Anda di halaman 1dari 32

Nama Pasien Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Tanggal ke PKM

: Tn. D : Laki-laki : 71 Tahun : Pensiunan : 5 Oktober 2012

Pasien laki-laki 71 tahun datang dengan keluhan rasa sering ingin buang air kecil yang dialami sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini sering muncul terutama pada malam hari 5 kali sehingga pasien sering terbangun. Beberapa bulan ini, pasien banyak makan dan minum namun tidak disertai dengan peningkatan berat badan yang sesuai. Terkadang pasien merasakan kesemutan pada kedua kakinya yang dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku jarang berolahraga. Buang air besar tidak ada keluhan.

Riwayat pengobatan: Pasien sering mendapat pengobatan dari kegiatan posyandu lansia tiap bulan. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien tidak pernah merasakan keluhan yang sama sebelumnya, riwayat hipertensi tidak ada. Riwayat keluarga: Riwayat orang tua menderita keluhan atau penyakit yang sama tidak diketahui. Riwayat pekerjaan: Saat ini pasien sudah tidak bekerja lagi.

Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 68 x/menit, regular, kuat angkat Pernafasan : 20 x/menit, BP:Bronkovesikular, Suhu : 36,8 0C

Pemeriksaan Fisis: Status present Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis BB / TB : 51kg / 150 cm Status Gizi: Gizi Cukup IMT : 22,67

Status Generalis Kepala : konjungtiva anemis : -/Sklera Ikterus : -/Bibir Sianosis :

Leher

: Nyeri Tekan :Massa tumor :Pembesaran KGB : -

Paru-Paru Inspeksi : Simetris kiri dan kanan Retraksi subcostal (-) Palpasi : Nyeri Tekan (-) Massa tumor (-) Perkusi : Sonor kiri= kanan Auskultasi : Broncovesikuler, Rh-/-, Wheezing -/Cor Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

: : : :

Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak teraba Pekak Bunyi Jantung I/II normal , Bunyi tambahan (-)

Abdomen Inspeksi : Datar, ikut gerak napas Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa Tumor (-) Perkusi : Tympani (+) Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Ekstremitas : Dalam batas Normal

Laboratorium

(5-10-2012) GDP : 277 mg/dl

Diabetes Melitus Tipe 2

Pengobatan farmakologi yang diberikan adalah : Metformin - 0 Multivitamin 1x1 Pengobatan nonfarmakologi berupa saran kepada pasien untuk : Mengatur Pola Makan (Diet DM) Latihan Jasmani Edukasi (perubahan pola hidup dan pengelolaan serta pengontrolan penyakit)

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. WHO (1980), Diabetes Melitus dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.

Tipe 1

Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut (autoimun/idiopatik)


Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin

Tipe 2
Diabetes Gestasional

Diabetes yang timbul pada masa gestasi

Resistensi insulin Perifer


Gangguan/ Sekresi insulin Glukoneogenesis di hati

Gejala hiperglikemia lebih lanjut menginduksi gejala klasik DM yaitu : Poliuria - sering buang air kecil Polidipsia - selalu merasa haus Polifagia - selalu merasa lapar Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus pada vulva pada wanita

Setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti: Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan, Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal Gangguan kardiovaskular Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer, amputasi, dan disfungsi seksual Gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat pada stupor dan koma.

Kriteria Diagnosis DM 1 Gejala Klasik DM + Glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl (11,1 mmol/L) Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dl (7,0 mmol/L) Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dl (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air

Pilar Penatalaksanaan DM 1. Edukasi 2. Terapi Gizi Medis 3. Latihan Jasmani 4. Intervensi Farmakologis

Edukasi DM tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku.

Terapi Gizi Medis Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi: Karbohidrat 45-65% dari total asupan energi Protein 10-20% dari total asupan energi Lemak 20-25% dari total asupan energi Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh dan membatasi asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat 25g/hari, diutamakan serat larut. Pasien diabetes dengan hipertensi sebaiknya membatasi konsumsi garam. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada tidaknya stres akut, dan kegiatan jasmani.

Latihan Jasmani Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani teratur, 3-4 kali seminggu, selama kurang lebih 30 menit. Latihan Jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin. Latihan jasmani yang dimaksud adalah jalan, bersepeda santai, jogging, dan berenang.

Intervensi Farmakologis 1. Obat Hiperglikemik Oral (OHO) Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi empat golongan: A. Pemicu sekresi insulin (Insulin Secretagogue) : Sulfonilurea dan Glinid. B. Penambah sensitivitas terhadap insulin : Metformin, Tiazolidindion. C. Penghambat Glukoneogenesis : Metformin. D. Penghambat absorbsi glukosa : Penghambat glukosidase alfa 2. Insulin

Merupakan faktor penting pada kegiatan pelayanan kesehatan. Perlu perubahan perilaku dan edukasi bagi pasien dan keluarga melalui dukungan tim yang terdiri dari dokter, ahli diet, perawat, dan tenaga kesehatan lain.

Perilaku hidup sehat bagi penyandang DM Mengikuti pola makan sehat Meningkatkan kegiatan jasmani Menggunakan obat diabetes secara aman dan teratur Melakukan pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) Melakukan perawatan kaki secara berkala Memiliki kemampuan untuk mengenali dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau bergabung dengan kelompok penyandang DM serta mengajak keluarga untuk pengerti pengelolaan penyandang diabetes Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

Edukasi Perubahan Perilaku (oleh tim Edukasi Diabetes) Prinsip yang perlu diperhatikan Memberikan dukungan dan nasehat positif serta hindari terjadinya kecemasan Memberikan informasi secara bertahap Lakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melalukan simulasi Diskusikan program pengobatan secara terbuka. Berikan penjelasan sederhana dan lengkap Lakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat diterima Berikan motivasi dengan memberikan penghargaan Libatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi Perhatikan kondisi jasmani dan psikologis serta tingkat pendidikan pasien dan keluarganya

Pencegahan Primer Sasaran pencegahan primer: Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok intoleransi glukosa.

tidak bisa dimodifikasi


Ras dan etnik Riwayat keluarga dengan diabetes (anak penyandang diabetes) Umur Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 grm atau riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG). Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan BB normal.

bisa dimodifikasi

Berat badan lebih (IMT > 23 kg/m2). Kurangnya aktivitas fisik. Hipertensi (> 140/90 mmHg). Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL) Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko menderita prediabetes dan DM tipe-2.

Intoleransi glukosa merupakan suatu keadaan yang mendahului timbulnya diabetes. Diagnosis intoleransi glukosa ditegakkan apabila hasil tes glukosa darah menunjukkan salah satu dari tersebut di bawah ini : Glukosa darah puasa antara 100 125 mg/dL Glukosa darah 2 jam setelah muatan glukosa ( TTGO ) antara 140-199 mg/dL. Pada pasien dengan intoleransi glukosa anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan ditujukan untuk mencari faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

A.

Penyuluhan ditujukan kepada: Kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi dan intoleransi glukosa Materi penyuluhan meliputi antara lain: 1. Program penurunan berat badan 2. Diet sehat. 3. Latihan jasmani. 4. Menghentikan merokok.

B.

Perencana kebijakan kesehatan agar memahami dampak sosio-ekonomi penyakit ini dan pentingnya penyediaan fasilitas yang memadai dalam upaya pencegahan primer.

Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah menderita DM. Dilakukan dengan pemberian pengobatan yang cukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak awal pengelolaan penyakit DM. Penyuluhan untuk pencegahan sekunder ditujukan terutama pada pasien baru. Penyuluhan dilakukan sejak pertemuan pertama dan perlu selalu diulang pada setiap kesempatan pertemuan berikutnya.

Pencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut. Upaya rehabilitasi pada pasien dilakukan sedini mungkin, sebelum kecacatan menetap. Pada upaya pencegahan tersier tetap dilakukan penyuluhan pada pasien dan keluarga Pencegahan tersier memerlukan pelayanan kesehatan holistik dan terintegrasi antar disiplin yang terkait, terutama di rumah sakit rujukan.

Anda mungkin juga menyukai