah mesin penepung ikan, pencampur (mixer), pemanas bahan (steamer) khusus untuk pelet pakan ikan, dan mesin pencetak pelet (pelletiser). Konstruksi Alsin Pembuat Pelet Pakan Unggas/Ikan Alsin pembuat pelet pakan unggas/ ikan terdiri atas beberapa komponen yang digerakkan oleh motor bakar diesel. Alat Penepung Alat penepung digunakan untuk menghancurkan bahan baku pakan yang berbentuk butiran dan serat kasar, seperti jagung dan ikan rucah (kepala ikan). Penepung menggunakan jenis penghancur hammer mill dengan ukuran ayakan sekitar 90 mesh. Penepung dilengkapi dengan ulir pembawa bahan serta lubang pemasukan (hopper) yang berukuran 2 cm x 38 cm. Unit penepung terbuat dari bahan stainless steel dengan diameter 25 cm, panjang 50 cm, serta lebar 43 cm. Alat Pencampur Alat pencampur digunakan untuk mencampur bahan baku yang telah berupa tepung sehingga diperoleh campuran bahan pelet yang homogen sesuai dengan formula yang diinginkan. Unit pencampur berbentuk silinder dengan ukuran

Alsin pembuat pelet untuk pakan unggas dan ikan yang dilengkapi pemanas uap.

diameter 41 cm dan panjang 81 cm, terbuat dari bahan stainless steel. Unit pencampur dilengkapi batangbatang pengaduk (baffles) yang bertumpu dan berputar pada sumbu stainless steel diameter 3/4 inchi. Alat Pencetak Pelet Alat pencetak pelet berbentuk silinder, terbuat dari bahan stainless steel dengan dimensi panjang 48 cm, diameter 24 cm, dan tebal 5 mm. Pada bagian dalamnya terdapat ulir pengepres bahan adonan pelet. Ulir pengepres ini mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan menekan plat berlubang sebagai pencetak pelet. Lubang plat berdiameter 7 mm, sesuai dengan ukuran pelet yang dikehendaki. Pelet yang keluar dari lubang cetakan akan dipotong oleh pisau yang berputar di bagian luar silinder. Alat Pemanas Uap Alat ini digunakan untuk membuat pelet pakan ikan yang dapat mengapung dengan memanfaatkan panas uap air. Pemanasan dapat mengubah kandungan pati dalam bahan baku pakan menjadi dekstrin yang mempunyai sifat perekat, sehingga permukaan pelet dapat dicetak

dengan kompak, namun bersifat mudah hancur (crumble) karena bagian dalamnya berongga, sehingga setelah dicetak dan dikeringkan dapat melayang/mengapung di air sekitar 5 menit. Pemanasan juga dapat mematikan bakteri dan unsur yang membahayakan bagi ikan. Alat pemanas terbuat dari stainless steel berbentuk tabung dengan diameter 113 cm dan panjang 170 cm. Dimensi keseluruhan alat adalah panjang 90 cm, lebar 90 cm, dan tinggi 190 cm. Alat Penggerak Unit penggerak yang digunakan adalah motor diesel 6,6 HP untuk menggerakkan poros pencetak pelet, pencampur, dan penepung. Sistem transmisi menggunakan pulley dan belt serta reduction gear 1 : 10. Hasil Uji Unjuk Kerja Karakteristik Hasil Hasil uji unjuk kerja/verifikasi alsin menunjukkan kapasitas alsin sekitar 100 kg/jam, dengan putaran motor penggerak 2.584 rpm, putaran poros pencampur 126 rpm, serta putaran poros ulir pelletiser 38 rpm. Butiran pakan unggas/ikan

mempunyai panjang rata-rata 9,1 mm, bobot tiap butir 0,1 g, dan diameter 4,5 mm. Kadar air setelah pengeringan sekitar 7,5% dan untuk pelet pakan ikan dapat melayang di air selama 4-5 menit. Kelayakan Ekonomi Berdasarkan karakteristik hasil kerja alat, maka alsin ini cukup layak untuk digunakan sebagai suatu usaha, karena mempunyai nilai B/ C 1,42, biaya pokok produksi Rp117/kg pelet dengan titik impas operasi 75 jam/tahun atau 22.872 kg pelet per tahun. Analisis ini dihitung berdasarkan harga alat Rp12,5 juta dan unit pemanas uap Rp5 juta (Budi Satriyo, Ana Nurhasanah, dan M. Hidayat)

Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Situgadung, Legok, Tangerang Kotak Pos 2 Serpong 15310 Telepon : (021) 5376780 Faksimile : (021) 5376784 E-mail : camd@cabi.net.id

Anda mungkin juga menyukai