Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Invertilitas merupakan permasalahan yang sudah lama ada di dunia ini. Permasalahan ini lah yang sering menyebabkan rusak atau gagalnya rumah tangga suatu pasangan. Hal ini disebabkan karena salah satu pasangan beranggapan bahwa setiap pasangan suami istri harus memiliki keturunan agar lebih sempurna kehidupan rumah tangga mereka. Dengan adanya masalah invertilitas tersebut maka banyak para ahli dan peneliti melakukan penelitian mengenai inseminasi buatan agar permasalahan rumah tangga yang biasa terjadi pada pasangan suami istri yang invertil dapat teratasi. Semua itu di lakukan agar terbina hubungan rumah tangga yang harmonis. Akhirnya telah ditemukan beberapa metode inseminasi buatan yang salah satunya adalah bayi tabung. Akan tetapi bayi tabung masih menjadi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia karena faktor biayanya yang begitu besar sehingga masih sedikit sekali masyarakat yang menggunakan metode bayi tabung ini. Dari uraian di atas penulis akan mencoba menguraikan sejarah, pengertian dan pandangan agama islam mengenai bayi tabung.

1.2 TUJUAN

1. Untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam 2. Mempelajari hal-hal yang ada dalam medis yang dilarang oleh islam dan mengetahuan tentang hukum-hukum nya. 3. Mendapatkan informasi tentang perkembangan teknologi dan kesesuaian dengan agama

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada perbedaan pandangan tentang bayi tabung dari segi medis dan dari segi agama? 2. Apakah hukum bayi tabung menurut pandangan agama islam? 3. Bagaimanakah proses dari bayi Tabung?

BAB II ISI

2.1

Sejarah Bayi Tabung

Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edwards dan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akibat kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita. Metode umum yang digunakan sejak 30 tahun lalu, adalah pembuahan dalam tabung reaksi atau istilahnya pembuahan in-vitro. Secara sederhana caranya adalah dengan membuahi sel telur dengan sel sperma di luar rahim ibu. Setelah terjadi pembuahan, barulah sel telur itu kembali dicangkokkan ke dalam rahim ibu. Pembuahan in-vitro benarbenar program bayi tabung karena sel telur dan sperma dipertemukan dalam tabung reaksi.

2.2

Pengertian Bayi Tabung

Bayi tabung adalah suatu metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang disebut laparoscop ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa.

2.3

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Adanya Bayi Tabung

Faktor-faktor yang penyebab infertilitas sehingga pasangan suami istri tidak mempunyai anak, antara lain :

Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.

Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.

Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.

Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.

Fakror psikis, misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.

Masalah infertilitas adalah masalah gangguan kesuburan pasangan suami istri. Gangguan kesuburan mungkin dapat diatasi, mungkin juga tidak dapat diatasi. Hal itu tergantung kepada penyebabnya dan sejauh mana kesuburan telah terganggu. Berbagai cara dan pengobatan telah tersedia untuk mengatasi gangguan kesuburan, tetapi tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, muncullah inseminasi buatan dengan menggunakan sperma suami dan teknik bayi tabung. Cara ini dilakukan bila terjadi gangguan kualitas dan kuantitas sperma, gangguan dalam melakukan hubungan seksual sehingga sperma tidak dapat masuk ke

vagina, dan gangguan mulut rahim sehingga sel spermatozoa gagal masuk ke dalam rahim.

2.4

Hukum Bayi Tabung

Bayi Tabung dilakukan apabila sel sperma dan ovum suami istri sendiri tidak ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami) maka islam membenarkan, baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan kedalam vagina atau uterus istri maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim kemudian buahnya ditanam kedalam rahim istri, asal keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benarbenar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak karena dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak.

Menurut Al-Quran Surat Al-Isra ayat 70 Artinya : Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,Kami angkut mereka didaratan dan lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. Hadist Nabi : Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain). (Hadist Riwayat Abu Daud dan Al-Tirmizi)

Dengan hadist ini para ulama sepakat mengharamkan seseorang mengawini / melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lain yang mempunyai ikatan perkawinan yang sah.

Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut hukum islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi. UU Perkawinan pasal 42 No.1/1974 : Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah maka memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang sah. Tetapi inseminasi buatan dengan sperma atau ovum donor tidak di izinkan karena tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 pasal 29 ayat satu (1). Asumsi Menteri Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk kalangan agama nantinya bias menerima bayi tabung seperti halnya KB.Namun harus diingat bahwa kalangan agama bias menerima KB karena pemerintah tidak memaksakan alat/cara KB yang bertentangan dengan agama.Contohnya : Sterilisasi,Abortus.Oleh karena itu pemerintah diharapkan mengizinkan praktek bayi tabung yang tidak bertentangan dengan agama.

2.5

Manfaat dan Akibat dari Bayi Tabung

Masalahahnya dari bayi tabung adalah bisa membantu pasangan suami istri yang keduanya atau salah satunya mandul atau adanya hambatan pada suami atau istri yang menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur. Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit atau ejakulasinya terlalu lemah. Namun akibat (mafsadah) dari bayi tabung adalah :

Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan kemurnian nasab karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram dikawini) dan kewarisan.

Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.

Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi / zina karena terjadi percampuran sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.

Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter / mental si anak dengan orang tuanya.

Anak hasil inseminasi buatan / bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek dari pada anak adopsi yang pada umumnya diketahui asal dan nasabnya.

Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami, terutama pada bayi tabung lewat ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak dengan ibunya secara alami

2.6

Macam-macam Proses Bayi Tabung

a. Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami istri dari pembuahan bakal anak. Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan. Keterarahan perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana diajarkan oleh Gereja tidak berlaku lagi. Dengan demikian teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan antara persetubuhan dan pembuahan ini, maka bisa muncul banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran di bidang pro-kreasi manusia.

b. Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak. Ada kemungkinan bahwa benih dari suami istri tidak bisa dipindahkan ke dalam rahim sang istri karena ada gangguan kesehatan atau alasan alasan lain. Dalam kasus ini maka diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang sangat besar. Suami istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat dan punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik. Praktik seperti ini biasanya belum ada ketentuan hukumnya, sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran maka pastilah sulit dipecahkan.

c. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor. Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul. Dalam arti bahwa sel telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan, itu berarti bahwa benih yang mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui seorang donor. Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma dari orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Jika wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Kedua, apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain lagi yang bisa muncul.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Dari pengetahuan yang didapat diatas dapat disimpulkan bahwa : Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain (ibu titipan) DIPERBOLEHKAN oleh islam, jika keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan. Dan status anak hasil inseminasi macam ini sah menurut Islam. Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor DIHARAMKAN oleh Islam. Hukumnya sama dengan Zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini statusnya sama dengan anak yang lahir diluar perkawinan yang sah. Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nutfah (Sperma) dan Bank Ovum untuk perbuatan bayi tabung karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Juga bertentangan dengan norma agama dan moral, serta merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan. Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani

permintaan bayi tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa ditransfer kedalam rahim wanita lain dan seharusnya pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-sanksi hukumannya kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi buatan pada manusia dengan sperma atau ovum donor.

3.2

Saran

Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi semua mahasiswa. Kami sebagai penulis juga sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, guna menunjang makalah ini menjadi lebih baik lagi.

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Bayi Tabung

Disusun oleh : Andrian Setyo Hutomo Erisca Febriana D. Fahmi Sya`rani Inneke Septiani Lovinda Rosianita Rosalia Aini L. 22020111130040 22020111120017 22020111130029 22020111130041 22020111120020 22020111130063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011

Anda mungkin juga menyukai