Anda di halaman 1dari 38

Hipertensi dalam kehamilan

Oleh: Jesa Deastri (07923085) Putri Monasari (07923064)

definisi
kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg yang diukur paling kurang 6 jam pada saat yang berbeda.

klasifikasi
Berdasarkan National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001:
Hipertensi Kronik, yaitu hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan. Preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.

Eklampsia, yaitu preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan / atau koma
Hipertensi Kronik dengan Superimposed Preeklampsia, yaitu hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria. Hipertensi Gestasional (disebut juga transient hypertension), yaitu hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa protein uria.

Faktor resiko
Primigravida, primipaternitas Hiperplasentosis, misalnya mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar. Umur yang ekstrim Riwayat keluarga pernah preeklampsia/ eklampsia Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil

Etiopatogenesis
Teori reaktifitas pembuluh darah
Pada reaktifitas pembuluh darah, konstriksi pembuluh darah merupakan tahanan bagi aliran darah dan menyebabkan hipertensi arterial. Pada preeklampsia terdapat peningkatan kepekaan terhadap hormon-hormon vasoaktif sehingga menimbulkan hipertensi. Keadaan ini mungkin disebabkan penurunan sintesis dan gangguan pelepasan hormon-hormon vasodilator seperti prostasiclin dan prostaglandin E2. Curah jantung pada preeklampsia tidak meningkat seperti kehamilan normal, sehingga meningkatnya tekanan darah lebih disebabkan oleh meningkatnya tahanan perifer.

Hipoperfusi uteroplacenta dan konsep imuonologis


Hipoperfusi uteroplacental timbul karena adanya ketidakseimbangan antara masa placenta dan aliran darah disertai kelainan trophoblastik. Terjadi bila masa plasenta relatif lebih besar seperti pada kehamilan kembar dan mola hidatidosa atau pada keadaan-keadaan dimana terdapat gangguan aliran darah pada uterus seperti diabetes dan hipertensi. Pada preeklamsia, placenta dapat menimbulkan reaksi imun yang abnormal. konsep ini didukung oleh adanya antibodi maternal terhadap poli sakarida placenta, fraksi mikrosom dan sel-sel trophoblas. Masa placenta yang besar menimbulkan reaksi antigen yang tinggi dan merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia seperti gameli, mosa hidatidosa, diabetes dan hidrosepalus.

Disfungsi endotel.
Disfungsi endotel menyebabkan penurunan produksi Nitric Oxida (NO) yang merupakan vasodilator poten dan menghambat agregasi platelet. Penurunan NO akan meningkatkan agregasi platelet, pelepasan trombosan A2 dan serotonin. Serotonin menyebabkan peningkatan permiabilitas vaskuler dan serotonin juga menyebabkan vasodilatasi atau vasokonstriksi tergantung integritas sel endotel vaskular.

Dalam keadaan normal reseptor serotonin (S1) endotel spesifik akan merespon serotonin dalam darah dengan akibat dilepaskannya prostasiklin dan NO oleh sel endotel sehingga terjadi vasodilatasi. Pada HDK yang ditandai dengan menghilangnya reseptor S1 endotel dan meningkatnya serotonin yang diproduksi oleh platelet 10 kali lebih tinggi dalam darah akan mengakibatkan serotonin hanya dapat bereaksi dengan reseptor S2 di otot polos vaskuler dan platelet yang menghasilkan vasokontriksi

Diagnosis
Gestational Hipertensi
Sistolik BP 140 mmHg, atau Diastolik BP 90 mmHg Tidak ada proteinuria Tekanan darah kembali normal sebelum 12 minggu post partum Diagnosis akhir hanya dapat dibuat pada post partum Dapat ditemukan gejala dari preeklampsi, contohnya, rasa tidak nyaman hulu hati atau trombositopenia

Preeklampsi
Kriteria minimum
Tekanan darah 140/90 mmHg setelah 20 minggu usia gestasi Proteinuria >300 mg/ 24 jam atau +1 dipstik

Kriteria berat
Tekanan darah 160/110 mmHg Proteinuria 2,0 gram/ 24 jam atau >+2 Serum creatinin > 1,2 mg/dl atau terjadi peningkatan dari sebelumnya Mikroangiopati hemolisis _ peningkatan LDH > 600 IU/L Elevasi level serum transaminase_ ALT atau AST Sakit kepala menetap atau gangguan serebral maupun visual Nyeri epigastrik persisten

Eklampsia :
Kejang yang tidak disebabkan oleh gangguan lain pada wanita dengan preeklampsi.

Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik


New-onset proteinuria >300 mg/ 24 pada wanita yang hipertensi tapi tidak ada proteinuria sebelum 20 minggu usia gestasi Peningkatan secara tiba-tiba protenuria atau tekanan darah atau trombosit < 100.000/L pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum 20 minggu usia gestasi.

Hipertensi kronik
Tekanan darah 140/90 mmHg sebelum hamil atau terdiagnosa sebelum 20 minggu usia gestasi . Hipertensi yang pertama kali terdiagnosa setelah 20 minggu usia dan menetap setelah 12 minggu usia gestasi.

Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejala berikut:


Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolic 110 mmHg. Proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup. Oliguria (< 400 ml dalam 24 jam). Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Nyeri epigastrium dan ikterus. Edema paru atau sianosis. Trombositopenia. Pertumbuhan janin terhambat.

Penatalaksanaan
Prinsip tujuan penatalaksanaan kehamilan dengan preeklampsi:
Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu dan anak seminimal mungkin. Melahirkan anak yang sehat. Pemulihan kesehatan ibu secara sempurna. Pada penderita preeklampsia, khsusnya saat atau menjelang aterm, 3 prinsip tujuan diatas dapat tercapai dengan melakukan induksi persalinan. Informasi terpenting bagi obstetrisian untuk melakukan penatalakasanaan preeklampsi adalah dengan mengetahui secara tepat usia kehamilan

Deteksi Prenatal Dini


Pasien dengan TD diastolik 81 89 mmHg dan disertai dengan kenaikan berat badan secara mendadak perlu diperiksa ulang 3 hari kemudian, dan bila keadaan masih menetap maka harus dirawat di rumah sakit untuk pengamatan selanjutnya.

Perawatan antepartum di rumah sakit


Pemeriksaan teliti : nyeri kepala - gangguan visus nyeri epigastrium dan kenaikan BB cepat Pemeriksaan BB awal dan pada hari-hari berikutnya Analisa proteinuria Pemeriksaaan TD Pemeriksaan plasma atau serum creatinine dan hematokrit, trombosit, enzym hepar (SGOT) Pengukuran besar janin.

Penatalaksanaan selanjutnya tergantung pada :


Derajat penyakit Preeklampsi Usia kehamilan dan Keadaan servik.

Ilustrasi Pasien
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. Z Umur : 29 tahun Pendidikan Pekerjaan Alamat Agama Suku Status No. MR : Tamat SD : Ibu Rumah Tangga : Kamp Jambak, Koto tangah : Islam : Minang : Menikah : 78.21.63 Nama Suami: Tn. J Umur : 33 tahun Pendidika: Tamat SD Pekerjaan: Petani Alamat : Kamp Jambak Agama : Islam Suku Status : Minang : Menikah

Anamnesis
Seorang pasien wanita, usia 29 tahun, dating ke IGD Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 23 april 2012 pk. 01.40 WIB dengan keluhan utama keluar air-air yang banyak dari kemaluan sejak jam yang lalu.

Riwayat penyakit sekarang


Keluar air-air yang banyak dari kemaluan ada sejak jam yang lalu Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari tidak ada Keluar lendir bercampur darah tidak ada Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada Tidak ada keluhan sakit kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur Pasien sudah tidak haid sejak 8 bulan yang lalu

HPHT : lupa Taksiran Persalinan : sulit ditentukan Gerak anak dirasakan sejak 3 bulan yang lalu Riwayat Hamil Muda : mual (-), muntah (-), perdarahan (-) ANC : kontrol setiap bulan ke bidan Riwayat Hamil Tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-) Riwayat Menstruasi : menarche usia 13tahun, siklus haid teratur 28 hari tiap bulan, lamanya 4-5 hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk per hari, nyeri haid (-)

Riwayat Imunisasi : tidak ada Riwayat Kontrasepsi: Riwayat Penyakit dahulu Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan hipertensi Riwayat penyakit keluarga Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan kejiwaan

Riwayat Pernikahan 2 x (tahun pernikahan lupa) Riwayat Kehamilan / abortus / persalinan : 2 / 0/1
1. Tahun 2010, perempuan, 2500 gr, cukup bulan, SC atas indikasi tensi tinggi di RS Swasta, dokter, Hidup 2. Sekarang

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Frekuensi Nadi Frekuensi Napas Suhu Tubuh Tinggi Badan Berat Badan Sblm Hamil Berat Badan Sekarang LILA keadaan Gizi : sedang : compos mentis cooperative : 150 / 100 mmHg : 86 kali/menit : 20 kali/menit : 37C : 144 cm : 50 kg : 65 kg : 28 cm : sedang

Mata Leher Dada


o Paru :I

: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik : JVP 5-2 cmH2O, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid :
: simetris kiri dan kanan

Pa Pe Au
o Jantung :I

: fremitus kiri sama dengan kanan : sonor di seluruh lapangan paru : suara nafas vesikuler, wheezing (-),ronkhi (-)
: iktus kordis tidak terlihat

Pa Pe Au

: iktus kordis teraba 1 jari : batas-batas jantung dalam batas normal : irama ireguler, murni, bising (-)

Abdomnen Genitalia Ekstremitas

: status obstetrikus : status obstetrikus : edema (+/+), refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-)

Status Obstetrikus
Muka : kloasma gravidarum (+) Mammae : membesar, tegang, A/P hiperpigmentasi, kolostrum (-) Abdomen
I : perut tampak membuncit sesuai dengan kehamilan preterm 8 bulan, sikatrik (+) Pa : TFU teraba 4 jari bawah processus xyphoideus
L1 L2 L3 L4 : teraba masa bulat, lunak, noduler : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, teraba bagian kecil janin di sebelah kanan : teraba massa bulat, keras, tidak terfiksir : tidak dilakukan

Perkusi : tympani Auskultasi : BU (+) N, DJJ 155 kali/menit

Genitalia : inspeksi : v/u tenang Inspekulo:


vagina : tumor (-), laserasi (-), fluxus (+) tampak cairan bening menumpuk di fornix posterior , LT (+) Portio : MP ukuran sebesar jempol kaki dewasa tumor (-), laserasi (-),fluxus (+) banyak cairan bening mengalir di kanalis servikalis, OUE tertutup

Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hb : 11.,1 gr/dl Leukosit : 6800 /mm3 Htematokrit : 32,3 % Trombosit : 292.000/mm3 Protein urin : (-)

Diagnosa Kerja
G2P1A0H1 gravid preterm 34-36 minggu + bekas SC 1 kali + PRM jam + Hipertensi Gestasional Janin hidup tunggal intra uterine presentasi kepala

Sikap
Kontrol KU, VS, DJJ, His AB (skin test) Cek darah lengkap (faal ginjal, hemostasis, hati) EKG Konsul mata, jantung, penyakit dalam Pematangan paru janin

Rencana
Ekspektatif

Diskusi
Telah dilaporkan seorang pasien wanita usia 29 tahun dengan diagnosis masuk G2P1A0H1 gravid preterm 34-36 minggu + bekas SC 1 kali + PRM jam + Hipertensi Gestasional, janin hidup tunggal intra uterine presentasi kepala. Diagnosis Hipertensi Gestasional ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium. Dari anamnesis diketahui bahwa keluhan utama pasien keluar air-air yang banyak dari kemaluan sejak jam yang lalu, dan pasien tidak mengeluhkan nyeri ulu hati, sakit kepala, dan pandangan mata kabur. Dari pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah tinggi 150/100 mmHg, edema pada kaki, tangan dan wajah tidak ada. Dari pemeriksaan labor juga tidak ditemukan protein urin. Han ini menyingkirkan diagnosis preeklampsia pada pasien ini. Pasien juga menyatakan bahwa hipertensi yang dideritanya hanya pada saat kehamilan saja. Hal ini semakin menguatkan diagnosis hipertensi gestasional pada pasien ini

Pasien dikonsulkan ke bagian penyakit dalam, jantung dan mata. Untuk melihat apakah ada kelainan pada bidang bagian tersebut. Pasien direncanakan penatalaksanaan ekspektatif. Sikap yang pertama kali dilakukan adalah peniaian keadaan umum, vital sign, DJJ dan his. Dan pemantauan tanda tanda inpartu. Kemudian juga dilakukan pengecekan darah rutin dilaboratorium. Untuk pematangan paru, di injeksikan deksametason. Karena pasien juga mengalami PRM, maka di berikan antibiotik untuk pencegahan infeksinya.

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai