Anda di halaman 1dari 9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April dan tempat penelitian yaitu di kelurahan Jempong Baru, wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule yang terdiri dari 10 lingkungan antara lain : Geguntur, Jempong Barat, Jempong Timur, Mapak Indah, Kodya Asri, Mapak Dasan, Mapak Belatung, Pekandelan, Batu Mediri, Dasan Kolo, dan Citra Warga, dengan alasan: 1. Kelurahan Jempong Baru adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule dengan persentase PHBS rumah tangganya terendah pada tahun 2012 dari kelurahan yang ada. 2. Kelurahan Jempong Baru adalah kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule, dimana Puskesmas Karang Pule merupakan Puskesmas yang peringkat persentase PHBS rumah tangganya yang terendah dibandingkan Puskesmas lainnya. B. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Fenomena disajikan apa adanya tanpa manipulasi dan

peneliti tidak boleh menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa

terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan suatu hipotesis (Nursalam, 2011). C. Populasi Menurut Notoatmodjo (2010) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti, sedangkan menurut Nursalam (2011), populasi adalah subjek (manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Jadi, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh KK yang tinggal di kelurahan Jempong Baru, yaitu sebanyak 3319 KK. D. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi (Arikunto, 2010), objek yang diteliti dan mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010), bagian dari populasi yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2011). Jadi, sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh rancangan dan ketersediaan subjek dari penelitian itu sendiri. Semakin besar sampel yang dipergunakan semakin baik dan representative hasil yang diperoleh. Dengan kata lain semakin besar sampel, semakin mengurangi angka kesalahan, prinsip umum yang berlaku adalah sebaiknya dalam penelitian digunakan jumlah sampel sebanyak mungkin. Terdapat beberapa cara yang dipergunakan untuk menentukan besar sampel, yaitu (Nursalam, 2011): Rumus

Keteragan :

n = jumlah sampel N= jumlah populasi d=tingkat ketepatan (10%)

Maka ,

n= 97 sampel

Sampel pada penelitian ini adalah KK yang tinggal di lingkungan Kelurahan Jempong Baru, yang berjumlah 97 sampel. 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a. Keluarga yang bersedia diteliti. b. Keluarga yang tinggal di Kelurahan Jempong Baru, c. Keluarga yang bisa membaca dan menulis. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Keluarga yang tidak bersedia diteliti. E. Cara Pengambilan Sampel (Sampling) Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi atau cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2011). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara proporsional random sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel berdasarkan perbandingan, pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah tersebut (Arikunto, 2010), dengan menggunakan rumus:

Keterangan: n1 N1 N n : Besar sampel untuk masing-masing wilayah : Total sub populasi : Total populasi : Besar sampel

Menurut Usman dan Akbar (2008) Tabel 2. No 1 2 Jumlah Sampel Masing-Masing Lingkungan Lingkungan Geguntur Jempong Barat Jumlah Populasi 471 397 Sampel 14 12

3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jempong Timur Mapak Indah Kodya Asri Mapak Dasan Mapak Belatung Pekandelan Batu Mediri Dasan Kolo Citra Warga Total

423 329 477 415 278 70 76 249 134 3319

13 10 14 12 8 2 2 7 4 97

F. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat. G. Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer a. Data karakteristik responden yang meliputi: umur, pendidikan, dan pekerjaan yang dikumpulkan menggunakan kuesioner. b. Data tentang pengetahuan Keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi: cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih, dan konsumsi sayur dan buah dikumpulkan menggunakan kuesioner. c. Data tentang sikap Keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi: cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih, dan konsumsi sayur dan buah dikumpulkan menggunakan kuesioner.

d. Data tentang perilaku Keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi: cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih, dan konsumsi sayur dan buah dikumpulkan menggunakan kuersioner. 2. Data Sekunder Data tentang jumlah KK masing-masing lingkungan di Kelurahan Jempong Baru yang diperoleh dari daftar hasil pendataan 2012 dan data tentang gambaran umum lokasi penelitian, yaitu kelurahan Jempong Baruyang diperoleh dari kantor Lurah Jempong Baru. H. Cara Pengolahan dan Analisa Data 1. Data tentang karakteristik responden diolah secara deskriptif dan dikelompokkan berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. 2. Data tentang perilaku keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat meliputi: cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih, dan konsumsi sayur dan buah, diolah secara deskriptif dengan metode skala likert, setiap jawaban disediakan rentang nilai ordinal antara 0 (nol) sampai dengan 3 (tiga), dengan perincian sebagai berikut: a. Untuk jawaban selalu skor b. Untuk jawaban sering skor :3 :2

c. Untuk jawaban kadang-kadang skor : 1 d. Untuk jawaban tidak pernah skor :0

3. Data tentang pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat meliputi: cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih, dan konsumsi sayur

dan buah, diolah secara deskriptif dengan metode skala likert, setiap jawaban disediakan rentang nilai ordinal antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), dengan perincian sebagai berikut: a. Untuk jawaban salah pada pertnyataan 1, 2, 6, dan 7 maka mendapatkan sekor 1, dan jawaban benar sekor 0. b. Untuk jawaban benar pada pertnyataan 3, 4, 5, 8, 9,dan 10 mendapatkan sekor 1, dan jawaban salah sekor 0. 4. Data tentang sikap keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat meliputi: cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih, dan konsumsi sayur dan buah, diolah secara deskriptif dengan metode skala likert, setiap jawaban disediakan rentang nilai ordinal antara 0 (nol) sampai dengan 3 (tiga), dengan perincian sebagai berikut: a. Untuk jawaban setuju skor b. Untuk jawaban kurang setuju skor c. Untuk jawaban netral skor d. Untuk jawaban tidak setuju skor :3 :2 :1 :0 maka

Setelah data terkumpul akan ditabulasikan sesuai dengan variabel yang diteliti. Jawaban masing-masing responden untuk masing-masing pertanyaan

dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah jawaban yang diharapkan atau jumlah jawaban maksimal dari masing-masing responden, kemudian dikalikan 100%, dan hasilnya berupa persentase. Rumus yang digunakan:

Keterangan: P f N = Presentase skor = Frekuensi jawaban responden = Skor total/jumlah jawaban maksimal dari masing-masing responden Hasil jawaban masing-masing responden yang diberi pembobotan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah skor tertinggi yang diharapkan kemudian dikalikan dengan 100%. Kemudian hasilnya diinterprestasikan dengan

menggunakan kriteria kualitatif, yaitu: a. 76-100% b. 56-75% c. 55% I. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya : Baik : Cukup : Kurang

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2011).

Tabel 3.
No 1 Variabel

Definisi Operasional
Definisi Operasional Pengetahuan yang harus diketahui keluarga tentang PHBS meliputi cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih dan konsumsi sayur dan buah setiap hari. Parameter Cara Ukur Alat Ukur Kuisioner Skala Ukur Ordinal Hasil Ukur Persentase 76-100% : Baik 56-75% : Cukup 55% : Kurang

Pengeta huan PHBS keluarga

Sikap Pendapat PHBS responden keluarga terhadap PHBS meliputi mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih dan konsumsi sayur dan buah setiap hari. Perilaku Pelaksanaan PHBS PHBS pada keluarga keluarga dalam kehidupan sehari hari meliputi Mencuci tangan menggunakan sabun dan air berih dan menkonsumsi sayur dan buah setiap hari.

Indikator Apabila perilaku hidup responden bersih dan menjawab sehat yaitu - Salah pada mecuci tangan pertnyataan 1, menggunakan 2, 6, dan 7 sabun dan air maka bersih dan mendapatkan mengkonsums sekor 1, dan i sayur dan jawaban benar buah setiap sekor 0. hari. - Benar pada pertnyataan 3, 4, 5, 8,9,dan 10 maka mendapatkan sekor 1, dan jawaban salah sekor 0. Indikator Apabila perilaku hidup responden bersih dan menjawab sehat yaitu setuju diberi mecuci tangan skor 3 menggunakan kurang setuju sabun dan air diberi skor2 diberi bersih dan netral mengkonsums skor 1 setuju i sayur dan tidak buah setiap diberi skor 0 hari. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat yaitu mecuci tangan menggunakan sabun dan air bersih dan mengkonsums i sayur dan buah setiap hari. Apabila responden menjawab selalu diberi

Kuisioner

Ordinal

Persentase 76-100% : Baik 56-75% : Cukup 55% : Kurang

Kuisioner

Ordinal

skor 3, sering diberi skor 2, kadangkadang diberi

Persentase 76-100% : Baik 56-75% : Cukup 55% : Kurang

skor 1, tidak pernah skor 0 diberi

Anda mungkin juga menyukai