Anda di halaman 1dari 78

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PEMBELAJARAN PAIKEM DENGAN METODE MENGAJAR EKSPERIMEN DI KELAS XI IPA6 DAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS XI IPA1

SMA N 8 YOGYAKARTA PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI

Oleh : Qodriyatul Asifah NIM : 07302241036 Pembimbing : (I)Ahmad Abu Hamid,M.Pd, (II) Rahayu D.S.R,M.Pd FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1)ada tidaknya peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa pada pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen di kelas XI IPA6 SMA N 8 Yogyakarta, 2) ada tidaknya peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa pada pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta, 3) ada tidaknya perbedaan peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM menggunakan metode eksperimen di kelas XI IPA6 dan metode demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta, dan

4) metode pembelajaran yang lebih efektif antara metode eksperimen dan metode demonstrasi jika diterapkan di dalam pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa pada pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Format Control Group Pre-Test Post-Test Design dengan subjek penelitian kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 yang masing-masing berjumlah 30 siswa. Penelitian ini melalui empat tahap penelitian meliputi uji validasi soal, tes penguasaan materi awal, pembelajaran PAIKEM, dan tes penguasaan materi ahir. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menerapkan metode eksperimen di kelas XI IPA6 dan metode demonstrasi di kelas XI IPA1. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung menggunakan instrumen Lembar Observasi Kegiatan Murid (LOKM). Analisis data penelitian dilakukan secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)tidak terdapat peningkatan penguasaan materi ranah kognitif siswa dan terdapat peningkatan penguasaan materi ranah psikomotorik siswa di kelas XI IPA6, (2) terdapat peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA1, (3)berdasarkan besar rata-rata nilai gain, peningkatan penguasaan materi ranah kognitif di kelas XI IPA6 berbanding terbalik terhadap kelas XI IPA1, peningkatan penguasaan materi ranah psikomotorik siswa di kelas XI IPA1 lebih besar daripada di kelas XI IPA6, dan (3)pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi lebih efektif daripada eksperimen.

Kata kunci : penguasaan materi siswa, pembelajaran PAIKEM, metode eksperimen , metode demonstrasi, usaha dan energi EFFECTIVENESS OF USE LEARNING TEACHING METHOD PAIKEM EXPERIMENTS IN CLASS XI IPA6 AND METHODS DEMONSTRATION IN CLASS XI IPA1 SMA N 8 YOGYAKARTA ON LEARNING MATERIALS PHYSICS OF BUSINESS AND ENERGY ABSTRACT This study aims to determine: 1) whether or not an increase in mastery of the cognitive and psychomotor students in learning the subject matter physics and energy efforts through learning PAIKEM the experimental method in class XI IPA6 SMA N 8 Yogyakarta, 2) the presence or absence of increasing mastery of the cognitive and psychomotor students in learning the subject matter physics and energy efforts through learning PAIKEM demonstration method in class XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta, 3) the presence or absence of differences in mastery of the cognitive and psychomotor students between the learning of students who take the subject matter of effort and energy through PAIKEM learning method in class XI IPA6 experimental and demonstration method in class XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta, and 4) a more effective method of learning between the experimental method and the method applied in the demonstration if PAIKEM learning to improve the mastery of cognitive and psychomotor students the subject matter of learning Physics and Energy Enterprises in class XI and class XI IPA6 IPA1 SMA N 8 Yogyakarta.

The study design used in this study is the Format Control Group Pre-Test PostTest Design with research subjects in class XI and class XI IPA6 IPA1 which amounted to 30 students. This study through four stages of research include validation test questions, test mastery of the material early, PAIKEM learning and mastery tests ahir material. This activity is carried out by applying the experimental method in class XI IPA6 and demonstration method in class XI IPA1. Data retrieval is done by direct observation using the instrument Activities Student Observation Sheet (LOKM). Data analysis was conducted quantitative research. The results showed that (1) there is no increase in cognitive student mastery of the material and there is an increasing mastery of the psychomotor domain of students in class XI IPA6, (2) there is an increasing mastery of the cognitive and psychomotor IPA1 students in class XI, (2) based on the the average value of gain, improved cognitive mastery of the material in class XI IPA6 inversely proportional to class XI IPA1, increasing mastery of the psychomotor domain of students in class XI IPA1 greater than in class XI IPA6, and (3) learning PAIKEM demonstration method more effective than the experimental. Keywords: students' mastery of the material, learning PAIKEM, experimental method, demonstration method, effort and energy.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Walaupun prestasi belajar siswa di bidang Fisika secara nasional tidak terbantahkan bahwa Indonesia telah berulang kali menoreh prestasi di bidang Fisika pada berbagai event perlombaan dalam kancah dunia, permasalahan yang tengah dihadapi dunia

berinteraksi dan memberi keluasan terjadinya pergerakan untuk melakukan kegiatan belajar. Meja kursi belum dapat digerakkan,

dipindahkan, dan disusun secara fleksibel. Selain itu juga posisi tempat duduk siswa di buat tetap pada posisi tertentu, sehingga sulit berinteraksi di antara siswa dalam kelas dan hal ini kurang menumbuhkan sosialisasi di antara mereka serta menyebabkan kebosanan siswa. 4. anak lebih banyak menyalin tulisan dari papan tulis dan menjawab pertanyaan yang ditulis guru atau dari buku paket. Belum ada pertanyaan yang mengungkapkan pikiran siswa dengan kata-kata sendiri. (A.Maulana,dkk:http://technurlogy.wordpress.co m/2010/04/03/manajemen-pendidikan/:30 Mei 2011) Oleh karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran berlangsung dari selama kebiasaan ini. yang Dalam sudah upaya

pendidikan dewasa ini adalah rendahnya penguasaan materi ranah iman dan taqwa, kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Hal ini ditunjukkan oleh

rendahnya hasil belajar siswa, angka putus sekolah, dan angka pengangguran. Kondisi kegiatan belajar mengajar saat ini tercatat sebagai berikut : 1. lebih-kurang 60% waktu anak dihabiskan untuk mendengarkan guru atau menonton anak lain mengerjakan tugas di papan tulis jarang ada kerja praktik. 2. perpustakaan teratur tetapi jarang dimanfaatkan anak anak bahkan ada buku yang berada di dalam lemari yang terkunci. 3. pengaturan meja dan kursi selalu tradisional. Artinya susunan meja kursi belum

meningkatkan penguasaan materi siswa melalui perbaikan proses belajar mengajar, sebaiknya guru memperhatikan kembali penguasaan materi awal yang akan diajarkan sebelum siswa memasuki
5

memungkinkan siswa siswi dapat saling

materi pelajaran tersebut. Dengan mengetahui prakonsepsi siswa, guru dapat menentukan metode apa yang seharusnya digunakan dalam

pengembangan pembelajaran) pemangku

kurikulumnya dilakukan dengan

(perangkat melibatkan untuk

kepentingan

(stakeholders)

pembelajaran. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa Proses pembelajaran pada suatu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Model dan metode yang dikembangkan tidak

menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, berfikir, akademik, pengembangan keterampilan dan pribadi, sosial,

keterampilan keterampilan

keterampilan

vokasional perlu ditingkatkan. Salah satu usaha perbaikan proses belajar terlepas dari kurikulum nasional yang berlaku mengajar dapat dicapai melalui dalam hal ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Pendidikan (KTSP). bahwa Dalam prinsip-prinsip Efektif, dan Menyenangkan) dengan metode pengembangan pendidikan yang eksperimen dan demonstrasi. Hal ini berdasarkan diselenggarakan harus: alasan bahwa terdapat keselarasan antara empat (1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan pendidikan, (5) menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang hayat, dan (7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (BSNP 2006). Sesuai prinsip-prinsip di atas masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman kehidupan sehari-hari, dimana
6

pembelajaran

pilar pendidikan dan lima prinsip pembelajaran PAIKEM berinteraksi, melakukan yaitu mengalami, pembaruan, dan

komunikasi, refleksi

berekspresi,

dengan

komponen

mengalami, pembaruan, dan berekspresi berkaitan dan bagaimana guru mengolah materi pelajaran. Dalam arti bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa mengalami dan

mengekspresikan gagasannya. Adapun komponen interaksi, komunikasi, dan refleksi berkaitan dengan bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana siswa harus dikelola (kerja kelompok, berpasangan, ataukah individual) agar mereka berinteraksi satu sama lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang sama berkembang pula kemampuan individualnya. Pada pembelajaran Fisika menggunakan pembelajaran PAIKEM materi melibatkan dua kriteria penguasaan siswa pada Artinya, ranah guru kognitif dituntut dan untuk

Misalnya : siswa memahami berapa besar usaha yang telah dilakukannya selama proses penataan meja dan kursi di kelas ? Dengan diterapkannya pembelajaran PAIKEM dengan metode

demonstrasi diharapkan siswa dapat melihat dan mengamati percobaan secara langsung pada pilihan percobaan materi pokok Usaha dan Energi yang didemonstrasikan oleh guru, berani bertanya, mengemukakan memperagakan, pendapat, menerima mencoba yang

kesimpulan

berlaku umum di dalam konsep-konsep Fisika, dan mampu menerapkan hukum-hukum Fisika di dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : siswa memahami berapa besar energi potensial suatu benda di dua ketinggian tempat yang berbeda. Pembelajaran pertama yaitu pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen banyak melibatkan di siswa dengan yang kegiatan dapat

psikomotorik.

mengajar secara bervariatif sehingga siswa tidak bosan, dan tumbuh rasa keingintahuan karena di samping mengajarkan teori juga diberikan

kegiatan praktikum Fisika materi pokok Usaha dan Energi. Dengan diterapkannya pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen diharapkan siswa terdorong berani mengemukakan pendapat sendiri, menerima kesimpulan yang berlaku umum di dalam konsep-konsep Fisika, dan mampu menerapkan hukum-hukum Fisika dalam kehidupan sehari-hari.

praktikum

laboratorium,

sehingga

mengukur penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa. Pada pembelajaran kedua yaitu pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi yang banyak menyajikan dan

mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu


7

proses,

situasi atau

atau

benda

tertentu,

baik selain siswa

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : perlu adanya penelitian penggunaan pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen dan metode demonstrasi. Hal ini senada dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

sebenarnya

tiruan penjelasan

sehingga guru,

memperhatikan mendapatkan Dengan

pelajaran

yang lebih

konkret.

metode

demonstrasi

pengukuran

penguasaan materi ranah kognitif, terutama pada ranah psikomotorik siswa bisa diantisipasi. B.Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan mengenai penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa yang masih rendah. Hal yang dilakukan yaitu menerapkan pembelajaran Fisika berbasis pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen di kelas eksperimen 1 (XI IPA6) dan metode demonstrasi di kelas eksperimen 2 (XI IPA1) SMA N 8 Yogyakarta. Pembelajaran

peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen di kelas XI IPA6 SMA N 8 Yogyakarta, peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta, perbedaan peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran Fisika pada materi pokok Usaha PAIKEM di kelas dan Energi melalui metode metode

PAIKEM dengan metode eksperimen di kelas XI IPA6 banyak melibatkan aktivitas siswa di

laboratorium dengan kegiatan praktikum. Sedangkan pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi banyak melibatkan aktivitas siswa di kelas melalui pengamatan langsung terhadap praktikum yang dilakukan guru di muka kelas.

pembelajaran eksperimen

menggunakan XI IPA6 dan

demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta, dan metode mengajar yang lebih efektif antara metode demonstrasi jika

metode eksperimen dan

diterapkan di dalam pembelajaran berbasis PAIKEM


8

di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta. C.Pembatasan Masalah Mengingat peliknya masalah yang muncul dan adanya keterbatasan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa yang ditunjukkan oleh out put berupa hasil ujian ahir. Cakupan ranah kognitif dibatasi lagi dari C1 sampai C4. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran Fisika melalui pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen di kelas XI IPA6 dan demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta dalam meningkatkan

pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi ? 2. Apakah pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta pada

pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi ? 3. Adakah perbedaan peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran Fisika pada materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM menggunakan metode eksperimen di kelas XI IPA6 dan metode demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta ? 4. Metode mana yang lebih efektif antara metode eksperimen dan metode demonstrasi jika

penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa pada materi pokok Usaha dan Energi. D.Perumusan Masalah Dari uraian di atas dapat dirumuskan

diterapkan di dalam pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa pada

permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen dapat meningkatkan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA6 SMA N 8 Yogyakarta pada
9

pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta ?

E.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk : 1. Mengetahui penguasaan ada materi tidaknya ranah peningkatan kognitif dan

demonstrasi

jika

diterapkan

di

dalam

pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan penguasaan materi ranah kognitif dan

psikomotorik siswa pada pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta. F.Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Adapun manfaatnya yaitu : 1. Bagi Siswa Bagi siswa pembelajaran Fisika berbasis pembelajaran PAIKEM dengan metode

psikomotorik siswa di kelas XI IPA6 SMA N 8 Yogyakarta pada pembelajaran Fisika materi

pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen. 2. Mengetahui penguasaan ada materi tidaknya ranah peningkatan kognitif dan

psikomotorik siswa di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta pada pembelajaran Fisika materi

pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi. 3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan

eksperimen dan metode demonstrasi dapat meningkatkan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta pada

psikomotorik siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM menggunakan metode eksperimen di kelas XI IPA6 dan metode demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta. 4. Mengetahui metode pembelajaran yang lebih efektif antara metode eksperimen dan metode
10

pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi. 2. Bagi Guru Bagi guru hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang pernah dilaksanakan di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 SMA N 8

Yogyakarta dengan menerapkan pembelajaran Fisika melalui pembelajaran PAIKEM

Tabel 2 Skematika FormatControl Group PreTest Post-Test Design Kelompok Tes Awal KE1 O1 O1 VariabelBebas (Perlakuan) X1 X2 Tes Ahir O2 O2

menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi. 3. Bagi Sekolah

KE2 Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat Keterangan : menjadi masukan yang dalam berlaku mencari (KTSP) model

KE : Kelompok Eksperimen 1 pembelajaran untuk KK : Kelompok Eksperimen 2 meningkatkan penguasaan materi ranah kognitif O1 dan psikomotorik siswa. Hasil penelitian ini juga O2 dapat menjadi masukan bagi sekolah lain yang X1 memiliki masalah yang serupa dalam eksperimen menerapkan berbagai metode mengajar yang X2 cocok dalam rangka meningkatkan penguasaan demonstrasi materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa. (Suharsimi Arikunto, 2005 : 150) Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi Desain acuan untuk penelitian yang lebih menyeluruh. menggunakan rancangan Counterbalance yang METODE PENELITIAN subyek-subyeknya A. Desain Penelitian perlakuan eksperimental tetapi dalam rangkaian Desain penelitian yang digunakan adalah berbeda, FormatControl Group Pre-Test Post- Test rancangan imbang, rancangan penyeberangan Design.Berikut skema dari desain penelitian : (cross-over design), rancangan pindah (switchover design), atau pengaturan kuadrat latin. disebut jugaeksperimen bergilir, diuji coba pada semua khusus untuk kelas eksperimen : PembelajaranPAIKEMdengan metode : PembelajaranPAIKEMdengan metode : Tes Ahir (motivasidan post-test) : Tes Awal (motivasi dan pre-test)

11

Tabel 3 Format Rancangan Counterbalance untuk Kelas Eksperimen


Kelompok Kelompok A Waktu 1 Teorema UsahaEnergi Kinetik (1) Kelompok B Teorema UsahaEnergi Kinetik (2) Kelompok C Teorema UsahaEnergi Kinetik (1) Kelompok D Teorema UsahaEnergi Kinetik (2)

2.Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan materi ahirranah kognitifdan

psikomotorik siswa. 3.Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah penguasaan materi awal ranah kognitif dan psikomotorik siswa, materi pokok (Usaha dan Energi), jumlah jam pelajaran, dan guru. C.PopulasidanSampel Penelitian 1.Populasi Penelitian

Kelompok E

Teorema Usaha-

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa


Energi Kinetik (1) Kelompok F Teorema UsahaEnergi Kinetik (2)

kelas XI IPA SMA N 8 Yogyakarta semester genap Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah enam kelas dengan 179 siswa.Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : a.Kelas XI IIA1 berjumlah 30 siswa b.Kelas XI IIA2 berjumlah 30 siswa c.Kelas XI IIA3 berjumlah 30 siswa

Kelemahan : adanya gangguan perlakuan ganda B. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Variabel Bebas

d.Kelas XI IIA4 berjumlah 30 siswa Variabel bebas dalam penelitian ini adalah e.Kelas XI IIA5 berjumlah 29 siswa pembelajaran PAIKEM dengan metode f.Kelas XI IIA6 berjumlah 30 siswa eksperimen dan demonstrasi.

12

2.SampelPenelitian Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.Kelas eksperimen 1 yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran PAIKEM dengan metode

)+-..........

Persamaan 8

Perlu diketahui bahwa : n = jumlah sampel = ukuran sampel N = jumlah populasi t = 1,96 atau 2 = z pada taraf signifikansi 5% atau 1% p = proporsi dalam populasi q = 1-p d = taraf kesalahan n0 = a satisfactory approximation to the n Dalam penelitian pendidikan biasanya diambil harga-harga sebagai berikut : d = 0,05. P = 0,5. q = 1 0,5 = 0,5 dan t = 1,96 Perhitungannya yaitu : n0 = (1,96)2 (0,5)(0,5) : (0,05)2 n = [384,16 : {1 + (384,16:60)}] = 51,894812680115273775 52 Sampel kelas eksperimen 1= 52 : 2 = 26 siswa Sampel kelas eksperimen 2 = 52 26 = 26 siswa = 384,16

eksperimen.Kelas eksperimen 2 yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi.Pada penelitian ini

digunakan kelas-kelas yang ditetapkan peneliti dan guru secara langsung tanpa teknik undian. Pengambilan sampel dilakukan secara

sampling sistematis.Syaratnya adalah siswa yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah siswa yang mengikuti proses pembelajaran secara utuh.Sementara siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran secara utuh langsung

dinyatakan gugur. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengambilan sampel dilakukan secara random yaitu dengan pengambilan sampel acak sistematik (sistematic random sampling). Sampel pada penelitian ini berasal dari dua kelas yaitu kelas XI IPA6 dan XI IPA1.Ukuran sampel ditentukan dengan metode Cochran dengan rumus sebagai berikut :
13

Adapun siswa yang mengikuti pembelajaran secara utuh di kelas XI IPA6 ada 24 siswa dan kelas XI IPA1 ada 17 siswa.Sehingga penelitian ini memfokuskan analisis data terhadap : Sampel KE1 (XI IPA6) = 24 siswa Sampel KE2 (XI IPA1) = 17 siswa D.Instrumentasidan Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian terdiri dari perangkat pembelajaran dan pengumpulan data. Adapun selengkapnya seperti uraian di bawah ini : 1.InstrumenTindakan/Perangkat Pembelajaran Instrumen tindakan adalah instrumen yang dipakai selama proses pembelajaran

pre-test,

quis,

PR,

post-test,

dan

angket

penguasaan materi ahir siswa. 2.Instrumen Pengumpulan Data Pada Penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam berikut : a.Angket Penguasaan Materi Awal Siswa Angket penguasaan materi awal siswa digunakan untuk mengukur seberapa besar penguasaan materi siswa yang ditunjukkan dengan pengumpulandata dijelaskan sebagai

prestasihasil belajar siswa.Angket ini akan cocok apabila siswa dapat mencapai standar kompetensi pada setiap kompetensi dasar yang telah

ditentukan. Adapun standar kompetensi yang harus dicapai siswa yaitu 75. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran mengenai Usaha dan Energi.Kedua angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda yang harus dijawab dengan sejujurjujurnya oleh siswa.Angket tersebut terdiri dari 60 pernyataan yang telah divalidasi secara content validity dan telah diuji lapangan dan dianalisis dengan program SPSS versi 16.00. Angket tersebut juga berupa soal-soal pilihan
14

Fisika.Instrumen yang dimaksud seperti uraian berikut : Pada pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen menggunakan instrumen dalam

bentuk angket penguasaan materi awal siswa, diskusi kelompok,tugas kelompok, eksperimen, ,post-test, dan angket penguasaan materi ahir siswa. Pada pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi menggunakan instrumen dalam

bentuk angket penguasaan materi awal siswa,

ganda mengenai Usaha dan Energi yang harus dijawab dengan benar oleh siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu dapat diberikan sebelum, sesudah ataupun pada saat-saat yang telah disepakati. b.Tes Hasil Belajar Fisika ditandai dengan : (1)Pembelajaran eksperimen : PAIKEM diskusi dengan metode

Skema uji validitas sebagai berikut :


Soal Tes Kognitif Uji Coba di Kelas XI IPA2 Hasil Uji Coba

Kelas Eksperimen 1 (XI IPA6)

Analisis Iteman

Kelas Eksperimen 2 (XI IPA1)

Digunakan untuk Penelitian

Tes Standar

kelompok,tugas Gambar 6 Proses Uji Validitas Soal dan angket Tes hasil belajar Fisika berupa pilihan ganda (multiple choise) dianalisis menggunakan

kelompok,eksperimen,

post-test,

penguasaan materi ahir ranah kognitif dan psikomotorik siswa. program Iteman untuk mengetahui daya beda, (2)Pembelajaran PAIKEM dengan metode tingkat kesukaran butir, distribusi jawaban benar, demonstrasi : pre-test, quis, PR, post-test dan reliabilitas skor tes, dan standar kesalahan angket penguasaan materi ahir ranah kognitif dan pengukuran.Pada skordaya pembeda soal (DP) psikomotorik siswa menggunakan teori pengukuran menurut Tes hasil belajar Fisika telahdiuji validasidi dan Frisbie.Skor tingkat kesukaran menggunakan kelas XI IPA2 sehingga diperoleh tes standar. teori pengukuran menurut Crocker dan Algina, Ebel dan Frisbie. (3)Kisi-kisi soaltes hasil belajar Fisika. Kisi kisi soal tes hasil belajar Fisika siswa terlampir. Jenis penelitian yang digunakan adalah : 1. Menurut metodenya penelitian ini Ebel

merupakan penelitian eksperimen yaitu suatu


15

penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennyadapat dimanipulasi oleh peneliti. 2. Menurut tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian komparatif yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian asosiatifnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi, penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. 3. Menurut jenis data dan analisisnya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena berisi data kuantitatif yaitu data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. mengukur penguasaan materi awal siswa di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan angket penguasaan materi awal sebelum kedua kelas tersebut diberi perlakuan. 2. membagi kelas menjadi kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sesuai hasil angket penguasaan materi awal. 3. menerapkan pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen pada kelas eksperimen 1 dengan menyajikan soal-soal berbentuk pretest, quis, PR, post-test, dan angket

penguasaan materi ahir ranah kognitif dan psikomotorik siswadan menerapkan metode

pembelajaranPAIKEM

dengan

demonstrasi pada kelas eksperimen 2dengan menyajikan soal-soal berbentuk pre-test, diskusi kelompok, tugas dan kelompok, angket

eksperimen,

post-test,

penguasaan materi ahir ranah kognitif dan psikomotorik siswa dan

16

4. berdasarkan

keterangan

di

atas,

demi

indeks kemudahan , B = banyaknya murid yang menjawab dengan benar, dan JS = jumlah seluruh murid yang menjawab. b.Indeks Kepekaan Indeks kepekaan (Is) sering disebut indeks sensitivitas.Harga Is ditentukan oleh hasil tes awal (sebelum pembelajaran) dan hasil tes ahir (setelah pembelajaran).Harga Is berkisar dari -1.0 sampai +1.0. Is =(RA RB) / T dengan RA = banyaknya murid yang menjawab benar terhadap satu butir soal pada tes ahir, RB = banyaknya murid yang menjawab benar terhadap satu butir soal pada tes awal, dan T = banyaknya murid yang mengikuti ujian.Jika Is = 1.0 pembelajaran baik sekali dan jika Is = -1.0 pembelajaran dipertanyakan. Jika tidak dilakukan tes awal (tes sebelum pembelajaran), maka digunakan rumus = Is = (RA / T) x 100 % dengan batas minimumnya kepekaan pembelajaran = = 75%.Ini indeks indeks berarti indeks

tercapainya tujuan penelitian, maka materi pelajaran, bentuk dan isi angket, bentuk tes dan butir soal yang diberikan kepada siswa dibuat sama. Hal ini dilakukan supaya data penelitian yang dihasilkan benar-benar

karena perbedaan pengaruh penggunaan pembelajaranPAIKEM metodeeksperimen dan demonstrasi. E.Teknik Analisis Data Data data yang diperoleh disajikan dalam bentuk angka dan dianalisis menggunakan program komputer Iteman. Analisis kuantitatif didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang secara dengan

rinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Analisis Menggunakan Program

Komputer Iteman a.Indeks Kesukaran Indeks kesukaran sering disebut sebagai indeks kemudahan indeks atau kesukaran indeks (P)

fasilitas.Harga

keberhasilan ketuntasan

berkisar dari 0.0 (sangat sukar) sampai 1.0 (sangat mudah).P = B / JS dengan P =
17

pembelajaran = minimal 75%.Jadi, jika Is

sudah mencapai 75% pembelajaran sudah berhasil. c.Daya Beda (D) Daya beda sering disebut indeks

D = 0.71 sampai 1.00 butir soal sangat baik Jika D = negatif, butir soal dibuang saja d.Kualitas Pengecoh Soal pilihan ganda perlu memiliki pengecoh, yaitu jawaban yang tidak bernilai benar.Setiap sedemikian pengecoh rupa perlu dibuat menarik

diskriminasi (D).Harga D berkisar dari -1.0. sampai +1.0. Jika D = -1.0 butir soal daya bedanya sangat rendah atau tidak dapat membedakan antaramurid yang pintar dan murid yang bodoh. Jika D = +1.0 butir soalsangat baik.Harga dapat

sehingga

perhatian peserta tes yang belum memiliki konsep yang baik terhadap materi yang diujikan.Menurut Allen dan Yen (1979), pengecoh yang baik minimum berindeks 0.1 yang berupa koefisien positif korelasi untuk negatif point kunci untuk

ditentukandengan rumus berikut D = [(BA / BJ) (BB JB)] = PA PB. Dengan JA = banyaknya murid kelompok atas, JB = banyaknya murid kelompok bawah yang menjawab butir soal dengan benar, PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar, dan PB= proporsi murid kelompok bawah yang menjawab pada butir soal dengan benar. Adapun klasifikasi harga daya beda (D) disajikan sebagai berikut :

biserial, jawaban pengecoh.

bernilai dan

bernilai

D = 0.00 sampai 0.20 butir soal jelek D = 0.21 sampai 0.40 butir soal cukup baik D = 0.41 sampai 0.70 butir soal baik dan
18

e.Validitas Secara garis besar validitas dapat dijelaskan sebagai berikut :


KONSTRUKSI (MENGUKUR SETIAP ASPEK BERFIKIR) LOGIS ISI (SESUAI DENGAN KURIKULUM YANG BERLAKU) YANG ADA SEKARANG (SESUAI DENGAN PENGALAMAN) PREDIKSI (MEMPUNYAI DAYA RAMAL YANG TINGGI)

nilai murid

kriterium nilai

tiap-tiap rata-rata

kriterium murid Klasifikasi interpretasi harga koefisien

korelasi Product Moment yaitu : 0.81 rxy 1.00 (korelasi sangat tinggi) 0.61 rxy 0.80 (korelasi tinggi) 0.41 rxy 0.60 (korelasi cukup) 0.21 rxy 0.40 (korelasi rendah) 0.00 rxy 0.20 (korelasi sangat rendah) Harga prediksi dapat Moment koefisien dapat korelasi Product

VALIDITAS (SESUAI DENGAN KRITERIUM)

EMPIRIS

Gambar 7 Garis Besar Validitas f.Validitas Prediksi Harga indeks validitas dicari.Misalnya rumus korelasi dengan Product

berharga

negatif.Jika

menggunakan Moment dari

diperoleh harga negatif, maka hubungannya hanya dibalik saja.Harga koefisien korelasi dapat diinterpretasikan dengan tabel harga r.Jika rxy< r hitung tabel, maka korelasi

Pearsonberikut :

[(.

/ ( * 4

5)] tidak signifikan. g.Reliabilitas Koefisien reliabilitas dapat dihitung dengan berbagai cara, antara lain dengan rumus berikut : Kuderdan Richardson(KR 20)

..................................

Persamaan 9

19

, (

( )- 6

7 h.Objektivitas

.......................................... = Koefisien

Persamaan 10 tes secara

Suatu tes dikatakan memiliki objektivitas jika dalam pelaksanaan tes tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhi proses

reliabilitas

keseluruhan p = Proporsi murid yang menjawab butir tes dengan benar q = Proporsi murid yang menjawab butir tes dengan salah p+q=1
jumlah hasil perkalian antara p dan q

penyekorannya.Misalnya : Wah anak itu teliti, sudah saya beri nilai 10 atau A. Tes uraian bebas lebih banyak unsur pribadinya daripada tes objektif.Faktor

pribadi penilai dapat mempengaruhi hasil penilaian karena kesan penilai terhadap murid, tulisan, bahasa, dan waktu penilaian (kondisi penilai). i.Praktikabilitas Tes dikatakan memiliki praktikabilitas tinggi jika tes tersebut bersifat praktis.Tes ), ( yang praktis adalah tes yang a.mudah dilaksanakan b.mudah pemeriksaannya

n = banyaknya butir tes S = standar deviasi tes (akar varians) = simpangan baku Jika soal tes bentuk uraian, dipergunakan rumus alpha berikut , (

.. Persamaan 11

soal

= jumlah varians skor tiap tiap butir

c.dilengkapi dengan pedoman-pedoman yang jelas

= varians total Varians= *( ) ,


,
( )

-+

............................................

Persamaan 12
20

j.Ekonomis Suatu bentuk tes dikatakan ekonomis jika tes tersebut tidak perlu (1)biayayang banyak (2)tenaga yang banyak (3)waktu yang lama (4)mensekor dan menilai Menskor berasal dari bahasa inggris yaitu skoring yang memiliki arti angka, menentukan angka memberikan (menilai adalah =

(S = Score, R = Right, W = Wrong dan N = Jumlah option atau pilihan, dalam hal ini ada 3.Banyaknya soal = 10, banyaknya yang benar = 8, banyaknya yang salah = 2, dan banyaknya pilihan = 3.S = 8 [2/(3-1)]=7 Angka 7 adalah angka bukan nilai. 2.Analisis Menggunakan Program Komputer SPSS versi 16.00 a.Uji Persyaratan Analisis 1)Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk

memberikan

nilai).Skor

hasil

pekerjaan menskor (scoring) yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir soal tes yang dijawab benar oleh murid.Nilai adalah angka ubahan dari skor, yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya dan telah disesuaikan pengaturannya dengan suatu standar tertentu. Dalam penskoran diperlukan : kunci jawaban, kunci skoring, dan pedoman penilaian. Misalnya : 1.Tes bentuk pilihan ganda dengan 3 pilihan (A, B, dan C) Digunakan rumus :S = R [w/(N 1)].
21

mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak.Biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, dan rasio. Analisis persyaratan dengan normalitas parametrik harus maka

terpenuhi

dimana data harus berdistribusi normal.Data yang tidak berdistribusi normal, jumlah sampel sedikit, dan jenis data adalah data nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik nonparametrik. Sebaran suatu variabel penelitian

dikatakan mengikuti distribusi kurva normal

jika harga p dari nilai KSG atau nilai Chi Square lebih besar dari 0,05 (p>0,05).Artinya Hoditerima : tidak ada perbedaan yang signifikan antara distribusi skor empirik dengan normal. Uji normalitas menggunakan One distribusi skor hipotetik-sebaran

Kriteria kenormalannya adalah jika c2hitung <c2tabel maka data tersebut berdistribusi normal. Nilai c2tabel adalah nilai c2untuk taraf nyata ( a ) = 5% dan derajat kepercayaan (dk) = k 3 dimana k adalah banyaknya kelas interval. b)Cara II : metode liliefors Digunakan metode liliefors, dengan

Sample Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05.Data normal jika

ketentuan jika nilai Lhitung<>Ltabel maka data berasal dari populasi normal. Nilai Ltabel diperoleh dari tabel uji liliefors, misal untuk taraf nyata 5 % dan jumlah data lebih dari 30 responden maka nilai Ltabel adalah :

signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Terdapat dua cara melakukan uji

normalitas yaitu dengan uji chi kuadrat dan metode liliefors yang masing- masing dapat dijelaskan sebagai berikut : a)Cara I : uji chi kuadrat (c2) Uji Normalitas dengan uji chi kuadrat (c ) rumusnya adalah:
2

Sedangkan Lhitung adalah

harga terbesar dari |F(Zi) S(Zi)|, dimana Zi dihitung dengan rumus angka normal baku:

; Xi = data ke-i; = rata-rata;

dimana Oi = fi adalah

s = simpangan baku. Nilai F(Zi) adalah luas daerah di bawah normal untuk Z yang lebih kecil dari Zi. Sedangkan nilai S(Zi) adalah banyaknya angka Zyang lebih kecil atau sama dengan Zi dibagi oleh banyaknya data (n).

frekwensi absolut / pengamatan, dan Ei = (S fi ).Zi. Sedangkan Zi adalah luas daerah dibawah kurva normal untuk kelas interval ke-i, sehingga daerah tersebut dibatasi oleh angka baku z untuk tepi atas dan tepi bawah kelas interval tersebut.
22

Anda dapat memeriksa distribusi sampel menggunakan uji statistik dan atau plot statistik untuk memeriksadistribusi sampel adalah normal. Analisisitu mencakup tiga tes statistik untuk menguji normalitas: a)Kolmogorov-Smirnov Sebuah tes EDF-jenis berdasarkan jarak vertikal terbesar antara fungsi distribusi normal kumulatif (CDF) dan distribusi frekuensi kumulatif sampel (biasa disebut ECDF-fungsi distribusi empiris kumulatif). Ini memiliki kekuatan miskin untuk

mampu mendeteksi non-normalitas di skor distribusi. c)Shapiro-Wilk Sebuah uji regresi-jenis yang

menggunakan korelasi statistik pesanan sampel (nilai-nilai sampel disusun dalam urutan) dengan orang-orang dari distribusi normal.Ini adalah uji normalitas paling kuat yang tersedia dan mampu mendeteksi penyimpangan kecil dari normal. 2)Uji Homogenitas Uji homogenitas apakah digunakan beberapa untuk varians

mendeteksi non-normalitas dibandingkan dengan tes di bawah ini. D'Agostino dan Stephens mengatakan uji KolmogorovSmirnov sekarang benar-benar hanya

mengetahui

populasi adalah sama atau tidak.Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent samplet-test dan ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam ANOVA adalah bahwa varians dari populasi adalah sama.Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.Kriteria uji homogenitas yaitu homogenitas

kepentingan sejarah. b)Anderson-Darling uji Tes EDF-sejenis dengan KolmogorovSmirnov, kecuali menggunakan jumlah dari jarak ketimbang vertikal kuadrat antara fungsi distribusi normal kumulatif dan distribusi frekuensi kumulatif sampel. Lebih berat diterapkan pada skor, jadi tes ini lebih
23

variansterpenuhi jikanilai p dari F levene test lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Pengujian homogenitas varians suatu kelompok data, dapat dilakukan dengan cara: a) Uji F dan b) Uji Bartlett. Adapun proses pengujian dan rumus yang digunakan

b) Uji Bartlett (digunakan untuk menguji homogenitas varians lebih

dariduakelompok data) Rumus Uji Bartlett yaitu: ( )2 3

Dimana : n = jumlah data untuk pengujian homogenitas varians ( ) ; yang mana


( )

kelompok data yaitu sebagai berikut: a) uji F (digunakan untuk menguji

homogenitas varians dari dua kelompok data). Rumus Uji F yaitu: Dimana : Ha: paling sedikit salah satu tanda tidak sama Kriteria Pengujian: Hipotesis pengujian : Jika ( )
( )

dk = derajat kebebasan Hipotesis pengujian:

( Kriteria Pengujian:

Jika :

Jika: F hitung F tabel (0,05; dk1; dk2), maka tolak Ho

3)Uji Linearitas Bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear

Jika: F hitung <F tabel (0,05; dk1; dk2), atau tidak secara signifikan.Uji ini biasanya maka terima Ho
24

digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Kriteria uji linearitas yaitu linearitas terpenuhi jika harga p dari nilai Flinearity lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dan harga p dari nilai Fdeviation from linearity lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Dalam perhitungan uji linearitas

b.Uji Hipotesis 1)Uji Perbedaan a)Uji Perbedaan dengan t-test Uji perbedaan dengan t-test merupakan salah satu tehnik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesa

komparatif (uji perbedaan) untuk sampel kecil & varian populasi tidak diketahui yang berguna kelompok. Asumsi terpenuhi apabila (1) sampel (data) diambil dari populasi yang memiliki untuk membedakan mean

persamaan regresi variabel terikat (Y) atas variabel bebas (X), terlebih dahulu dicari persamaan regresi sederhana kompetensi (Y) atas minat belajar (X1) yaitu:

distribusi normal, (2)pada uji t dan uji F Keterangan : Y = variabel terikat. untuk dua sampel atau lebih, kedua sampel diambil dari dua populasi yang mempunyai varians sama, a = konstanta intersep b = (slop/kemiringan) koefisien regresi Y atas X. Harga koefisien a dan b dapat dihitung dengan rumus : ( )( ) ( )( ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
25

(3) variabel (data) yang diuji haruslah data bertipe interval atau rasio, yang tingkatnya lebih tinggi dari data tipe nominal atau ordinal. T-test terbagi menjadi tiga macam yaitu ) one sample t-test, paired sample t-test, dan independent sample t-test.Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

independent

sample

t-test.Adapun sebagai

signifikan (H0ditolak) dan jika t-hitung <ttabelberarti tidak berbedasecara

selengkapnyadapat berikut : (1) one sample t-test

dijelaskan

signifikan(H0 diterima). (2)paired sample t-test Paired sample t-testdigunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan (paired). Sampel

One sample t-test digunakan untuk satu sampel. Prinsip mengujinya apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel.Nilai yang dimaksud pada umumnya adalah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi. Rumus one sample t-test : dengan, t= nilai t hitung
.

berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Rumus :
.

dengan,

= nilai t hitung

SD = standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2 N = jumlah sampel Untuk menginterpretasikan t-test terlebih

SD = standar deviasi sampel N= jumlah sampel Untuk mengintepretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan nilai , df (degree of freedom) = N-k (untuk one sample ttestdf=N-1), kemudian membandingkan

dahulu harus ditentukan nilai , df (degree of freedom) = N-k (untuk paired sample t-test df=N-1), kemudian membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Apabila t-hitung > t-tabel berarti berbeda secara signifikan(H0 ditolak) dan jika t-hitung < t-tabel berarti tidak berbeda secara signifikan(H0 diterima).
26

nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Apabila thitung > t-tabel berarti berbeda secara

(3)independent sample t-test Independent sample t-test digunakan untuk membandingkan dua kelompok mean dari dua sampel yang berbeda (independent). Prinsipnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi, dengan membandingkan dua mean sample-nya. Rumus independent samplet-test : .

df(degree

of

freedom)

N-k.Untuk

independent samplet-test df=N-2.Kemudian membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Apabila : t-hitung>t-tabel maka berbeda secara

signifikan (H0 ditolak) t-hitung < t-tabel maka tidak berbedasecara signifikan(H0 diterima) b)Uji Perbedaan dengan Korelasi Uji korelasi atau uji asosiasi pada

/ dengan,

t = nilai t hitung

dasarnya

adalah

sebuah

cara

dalam

pengolahan data statistik yang digunakan untuk menganalisis apakah sebuah variabel Rumus :

standar

error

kedua

kelompok mempunyai hubungan yang signifikan

dengan variabel lainnya.Kemudian jika ada hubungan, bagaimana keeratan hubungan

tersebut, serta seberapa jauh variabel tersebut mempengaruhi variabel lainnya. (1)Kegunaan Rumus varian kedua kelompok ( ( ) ) ( ( ) ) (a)Pengukuran asosiasi berguna untuk

mengukur kekuatan (strength) hubungan antar dua variabel atau lebih.

Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan : nilai , dan


27

(b)Pengukuran ini hubungan antara dua variabel untuk masing-masing kasus akan menghasilkan hubungan ada,hubungan hubungan keputusan, kedua kedua kedua diantaranya tidak lemah, cukup

dua variabel dapat dinilai melalui observasi scatterplotsbivariat. Jika kedua variabel berdistribusi normal dan berhubungan

variabel variabel variabel

secara linear, maka oval; jika tidak

scatterplotberbentuk berdistribusi normal

scatterplot tidak berbentuk oval. Dalam praktiknya kadang data yang digunakan akan menghasilkan korelasi

kuat,hubungan kedua variabel kuat, dan hubungan kedua variabel sangat kuat. Penentuan tersebut didasarkan pada kriteria yang menyebutkan jika hubungan

tinggi tetapi hubungan tidak linear; atau sebaliknya korelasi rendah tetapi hubungan linear. Dengan demikian agar linearitas hubungan digunakan dipenuhi, harus maka data yang

mendekati 1, maka hubungan semakin kuat; sebaliknya jika hubungan mendekati 0, maka hubungan semakin lemah. (2)Korelasi dan Linearitas Terdapat hubungan erat antara

mempunyai

distribusi

normal.Dengan kata lain, koefisien korelasi hanya merupakan statistik ringkasan

pengertian korelasi dan linearitas. Korelasi Pearson, misalnya, menunjukkan adanya kekuatan hubungan linear dalam dua

sehingga tidak dapat digunakan sebagai sarana untuk memeriksa data secara

individual. (3) Asumsi Asumsi dasar korelasi diantaranya seperti tertera di bawah ini: (a) Kedua variabel bersifat independen satu dengan lainnya, artinya masing-masing variabel
28

variabel. Sekalipun demikian jika asumsi normalitas salah maka nilai korelasi tidak akan memadai untuk membuktikan adanya hubungan linearitas. Linearitas artinya

asumsi adanya hubungan dalam bentuk garis lurus antara variabel.Linearitas antara

berdiri

sendiri

dan

tidak

tergantung satu dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan variabel tergantung. (b)Data untuk kedua variabel berdistribusi normal. Data yang mempunyai distribusi normal artinya data yang distribusinya simetris sempurna. Jika digunakan

(b)kurva

normal,

sering

juga

disebut

sebagai kurva bel, berbentuk simetris sempurna. (c) karena tengah frekuensi dua bagian sisi dari tengahbenar-benar nilai-nilai simetris, diatas maka rata-rata

(mean) akan benar-benar cocok dengan frekuensi nilai-nilai di bawah rata-rata. (d)frekuensi total semua nilai dalam area

bahasa umum disebut berbentuk kurva bel. Menurut Johnston, ciri-ciri data yang mempunyai distribusi normal ialah

populasi akan berada dalam

sebagai berikut: (a) kurva frekuensi normal menunjukkan frekuensi tertinggi berada di tengahtengah, yaitu berada pada rata-rata (mean) nilai distribusi dengan kurva sejajar dan tepat sama pada bagian sisi kiri dan kanannya. Kesimpulannya, nilai yang paling sering muncul ialah dalam rata-rata

dibawah kurva. Perlu diketahui bahwa area total dibawah kurva mewakili kemungkinan munculnya karakteristik tersebut. (e) kurva normal dapat mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Yang menentukan bentuk-bentuk tersebut adalah nilai ratarata dan simpangan baku (standard deviation) populasi. (4) Karakteristik Korelasi Korelasi mempunyai karakteristik-

distribusi

normal

(average), dengan setengahnya berada dibawah rata-rata dan setengahnya yang lain berada di atas rata-rata.

karakteristik diantaranya:

29

(a)kisaran korelasi Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif. (b)korelasi sama dengan nol Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak ada hubungan antara dua variabel jika dilihat dari sebaran data. (c)korelasi sama dengan satu Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linear

menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak.Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan

searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Yakan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan

sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik. Korelasi sama dengan -1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linear

melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut :
a.0:

tidak ada korelasi antara dua variabel

b.>0 0,25: korelasi sangat lemah c.>0,25 0,5: korelasi cukup d.>0,5 0,75: korelasi kuat e.>0,75 0,99: korelasi sangat kuat f.1:korelasi sempurna (5) Signifikansi Dalam bahasa Inggris umum, kata, "significant" mempunyai makna

sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y turun (dan sebaliknya). Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel.Besarnya koefisien korelasi

berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien korelasi


30

penting.Sedang dalam pengertian statistik

kata tersebut mempunyai makna benar tidak didasarkan secara kebetulan. Hasil riset dapat benar tetapi tidak

maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%. Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sampel) yang akan digunakan dalam riset. Semakin maka ukuran kecil angka

penting.Signifikansi / probabilitas / memberikan bagaimana hasil gambaran riset itu

mengenai mempunyai

signifikansi,

sampelakan

kesempatan untuk benar.Jika kita memilih signifikansi sebesar 0.01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0.01, 0.05 dan angka tingkat

semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, semakin maka kecil. ukuran Untuk

sampelakan

memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sampel yang besar.Sebaliknya semakin kecil, jika maka ukuran sampel

kemungkinan

0.1.Pertimbangan tersebut

penggunaan pada

munculnya kesalahan semakin ada. (6)Interpretasi Korelasi Ada korelasi, tiga penafsiran hasil analisis melihat

didasarkan

kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti.Angka signifikansi sebesar 0.01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh

meliputi:

pertama,

kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
31

kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99%.Jika angka signifikansi sebesar 0.05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%.Jika angka signifikansi sebesar 0.1,

(a)

jika

angka

koefisien

korelasi

Interpretasi ketiga melihat arah korelasi. Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Pada SPSS, hal ini ditandai dengan pesan two tailed.Arah korelasi dilihat dari angka korelasi kedua jika koefisien positif, variabel variabel X

menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan.


(b) jika

angka koefisien korelasi mendekati

1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat.


(c)

korelasi.Jika maka

koefisien

jika angka koefisien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah.

hubungan artinya

searah.Searah

nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi.Jika koefisien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Yakan rendah. Untuk mengetahui korelasi pada uji parametrik digunakan koefisien korelasi Pearson (r), dengan rumus sebagai berikut :
( ,( ) ( ) ( ) ) ( ) -,

(d) jika

angka koefisien korelasi sama 1, maka kedua variabel

dengan

mempunyai hubungan linear sempurna positif.


(e)

jika angka koefisien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel

mempunyai hubungan linear sempurna negatif. Interpretasi berikutnya melihat

Keterangan : n = banyaknya sampel X = variabel independen (prediktor) Y = variabel dependen (outcome) Nilai r berkisar antara 0.0 yang berarti tidak ada korelasi, sampai dengan 1.0, yang berarti adanya korelasi yang sempurna.
32

signifikansi hubungan dua variabel dengan didasarkan pada angka signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak.

Semakin kecil nilai r semakin lemah korelasi, sebaliknya semakin besar nilai r semakin kuat korelasi. Berikut pembagian kekuatan korelasi menurut Colton : r = 0.00 0.25 menunjukkan tidak ada hubungan/hubungan lemah r = 0.26 0.50 menunjukkan hubungan sedang r = 0.51 0.75 menunjukkan hubungan kuat r = 0.76 1.00 menunjukkan hubungan sangat kuat/sempurna 2)Uji Korelasional a)Uji Hubungan dengan Regresi Linear Salah satu teknik analisis regresi yang paling sering digunakan adalah regresi linear.Regresi linear dapat digunakan

sesuai dengan garis linear atau tidak. Asumsi ini dapat diketahui dengan mencari nilai deviation from linearity dari uji F linear. Regresi linear bertujuan untuk

memprediksi variabel dependen melalui variabel independen. Untuk memprediksi digunakan persamaan garis regresi dengan metode Least Square: Keterangan : Y = variabel dependen X = variabel independen a = intercep b = slope Dimana Slope :
( )

*Intercep : Besarnya nilai Y, ketika X=0 *Slope : Besarnya perubahan nilai Y bila nilai X berubah setiap unitnya. Sebetulnya persamaan garis di atas merupakan model deterministik yang secara sempurna/tepat dapat digunakan hanya

apabila asumsi linearitas dapat terpenuhi. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, maka kita tidak dapat menggunakan analisis regresi linear.Akan tetapi, kita bisa

menggunakan analisis regresi nonlinear. Asumsi linearitas adalah asumsi yang akan memastikan apakah data yang kita miliki
33

untuk peristiwa alam. Namun, ketika kita berhadapan dengan kondisi ilmu sosial, ada kemungkinan terjadi kesalahan atau

penyimpangan (tidak eksak) pada hubungan antara variabel.Artinya, untuk beberapa nilai X yang sama akan menghasilkan nilaiY yang berbeda. Sehingga persamaan garis yang dibentuk menjadi : e = nilai kesalahan (error) yaitu selisih
X1 X2 X3 X12 X22 X32

populasi tersebut adalah sama, dan sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain. Langkah-langkah Pengujian (1)Tulis Ho dan Ha (2)Tentukan (signifikansi). (3)Uji statistik (uji F) dengan rumus : taraf nyata pengujian

(4) Derajat kebebasan: dk1 (varians antar sampel) = k-1 dk2 (varians dalam sampel) = N-k
Tc nc Jml. kuadrat (x)2 N (X)2

(5)Aturan pengambilan keputusan F hitung < F tabel, Ho diterima F hitung > F tabel, Ho ditolak, Ha diterima (6) Buat tabel penolong (7) Hitung jumlah kuadrat perlakuan (SST) dengan rumus : 0 1
( )

antara nilai Y individual teramati dengan nilai Y yang sesungguhnya pada titik X tertentu. b)ANOVA (Analysis of Variance) One Way ANOVA digunakan untuk

(8) Hitung jumlah kuadrat kesalahan (SSE) dengan rumus ( ) 0 1

menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua sampel.Asumsi-asumsi One Way ANOVA meliputi populasi yang akan diuji (9)Hitung keragaman total (SS total) dengan rumus SS total = SST + SSE

berdistribusi normal, varians dari populasi-

34

(10) Masukkan ke dalam tabel ANOVA Sumber Keragaman Antar Perlakuan Kesalahan (dalam perlakuan) SS Total Jml. Derajat Kuadrat Bebas SST = dk1 = k1 dk2=N-k Kuadrat Tengah (1)/(2) MSTR= SST/dk1 MSE= SSE/dk2

korelasi, dilakukan proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor. Tahapan analisis faktor sebagai berikut : a) tabulasi data pada data view Tabulasi hasil angket/questioner anda ke dalam komputer (SPSS). b) pembentukan matrik korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang

SSE =

Ket: MSTR = Mean square between treatment MSE = Mean square due to error

memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini. Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel

(11)Menentukan Ftabel pada , dk1, dan dk2

penelitian.Nilai digunakan untuk

kedekatan melakukan

ini

dapat beberapa

pengujian untuk melihat kesesuaian dengan (12)Membandingkan Fhitung terhadap nilai korelasi yang diperoleh dari analisis F tabel faktor. (13)Menarik kesimpulan Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu 3)Analisis Faktor dilakukan Pada dasarnya analisis faktor dilaksanakan, yaitu menentukan besaran mempunyai tujuan untuk melakukan data nilai Barlett Test of Sphericity, yang summarization untuk variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui apakah ada dianalisis, yakni mengidentifikasi adanya korelasi yang signifikan antar variabel, dan hubungan reduction, antar yakni variabel, setelah dan data Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of melakukan
35

agar

analisis

faktor

dapat

Sampling Adequacy, yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien korelasi parsialnya. Menurut Wibisono (2003) kriteria

(1)jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya. (2)jika MSA lebih besar dari setengah 0.5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. (3)Jika MSA lebih kecil dari setengah 0.5 dan atau mendekati nol (0), maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari

kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah : (1)jika harga KMO sebesar 0.9 berarti sangat memuaskan, (2)jika harga KMO sebesar 0.8 berarti memuaskan, (3)jika harga KMO sebesar 0.7 berarti harga menengah, (4)jika harga KMO sebesar 0.6 berarti cukup, (5)jika harga KMO sebesar 0.5 berarti kurang memuaskan, dan (6)jika harga KMO kurang dari 0.5 tidak dapat diterima. Menurut Santoso, angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria yang digunakan untuk interpretasi adalah sebagai berikut:
36

variabel lainnya. c) ekstraksi faktor Pada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada KMO>0.5 sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal). d) rotasi faktor Pada rotasi faktor, matrik faktor

ditransformasikan ke dalam matrik yang

lebih sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan.Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax. Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor loading. Faktor loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan

1.Analisis

Menggunakan

Program

Komputer Iteman Format file data dikotomus yang akan dianalisis denganITEMAN adalah 0 30 O N 06 Control Line CDBCADDDCBBCDDBDCABDADDBC BCDBC Key 444444444444444444444444 444444 No.Alternatives

YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY YYYYYY Items to Include

melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel. e) penamaan faktor yang terbentuk. Pada tahap ini, akan diberikan namanama faktor yang telah terbentuk

mat1CDBCABODCBDDDDCACABABD DCAABDAC Examinee # 1

mat2CDBCABDDCBCCDDCDCABBBD DBAADDBC Examinee # 2

Baris pertama disebut Control Line. Angka 030 menunjukkan jumlah butir,

berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya. Setelah yang

Omenyatakan Omitted, N menyatakan notreached item, dan 06 menunjukkan peserta tes

tahapan pemberian nama faktor

terbentuk, berarti hipotesis penelitian telah terjawab. Adapun cara pengujian melalui program komputer Iteman dan SPSS versi 16.00 dapat diuraikan sebagai berikut :
37

jumlahkarakter

identitas

(maksimal 80 karakter). Kunci jawaban (key) maupunjawaban peserta dapat diganti dengan angka. Items to Include dapat

diganti denganangka, sedang yang tidak akan di-include ditandai dengan N. Format file data angket untuk ITEMAN adalah sebagai berikut. 0 55 O N 0 6 + ++++ + + + + + + + + + + + + + + + + + + ++++++++++++++++++++ 555555555555555555555555 5555555555555555555 111111111111111111111111 1111111111111111122 Indl 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5555515555555515555555 Ind 2 3 2 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 1 2 4 4 3 3 3 4 42423312223222222224443 Dalam format ini kunci + menunjukkan bahwa butir pada kolom yang sama merupakan butir favourable (positif), jika berarti butir pada kolom yang sama merupakan butirunfavourable (negatif). Dalam format itu Items to Include ditandai dengan angka 1 dan 2, yang berartiangket yang dianalisis ada 2. Butir-butir angket
38

(scale) 1 ditandai dengan Items To Include = 1, sedang butir-butir angket 2 ditandai dengan Items toInclude = 2. Jika ITEMAN di jalankan, maka akan tampil permintaan nama file data, nama fileoutput, dan nama file skor. Jawablah tampilan tersebut sesuai dengan nama file data, nama fileoutput, dan nama file skor yang anda inginkan. Enter the name of the input file: Tes1.txt <enter> Enter the name of the output file: hsltes1.txt <enter> Do you want the scores written to a file? (Y/N) Y <enter> Enter the name of the score file: scrtes1.txt <enter> Adapun cara membaca hasil analisis menggunakan program sebagai berikut : Point Biser menunjukkan daya beda Prop. Correct menunjukkan tingkat ITEMAN yaitu

kesukaran N of Items = 50 (Jumlah soal yang dianalisis)

N of Examinees = 35 (Jumlah siswa) Mean = 30 (Rata-rata jawaban benar) Variance = jawaban benar) Std. Dev. = 3,113 (Standar deviasi/akar variance) Skew = 0,119 (Kecondongan kurva/bentuk distribusi) Kurtosis kurva)* Minimum = 25,00 (Skor minimum siswa dari 50 soal) Maximum = 50,00 (Skor maksimum) Alpha = 0,651 (Reliabilitas skor tes) SEM = 0,987 (Standar kesalahan pengukuran) = -0,464 (Tingkat pemuncakan 9,590 (Penyebaran distribusi

sangat mudah untuk dipahami paraguru disekolah. Semua data diketik di dalam format SPSS yang sudah disediakan.

Setelah selesai, kemudian tinggal memilih statistik yang akan digunakan pada menu STATISTIC/ANALYZE. Berikut ini disajikan cara penggunaan program SPSS. a. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas Langkah-langkah melakukan uji normalitas menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 sebagai berikut : a) analyze b) descriptive statistics c) explore (1)variabel X dan Y dimasukkan ke dalarn kotak "dependent list" (2)klik kotak "plot" kemudian klik pada Menggunakan Program "normality plots with tests" (3)klik "continue" program d)klik "OK" Rumusan hipotesis H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
39

Mean P = 0,655 (Rata-rata tingkat kesukaran) Mean Biserial = 0,435 (Rata-rata korelasi Biserial) 2.Analisis

Komputer SPSS Versi 16.00 SPSS merupakan sebuah

pengolah data yang sudah sangat dikenal didalarn dunia pendidikan. Penggunaannya

H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Kaidah penetapan: - Jika signifikan > 0.05, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. - Jika signifikan < 0.05, sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Langkah-langkah melakukan uji homogenitas menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 sebagai berikut a) analyze b) descriptive statistics c) explore (1)variabel X dan Y dimasukkan ke dalam kotak "dependent list" (2)variabel metode dimasukkan ke dalam kotak "factor list" (3)klik kotak "plot" kemudian klik pada "normality plots with tests" dan

Rumusan hipotesis: H0: variansi pada setiap kelompok sama (homogen). H1 : variansi pada setiap kelompok tidak sama (tidak homogen). Kaidah penetapan: - Jika signifikan > 0.05, varians setiap sampel sama (homogen). 3) Contoh Uji Linearitas Langkah-langkah melakukan uji linearitas menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 sebagai berikut : a) analyze b) compare means c) means (1)variabel X dimasukkan ke dalam kotak "dependent list" (2)variabel Y dimasukkan ke dalam kotak "independent list" (3)klik kotak "option" kemudian klik pada "anova table and eta"dan "test for linearity" d)Klik "continue" e)Klik "OK"
40

"untransformed" d)Klik "continue" e)Klik "OK"

Rumusan hipotesis: H0: Linearitas tidak dipenuhi. H1: Linearitas dipenuhi. Kaidah penetapan: - Jika signifikan > 0.05, linearitas tidak dipenuhi. - Jika signifikan < 0.05, linearitas dipenuhi. - Jika signifikan < 0.05, variansi setiap sampel tidak sama (tidakhomogen). a.Uji Hipotesis 2)Uji Korelasional a)Contoh Uji Hubungan dengan Regresi Linear Langkah-langkah melakukan uji hubungan dengan regresi linear menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 sebagai berikut : (1)analyze (2)regression (3)linear (a) variabel Y dimasukkan ke kotak

(c) klik

"statistics"

kemudian

klik

"estimates", "model fit", dan (4)klik "continue". (5)klik "OK" Rumusan hipotesis: H0: tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y. H1: terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Kaidah penetapan: - Jika signifikan > 0.05, H0 diterima. - Jika signifikan < 0.05, H0 ditolak. b) Contoh Uji Perbedaan/Pengaruh dengan ANOVA Langkah-langkah melakukan uji perbedaan/pengaruh dengan ANOVA menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 sebagai berikut : (1)analyze (2)compare means (3)one-way ANOVA (a) variabel Y (pada eksperimen dan kontrol)

"dependent" (b)variabel X dimasukkan ke kotak

dimasukkan ke dalam "dependentlist"

"independents"
41

(b)variabel metode dimasukkan ke dalam "factor" (c) Klik "options" kemudian klik

(b)klik "pearson" "two-tailed" (c) klik "options" kemudian klik "means and standard deviations" (4)klik "continue" (5)klik "OK" Rumusan hipotesis: H0 : tidak terdapat hubungan antara

"homogenity of variance test". (4) Klik "continue" (5)Klik "OK" Rumusan hipotesis: H0: tidak terdapat perbedaan/pengaruh

variabel X dan variabel Y. H1 : terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Kaidah penetapan: - Jika signifikan > 0.05, H0 diterima. - Jika signifikan < 0.05, H0 ditolak. 2).Uji Perbedaan a) Contoh Uji Perbedaan dengan T-Test Langkah-langkah melakukan uji perbedaan dengan t-test menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 sebagai berikut : (1)analyze (2)compare means (3)independent-sample t-test (a) variabel Y dimasukkan ke kotak "test variables"
42

antara variabel X dan variabel Y. H1: terdapat perbedaan/pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Kaidah penetapan: - Jika signifikan > 0.05, H0 diterima. - Jika signif kan< 0.05, H0 ditolak. c)Contoh Uji Hubungan dengan Korelasi Langkah-langkah melakukan uji hubungan dengan korelasi menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 sebagai berikut : (1)analyze (2)correlate (3)bivariate (a) variabel X dan Y dimasukkan ke dalam kotak "variables"

(b)variabel metode dimasukkan ke kotak "grouping variable" (c) klik "define groups" kemudian ketik 1 pada group 1 dan ketik 2 pada group 2. Klik "continue" (4)klik "OK" Rumusan hipotesis: H0: tidak terdapat perbedaan antara

Adapun manfaat analisis faktor adalah: a)memberitahu kita tes-tesdan ukuran-

ukuran yang saling dapat serasi atau sama tujuannyadan sejauhmana kesamaannya, b)membantu menemukan dan

mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan atau sifat-sifat fundamental yang melandasi tes dan pengukuran (Kerlinger, 1993: 1000). Cara pengoperasional dalarn program SPSS adalah seperti berikut : a)Pilih menu STATISTIC atau ANALYZE b)DATA REDUCTION c)FACTOR d)Pada boks dialog variabel yang akan dianalisis VARIABLES. DESCRIPTIVE dimasukkan Klik (misal: ke pada klik kotak kotak "initial

variabelX dan variabelY. H1 : terdapat perbedaan antara variabel X dan variabel Y . Kaidah penetapan: - Jika signifikan > 0.05, H0 diterima. - Jika signifikan < 0.05, H0 ditolak. c. Uji Kesesuaian antara Butir Soal dan Kisi-kisinya (Uji Konstruk dengan Analisis Faktor) 1) Analisis Faktor Eksploratori Untuk menguji validitas kesesuaian antara butir soal dan kisi-kisikonstruknya digunakan analisis faktor. Konsep validitas berhubungandengan: a) ketepatan, b) kebermaknaan, dan c) kegunaan suatuskor tes (Gable,1986:71).
43

solution" pada kolom statistics dan "KMO and Bartlett's test of sphericity"pada kolom correlation matrix, EXTRACTION,

ROTATION, SCORES, atau OPTION. Hasil print out-nya terdiri dari beberapa tabel dansebuah grafik "scree plot".

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian 1.Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

Tabel

menunjukkan

jadwal

pelaksanaan uji validasi soal di kelas XI IPA2 dan pembelajaran Fisika selama penelitian di kelas XI IPA6 dan XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta. Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Uji Validasi Soal di Kelas XI IPA2 dan Pembelajaran Fisika di Kelas XI IPA1 dan XI IPA6

eksperimen FormatControl Group PreTest Post-Test Design. Pelaksanaan

penelitian dimulai dari hari Selasa, tanggal 22 November 2011 sampai denganhari Sabtu, tanggal 5 Mei 2012. Kelas XI IPA2 XI IPA6 Pert. keHari/ Tanggal 1 Selasa, 22 November 2011 1 Rabu, 23 November 2011 2 Rabu, 22 Februari 2012 3 Rabu, 7 Maret 2012 4 Rabu, 11 April 2012 1 Selasa, 22 November 2011 2 Sabtu, 20 April 2012 3 Sabtu, 28 April 2012 4 Sabtu, 5 Mei 2012 pembahasan kegiatan dilaksanakan pada Pukul 08.45 10.30 08.45 10.30 08.45 10.30 08.45 10.30 08.45 10.30 10.30 12.00 08.00 09.30

Tindakan Uji validasi soal Tes penguasaan materi awal Pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen Tes penguasaan materi ahir pada ranah kognitif Tes penguasaan materi ahir pada ranah psikomotorik Tes penguasaan materi awal

XI IPA1

Adapun pembelajaran

Pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi 08.00 09.30 Tes penguasaan materi ahir pada ranah psikomotorik 08.00 09.30 Tes penguasaan materi ahir pada ranah kognitif a.Uji Validasi Soal Hasil observasi awal pada pembelajaran Fisika siswa kelas XI IPA1, XI IPA2, dan XI
44

yang

masing-masing tahap sebagai berikut :

IPA6

yang

dilakukan

oleh

peneliti

baik, 6 soal (10 %) baik, 9 soal (15 %) cukup baik, 1 soal (1.67 %) jelek, 1 soal (1.67 %) diperbaiki, dan 30 soal (50 %) dibuang, indeks kepekaan menunjukkan pembelajaran di 37 butir soal (61.67 %) berhasil dan 23 butir soal (38.33 %) belum berhasil,kualitas pengecoh 15.099 menandakan berfungsi baik, reliabilitas = 0.697, dan standar kesalahan pengukuran = 2.139.Untuk lebih jelas data tersebut tabel ringkasan di bawah ini !Adapun data lengkap terdapat dalam lampiran 35.

menunjukkan bahwa secara umum metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta adalah ceramah. Masih jarang guru Fisika yang menerapkan metode mengajar

eksperimen dan demonstrasi. Tes validasi soal di kelas XI IPA2 dilaksanakan selama 1 jam 45 menit.Tes ini diikuti oleh 29 siswa dengan hasil 3 siswa (10 %) tuntas dan 27 siswa (90 %) belum tuntas.Data lengkap dalam lampiran 1. Situasi dan kondisi selama tes

berlangsung aman, tenang, dan siswa fokus mengerjakan butir-butir tes.Masing-masing tes validasi soal terdiri dari 60 butir pilihan ganda yang kemudian dianalisis

menggunakan program Iteman. Analisis menggunakan Iteman terhadap 60 butir soal dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kesukaran butir menunjukkan 40 soal(66.67 %) tergolong mudah, 6 soal (10 %) sedang, dan 14 soal (23.33 %) sukar,daya beda menunjukkan 13soal (21.67 %) sangat
45

Tabel 5 Ringkasan Analisis Butir Soal Menggunakan Program Komputer Iteman pada Uji Validasi Soal di Kelas XI IPA2

Kelas XI IPA2 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Daya Beda Mudah Sedang Sukar Sangat Baik Baik Cukup Baik Jelek Diperbaiki Dibuang Indeks Kepekaan Berhasil Belum Berhasil Kualitas Pengecoh Reliabilitas Standar Kesalahan Pengukuran Berdasarkan hasil tersebut diambil 13 soal sangat baik untuk diberikan pada saat pembelajaran dan dijadikan soal tes Berfungsi Baik 0.697 2.139 15.099 1.67 % 1.67 % 50 % 61.67 % 38.33 % 10 % 15 % Nilai 66.67 % 10 % 23.33 % 21.67 %

untuk dijadikan sebagai tes penguasaan materi ahir ranah kognitif siswa. Adapun presensi uji validasi soal dalam lampiran 7,soal uji validasi dalam lampiran 20, kunci jawaban dalam lampiran 22, lembar jawaban dalam lampiran 23, contoh hasil pekerjaan siswa dalam lampiran 24, nilai uji validasi soal dalam lampiran 1, dan hasil analisis dalam lampiran 35dan 43. b.Tes Penguasaan Materi Awal di Kelas XI IPA6 Tes penguasaan materi awal pada ranah kognitif di kelas XI IPA6 berlangsung selama 1 jam 45 menit di ruang kelas XI IPA6.Tes penguasaan materi awal pada ranah kognitif di kelas XI IPA6 diikuti oleh 30 siswa dengan hasil 23 siswa (76.67%) tuntas dan 7 siswa (23.33 %) belum tuntas. Sedangkan nilai tes penguasaan materi awal pada ranah psikomotorik diambilkan dari nilai raport semester gasal.Kriteria ketuntasan minimum yang diijinkan pada semua ranah yaitu 75, artinya nilai tuntas apabila berada pada daerah 75 dan nilai
46

penguasaan materi ahir ranah kognitif. Butir soal yang baik tidak digunakan mengingat jumlah soal tes penguasaan materi awal tergolong banyak dan 13 soal dirasa cukup

belum tuntas apabila berada pada daerah < 75. Nilai penguasaan materi awal ranah

Sehingga, dapat dikatakan siswa kelas XI IPA6 telah menyerap konsep dengan benar. Nilai tersebut seyogyanya dapat menjadi acuan penilaian selanjutnya sehingga

psikomotorik siswa menghasilkan 100 % tuntas. Nilai tersebut kemungkinan besar telah dikatrol oleh guru Fisika. Di bawah ini disajikan tabel ringkas tes penguasaan materi awal di kelas XI IPA6 dari data lengkap dalam lampiran 2. Tabel 6 Ringkasan Tes Penguasaan Materi Awal KE1 Kelas XI IPA6 Metode Eksperimen Ranah Kognitif Psikomotorik Tuntas 76.67 % 100 % Belum Tuntas 23.33 % 0% Nilai tes penguasaan materi awal ranah kognitif di kelas XI IPA6 diharapkan cocok

terdapat kesebandingan antara penilaian pada tes penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik awal siswa di kelas XI IPA6 dan tes penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik ahir siswa di kelas XI IPA6. Pada kenyataannya nilai nilai yang diperoleh siswa kelas XI IPA6 selama penelitian tidak disertakan dalam perhitungan untuk menentukan nilai ahir di raport sebagai laporan hasil belajar siswa kelas XI IPA6 selama satu semester. Tes penguasaan materi awal pada ranah kognitif berupa 60 butir soal pilihan ganda.

dengan nilai kognitif pada raport walaupun Jenis soal sama dengan soal pada uji validasi nilai raport telah dikatrol oleh guru Fisika. soal. Demikian halnya, nilai tes penguasaan ranah Hasil tes penguasaan materi awal ranah kognitif dan psikomotorik di kelas XI IPA6 kognitif diharapkan cocok dengan kondisi program kemampuan siswa kelas XI IPA6 selama penguasaan materi awal ranah kognitif dan pembelajaran berlangsung baik itu di kelas psikomotorik siswa dianalisis menggunakan maupun selama praktikum di laboratorium.
47

siswa

dianalisis

menggunakan Hasil tes

komputerIteman.

program

komputer

SPSS

versi

16.00.

Sedang Sukar Daya Beda Sangat Baik Baik Cukup Baik Jelek Dibuang

Analisis menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 dibedakan berdasarkan metode mengajar yang digunakan yaitu metode eksperimen dan demonstrasi. Analisis menggunakan Iteman terhadap 60 butir soal dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kesukaran butir menunjukkan 45 soal (75 %) mudah,10 soal (16.67 %) sedang dan 5 soal (8.33 %) sukar, daya beda Indeks Kepekaan

16.67 % 8.33 % 30 % 15 % 10 %

10 % 35 % 71.67 Berhasil % Belum 28.33 Berhasil %

Adapun presensi tes penguasaan materi awal kelas XI IPA6 dalam lampiran 8,soal tes penguasaan materi awal dalam lampiran 21,kunci jawaban dalam lampiran 22, lembar jawaban dalam lampiran 23, contoh hasil pekerjaan siswa dalam lampiran 25, nilai tes penguasaan materi awal dalam lampiran 2, dan hasil analisis butir soal dalam lampiran 36, 41, 44, 48, dan 49. 2) Tes Penguasaan Materi Awal di Kelas XI IPA1 Tes penguasaan materi awal pada ranah kognitif di kelas XI IPA1 dilaksanakan dalam waktu 1 jam 30 menit di ruang kelas XI IPA1.Namun, pada kenyataannya siswa menghabiskan waktu yang sama karena kelas
48

menunjukkan 18 soal (30 %) sangat baik,9 soal (15 %) baik,6 soal (10 %) cukup baik, 6 soal (10 %) jelek, dan 21 soal (35 %) dibuang,indeks kepekaan menunjukkan

pembelajaran di 43 butir soal (71.67 %) berhasil dan 17 butir soal (28.33 %) belum berhasil. Adapun data lengkap terdapat dalam lampiran 36. Untuk lebih jelasnya

perhatikanlah tabel ringkasan di bawah ini ! Tabel 7 Ringkasan Analisis Butir Soal Menggunakan Program Komputer Iteman pada Tes Penguasaan Materi Awal Ranah Kognitif di Kelas XI IPA6 Kelas XI IPA6 Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran Butir Mudah 75 %

XI IPA6 mempunyai sisa waktu 15 menit dalam menyelesaikan 60 soal pilihan ganda yang tersedia. Sedangkan nilai tes penguasaan materi awal pada ranah psikomotorik diambilkan dari nilai raport semester gasal.Kriteria ketuntasan minimum yang diijinkan pada Kelas XI IPA1 semua ranah yaitu 75, artinya nilai tuntas apabila berada pada daerah 75 dan nilai belum tuntas apabila berada pada daerah < 75. Tuntas Tes penguasaan materi awal pada ranah kognitif di kelas XI IPA1 diikuti oleh 29 siswa dengan 24 siswa (80 %) tuntas dan 6 siswa (20 %) belum tuntas.Sedangkan tes penguasaan materi awal siswa pada ranah psikomotorik menunjukkan bahwa ke tiga puluh siswa tuntas (100 %). Nilai tersebut kemungkinan besar telah dikatrol oleh guru Fisika. Di bawah ini disajikan tabel ringkas tes penguasaan materi awal ranah kognitif di kelas XI IPA1 dari data lengkap dalam lampiran 5. Nilai tes penguasaan materi awal ranah kognitif siswa di kelas XI IPA1 diharapkan cocok dengan nilai kognitif pada raport walaupun nilai raport telah dikatrol oleh guru Fisika. Demikian halnya, nilai tes penguasaan ranah kognitif dan psikomotorik di kelas XI IPA1 diharapkan siswa cocok dengan kondisi Belum Tuntas 20 % 0% 80 % 100 % Metode Ranah Demonstrasi Kognitif Psikomotorik Tabel 8 Ringkasan Tes Penguasaan Materi Awal KE2

kemampuan

selama

pembelajaran

melalui PAIKEM dengan metode demonstrasi berlangsung di kelas XI IPA1 maupun selama kegiatan tes penguasaan materi ahir ranah
49

psikomotorik

yang

menyelenggarakan

hasil tes penguasaan materi awal ranah psikomotorik program siswa.Analisis SPSS menggunakan versi 16.00

kegiatan praktikum di laboratorium. Sehingga, dapat dikatakan siswa kelas XI IPA1 telah menyerap konsep dengan benar. Nilai tersebut seyogyanya dapat menjadi acuan penilaian selanjutnya sehingga terdapat kesebandingan antara penilaian pada tes penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik awal siswa kelas XI IPA1 dan tes penguasaan materi

komputer

berdasarkan perbedaan metode mengajar yang digunakan yaitu metode eksperimen dan demonstrasi. Analisis menggunakan Iteman terhadap 60 butir soal dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kesukaran butir menunjukkan 48 soal (80 %) mudah, 5 soal (8.33 %) sedang, dan 7 soal (11.67 %) sukar, daya beda menunjukkan 10 soal (16.67 %) sangat baik, 6 soal (10 %) baik, 3 soal (5 %) cukup baik, 4 soal (6.67 %) jelek, dan 37 soal (61.67 %) dibuang,indeks kepekaan menunjukkan pembelajaran di 45 butir soal (75 %) berhasil dan 15 butir soal (25 %) belum berhasil. Adapun data lengkap terdapat dalam lampiran 37. Untuk lebih jelasnya

ranah kognitif dan psikomotorik ahir siswa kelas XI IPA1. Pada kenyataannya nilai nilai yang diperoleh siswa kelas XI IPA1 selama penelitian tidak disertakan dalam perhitungan untuk menentukan nilai ahir di raport sebagai laporan hasil belajar siswa selama satu semester. Tes penguasaan materi awal ranah kognitif siswa berupa 60 butir soal pilihan ganda dengan jenis soal sama dengan soal pada uji validasi soal.Hasil tes penguasaan materi awal ranah kognitif siswa dianalisis menggunakan program komputer Iteman dan SPSS versi 16.00. Selain itu, program komputer SPSS versi 16.00 juga digunakan untuk menganalisis
50

perhatikanlah tabel ringkasan di bawah ini ! Tabel 9 Ringkasan Analisis Butir Soal Menggunakan Program Komputer Iteman pada Tes Penguasaan Materi

Awal Ranah Kognitif di Kelas XI IPA1 Kelas XI IPA1 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Mudah Sedang Sukar Daya Beda Sangat Baik Baik Cukup Baik Jelek Dibuang Indeks Kepekaan Berhasil Belum Berhasil Nilai 80 % 8.33 %

danhasil analisis butir soal dalam lampiran 37,45, 48, dan 49. c.Pembelajaran PAIKEM Pembelajaran PAIKEM dapat dijabarkan dalam dua perlakuan yaitu : 1) Pembelajaran PAIKEM dengan Metode Eksperimen

11.67 % Pembelajaran PAIKEM dengan metode 16.67 % 10 % 5% 6.67 % 61.67 % 75 % 25 % praktikum ini menggunakan peralatan yang sudah tersedia di laboratorium dan dipandu eksperimen diterapkan di kelas XI IPA6 dan menghabiskan waktu ini 1 jam 45 di

menit.Pembelajaran laboratorium Fisika. Kegiatannya

dilaksanakan

meliputi

percobaan

pada

materi pokok Usaha dan Energi sub bab teorema usaha-energi kinetik. Kegiatan

Adapun presensi tes penguasaan materi awal kelas XI IPA1 dalam lampiran 11, soal tes penguasaan materi awal dalam lampiran 21, kunci jawaban dalam lampiran 22, lembar jawaban dalam lampiran 23,contoh hasil pekerjaan siswa dalam lampiran 25, nilai tes penguasaan materi awal dalam lampiran 2,

oleh LKS yang telah disediakan oleh peneliti. Siswa melaksanakan praktikum secara berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan utama berupa pengambilan data dan menyusun laporan percobaan. Kegiatan ini di monitoring oleh empat observer yaitu Bakti sukmoko aji,S.Pd (guru
51

Fisika), Izzi izzati (Mhs.Malaysia), Qodriyatul asifah (UNY) dan Onne cevestania pratiwi (UNY). Terdapat ranah penting yang dinilai yaitu ranah psikomotorik mereka selama melakukan percobaan. Kegiatan ini berlangsung dengan

kesempatan untuk mempresentasikan hasil masing-masing di depan kelas. Pembelajaran diikuti oleh 28 siswa dengan hasil observasi menunjukkan padaranah

psikomotor 28 siswa (93,33 %) tuntas dan 2 siswa (6,67 %) belum tuntas.Dibawah ini disajikan tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 3. Tabel10 Ringkasan Hasil Pembelajaran Fisika melalui PAIKEM dengan Metode Eksperimen KE1 Kelas XI IPA6 Ranah Psikomotorik 93.33 % 6.67 %

menyenangkan karena praktikum dilaksanakan di dalam dan luar laboratorium sehingga siswa bebas memilih tempat yang cocok dan menjadikan siswa lebih dekat dengan alam sekitar (lingkungan). Siswa aktif bertanya dan menyampaikan pendapat dalam pelaksanaan maupun analisis data. Siswa juga terdorong berfikir, bertindak kreatif dan inovatif dalam melakukan percobaan. Hal tersebut ditandai dengan semangat mereka dalam memvariasi massa bola dan tinggi lintasan melebihi jumlah yang ditentukan serta argumen mereka dalam mengungkapkan konsep yang sesuai dengan percobaan. Namun, kegiatan ini banyak menyita waktu dan tenaga. Akibat ini terasa ketika siswa mengeluh capek dan tidak mempunyai

Tuntas Belum Tuntas

Adapun presensi pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen dalam lampiran 9,silabus dalam lampiran 29, RPP dalam lampiran 30, LKS dalam lampiran 14, contoh laporan percobaan dalam lampiran 16, nilai pembelajaran PAIKEM di XI IPA6 dalam lampiran 3, Lembar Observasi Kegiatan Murid (LOKM) ranah psikomotorik dalam
52

lampiran 17, dan analisis data dalam lampiran 38. 2) Pembelajaran PAIKEM dengan Metode Demonstrasi Pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi diterapkan di kelas XI IPA1 dalam jangka waktu 1 jam 30 menit. Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas oleh guru mata pelajaran Fisika (Bakti Sukmoko Aji,S.Pd). Pembelajaran berlangsung dengan aman, tenang, dan mendorong siswa untuk aktif, inovatif, kreatif dalam menemukan konsep. Pada kesempatan itu, guru menyajikan kegiatan demonstrasi teorema usaha-energi kinetik yang menampilkan sebuah fenomena konkret tetapi melibatkan besaran-besaran Fisika yang sangat kompleks. Siswa cenderung gemar bertanya selain mencari jawabannya sendiri di buku paket. Kegiatan juga berlangsung menyenangkan dan efektif karena tempat duduk siswa yang dibuat membentuk huruf U sehingga siswa lebih mudah berkonsentrasi dalam
53

memperhatikan konsep yang diberikan guru dan guru pun lebih mudah mengawasi kegiatan siswa. Kegiatan demonstrasi lebih banyak menyita waktu waktu lebih sehingga lama untuk

membutuhkan

menjelaskan konsep berikutnya. Adapun presensi pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi di kelas XI IPA1 dalam lampiran 12, silabus dalam lampiran 26,RPP dalam lampiran 31, dan contoh laporan percobaan dalam lampiran 16. d.Tes Penguasaan Materi Ahir Tes penguasaan materi ahir meliputi tes penguasaan materi ahir ranah kognitifdan

psikomotorik. Tes penguasaan materi ahir ranah kognitif terdiri dari 13 butir soal yang sudah divalidasi. Rincian kegiatan secara menyeluruh

dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Tes Penguasaan Materi Ahir di Kelas XI IPA6 Tes penguasaan materi ahir pada ranah kognitif diikuti oleh 29 siswa, berlangsung di ruang kelas XI IPA6 selama 1 jam 45 menit

dengan baik, aman, dan tenang. Siswa tampak percaya diri dan fokus pada

Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 4.

pekerjaan masing-masing. Hasilnya yaitu 22 siswa (73.33 %) tuntas dan 8 siswa (26.67 %) belum tuntas. Tes penguasaan materi ahir pada ranah psikomotorikdiikuti oleh 27 siswa. Kegiatan ini berlangsung selama jangka waktu 1 jam

Tabel 11 Ringkasan Hasil Tes Penguasaan Materi Ahir di Kelas XI IPA6 KE1 Kelas XI IPA6

45 menit di laboratorium Fisika.Kegiatan ini melibatkan tigaobserver yaitu Bakti sukmoko aji,S.Pd (guru Fisika), Qodriyatul asifah (UNY), dan Onne cevestania pratiwi (UNY). Belum Tuntas 26.67 % Kegiatan yang berupa praktikum teorema usaha-energi kinetik ini meliputi Nilai tes penguasaan materi ahir ranah kognitif siswa di kelas XI IPA6 diharapkan cocok dengan nilai kognitif pada raport yang disediakan walaupun nilai raport telah dikatrol oleh guru Fisika. Demikian halnya, nilai tes 53.33 % Ranah Tuntas Kognitif Psikomotorik 73.33 % 46.67 %

pengambilan data dan menyusun laporan hasil percobaan serta menggunakan LKS

peneliti.Kegiatan berlangsung dengan aman, tenang, dan menunjukkan kemajuan belajar, keaktifan, kekreatifan maupun inovasi siswa. Hasil observasi menunjukkan pada ranah psikomotorik 14 siswa (46.67 %) tuntas dan 16 siswa (53.33 %) belum tuntas.
54

penguasaan materi ahir ranah kognitif dan psikomotorik di kelas XI IPA6 diharapkan cocok dengan kondisi kemampuan siswa selama pembelajaran melalui PAIKEM

dengan metode eksperimen yang berlangsung

di laboratorium maupun selama kegiatan tes penguasaan materi ahir ranah psikomotorik yang menyelenggarakan kegiatan praktikum di laboratorium. Sehingga, dapat dikatakan siswa kelas XI IPA6 telah menyerap konsep dengan benar. Nilai tersebut seyogyanya dapat menjadi acuan penilaian selanjutnya. Mengingat penguasaan materi ahir sangat erat kaitannya dengan penguasaan materi awal,maka diharapkan acuan dapat penilaian tersebut

program komputerIteman dan SPSS versi 16.00. Program komputer versi 16.00 juga digunakan dalam analisis hasil tes

penguasaan materi ahir ranah psikomotorik siswa. Analisis menggunakan program

komputer SPSS versi 16.00 berdasarkan perbedaan metode mengajar yang digunakan yaitu metode eksperimen dan demonstrasi. Analisis menggunakan program

komputer Iteman terhadap 13 butir soal dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kesukaran butir menunjukkan %) 10 mudah, 2 soal soal

menggambarkan

kesebandingan antara penilaian pada tes penguasaan materi ranah kognitif dan

(76.923076923076

psikomotorik awal siswa kelas XI IPA6 dan tes penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik ahir siswa kelas XI IPA6. Pada kenyataannya nilai nilai yang diperoleh siswa kelas XI IPA6 selama penelitian tidak disertakan dalam perhitungan untuk

(15.384615384615 %) sedang, dan 1 soal (7.692307692307 %) sukar, daya beda

menunjukkan 6 soal (46.153846153846 %) sangat baik, 2 soal (15.384615384615 %) baik, 3 soal (23.076923076923 %) baik, dan 2 cukup

soal (15.384615384615 %) kepekaan menunjukkan di 9 butir soal

menentukan nilai ahir di raport sebagai laporan hasil belajar siswa selama satu semester. Hasil tes penguasaan materi ahir pada ranah kognitif siswa dianalisis menggunakan
55

dibuang, indeks pembelajaran

(69.230769230769 %) berhasil dan 4 butir soal (30.769230769230 %) belum berhasil.

Adapun data lengkap terdapat dalam lampiran 38. Untuk lebih jelasnya

lampiran26,

kunci

jawaban

dalam

lampiran27,contoh jawaban siswa pada tes penguasaan materi ahir ranah kognitif dalam laporan 28, lembar observasi kegiatan murid ranah psikomotorik dalam lampiran 17, nilai tes penguasaan materi ahir di kelas XI IPA6 dalam lampiran 4, dan analisis data dalam lampiran 39, 41, 46, 48, dan 49. 2)Tes Penguasaan Materi Ahir di Kelas XI IPA1 Tes penguasaan materi ahir pada ranah kognitif di kelas XI IPA1 diikuti oleh 30 siswa dan berlangsung di ruang kelas XI IPA1 selama 1 jam 30 menit dengan baik,

perhatikanlah tabel ringkasan di bawah ini ! Tabel 12 Ringkasan Analisis Butir Soal Menggunakan Program Komputer Iteman pada Tes Penguasaan

Materi Ahir Ranah Kognitif Siswa di Kelas XI IPA6 Kelas XI IPA6 Kriteria Tingkat Kesukara n Butir Daya Beda Nilai

Mudah 76.923076923076 % Sedang 15.384615384615 % Sukar 7.692307692307 %

Sangat 46.153846153846 % Baik Baik 15.384615384615 %

Cukup 23.076923076923 % Baik Dibuang 15.384615384615 % Indeks Kepekaan Berhasil 69.230769230769 % Belum 30.769230769230 % Berhasil Adapun presensi tes penguasaan materi ahir di kelas XI IPA6 dalam lampiran 4, LKS dalam lampiran 15, contoh laporan hasil percobaan dalam lampiran 16, soal tes penguasaan materi ahir ranah kognitif dalam
56

aman dan tenang.Siswa tampak percaya diri dan fokus pada pekerjaan masing-masing. Hasilnya berupa 29 siswa (96.67 %) tuntas dan 1 siswa(3.33 %) belum tuntas. Tes penguasaan materi ahir pada ranah psikomotorik diikuti oleh 19 siswa dan berlangsung selama jangka waktu 1 jam 30 menit di laboratorium Fisika. Kegiatan ini melibatkan tiga observer yaitu Bakti

sukmoko aji,S.Pd (guru Fisika), Qodriyatul

asifah (UNY), dan Onne cevestania pratiwi (UNY). Selama kegiatan siswa menggunakan LKS yang disediakan peneliti. Kegiatan yang berupa praktikum teorema usaha energi kinetik ini meliputi

Belum Tuntas

3.33 %

36.67 %

Nilai tes penguasaan materi ahir ranah kognitif siswa di kelas XI IPA1 diharapkan cocok dengan nilai kognitif pada raport walaupun nilai raport telah dikatrol oleh guru Fisika. Demikian halnya, nilai tes

pengambilan data, dan menyusun laporan hasil percobaan. Kegiatan berlangsung

dengan aman, tenang, dan menunjukkan kemajuan belajar,keaktifan,kekreatifan

penguasaan materi ahir ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA1 diharapkan cocok siswa dengan selama kondisi

maupun inovasi siswa. Hasilnya berupa : pada ranah

kemampuan

pembelajaran

psikomotorik 19 siswa (63.33 %) tuntas dan 11 siswa (36.67 % ) belum tuntas.Untuk

melalui PAIKEM dengan metode eksperimen yang berlangsung di laboratorium maupun selama kegiatan tes penguasaan materi ahir ranah psikomotorik yang menyelenggarakan kegiatan praktikum di laboratorium.

lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 6. Tabel 13 Ringkasan Hasil Tes Penguasaan Materi Ahir di Kelas XI IPA1 KE2 Kelas XI IPA1

Sehingga, dapat dikatakan siswa kelas XI IPA1 telah menyerap konsep dengan benar. Nilai tersebut seyogyanya dapat menjadi acuan penilaian selanjutnya. Mengingat

penguasaan materi ahir sangat erat kaitannya Ranah Tuntas Kognitif Psikomotorik 96.67 % 63.33 % dengan penguasaan materi awal, maka acuan penilaian tersebut diharapkan dapat antara

menggambarkan

kesebandingan

penilaian pada tes penguasaan materi ranah


57

kognitif dan psikomotorik awal siswa kelas XI IPA1 dan tes penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik ahir siswa kelas XI IPA1. Pada kenyataannya nilai nilai yang diperoleh siswa kelas XI IPA1 selama penelitian tidak disertakan dalam perhitungan untuk menentukan nilai ahir di raport sebagai laporan hasil belajar siswa selama satu semester. Hasil tes penguasaan materi ahir ranah kognitif siswa dianalisis menggunakan

(92.307692307692 %) (7.69230769230 %)

mudah dan 1 soal sedang, daya beda

menunjukkan 3 soal (23.0769230769 %) sangat baik, 2 soal (15.384615384615 %) cukup baik, 2 soal (15.384615384615 %) jelek, dan 6 soal (46.153846153846 %) dibuang, indeks pembelajaran di kepekaan menunjukkan 12 butir soal

(92.307692307692 %) berhasil dan 1 butir soal (7.69230769230 %) belum berhasil. Adapun data lengkap terdapat dalam lampiran 38. Untuk lebih jelasnya

program komputer Iteman dan program komputer SPSS versi 16.00.Selain itu, hasil tes penguasaan materi ahir ranah

perhatikanlah tabel ringkasan di bawah ini ! Tabel 14 Ringkasan Analisis Butir Soal Menggunakan Program Komputer Iteman pada Tes Penguasaan

psikomotorik siswa dianalisis menggunakan program komputer SPSS versi 16.00.Analisis menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 dibedakan berdasarkan metode

Materi Ahir Ranah Kognitif di Kelas XI IPA1 Kelas XI IPA1 Kriteria Tingkat Mudah Sedang Nilai 92.307692307692 % 7.69230769230 %

mengajar yang digunakan yaitu metode eksperimen dan demonstrasi. Analisis menggunakan program Kesukaran Butir Daya Beda butir menunjukkan 12 soal
58

komputer Iteman terhadap 13 butir soal dapat diuraikan sebagai berikut :tingkat kesukaran

Sangat Baik Cukup

23.076923076923 %

15.384615384615 %

Baik Jelek 15.384615384615 %

hipotesis yang terdiri atas uji korelasional dan uji perbedaan.Uji korelasional yang dipakai meliputi uji regresi linear, korelasi, dan anova.Pada uji perbedaan, kami

Dibuang 46.153846153846 % Indeks Kepekaan Berhasil Belum Berhasil Adapun presensi tes penguasaan materi ahir di kelas XI IPA1 dalam lampiran 6, LKS dalam lampiran 15, contoh laporan hasil percobaan dalam lampiran 16,soal tes 92.307692307692 % 7.69230769230 %

menggunakan uji t-test.Pada uji korelasional dengan regresi linear melibatkan dua variabel dependen yaitu penguasaan materi dan metode. Kegunaan uji korelasional dengan ANOVA yaitu mengendalikan 1 atau lebih variabel independen, mengamati efek pada variabel eksperimen menggunakan dependen, berupa uji dan perencanaan dengan

penguasaan materi ahir ranah kognitif dalam lampiran 26, kunci jawaban dalam lampiran 27, contoh jawaban siswa pada tes

perencanaan

penguasaan materi ahir ranah kognitif dalam laporan 28, lembar observasi kegiatan murid ranah psikomotor dalam lampiran 17, nilai tes penguasaan materi ahir di kelas XI IPA1 dalam lampiran 6, dan analisis data dalam lampiran36, 47,48, dan 49. Analisis menggunakan program komputer SPSS versi 16.00 didahului oleh uji

hipotesis.Terakhir,

melakukan uji kesesuaian antara butir soal dan kisi-kisinya (uji konstruk dengan analisis faktor) dengan analisis faktor eksploratori untuk mendapatkan nilai KMO and barletts test serta jumlah faktor.Tujuan analisis faktor adalah untuk melakukan data summarization untuk variabel-variabel yang dianalisis, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel, dan data reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses

persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas yang mana uji homogenitas harus didahului oleh uji normalitas.Selanjutnya melakukan uji
59

membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor. Adapun hasil analisis menggunakan

KolmogorovSmirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penguasaan _Materi_ Ranah_Kog .203 41 .000 .866 nitif_Awal_ Siswa Penguasaan _Materi_ Ranah_Kog .264 41 .000 .859 nitif_Ahir_ Siswa a. Lilliefors Significance Correction Keterangan : (1)Kolmogorov-Smirnova dan Shapiro-Wilk (a)Sig. penguasaan materi ranah kognitif awal siswa = .000 (H1 diterima)

program komputer SPSS versi 16.00 pada tes dan nontes dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Analisis Hasil Tes Ranah Kognitif Siswa pada Pembelajaran PAIKEM dengan Metode Eksperimen di Kelas XI IPA 6 dan Metode Demonstrasi di Kelas XI IPA1 Menggunakan Program Komputer SPSS Versi 16.00 1)Uji Persyaratan Analisis a)Uji Normalitas H0 : sampel berasal dari populasi

41 .000

41 .000

(b) Sig. penguasaan materi ranah kognitif ahir siswa = .000 (H1 diterima) b. Analisis Hasil Tes Ranah Psikomotorik Pembelajaran PAIKEM dengan Metode Eksperimen di Kelas XI IPA 6 dan Metode Demonstrasi di Kelas XI IPA1 Menggunakan Program Komputer SPSS Versi 16.00

berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Berikut adalah tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 35.

Tabel 15 Uji Normalitas Tests of Normality


60

1)Uji Persyaratan Analisis a)Uji Normalitas

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Berikut adalah tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 35. Tabel 16 Uji Normalitas Tests of Normality KolmogorovSmirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penguasaan_ Materi_ Ranah_ .247 41 .000 Psikomotorik _Awal_Siswa Penguasaan_ Materi_ Ranah_ .257 41 .000 Psikomotorik _Ahir_Siswa a. Lilliefors Significance Correction Keterangan : (1)Kolmogorov-Smirnova dan Shapiro-Wilk (a)Sig.penguasaan materi ranah psikomotorik awal siswa = .000 (H1 diterima) (b)Sig. penguasaan materi ranah psikomotorik ahir siswa = .000 (H1 diterima)
61

Karena hasil uji normalitas pada tes penguasaan materi ranah kognitif dan

psikomotorik siswa membuktikan bahwa sampel tidak berasal dari populasi

berdistribusi normal maka analisis tidak perlu dilanjutkan. 2.Data Tes dan Nontes a. Data Tes dan Nontes Uji Validasi Soal Uji validasi soal dilaksanakan di kelas XI IPA2.Uji validitas soal yang dilaksanakan peneliti mencakup ranah kognitif saja.Ranah

.814 41 .000 psikomotorik masih susah untuk dilakukan sehingga diambilkan dari nilai raport. .761 41 .000 Hasil uji validasi soal pada ranah kognitif dianalisis menggunakan program komputer Iteman. Selain itu, data kasar yang berupa nilai siswa juga dianalisis tertinggi, untuk nilai

mendapatkan

rerata,nilai

terendah, dan simpangan baku. Rerata dapat digunakan untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan,apakah tentangsampel atau pun populasi selain penyajian melalui daftar

atau diagram,nilai tertinggi dapat digunakan untukmenghasilkan nilai tertinggi pada

b. Data Tes dan Nontes Penguasaan Materi Awal Tes penguasaan materi awal pada ranah kognitif di laksanakan di kelas XI IPA6 dan XI IPA1.Tes penguasaan materi awal pada ranah psikomotorik diambil dari nilai raport semester ganjil. Hasil tes penguasaan materi awal ranah kognitif dan psikomotorik akan diuji

sebuah field khusus, nilai terendah dapat digunakan untukmenghasilkan nilai terendah pada sebuah field yang telah ditentukan, dan simpangan baku dapat digunakan untuk membandingkan antara data sampel satu dengan data sampel lain, dengan rata-rata yang sama, menentukan valid atau tidak

valid dari sekumpulan data (nilai).Apabila nilai ( simpangan 0 0 maka valid dan jika baku

menggunakan program komputer Iteman dan SPSS versi 16.00.Selain itu, data kasar yang berupa nilai siswa juga dianalisis untuk mendapatkan rerata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan simpangan baku. Rerata dapat digunakan untuk

0 0 maka tidak valid) Dalam penelitian ini nilai simpangan baku digunakan untuk menentukan valid atau tidak valid dari sekumpulan data (nilai). Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 1. Tabel17Data Tes dan Non Tes Uji Validitas Ranah Rerata Simpangan Nilai Nilai Baku Tertinggi Terendah 6.485401 3.342344 76.7 91 53.3 77

memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan,apakah tentang sampel atau pun populasi selain penyajian melalui daftar atau diagram, nilai tertinggi dapat digunakan untuk menghasilkan nilai tertinggi pada sebuah fieldkhusus, nilai terendah dapat digunakan untuk menghasilkan nilai terendah pada sebuah field yang telah ditentukan, dan
62

Kognitif Psikomotor

66.15172 81

simpangan baku dapat digunakan untuk membandingkan antara data sampel satu dengan data sampel lain, dengan rata-rata yang sama, menentukan valid atau tidak

Dari data kasar tersebut kemudian dibuat ringkasan dan disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :

valid dari sekumpulan data(nilai). Apabila nilai ( simpangan 0 0 maka valid dan jika penelitian digunakan baku 0 05 maka ini nilai untuk Tabel 19 Data Tes dan Nontes Penguasaan Materi Awal di kelas XI IPA1 Ranah Rerata Simpangan Baku Nilai Tertinggi Nilai Teren dah 68.3

tidak valid) Dalam simpangan baku

menentukan valid atau tidak valid dari sekumpulan data (nilai). Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel ringkasan data tes dan nontes

Kognitif

79.794 12 79.941 18

4.037708

83.3

penguasaan materi awal di kelas XI IPA6 dari data lengkap dalam lampiran2.

Psikomotor

3.111884

91

76

c.Data Hasil Pembelajaran PAIKEM dengan Tabel 18 Data Tes dan Nontes Penguasaan Metode Eksperimen Materi Awal di kelas XI IPA6 Pembelajaran PAIKEM dengan metode Ranah Rerata Simpangan Nilai Baku Tertinggi 6.612865 1.933683 86.7 86 Nilai Terendah 65 79 eksperimen dilaksanakan di kelas XI IPA6 dan menghasilkan nilai-nilai pada ranah psikomotorik. Data-data tersebut cukup

Kognitif

78.47083

Psikomotor 81

dianalisis untuk mendapatkan rerata, nilai Sedangkan data kasar tes dan nontes penguasaan materi awal di kelas XI IPA1 secara lengkap tercantum dalam lampiran 5.
63

tertinggi, nilai terendah, dan simpangan baku.

Rerata

dapat

digunakan

untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan,apakah tentang sampel atau pun populasi selain penyajian melalui daftar atau diagram, nilai tertinggi dapat digunakan untuk menghasilkan nilai tertinggi pada sebuah field khusus, nilai terendah dapat digunakan untuk menghasilkan nilai Psikomotor 70.25 Ranah Tabel 20 Data nontes hasil pembelajaran PAIKEM eksperimen Rerata Simpangan Baku 10.80761 Nilai Nilai Tertinggi Terendah 80 75 dengan metode

terendah pada sebuah field yang telah ditentukan, dan simpangan baku dapat digunakan untuk membandingkan antara data sampel satu dengan data sampel lain, dengan rata-rata yang sama, menentukan valid atau tidak valid dari sekumpulan data (nilai). Apabila nilai simpangan baku (

d.Data Tes dan Nontes Penguasaan Materi Ahir Tes penguasaan materi ahir pada ranah kognitif di laksanakan di ruang kelas masingmasing. materi Sedangkan ahir pada di nontes ranah penguasaan psikomotorik Fisika.

dilaksanakan

laboratorium

0 05 maka valid dan jika 0 0 maka tidak valid) Dalam penelitian ini nilai simpangan baku digunakan untuk menentukan valid atau tidak valid dari sekumpulan data (nilai). Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 3.
64

Kegiatan pengambilan data ini menghasilkan data-data berupa nilai-nilai pada ranah psikomotorik. Data nilai ranah kognitif dianalisis

menggunakan program komputer Iteman. Program komputer SPSS versi 16.00

digunakan untuk menganalisis ranah kognitif dan psikomotorik. Analisis menggunakan

program

komputer

SPSS

versi

16.00

maka tidak valid) Dalam penelitian ini nilai simpangan baku digunakan untuk

dibedakan berdasarkan metode mengajar eksperimen dan demonstrasi. Selain itu, data kasar yang berupa nilai siswa dianalisis untuk mendapatkan rerata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan simpangan baku. Rerata dapat digunakan untuk

menentukan valid atau tidak valid dari sekumpulan data (nilai). Untuk lebih jelasnya dibawah ini

disajikan tabel ringkasan dari data lengkap dalam lampiran 4. Tabel 21 Data Tes dan Nontes Penguasaan Materi Ahir di Kelas XI IPA6 Sedangkan data tes dan nontes

memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan,apakah tentang sampel atau pun populasi selain penyajian melalui daftar

penguasaan materi ahir di Kelas XI IPA1 atau diagram, nilai tertinggi dapat digunakan untuk menghasilkan nilai tertinggi pada sebuah field khusus, nilai terendah dapat digunakan untuk menghasilkan nilai terendah Kognitif pada sebuah field yang telah ditentukan, dan simpangan baku dapat digunakan untuk membandingkan antara data sampel satu dengan data sampel lain, dengan rata-rata yang sama, menentukan valid atau tidak Psikomotor 77.86667 82.91667 12.07036 8.774551 92.31 97.5 46.15 75 Ranah Rerata Simpangan Baku Nilai Tertinggi Nilai Terend ah

diambil dari data lengkap dalam lampiran 6. Tabel ringkasan data tersebut sebagai berikut :

valid dari sekumpulan data (nilai). Apabila nilai ( simpangan 0 0 maka valid danapabila baku 0 05 Tabel 22 Data Tes dan Nontes Penguasaan Materi Ahir di Kelas XI IPA1

65

Ranah

Rerata

Simpangan Baku

Nilai Tertinggi

Nilai Teren dah 69.2

gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan,apakah tentang sampel atau pun populasi selain penyajian melalui daftar atau

Kognitif

90.03 529 96.76 471

7.080602

100

Psikomotor

1.174171

97.5

95

digaram, nilai tertinggi dapat digunakan untuk menghasilkan nilai tertinggi pada

e.Data Nilai Gain Setelah dilakukan tes penguasaan materi awal dan tes penguasaan materi ahir pada masing-masing kelas, maka didapatkan nilai gain atau selisih peningkatan nilai antara nilai tes penguasaan materi ahir dikurangi nilai tes penguasaan materi awal.Nilai ahir ranah psikomotorikpembelajaran

sebuah field khusus, nilai terendah dapat digunakan untuk menghasilkan nilai terendah pada sebuah field yang telah ditentukan, dan simpangan baku dapat digunakan untuk membandingkan antara data sampel satu dengan data sampel lain, dengan rata-rata yang sama, menentukan valid atau tidak

valid dari sekumpulan data (nilai). Apabila nilai ( simpangan 0.05 baku

menggunakan metode ceramah menjadi tes penguasaan materi awal pada perhitungan nilai gain untuk menentukan peningkatan penguasaan materi siswa menggunakan

0.05 maka valid dan jika

maka tidak valid) Dalam penelitian ini nilai simpangan baku digunakan untuk

pembelajaran PAIKEM. menentukan valid atau tidak valid dari Data yang berupa nilai gain dianalisis sekumpulan data (nilai). untuk mendapatkan rerata, nilai tertinggi, Adapun uji beda nilai gain diperoleh nilai terendah, dan simpangan baku.Rerata berdasarkan analisis statistik untuk uji gain dapat digunakan untuk memberikan faktor (n-gain) dengan rumus seperti berikut :

66

( ) ( )

( )

Sedangkan, tabel ringkasan data nilai gain metode demonstrasi di kelas XI IPA1

Pre-test (%) adalah rata-rata hasil tes awal diperoleh dari data lengkap dalam lampiran 5 rentang 0-100 dan 6. Tabel ringkasan tersebut seperti di Post-test (%) adalah rata-rata hasil tes akhir rentang 0-100 Kriteria keberhasilan berdasarkan uji Kognitif n-gain dapat ditentukan dengan indikator seperti Tabel 23. Tabel 23 Kriteria keberhasilan nilai gain Nilai Gain g< 0.3 0.3<g<0.7 g>7 Kategori Rendah Ranah Sedang Kognitif Tinggi 10.24118 Rerata Simpangan Nilai Nilai Baku Tertinggi Terendah 8.678786 3.092924 24 20.5 -14.1 6.5 Psikomotor -0.60417 1.916667 12.28475 9.387395 16.1 17.5 -29.5 -11 Ranah Rerata Simpangan Baku Nilai Tertinggi Nilai Terendah

bawah ini : Tabel 25 Data Nilai Gain Metode

Demonstrasi di Kelas XI IPA1

Psikomotorik 16.76471 D.Pembahasan

Data nilai gain metode eksperimen di kelas XI IPA6 diperoleh dari data lengkap dalam lampiran 2 dan 4. Data nilai gain tersebut kemudian disajikan secara ringkas dalam bentuk tabel seperti di bawah ini : Tabel 24 Data Nilai Gain Metode

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA6 SMA N 8 Yogyakarta pada pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM

Eksperimen di Kelas XI IPA6

dengan metode eksperimen, mengetahui ada tidaknya peningkatan penguasaan materi


67

ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta pada pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM

kelas tersebut berbeda.Kelompok eksperimen 1 cenderung untuk menemukan sebuah konsep Fisika melalui metode eksperimen, sedangkan kelompok eksperimen 2

dengan metode demonstrasi, mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi pokok Usaha dan Energi melalui pembelajaran PAIKEM menggunakan

cenderung menemukan sebuah konsep Fisika melalui metode dapat demonstrasi.Untuk dijelaskan sebagai

selengkapnya berikut :

Kelas XI IPA2 sebagai kelas yang digunakan untuk uji validitas mempunyai rata-rata penguasaan materi awal ranah kognitif siswa 66.15172.Pada uji validasi soal di kelas XI IPA2 nilai simpangan baku pada ranah kognitif sebesar 6.485401dan psikomotorik 3.342344.Nilai tersebut berada pada daerah > .05 menunjukkan bahwa data tersebut valid. Sedangkan kelas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki rata-rata penguasaan materi awal ranah kognitif siswayang hampir sama yaitu kelas eksperimen 1 (XI IPA6) dengan rata-rata 78.47083 dan kelas

metode eksperimen di kelas XI IPA6 dan metode demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta, dan mengetahui metode pembelajaran yang lebih efektif antara metode eksperimen dan metode demonstrasi jika diterapkan di dalam pembelajaran

PAIKEM untuk meningkatkan penguasaan materi ranah kognitifdan psikomotorik siswa pada pembelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakarta. Pada kenyataannya, perbedaan kedua metode yang diterapkan dikedua kelas

eksperimen 2

tersebut membuat proses belajar di kedua


68

(XI IPA1) dengan rata-rata 79.79412. Hal ini menunjukkan kelas eksperimen 1 dan 2 memiliki penguasaan materi awal ranah kognitif siswa yang lebih tinggi daripada kelas XI IPA2 dengan selisih nilai antara kelas XI IPA6 dan XI IPA2 sebesar 12.31911 dan antara kelas XI IPA1 dan XI IPA2 sebesar 13.6424. Adapun kelas eksperimen 1 memiliki penguasaan materi awal ranah kognitif siswa lebih rendah daripada kelas eksperimen 2 dengan selisih nilai 1.32329. Penguasaan materi awal ranah

psikomotorik siswa lebih tinggi daripada kelas eksperimen 2 dengan selisih nilai 1.05882. Pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen memberikan hasil ratarata pada ranah psikomotorik sebesar 70.25. Pada data nontes hasil pembelajaran menggunakan dengan metode IPA6 nilai pembelajaran PAIKEM

eksperimen di kelas XI simpangan sebesar pada baku ranah Nilai > .05

psikomotorik tersebut

10.80761. daerah

berada

menunjukkan bahwa data tersebut valid. Pada tes dan nontes penguasaan materi awal di kelas XI IPA6 nilai simpangan baku ranah kognitif sebesar 6.612865, dan ranah psikomotorik tersebut sebesar pada 1.933683. daerah > Nilai .05

psikomotorik siswa diperoleh melalui nilai raport siswa. Kelas eksperimen 1 memiliki rata-rata sebesar 81 sedangkan kelas

eksperimen 2 sebesar 79.94118. Hal ini menunjukkan kelas eksperimen 1 dan 2 memiliki penguasaan materi awal ranah psikomotorik siswa yang lebih tinggi

berada

menunjukkan bahwa data tersebut valid. Pada tes dan nontes penguasaan materi awal di kelas XI IPA1 nilai simpangan baku ranah kognitif sebesar4.037708, dan ranah psikomotorik tersebut sebesar pada 3.111884. daerah > Nilai .05

daripada kelas XI IPA2. Selisih nilai antara kelas XI IPA6 dan XI IPA2 sebesar 1.89444 dan antara kelas XI IPA1 dan XI IPA2 sebesar 0.83562. Adapun kelas eksperimen 1 memiliki penguasaan materi awal ranah
69

berada

menunjukkan bahwa data tersebut valid.

Setelah mengalami proses pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, siswa diberi tes penguasaan materi ahir. Berdasarkan tes yang telah dilakukan didapatkan rata-rata tes penguasaan materi ahir pada ranah kognitif di kelas eksperimen 1 sebesar 77.86667 dan kelas eksperimen 2 memperoleh rata-rata 90.03529. Hal ini menunjukkan kelas

tersebut

berada

pada

daerah

>

.05

menunjukkan bahwa data tersebut valid. Pada data tes dan nontes penguasaan materi ahir di kelas XI IPA1 nilai simpangan baku ranah kognitif sebesar 7.080602dan ranah psikomotorik sebesar 1.174171. Nilai tersebut berada pada daerah > .05

menunjukkan bahwa data tersebut valid. Dari tabel data nilai gain, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen 1 pada ranah kognitif rata-rata gainnya sebesar-0.60417 dengan

eksperimen 1 memiliki penguasaan materi ahir pada ranah kognitif lebih rendah daripada kelas eksperimen 2 dengan selisih nilai 12.16862. Pada ranah psikomotorik kelas

perolehan gain terbesar16.1dan gain terkecil 29.5, psikomotorik rata-rata gainnya sebesar 1.916667 dengan perolehan gain terbesar 17.5dan gain terkecil -11. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 pada ranah kognitif ratarata gainnya sebesar 10.24118 dengan gain terbesar 24dan gain terkecil gainnya -14.1 ,

eksperimen 1 memperoleh rata-rata 82.91667 dan kelas eksperimen 2 memperoleh rata-rata 96.76471. Hal ini menunjukkan kelas

eksperimen 1 memiliki penguasaan materi ahir pada ranah psikomotorik lebih rendah daripada kelas eksperimen 2 dengan selisih nilai 13.84804. Pada data nilai gain metode eksperimen di kelas XI IPA6 nilai simpangan baku ranah kognitif sebesar 12.28475, dan ranah Nilai
70

psikomotorik

rata-rata

sebesar

16.76471 dengan gain terbesar 20.5 dan gain terkecil 6.5. Nilai minus berarti bahwa tes penguasaan materi awal lebih besar daripada tes penguasaan materi ahir.

psikomotorik

sebesar

9.387395.

Pada data nilai gain metode eksperimen di kelas XI IPA6 nilai standar deviasi ranah kognitif sebesar 12.28475, dan ranah

Besar rata-rata nilai gain ternyata memiliki perbedaan. Sehingga terbaca peningkatan

penguasaan materi ranah kognitif siswa di kelas XI IPA1 berbanding terbalik terhadap kelas XI IPA6, peningkatan penguasaan materi ranah psikomotorik di kelas XI IPA1 lebih besar daripada di kelas XI IPA6. Dengan begitu, pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi lebih efektif daripada eksperimen. Peningkatan penguasaan materi secara keseluruhan dapat dicari melalui besar

psikomotorik sebesar 9.387395. Nilai tersebut berada pada daerah > .05 menunjukkan bahwa data tersebut valid. Pada data nilai gain metode eksperimen di kelas XI IPA1 nilai standar deviasi ranah kognitif sebesar 8.678786, dan ranah

psikomotorik sebesar 3.092924. Nilai tersebut berada pada daerah > .05 menunjukkan bahwa data tersebut valid. Ada beberapa faktor kemungkinan yang bisa menyebabkan hal ini terjadi antara lain siswa tersebut ketika mengerjakan soal sedang dalam keadaan tidak sehat (paska kecelakaan) atau secara kebetulan memilih jawaban yang benar.Sehingga terbaca tidak terdapat

ketuntasan siswa dalam persen. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : pertama, kita memperhatikan ketuntasan siswa pada tes penguasaan materi awal, kedua kita

memperhatikan ketuntasan siswa pada tes penguasaan materi ahir, ketiga kita mencari gain dengan rumus ketuntasan tes penguasaan materi ahir tes penguasaan materi awal. Apabila nilai gain positif berarti terdapat peningkatan, apabila nilai gain negatif berarti terdapat penurunan.Nilai gain ini kemudian digunakan dalam uji F dan t.

peningkatan penguasaan materi ranah kognitif siswa dan terdapat peningkatan penguasaan materi ranah psikomotorik siswa di kelas XI IPA6, serta terdapat peningkatan penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA1.
71

Dari

nilai

gain

tersebut

kita

dapat

berarti

terdapat

peningkatan

penguasaan

menentukan metode mengajar yang lebih efektif antara metode demonstrasi dan

materi ranah kognitif siswa di kelas XI IPA1. Dengan demikian, metode mengajar

eksperimen. Hal ini sesuai dengan hasil uji beda. Untuk memperjelas pembahasan di atas, perhatikanlah tabel berikut ini : Tabel 26. Ringkasan Peningkatan Penguasaan Materi Siswa (dalam persen)

demonstrasi lebih efektif daripada metode mengajar eksperimen dalam meningkatkan penguasaan materi ranah kognitifdan

psikomotorik siswa di kelas XI IPA6 dan kelas XI IPA1. Analisis menggunakan program komputer Hasil Tes Kelas XI Hasil Tes Kelas XI IPA1 Hasil Ahir 73.33 % 46.67 % Ket. Hasil Awal 80 % 100 % Gain +16.67 Kognitif -3.34 % Menurun % -36.67 Psikomotorik -53.33 % Menurun % n kat Menuru Hasil Ahir 96.67 % 63.33 % Ket. Mening

Dari tabel diatas, kita melihat hasil tes kelas XI IPA6 menunjukkan bahwa nilai Hasil Ranah Awal Kognitif Psikomotorik Ranah

IPA6

gain ranah kognitifdan psikomotorik siswa bernilai negatif.Hal ini mengandung arti terdapat penurunan penguasaan materi ranah kognitifdan psikomotorik siswa di kelas XI IPA6. Hasil tes kelas XI IPA1 menunjukkan bahwa nilai gain ranah psikomotorik siswa bernilai negatif. Hal ini berarti terdapat penurunan penguasaan materi ranah

76.67 % 100 % Gain

SPSS 16.00 meliputi uji persyaratan analisis, uji hipotesis, dan analisis faktor. Uji

psikomotorik siswa di kelas XI IPA1. Nilai gain ranah kognitif siswa bernilai positif

persyaratan analisis terdiri atas normalitas,uji homogenitas,uji linearitas.Uji hipotesis terdiri


72

dari uji korelasional dan uji perbedaan. Uji korelasional pada penelitian ini menggunakan uji hubungan dengan regresi linear, uji hubungan dengan korelasi, dan ANOVA. Uji perbedaan dalam penelitian ini menggunakan perbedaan dengan t-test.Terahir, melakukan uji kesesuaian antara butir soal dan kisi-kisinya (uji konstruk dengan analisis faktor) yaitu analisis faktor eksploratori.Secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut : 1.Analisis Hasil Tes Ranah Kognitif pada Pembelajaran PAIKEM dengan Metode

menunjukkan bahwa sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. 2.Analisis Hasil Tes Ranah Psikomotorik pada Pembelajaran PAIKEM dengan Metode

Eksperimen di Kelas XI IPA 6 dan Metode Demonstrasi di Kelas XI IPA1 Menggunakan Program Komputer SPSS Versi 16.00. Uji normalitas ditunjukkan oleh nilai berdasarkan Shapiro-Wilk. Kolmogorov-Smirnova Berdasarkan dan

Kolmogorov-

Smirnova dan Shapiro-Wilk penguasaan materi ranah kognitif awal siswa mempunyai

Eksperimen di Kelas XI IPA 6 dan Metode Demonstrasi di Kelas XI IPA1 Menggunakan Program Komputer SPSS Versi 16.00 Uji normalitas ditunjukkan oleh nilai berdasarkan Shapiro-Wilk. Kolmogorov-Smirnova Berdasarkan dan

signifikansi .000 menunjukkan bahwa sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal dan penguasaan materi ranah kognitif ahir siswa mempunyai signifikansi .000

menunjukkan bahwa sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Karena hasil uji normalitas pada tes penguasaan psikomotorik materi siswa ranah kognitif dan bahwa

Kolmogorov-

Smirnova dan Shapiro-Wilk penguasaan materi ranah kognitif awal siswa mempunyai

signifikansi .000 menunjukkan bahwa sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal dan penguasaan materi ranah kognitif ahir siswa mempunyai signifikansi .000
73

membuktikan

sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal maka analisis tidak perlu

dilanjutkan.Berdasarkan hasil uji normalitas

sampel tes penguasaan materi ranah kognitif dan psikomotorik siswa sama-sama tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen dan demonstrasi belum bisa diterapkan secara optimal untuk siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA6 SMA N 8 Yogyakarta. Berdasarkan uraian di atas rata-rata nilai gain kelas eksperimen 2 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen 1. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal seperti di bawah ini : 1. Rata-Rata Tes Penguasaan Materi Ahir Rata-rata tes penguasaan materi ahir di antara kedua kelas tersebut berbeda jauh. Hal ini memberi penguatan bahwaterdapat

perbedaan peningkatan penguasaan materi siswa pada pembelajaran Fisika melalui pembelajaran PAIKEM antara kelas

eksperimen 1 yang menggunakan metode eksperimen dengan kelas eksperimen 2 yang menggunakan metode demonstrasi. 2. Tes dan Non Tes Hasil tes dan non tes siswa pada masingmasing proses pembelajaran juga mendukung kesimpulan di atas.Hasil nontes pada kelas eksperimen 1 diperoleh dari hasil praktikum menggunakan LKS yang dinilai dengan

menunjukkan bahwa pembelajaran PAIKEM dengan metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan dengan metode eksperimen. Namun demikian, pembelajaran PAIKEM dengan metode eksperimen di kelas XI IPA6 dan demonstrasi di kelas XI IPA1 SMA N 8 Yogyakartabelum penguasaan materi bisa ranah meningkatkan kognitifdan ini

Lembar Observasi Kegiatan Murid (LOKM), sedangkan hasil tes pada kelas eksperimen 2 diperoleh dari hasil Quis yang dikerjakan bersama-sama.Sehingga kelas eksperimen 1 mendapatkan nilai psikomotorik sedangkan kelas
74

psikomotoriksiswa

secara

optimal.Hal

ditandai dengan masih banyak siswa yang mendapat nilai belum tuntas dan masih banyak siswa yang mendapat nilai tuntas tetapi selisih nilainya sedikit di atas KKM. Hal ini

eksperimen

memperoleh

nilai

kognitif.Jadi, siswa pada kelas eksperimen 1 mendapatkan konsep Fisika secara konkret dari percobaan dan siswa mengembangkan sikap aktif, inovatif dan kreatif pada kegiatan praktikum laboratorium yang menyenangkan dan di

belum

memanfaatkan

waktu

semaksimal

mungkin, masih ada siswa yang menggunakan peralatan laboratorium tidak sesuai fungsinya, dan di kelas XI IPA6 banyak siswa yang baru dalam paska kecelakaan. 5. Waktu Penelitian ini memakan waktu yang cukup lama karena memiliki cakupan empat ranah sekaligus dan harus menyesuaikan kegiatan siswa.Siswa yang tidak mengikuti rangkaian kegiatan penelitian ini rata-rata karena ada kegiatan lomba dan OSIS. 6. Buku Panduan Penilaian Ranah Psikomotorik Buku panduan penilaian ranah

lingkungan

sekitarnya.Sedangkan kelas eksperimen 2 mendapatkan konsep Fisika dengan melihat percobaan konkret yang didemonstrasikan guru di depan kelas, dan mengembangkan sikap aktif, inovatif, dan kreatif pada kegiatan pembelajaran Fisika yang menyenangkan di kelas.Jadi, siswa belum mengoptimalkan kerja otot (motorik) selama pembelajaran

Fisikamenggunakan metode demonstrasi. 3. Tingkat Kekritisan Siswa Tingkat kekritisan siswa pada kelas

psikomotorik masih sulit diperoleh dan ranah ini susah untuk dilakukan penilaian. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran Fisika melalui pembelajaran PAIKEM baik di kelas metode eksperimen 1 yang menggunakan di kelas

eksperimen1lebih

merata

dibandingkan

dengan tingkat kekritisan siswa pada kelas eksperimen 2.Pada umumnya siswa

eksperimen

maupun

menyampaikan konsep dan bertanya. 4. Tingkat Motorik Siswa Pada umumnya, dalam kegiatan praktikum di laboratorium masih terdapat siswa yang
75

eksperimen 2 yang menggunakan metode demonstrasi berjalan dengan baik.Hal ini terlihat dari adanya peningkatan penguasaan materi siswa pada kedua kelas tersebut.

A. Simpulan Berdasarkan tujuan penelitian, hasil

1223/DITJEN 72.

PPG/STT/1988).Hlm.64-

penelitian, dan pembahasan, maka dari penelitian ini, terdapat beberapa simpulan sebagai berikut : 1. terdapat peningkatan penguasaan materi pada ranah psikomotorik siswa di kelas XI IPA6. 2. terdapat peningkatan penguasaan materi pada ranah kognitif dan psikomotorik siswa di kelas XI IPA1. 3. berdasarkan besar rata-rata nilai gain,

Ahmad Salim.Metode Ceramah.http://www.kamisama86.co.cc/2 010/05/metode-ceramah-dalampembelajaran.htmal,30 Mei 2011. Ari Ginanjar Agustian.(2008).Peran ESQ dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan.Pidato Dies Natalis ke-44 Universitas Negeri Yogyakarta,Yogyakarta,21 Mei 2008. A.Maulana,dkk.ManajemenPendidikan.htt p://technurlogy.wordpress.com/2010/04/0 3/manajemen-pendidikan/,30 Mei 2011. Dept.Agama RI.(1983).Al-Quran dan Terjemahannya.Jakarta:Departemen Agama RI. Irianto, Agus.(1988).Statistik Pendidikan (1).Jakarta:Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Ismail SM.(2008).Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif,Inovatif,Kreatif,Efektif,dan Menyenangkan). Semarang:RaSAIL Media Group. I Wayan.AS & Pudjohartono.(2008).Silabus Program Pembelajaran SMA/MA Kelas XI (2), Semester 1 & 2 (Per-Mata Pelajaran/Bidang Studi).Jakarta:BP.Cipta Jaya-Jakarta. Jimmy Wales,LarrySanger,et all.Kreativitas.http://id.wikipedia.org/, 21 Juni 2011. ......... Taksonomi Bloom.http://id.wikipedia.org/wiki/,21 Juni 2011. Jumadi.(2009).Penyusunan Taksonomi Tujuan Pendidikan Ranah Spiritual dan
76

peningkatan penguasaan materi pada ranah kognitif siswa di kelas XI IPA1 berbanding terbalik terhadap kelas XI IPA6, peningkatan penguasaan materi pada ranah psikomotorik siswa di kelas XI IPA1 lebih besar daripada di kelas XI IPA6. 4. pembelajaran PAIKEM dengan metode

demonstrasi lebih efektif daripada eksperimen.

5. DAFTAR PUSTAKA Abihasna.Cara Berfikir Kreatif.http://www.squidoo.com/,21 Juni 2011. Ahmad Abu Sampling Al Hamid.(1991).Metode Qalam (Nomor

Implikasinya dalam Teknologi Pembelajaran Fisika.Pidato Pengukuhan Guru Besar UNY,Yogyakarta,30 Maret 2009. Kanginan,Marthen.(2002).Fisika Untuk SMA Kelas XI.Jakarta:Erlangga. Kurnia Septa.Ciri-ciri Orang yang Kreatif.http://kurniasepta.blogdetik.com/ci ri-ciri-orang-yang-kreatif/,23 Juni 2011. Latifa Ratna Pratiwi.(2009). Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan Metode Pictorial Riddle pada Siswa Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Pokok Bahasan Pesawat Sederhana.Laporan Penelitian.Universitas Negeri Yogyakarta. Mochammad Haikal.Model Pembelajaran PAIKEM dan Aplikasinya dalam Proses Belajar Mengajar.http://www.scribd.com/doc/325 2123/1-PAIKEM,28 Mei 2011. Prasetyo,Zuhdan.K.et.all.(2004).Kapita Selekta Pembelajaran Fisika.Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Puji Astuti.(2010).Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Turnament) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Di MAN Godean Pada Pokok Bahasan AlatAlat Optik.Laporan Penelitian.Universitas Negeri Yogyakarta. Setyo Budiono.(1998).Efektivitas Penggunaan Metode Mengajar Eksperimen dan Model Mengajar Delik (Dengar Lihat Kerja) dalam Pengajaran Fisika Siswa SMU Muhammadiyah 4 Yogyakarta Kelas II Tahun Ajaran 1998/1999. Laporan Penelitian.Universitas Negeri Yogyakarta. Subanar.(1992).Probability, Random Variables, and Stochastic Institute of New York.Buku asli terbitan tahun 1965. Tri.Metode Ceramah.http://www.scribd.com/doc/27644307/,12 April 2011. Yamin, Sofyan dkk.(2011).Regresi dan Korelasi dalam Genggaman Anda.Jakarta:Salemba Empat. Artikel ini telah direview oleh penguji utama pada tanggal :. Dan telah

disetujui oleh pembimbing utama untuk diterbitkan pada tanggal :..

Pembimbing Utama,

Penguji Utama,

Rahayu D.S.R, M.Pd NIP.19570922 198502 2 001

Suyoso, M.Si NIP.19530610 198203 1 003

77

78

Anda mungkin juga menyukai