Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN SISTEM PEWAKTUAN DAN PENGONTROLAN TEMPERATUR PADA APLIKASI KAMAR TEMPERATUR DENGAN SENSOR LM35DZ BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S52 Oleh : Muharmen Suari (Di bawah bimbingan Dr. Imam Taufiq dan Afdhal Muttaqin, M.Si). ABSTRACT Temperature chamber system has been designed based on microcontroller AT89S52 and LM35DZ sensor with timing and temperature controlling. A multilevel power system is used to adjust a narrow range of temperature for economics purpose. This system can be applied to control the temperature over relatively a period of time. The design consists of hardware (keypad 4x4, LCD, ADC0804, LM35DZ, non inverting amplifier, and relay) and software to design a temperature chamber system with the C language programming. The graph method and error theory is used to analyse the data.The results indicate that: 1). Output voltage of LM35DZ sensor is directly proportional to the temperature with 0.009 V/oC sensitivity and 0.041 V initial voltage, 2). Gain of non inverting amplifier is 4.963 and initial output voltage is -0.005 V, 3). ADC 0804 value is directly proportional to the temperature change with 0.402 oC resolution and -2.755 C initial temperature value, 4). The rate of temperature is 0.0526 C/sec on 220V AC voltage, 0.0311C/sec on 170 VAC and 0.0116 C/sec on 120 VAC when uses an 400 watt heating element, and 5). The system is only controlling temperature of an object in range of 39 oC to 99oC. Keywords : AT89S52, LM35DZ, non inverting amplifier, ADC0804, LCD, Keypad 4x4, temperature chamber system PENDAHULUAN Kamar temperatur merupakan suatu sistem dalam ruang dimana dari temperatur pengaruh temperatur terisolasi suatu lingkungannya. mungkin Hal ini karena tidak jika

terjadi

temperatur lingkungan berubah maka temperatur sistem akan ikut berubah sampai sistem temperatur yang sistem dan secara lingkungan setimbang, kecuali pada terisolasi

temperatur lingkungan. Temperatur kamar terjaga dari pengaruh temperatur

sempurna dari lingkungan.

Oleh

temperatur yang telah terintegrasi dengan sistem pewaktuan telah beredar dipasaran namun dengan harga yang relatif lebih mahal. Secara perkembangan prinsip, dengan komponen

karena itu pada sistem yang tidak terisolasi agar suatu ruang berada pada temperatur sistem yang konstan, sistem diperlukan temperatur. pengontrolan

Melalui

pengontrolan ini, temperatur dalam suatu ruang dapat diatur dan dijaga pada nilai tertentu, walaupun temperatur lingkungan berubah. Sistem pengaturan temperatur diperlukan laboratorium. beberapa dalam Hal ini fisika besaran pengujian karena dapat

elektronika serta sistem sensor dan mikrokontroler yang semakin pesat belakangan ini, maka dimungkinkan untuk merancang sistem pengukuran dan sistem kontrol dengan biaya yang relatif lebih murah. Berdasarkan akan sistem sehingga dirancang pewaktuan permasalahan sebuah dapat kamar diatur dapat pengujian tersebut maka dalam penelitian ini temperatur dimana temperatur dan diharapkan hasil

berubah seiring dengan perubahan temperatur, antara lain : (1) volume suatu cairan, (2) panjang suatu zat padat, (3) tekanan gas pada volume konstan, (4) volume gas pada tekanan konstan, (5) resistansi listrik pada suatu konduktor, dan (6) warna pada suatu objek (Serway, 2004). Seringkali dalam suatu proses untuk hasil yang optimum, tidak hanya membutuhkan pengaturan temperatur namun juga pengaturan waktu yang menjadi variabel penentu hasil suatu proses. suatu pengaturan Peralatan Untuk alat itu diperlukan waktu tersebut. kontrol temperatur pengontrolan

mengoptimalkan

sampel yang dilakukan dalam suatu pengujian laboratorium. Untuk melakukan penginderaan terhadap temperatur diperlukan suatu sensor. Sensor temperatur merupakan piranti yang berfungsi dan untuk mengindera mengkonversi

temperatur ke dalam salah satu bentuk sinyal listrik seperti tahanan, kuat arus, dan tegangan melalui beberapa tahap konversi. Dalam aplikasinya pemilihan jenis sensor temperatur, bergantung pada

temperatur yang terintegrasi dengan

beberapa hal, seperti temperatur kesesuaian rangkaian yang dengan elektronika

jangkauan diperlukan, rancangan pendukung

diinginkan. Sistem kamar temperatur seperti ini banyak digunakan untuk keperluan laboratorium. Untuk sistem ini berarti diperlukan kerja pengaturan waktu dan temperatur pada saat bersamaan. Kerja ini dapat dilakukan sebagai oleh pengatur mikrokontroler sistem yang

linearitas, ketepatan, harga, sifat, dan

(Lacanette, 1996). IC LM35 merupakan pengindra temperatur yang memberikan tegangan keluaran yang berbanding langsung dengan temperatur yang diukurnya, dalam derajat celsius. IC LM35 memiliki tingkat kelinieran yang dapat suhu 1 tinggi dengan sensitivitas pengindraan menghasilkan sebesar 10 mV/C sehingga sensor melakukan C akan temperatur untuk setiap perubahan perubahan tegangan sebesar 10 mV. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low self heating) yaitu kurang dari 0,5C, sehingga tingkat kesalahan dalam pembacaan suhu akan rendah. Keunggulan lain pada LM35 adalah konsumsi arus yang kurang dari 60 A sehingga baterai akan sangat awet dan borosan kalor internal pun sangat kecil (Asrizal, 2010). Pada sistem kamar temperatur dengan pengaturan waktu, berarti temperatur dijaga pada set point tertentu selama selang waktu yang

didukung oleh pembaca temperatur, dalam hal ini mengunakan sensor temperatur. bekerjanya Selain sistem itu ini untuk secara

maksimal memerlukan pendukung antara lain rangkaian penguat, ADC, dan rangkaian relay . Mikrokontroler atau sebagian dalam besar satu merupakan elemennya chip IC, sebuah sistem komputer yang seluruh dikemas

sehingga sering disebut single chip microcomputer (Wahyudin, 2007). Mikrokontroler terdiri atas Central Processing Unit (CPU), memori, input/output, bus, clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (Winoto, 2008). Mikrokontroler merupakan suatu hasil dari perkembangan yang teknologi semikonduktor

menghasilkan suatu chip dengan kemampuan komputasi yang sangat

cepat dengan bentuk yang kecil dan harga yang murah (Putra, 2002). Selain sensor itu, sistem yang kamar akan temperatur harus dilengkapi dengan temperatur menginformasikan temperatur sistem pada mikrokontroler. Untuk dapat terjadinya komunikasi antara sensor temperatur dengan mikrokontroler diperlukan ADC (Analog to Digital Converter). Hal ini karena sinyal keluaran sensor masih dalam bentuk sinyal analog, sedangkan membutuhkan mikrokontroler dapat bekerja. Dalam berbasis diperlukan kamar temperatur yang mikrokontoler ketepatan

melewati

sebuah

resistor

akan

menghasilkan panas karena elektronelektron mengalir ke dalam atomatom dalam resistor. Hal ini akan menyebabkan energi kinetik atomatom bertambah sehingga temperatur resistor akan meningkat (Zitzewitz, 2005). Kemampuan suatu elemen pemanas dalam menghasilkan panas ditentukan oleh daya listrik yang diberikan terhadapnya. Semakin kecil daya listrik yang diberikan pada pemanas maka semakin kecil panas yang dihasilkan oleh pemanas yang tersebut sehingga semakin lambat perubahan temperatur diakibatkan oleh pemanas tersebut. Agar pengaturan temperatur dapat dilakukan dalam rentang temperatur yang sempit maka dapat dilakukan dengan pemberian daya yang berbeda pada elemen pemanas yang sama atau disebut dengan sistem daya bertingkat. METODE PENELITIAN Sistem kontrol kamar temperatur terdiri dari lima bagian yaitu sensor temperatur elemen pengolahan ICLM35DZ pengindra, sinyal sebagai elemen non

informasi dalam bentuk digital untuk

dilengkapi dengan pewaktuan, sangat temperatur dalam rentang waktu tertentu. Ini dapat dilakukan dengan mengunakan rangkaian menon relay. Relay pemanas di sini sesuai bertugas untuk mengaktifkan atau aktifkan dengan temperatur yang diinginkan. Elemen pemanas merupakan Elemen sebuah arus piranti yang mengubah energi listrik menjadi energi panas. pemanas rangkaian bekerja listrik. seperti Ketika

resistor saat berada dalam suatu

(penguat

inverting, mikrokontroler), mengunakan sebagai catudaya

ADC0804 display keypad data input LCD,

dan digital 4x4 dan untuk

Teknik perancangan perangkat keras dalam meliputi teregulasi dilakukan beberapa 5V secara blok dan terpisah rangkaian catudaya 9V, sensor,

elemen

rangkaian

teregulasi

mengoperasikan semua komponen aktif yang terdapat pada sistem. Sensor digunakan untuk mengindra temperatur dan merubahnya ke dalam bentuk tegangan, keluaran dari sensor dikuatkan oleh penguat non inverting keluaran sehingga sesuai didapatkan yang dengan

penguat tak membalik, ADC0804, keypad 4x4, LCD, sistem minimum mikrokontroler dan rangkaian relay. Setiap blok rangkaian diuji dan kemudian Disamping dilanjutkan itu dengan pengujian sistem secara keseluruhan. perancangan perangkat lunak juga dibagi dalam beberapa prosedur yang terpisah sehingga lebih memudahkan dalam melakukan pengujian dan pegecekan kesalahan program. Diagram alir program Teknik dilakukan pengaturan temperatur yang dapat dilihat pada Gambar 2. pengukuran meliputi pengukuran

diinginkan. Keluaran ini selanjutnya dikonversi oleh ADC0804 menjadi data digital agar dapat diolah oleh mikrokontroler AT89S52 sehingga dapat dibandingkan dengan data temperatur selama waktu tertentu sesuai keinginan penguna data temperatur dan waktu dimasukkan dari luar melalui penekanan keypad. Untuk lebih memahami tentang rancangan sistem pewaktuan dan pengontrolan temperatur ini dapat diperhatikan Gambar 1.

secara langsung variabel yang akan diukur yaitu pengukuran temperatur dan tegangan keluaran pada setiap blok rangkaian dan pengukuran variabel yang dibutuhkan secara tidak langsung yaitu pengukuran sensitifitas dari ADC0804. sensor, penguatan penguat tak membalik, dan resolusi

Gambar 1. Diagram blok sistem perancangan kamar temperatur

Teknik

analisa

data

yang

digunakan terdiri dari metode grafik

dan analisa kesalahan. Plot data dilakukan dengan mengunakan program microsoft excel. Dengan metoda grafik akan dapat ditentukan hubungan antara dua variabel yang diperoleh dari pengukuran, bentuk pendekatan persamaan, kemiringan garis dan nilai awal. Sedangkan dengan analisa kesalahan akan dapat ditentukan perhitungan. persentase simpangan antara hasil pengukuran dan hasil

blok

rangkaian

dan

dilanjutkan

pengujian sistem secara keseluruhan. pada pengujian catu daya diperoleh tegangan sebesar 4,95V dan 8,91V. Tegangan ini masih berada pada rentang tegangan yang dibutuhkan komponen untuk bekerja. setelah itu dilanjutkan pengujian pada bagianbagian lain dari sistem seperti : 1. Pengujian sensor LM35DZ Untuk antara mengetahui hubungan sensor cara dan dengan tegangan keluaran dengan temperatur diukur

LM35DZ dengan temperatur dapat dilakukan memvariasikan Temperatur

mengukur tegangan keluaran sensor. termometer digital dan tegangan keluaran sensor dengan multimeter digital. Hasil plot dari hubungan antara kedua variabel ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar

2.

Diagram

alir Gambar 3. Grafik hasil pengujian sensor LM35DZ Dari Gambar 3 dapat

program sistem kamar temperatur. HASIL DAN PEMBAHASAN Agar secara sistem dapat maka berjalan diperlukan optimal

dikemukakan bahwa keluaran sensor LM35 naik secara linear dengan

pengujian terhadap masing-masing

kenaikkan nilai nilai awal literatur

temperatur temperatur sensitivitas

dengan sebesar sensor

terhadap tegangan masukan ADC dapat diketahui dengan memberikan tegangan melalui ADC 0804 dapat potensiometer dilihat pada pada input ADC. Plot hasil pengujian Gambar 5.

sensitivitas sensor 0,009V/oC dan 0,041V. Hasil ini telah mendekati LM35 sebesar 10 mV/oC 2. Pengujian penguat tak membalik Untuk mengetahui hubungan antara tegangan masukan dengan tegangan keluaran memberikan variasi penguat tak masukan membalik dapat dilakukan dengan penguat dengan potensiometer. Hasil plot data pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5. Grafik hasil pengujian ADC0804 Dari Gambar 5 terlihat

besarnya faktor konversi tegangan masukan menjadi data digital oleh ADC0804 adalah sebesar 51,33 kali dengan offset sebesar 0,083. 4. Pengujian sensor dan ADC0804 Untuk anatara melihat hubungan dibaca

Gambar 4. Hasil pengujian penguat Dari gambar 4 dapat dijelaskan bahwa penguatan dari penguat tak membalik adalah sebesar 4,963 kali dengan nilai awal keluaran penguat sebesar -0,005V. Nilai ini telah mendekati nilai perhitungan penguatan penguat tak membalik yaitu sekitar 4,9 kali. 3. Pengujian ADC0804 Untuk antara data mengetahui konversi hubungan ADC0804

temperatur

yang

sensor dengan data yang ditampilkan oleh ADC dapat dilakukan dengan menghubungkan keluaran sensor langsung ke rangkaian ADC0804. Hasil plot data pengujian ini dapat ditampilkan pada Gambar 6.

sensor dengan persentase kesalahan terbesar adalah sebesar 2,82%. Plot hasil pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 6. Pengujian keluaran sensor langsung ke ADC0804 Dari Gambar 6 tersebut dapat diketahui bahwa temperatur yang diindra sensor naik secara linear dengan kenaikan data ADC0804 dengan resolusi ADC sebesar 0,402
o

Gambar 7. Pengujian pembacaan sensor terhadap pembacaan termometer digital Dari Gambar 7 terlihat perbandingan pembacaan sesnor terhadap pembacaan termometer digital adalah sebesar 0,978 kali dengan offset sebesar -0,630. Persamaan garis ini dijadikan sebagai kalibrasi pembacaan sensor di dalam program. 6. Pengujian jam digital pada

C dan nilai awal temperatur sebesar pembacaan pengujian sensor dapat

-2,755oC. 5. Pengujian Data hasil dengan termometer digital dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. perbandingan pembacaan temperatur yang ditampilkan pada LCD dengan pembacaan temperatur oleh termometer digital

sistem pewaktuan Pewaktuan pada perancangan ini mengunakan timer 1 mode 1(16 bit) pada mikrokontroler AT89S52. Untuk memperoleh pewaktuan yang tepat maka nilai cacahan timer pada mikrokontroler harus dikurangi dengan total delay yang dibutuhkan sistem untuki menampilkan karakter dan angka ke LCD. Untuk melihat

Berdasarkan tabel diatas terlihat ada penyimpangan hasil pembacaan

seberapa akuratnya jam digital yang

telah dirancang maka diuji dengan mengunakan sebuah stopwatch. Hasil data pengujian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pengujian jam digital

Tabel 3. hasil pengujian pengaruh variasi sumber tegangan pada elemen pemanas terhadap laju perubahan temperatur

Dari tabel 3, terlihat semakin kecil tegangan yang diberikan pada elemen pemanas maka semakin kecil laju Dari Tabel 2 diatas terlihat bahwa kesalahan pembacaan jamnya cukup kecil sehingga ini sistem dapat pewaktuan digunakan. 7. Pengujian laju perubahan variasi temperatur terhadap jamdigital perubahan temperaturnya. dapat Sehingga untuk

mempertahankan temperatur berada pada rentang temperatur yang lebih kecil dapat dilakukan dengan mengatur daya yang diberikan pada elemen pemanas. 8. Pengujian temperatur Pengujian pengujian pengontrolan sistem jalannya temperatur kamar sistem dan sistem kamar

tegangan pada elemen pemanas Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh perubahan tegangan atau daya yang diberikan pada waktu pada elemen pemanas ini agar terhadap laju perubahan temperatur sistem yang perancangan dibutuhkan sehingga diperoleh informasi berapa temperatur berubah sebesar 1oC. data hasil pengujian ini dapat dilihat pada pada Tabel 3.

temperatur ini dilakukan sebatas

pewaktuannnya. Pengujian dilakukan dengan mengunakan sebuah mug listrik dengan air terisi bagian mug. Pada saat pengujian, data temperatur dan waktu dimasukan dari luar melalui penekanan angka pada keypad. Misalkan temperatur

diatur pada 45 C dan waktu 12 menit 44 detik. Ketika tombol enter ditekan maka relay pertama langsung hidup dan memanaskan air sampai temperatur 44 C. Lama waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan air sampai 44 C adalah 5 menit. Saat temperatur mencapai 44 C maka relay pertama mati dan timer mulai dijalankan, dan secara bersamaan relay waktu kedua yang dihidupkan dibutuhkan sampai untuk
o

tertentu temperatur melalui

dimana dapat penekanan

waktu angka

dan pada

dimasukkan

keypad sesuai dengan keinginan penguna. Untuk menjaga agar sistem dapat rentang menjaga temperatur yang pada kecil temperatur

digunakan sistem daya bertingkat. Sistem daya bertingkat ini dilakukan dengan memberikan tegangan yang berbeda pada elemen pemanas yang sama. Sistem pemberian daya ini masih dilakukan secara manual melalui dimmer yang terpasang pada sistem ini. Temperatur terkecil yang dapat diatur pada sistem ini adalah sebesar 39 oC. Hal ini merupakan dampak dari perekatan sensor LM35DZ dengan mkengunakan lem stainless steel sehingga masih ada panas yang tertahan oleh lem ini walaupun temeperatur sekitar telah berubah secara siginifikan. Selain itu temperatur maksimum yang dapat

temperatur mencapai 45 C. Lama menaikan temperatur dari 44 C

sampai 45 C adalah selama 62 detik. Ketika temperatur telah mencapai 45C maka kedua relay dimatikan sehingga temperatur akan kembali turun. Saat temperatur mencapai 44 C maka relay kedua dihidupkan kembali kembali dari 45
o

sehingga naik.

temperatur yang

Waktu

dibutuhkan menurunkan temperatur C menjadi 44C adalah selama 58 detik. Demikian seterus sampai rentang waktu yang telah dimasukan tercapai. Pada pengujian ini sistem yang dirancang dengan dapat telah berjalan sesuai Sistem yang diinginkan. melakukan

diatur alat ini hanya sampai 99oC. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat dikemukan enam hasil penelitian ini. pertama,

pengaturan

temperatur selama selang waktu

Tegangan keluaran sensor LM35DZ bertambah kenaikan secara linear dengan dengan temperatur

temperatur dalam rentang 39 sampai 99 oC.

Untuk pengembangan sistem kamar temperatur ini maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan. pertama, temperatur peka seperti untuk yang pemakaian tinggi pada dapat tinggi

sensitivitas 0,009V/C dan nilai awal 0,041V. Kedua, Tegangan keluaran dari penguatan tak membalik naik secara linear dengan kenaikan tegangan masukan dengan penguatan sebesar 4,963 kali dan nilai awal tegangan keluaran sebesar -0,005 volt. Ketiga, 0,402 data temperatur
o

digunakan sensor temperatur yang terhadap temperatur termokopel. Kedua, agar

yang setiap awal


o

sistem ini dapat dipergunakan untuk temperatur yang lebih rendah dapat ditambahkan pada sistem ini sebuah elemen thermoelektrik yang berfungsi sebagai elemen pendingin. Dan ketiga, sistem pengaturan daya pada sistem ini masih analog yaitu dengan mengunakan dimmer, untuk pengembangan lebih lanjut dapat dipergunakan pengaturan daya otomatis dengan mengunakan DAC, triac dan optocouple sehingga kita dapat mengatur daya listrik pada elemen rentang inginkan. DAFTAR PUSTAKA Asrizal, 2010, Analisis Hubungan Besaran Fisika Pada Sistem Kontrol Temperatur dengan Sensor PTAT Tipe IC LM 35 Berbasis Mikrokontroler pemanas sesuai yang dengan kita temperatur

diindra sensor naik secara linear sebesar kenaikan ADC0804 temperatur Keempat, C untuk nilai -2,755 hasil konversi C.

dengan sebesar

temperatur

hasil

pembacaan sensor berubah secara linear sebesar 0,978 kali untuk setiap perubahan temperatur hasil pembacan temometer digital dengan nilai awal temperatur pembacaan sensor adalah 0,630 oC. Kelima, Laju perubahan temperatur pada pemanas berdaya 400 watt dengan tegangan 220 VAC adalah 0,0526 C/detik dan menurun menjadi
o o

0,0311
o

C/detik pada tegangan 170 VAC dan 0,0116 C/detik pada

menjadi

tegangan 120 VAC. Dan keenam, sistem kamar temperatur yang telah dirancang hanya mampu mengatur

AT89S51, Jurnal Eksakta Vol 1 tahun XI Februari 2010, UNP, Padang. Lacanette, K., 1997, Temperatur Sensor Handbook, National Semiconductor Corporation. Putra, A. E., 2002, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Gava Medan, Yogyakarta. Serway, R. A., dan Jewett, J.W., 2004, Physics for Scientists and Engineers, ed. 6, Thomson Brooks/Cole, New York. Wahyudin, D., 2007, Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa Basic Menggunakan BASCOM-8051, Andi Offset, Yogyakarta. Winoto, A., 2008, Mikrokontroler AVR ATMEGA8/32/16/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Informatika, Bandung. Zitzewitz, P. W., Elliott, T. D., Haase, D. G., Harper, K. A., Herzog, M. R., Nelson, J. B., Nelson, J., Schuler, C. A., dan Zorn, M. K., 2005, Physics Principles and Problems, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA. RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Oktober 1984 di Padang, sebagai anak kedua dari ayah Suryadi dan Ibu Ariawati. Penulis menamatkan SD pada tahun 1997, MTsN tahun 2000 dan SMA tahun 2003 di

Padang. Program

Kemudian Studi Fisika

penulis Fakultas

memperoleh gelar Sarjana Sains pada Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas tahun 2009. pendidikan Pascasarjana pada tahun 2009. Kemudian pada Universitas penulis melanjutkan Program Andalas berkesempatan

Anda mungkin juga menyukai