Anda di halaman 1dari 4

Oleh : Muhshonati Syahidah 12808031

Kemajuan Teknologi

Teknologi telah menjadi alat untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan kita dalam ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi sangat besar kontribusinya bagi kehidupan manusia. Dahulu manusia belajar iklim langsung dari perilaku alam disekitarnya. Zaman semakin maju, semakin lama teknologi semakin canggih. Pengetahuan kita tentang iklim semakin bertambah, karena perkembangan teknologi baru. Dalam perkembangan teknologi baru telah membuat banyak perubahan, diantaranya pengukuran meteorologi yang lebih akurat dan variasi dari berbagai parameter meteorologi. Semakin canggih teknologi, semakin canggih juga metode pengukuran. Pengukuran yang ada saat ini sudah dapat dipublikasikan ke seluruh dunia dengan lebih cepat sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik.

Sejarah Pengamatan Meteorologi Seratus tahun yang lalu komunikasi dari beberapa pengamatan meteorologi didasarkan pada sinyal semaphore. Pada 1970-an, butuh hampir tiga bulan untuk mengumpulkan data dan menganalisis pola iklim musiman di seluruh dunia. Di Indonesia, sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium (Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947. Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Semakin lama teknologi semakin maju, saat ini banyak superkomputer untuk menganalisa model iklim global. Semakin lama perkembangan teknologi semakin baik, perkembangan ini kemungkinan akan terus selama bertahun-tahun yang akan datang. Teknologi yang.

Hardware Teknologi pengukuran semakin berkembang dan akan terus berkembang. Saat ini Automatic Weather Station (AWS) dapat mengukur dan melaporkan kondisi cuaca setiap beberapa menit dari daerah-daerah terpencil. AWS merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di desain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan yang di rekam secara otomatis.
Automatic Weather Station (AWS)

Selain AWS, alat meteorologi yang sedang digunakan saat ini dan terus dikembangkan adalah radar cuaca. Radar cuaca pada prinsipnya tidak berbeda dengan radar-radar lain, misalnya radar pendeteksi pesawat di bandar udara. Yang berbeda adalah objek yang diamatinya. Radar memancarkan gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasikan jangkauan, ketinggian, arah dan C-Band Doppler Radar Serpong kecepatan, baik dari objek yang diam maupun bergerak, berdasarkan sinyal yang dipantulkan objek. Radar cuaca sendiri adalah tipe radar yang digunakan untuk melokasikan presipitasi, menghitung pergerakannya, memperkirakan jenisnya (hujan, salju, hail dsb) dan meramalkan posisi serta intensitasnya. CDR yang merupakan singkatan dari C-band Doppler Radar, adalah salah satu radar cuaca milik BPPT yang berlokasi di kawasan PUSPIPTEK Serpong. CDR sendiri merupakan salah satu tipe radar yang mengaplikasikan pengamatan dengan memanfaatkan efek Doppler. Dengan menghitung pergeseran frekuensi sinyal yang dipantulkan objek terhadap sinyal awal yang dipancarkan, sang radar dapat X-Band Doppler Radar Padang menghitung kecepatan gerak si objek. Pemilihan frekuensi C-band atau X-band didasari oleh karakteristik objek yang diamati oleh radar itu sendiri. Panjang gelombang optimal yang digunakan untuk mengamati objek di atmosfer seperti tetes hujan, awan, salju, hail atau kabut, berada dalam kisaran 1-10 cm. Makin pendek gelombang (yang berarti makin tinggi frekuensi pancarnya), makin kecil ukuran objek yang dapat diamati dan makin mudah pula gelombang tersebut teratenuasi (diserap/dihamburkan) di atmosfer. Selain

ketiga alat observasi meteorologi di atas masih banyak lagi alat observasi yang lainnya yang turut memberikan kemajuan teknologi dalam bidang meteorologi.

Eksploitasi Data Serangkaian alat observasi meteorologi akan menghasilkan data meteorologi. Jika kita melakukan pengamatan yang lebih banyak akan membuat hasil pengamatan tersebut dapat digunakan secara efektif. Artinya, semakin banyak dilakukan pengamatan, data yang didapatkan dari pengamatan semakin banyak. Jika data semakin banyak, maka data itu dapat digunakan untuk berbagai kajian meteorologi. Dari sudut pandang praktis inilah data ilmiah digunakan untuk : Monitor cuaca saat ini dan laju perubahannya Nilai awal prediksi cuaca dan nilai awal model iklim Memantau variabilitas iklim, terutama pada skala statistik bulanan, musiman dan tahunan Membuat data statistik di daerah setempat Memverifikasi prediksi lalu Membuat arsip mengenai penelitian iklim regional dan global serta aplikasinya Mendiagnosa proses fisik

Peningkatan yang besar dalam aliran dan pengelolaan data telah menjadi isu utama yang dapat membuat prediksi cuaca dan iklim lebih baik. Dengan kita meningkatkan ketelitian dalam pengukuran, kumpulan data, mengontrol kualitas data dan proses asimilasi data, hal itu dapat menjadi komponen penting dari keseluruhan proses komputerisasi model dan prediksi. Sejumlah usaha besar dilakukan khusus untuk penggunaan yang lebih efektif terhadap ketersediaan sumber data.

Kesimpulan Kemajuan teknologi dapat mempermudah kita melakukan observasi meteorologi. Observasi meteorologi dengan alat yang memadai dapat menghasilkan data observasi yang lebih teliti. Data yang teliti dapat kita gunakan secara efektif.

Daftar pustaka http://www.staklimkarangploso.net/ http://upakarti.wordpress.com/category/remote-sensing/weather-radar/ http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/aws-automatic-weather-station/ http://kadarsah.wordpress.com/2008/10/29/asimilasi-data/

Anda mungkin juga menyukai