Anda di halaman 1dari 20

PNEUMONIA

BY : Musrini S.Kep.,Ners

PNEUMONIA

umumnya disebabkan oleh agent infeksi.

Pembagian Secara Anatomi:

Pneumonia lobaris : yaitu bila peradangan terjadi pada 1 lobus paru atau lebih. Pneumonia segmental : yaitu peradangan melibatkan 1 atau lebih segment paru. Pneumonia lobularis : yaitu bila peradangan hanya melibatkan 1 lobulus atau beberapa lobulus.

Pembagian Atas Penyebabnya


INFEKSI. a. Bakteri:

b. Virus:

Pneumokokkus pneumonia. Streptokokkus pneumonia. Staphylokokkus aureus. Klebsiella pneumonia. Streptokokkus viridans.

c. Jamur:

Virus influenzae. Morbili. Cytomegalia virus.


Candidiasis sp.

ALLERGI ATAU PENYAKIT KOLAGEN.


Pulmonary eoshinophil. Rheumatic fever. Rheumatoid disease. Disseminated lups erythematosus.

INHALASE ZAT BERACUN DAN ASPIRASI CAIRAN.


Aspirasi cairan lambung. Inhalasi zat atau gas chlorida.

Pembagian Secara Klinis:


Community Acquired Pneumonia (pneumonia yang didapat di masyarakat). Penhybabnya adalah bakteri gram (+) yaitu:

Streptococcus. Mycoplasma. Haemophyllus Influenzae. Virus.

Nosokomial Pneumonia atau hospital acquired pneumonia (pneumonia yang didapat di rumah sakit setelah dirawat lebih dari 72 jam). Penyebabnya adalah bakteri gram (-). Aspiration Pneumonia (pneumonia akibat aspirasi bahan kimia atau asam lambung akibat refluks oesophagus yang kurang baik). Immunocompromised pneumonia (pneumonia akibat gangguan kekebalan tubuh) sering di hubungkan dengan AIDS.

Pneumonia terjadi akibat interaksi Faktor Host (penjamu), Environment (lingkungan) dan Agent (kuman) dimana interaksi ini bersifat individual sehingga terdapat perbedaan gambaran klinis dan prognosa penyakit.

Adalah keadaan penderita sebelum menderita pneumonia, apakah sehat atau telah terdapat faktor predisposisi / penyakit yang mendasarinya. Hal ini berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh. Ada 2 bentuk mekanisme pertahanan tubuh dalam melindungi sistem pernafasan yaitu:

Non Spesifik. Adalah mekanisme pertahanan yang ada pada sistem saluran nafas itu sendiri sebagai pertahanan lapis pertama:

Sistem pertahanan di rongga hidung. Sistem pertahanan dilapisan epitel. Refleks batuk. Sel sekretori.

Spesifik. Adalah sistem pertahanan tubuh sebagai pertahanan lapis kedua meliputi:

Sel phagosit. Sel limposit T dan limposit B. Sel komplemen.

Faktor Lingkungan (Enviroment). menunjukan jenis perbedaan kuman yang ada di daerah atau di negara ataupun di luar dan di dalam rumah sakit serta sanitas dan pencemaran udara / lingkungan. Faktor Kuman (Agent). Adalah sifat dari satu atau lebih jenis kuman yang terdapat dalam lingkungan penderita dan kemudian menginfeksi penderita. Hal ini dikarenakan keadaan penderita cocok dengan kuman, kuman akan memberikan gambaran klinis teretentu yang dapat dipakai sebagai jati dirinya. Pneumonia bacterial merupakan peradangan parenkhim paru dengan eksudasi dan konsolodasi yang disebabkan mikroorganisme, sedangkan pneumonitis dan alveolitis juga merupakan peradangan tetapi biasanya disebabkan oleh kerusakan akibat zat kimia.

Berdasarkan klasifikasi anatomi dan etiologi maka timbulnya pneumonia dapat di bagi atas:
Pneumonia Lobaris.

Kuman penyebab masuk ke dalam jaringan paru-paru melalui saluran pernafasan bagian atas. Kuman menyebar melalui cairan radang dari satu alveolus lainnya melalui poros Cohn, sehingga akhirnya seluruh lobus terserang. Reaksi pertahanan tubuh dilakukan oleh lekosit polimorphonukleus dan makrofaq yang mengadakan phagositosis kuman di dinding alveolus.

Pneumonia Segmental. Pada proses ini peradangan hanya terlokalisir pada lobulus saja, dimana kemungkinan kuman yang masuk tidak begitu potent dan mekanisme pertahanan tubuh yang cukup kuat menahan proses peradangan.

Patologi.
Proses radang selalu dimulai dari hilus paru yang menjalar secara progressif ke perifer sampai seluruh lobus terkena. Proses radang ini dapat kita bagi atas 4 tingkatan:

TINGKAT KONGESTI.

Lobus paru yang meradang tampak berwarna kemerahmerahan, membengkak pada perabaan mengandung banyak cairan dan pada irisan keluar cairan kemerahmerahan. Pada tingkat ini kapiler melebabr dan kongestif, alveolus terisi oleh netrophil dan makrofag.

TINGKAT HEPATISASI MERAH.

Pada tingkat ini jumla,h netrophyl bertambah, tampak pula sel-sel darah merah dalam alveolus. Eksudat berubah menjadi fibrinosa. Pada makroskopis paru-paru tampaklebih padat sehingga perabaannya menyerupai hati.

TINGKAT HEPATISASI KELABU. Pada perabaan paru masih tetap kenyal seperti hepar, hanya warna kemerah-merahan bmerubah menjadi kelabu. Eksudat masih tetap terlihat bahkan dapat berubah menjadi nanah dan masuk ke pleura, pada mikroskopis sel-sel tampak amorf. Saat ini kuman sudah tidak dapat terdeteksi lagi dan makrofag lebih berperan dalam proses penyembuhan.
TINGKAT RESOLUSI ATAU PENYEMBUHAN TOTAL. Disini paru-paru menjadi lunak dimana eksudat yang melunak sebagian dibatukkan keluar dan sebagian lagi mengalami resorbsi. Pada saat ini seluruh bagian paru kembali kepada keadaan normal.

Demam, temperatur tubuh 38,5 C - 40 C. Nyeri di dada . Sesak nafas hingga pernafasan cuping hidung. Batuk pada awalnya tanpa dahak, kemudian berlanjut dengan dahak. Nafsu makan menurun. Keadaan 1 dan 5 membuat tiimbulnya tanda-tanda dehydrasi.

Infeksi

pada saat ini terklihat bagian dada yang meradang tidak seirama dengan bagian yang sehat (ketinggalan bernafas). Cyanotik.

Palpasi

sistem fremitus suara meninggi pada daerah yang sakit.

Perkusi

sonor memendek.

Auscultasi :
suara pernafasan bronchial.suara tambahan ronkhi basah.

Gambaran Radiologi.

Pada foto thoraks PA akan terlihat adanya gambaran lesi berupa bercak infiltrat pada lapangan paru tengah bawah pada paru yang terinfeksi. Gambaran ini bisa uni lateral tetapi dapat pula bilateral. Akibat adanya infeksi akut sering ditemukan peningkatan laukosit hingga diatas 15.000/m3 (leukosit), ini disertai laju endapan darah (LED) yang meningkat.

Laboratorium.

Udara dingin. Post operatif. Alcoholism. Common cold. Bronchitis kronika. Ca paru. Perokok berat. Usia tua. Aspirasi benda asing.

Perbaiki keadaan umum dengan parenteral elektrolit. Oksigen 2-4 liter/menit. Terapi kausal, pemberian antibiotika yang sesuai dengan jenis bakterialnya atau dapat diberikan antibiotika spektrum luas. Simptomatis:
Analgetika-antipiretika. Mukolitik-mukkoregulator. Roborantia.

Anda mungkin juga menyukai