Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Teman Sebaya Bagi Perkembangan Remaja

Begitu seseorang memasuki usia remaja, maka jangan heran jika perilaku sosialnya ikut berubah. Yang tadinya baik dan penurut menjadi tidak baik dan pembangkang. Mereka seperti lebih mengutamakan perintah atau aturan-aturan serta kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan teman sebayanya. Situasi ini akan semakin parah jika orang tua kurang menyadari, memahami dan bisa mengerti tentang keadaan remaja tersebut, akhirnya menimbulakn konflik.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Ketika seorang anak beranjak menjadi remaja, maka terjadi perubahan aspek sosialnya. Yang awalnya bersifat egosentris akan berubah menjadi sociable. Pada masa kanak-kanak lebih mengutamakan relasi sosial dengan ayah, ibu dan saudara kandung. Anak akan merasa aman bila berada di bawah pengawasan dan perhatian orang tuanya. Relasi anak dan orang tua lebih bersifat pemenuhan kebutuhankebutuhan fisiologis (makan, minum, dsb). Begitu mereka memasuki usia remaja, kebutuhan fisiologis dan kasih sayang orang tua akan dikesampingkan dan digantikan oleh kebutuhan akan kehadiran temanteman sebayanya. Dengan kehadiran teman-teman sebayanya, remaja merasa dihargai, di-orang-kan serta merasa dapat diterima oleh lingkungannya. Perasaan-perasaan tersebut dapat membantu remaja untuk lebih percaya diri, lebih menghargai dirinya serta mampu untuk memiliki citra diri yang positif. Sehingga teman sebaya memiliki fungsi bagi perkembangan kepribadian si remaja. Ada beberapa aspek kepribadian yang dapat dikembangkan melalui kehadiran teman sebaya, yaitu : 1. Aspek Fisik. dengan kehadiran teman sebaya, remaja dapat mengembangkan keterampilanketerampilan fisiknya, seperti kegiatan-kegiatan kelompok yang sama-sama menyukai aktifitas fisik. Misalnya kelompok sepak bola, karate, dll. 2. Aspek Intelektual. Di sini remaja berkelompok dengan minat yang sama, seperti ajang diskusi atau kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan kemampuan intelektualnya. 3. Aspek Emosi. Remaja membuat kelompok untuk saling menyalurkan emosinya, misalnya nonton bareng-bareng, nyanyi bareng-bareng (bikin band) atau kegiatan lainnya yang bisa menyalurkan emosi mereka. 4. Aspek Sosial. Dengan kelompok, remaja merasa memiliki teman senasib, se ide, seperjuangan sehingga melalui kegiatan sosial yang mereka bentuk, remaja merasa dihargai oleh lingkungannya.

5. Aspek Moral. Remaja berkelompok untuk mengembangkan kemampuannya di bidang keagamaan. Dampak kehadiran teman sebaya juga tidak selamanya meberi pengaruh yang positif bagi perkembangan remaja. Bila orang tua kurang memberikan pengetahuan yang baik bagi remaja, maka akibatnya bisa menimbulkan hal-hal yang negatif. Yang perlu diperhatikan agar remaja tidak menyimpang dari aturan aturan dalam bersosialisasi yaitu : 1. Peran Disiplin. Remaja harus mampu mengatur waktu. Kapan belajar, kapan bermain dengan teman sebaya dan kapan membantu orang tua. 2. Peran Kontrol Orang Tua. Orang tua tetap harus dapat mengontrol remaja dalam berhubungan dengan teman-teman sebayanya. 3. Hindari lingkungan yang dapat membawa remaja ke arah pergaulan yang negatif. 4. Pandai-pandai dalam memilih bentuk kegiatan yang akan dimasuki. 5. Pilihlah teman yang memberi dampak/pengaruh yang positif terhadap kita. 6. Memiliki aturan-aturan yang jelas sebagai bekal pada saat bersosialisasi dengan temanteman remaja yang lain.

Kesimpulan Pada masa remaja, seseorang akan mencari jati dirinya. Maka jangan heran perilaku sosial remaja akan berubah seiring pergaulannya. Pergaulan pergaulan ini akan sangat menentukan seseorang kedepannya. Jika ia salah arah, maka terjerumuslah ia kedalam lubang hitam. Namun tidak hanya hal negatif saja yang mendampak, tetapi ada berbagai macam hal hal positif yang dapat diterima remaja itu sendiri. Jadi sebaiknya, remaja harus dibekali dengan ilmu ilmu tentang kebenaran dalam semua hal. Baik agama, kehidupan dll agar ia menjadi lebih baik dikedepannya. Sumber : http://zeithmind.blogspot.com/2010/11/pengaruh-teman-sebaya-bagiperkembangan.html

Anda mungkin juga menyukai