Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

Analisis Udara dengan Air Sampler dan Analisis Kebisingan dengan Sound Level

Disusun oleh

: XIII-2 / 09.55.06404 XIII-2 / 09.55.06410 XIII-2 / 09.55.06476

Deliar Rifda Hilmawan Diah Dwi Astuti Kamia Sri Maulani

SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor 2012

Analisis Udara dengan Air Sampler


1. Alat yang digunakan:
Air sampler impinger

Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :

Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer

Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.

Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk melindungi pompa dari korosi.

Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bubble flow.

2. Prinsip kerja alat Air Sampler

Sampling udara dengan impinger pada hakikatnya terdiri dari beberapa langkah yaitu:

Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap.

Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.

Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa dan hasil pengukuran.

3. Jenis jenis pencemaran udara


Berdasarkan sumbernya, pencemaran udara dibagi 2, yaitu: a. Pencemaran udara alami Terjadi karena terdapat zat pencemar masuk ke dalam udara/atmosfer, akibat proses proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari air laut, metoria, dan lain sebagainya. b. Pencemaran udara non alami Terjadi karena terdapat zat pencemar yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan produk samping, berupa gas beracun asap, partikel-partikel halus, belerang sebagai senyawa kimia, buangan, panas dan listrik atau nuklir.

4. Lokasi pengambilan sampel udara


Dalam melakukan sampling udara, daerah pemantauan dapat dibagi menjadi tiga daerah, dengan keperluan dan cara sampling yang berbeda, yaitu: 1. Daerah Ambient

Merupakan daerah tempat tinggal penduduk. 2. Daerah Tempat Kerja

Merupakan daerah dimana seseorang bekerja selama periode tertentu. 3. Daerah Pencemar Udara

Berasal dari cerobong asap pabrik. Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh uji adalah: 1. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan). 2. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat mengukur ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang dapat mengotori pada saat mengukur gas-gas asam. 3. Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi 4. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling berjauhan. 5. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus

mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang.

Sampling di atas merupakan proses pengambilan udara pada tempat-tempat tertentu, dengan harapan konsentrasi zat pencemar yang didapat dari hasil pengukuran bisa mewakili konsentrasi contoh cairan secara keseluruhan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sampling adalah: 1. Arah angin 2. Kecepatan angin 3. Waktu pengambilan contoh 4. Tekanan udara 5. Suhu udara 6. Kelembaban udara 7. Pola terdifusinya zat pencemar.

6. Faktor yang mempertimbangkan dalam pemilihan alat air sampler


Pembahasan ini akan mengulas tentang pertimbangan memilih air sampler yang menggunakan metode aktif dan pada umumnya berharga tidak murah. Selain factor yang akan dijelaskan kemudian, tentunya kita harus memahami prinsip dasar metode yang cocok. Berikut adalah beberapa kemampuan yang perlu dibandingkan dan disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya : Volume sampling yang bisa diatur . Fasilitas ini sudah menjadi kemampuan umum air sampler modern. Volume sampling yang dipilih sebaiknya disesuaikan dengan persyaratan organisasi tertentu atau suatu perusahaan, misalnya peraturan internasional masyarakat pengambilan sampel udara untuk mikrobiologi sebesar 1 m3 sehingga dipilih alat yang mampu menyedot sampai volume udara sebanyak itu. Beberapa jenis alat juga telah dilengkapi dengan berbagai pilihan volume udara, baik liter maupun meterkubik. Baterai Rechargeable Perlu dipertimbangkan masa pakai alat berdasrkan ketahanan baterai nya. Semakin efisien baterai maka semakin baik maksimal dalam penggunaannya.

Pemilihan format media pada air sampler Yang dimaksud format media adalah apakah alat itu menggunakan media dalam bentuk cawan , agar strips atau cassette. Media agar strips dan cassette (steril) biasanya harganya relatif lebih mahal daripada media yang diracik sendiri lalu dituangkan pada cawan dan selalu disediakan oleh supplier secara langsung. Jika frekuensi pengambilan sampel sangat tinggi tentunya media dalam cawan dapat menghemat dana secara signfikan.

Kemampuan penundaan Waktu pengambilan sampel (delay time) atau pengaktivasian dengan remote delay time (penundaan waktu pengambilan sampel) berguna untuk mengurangi resiko kontaminasi dari operator saat meletakan alat sehingga operator memiliki cukup waktu untuk menjauh dari air sampler. Pengaktivasian alat dari jarak jauh menggunakan remote juga memiliki tujuan yang sama. Namun tidak semua alat mempunya kemampuan ini.

Akurasi debit udara yang disedot Akurasi debit udara berbeda-beda pada setiap alat dan tergantung oleh pabrik pembuatannya. Spesifikasi akurasi umumnya berkisar antara +/- 2,5% sampai +/- 10% dari volume udara yang disedot. Jika untuk menganalisa kandungan mikroorganisme udara pada ruang steril maka akurasi ini menjadi sangat penting karena hilangnya udara yang tidak tersedot (jika mengandung organisme) dapat memberikan perbedaan signifikan pada hasil yang didapat.

Kalibarasi Semua pabrikan biasanya menyediakan sertifikat kalibrasi dan menawarkan macammacam program perawatan. Kalibrasi dilakukan minimal sekali dalam setahun. Beberapa pabrikan menjual sistem alat kalibrasi sehingga pembeli dapat mengkalibrasi sendiri. Hal ini sangat berguna jika pembeli memiliki banyak alat air sampler dan juga dapat menghemat biaya pengeluaran untuk kalibrasi diluar.

7. Jenis-jenis pencemar dan bahayanya


Secara umum, definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara akltual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemar udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi : Golongan belerang (sulfur dioksida , hidrogen sulfide, sulfat aerosol) Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida) Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon) Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap) Sedangkan jenis pencemar udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu : Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah. Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon.klorinasi alkan, benzene. Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing. Sementara itu jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua , yaitu : Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor. Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan. Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambient menurut Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1999 meliputi : Sulfur dioksida (SO2) Karbon monoksida (CO) Nitrogen dioksida (NO2) Ozon (O3)

Hidro karbon (HC) PM 10, Partikel debu (PM 2,5) TSP (debu) Pb (Timah Hitam ) Pengaruh masing-masing zat pencemar udara tersebut terhadap makhluk hidup

dijelaskan sebagai berikut : Sulfur Oksida (SOX) Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna , yaitu sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau , tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin. Nitrogen Dioksida (NO2) NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonary) . Kadar NO 2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakain NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Ozon (O3)

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketingggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen , tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240320 nm. Hidrokarbon (HC) Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan pada lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Khlorin (Cl2) Gas Khlorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1. Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen. Partikulat Debu (TSP) Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Timbal Hitam (Pb)

Gangguan keseahatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan hemoglobin, gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan , kejang, dan gangguan penglihatan.

8. Ambang batas pencemar udara


Carbon Monoksida (CO) Tidak ada efek Nitrogen (NO2) Sedikit berbau Sulfur Dioksida (SO2)

Kategori Baik

Rentang 0-50

Ozon O3 Luka

Partikulat ada

pada Luka Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi

pada Tidak efek

Beberapa spesies tumbuhan akibat Kombinasi

dengan SO2 dengan (Selama Jam) Sedang 51 - 100 Perubahan kimia Berbau Luka pada Luka Beberapa spesies lumbuhan Bau,

O3

4 (Selama 4 Jam)

pada Terjadi penurunan pada jarak pandang Jarak pandang turun dan

darah tapi tidak terdeteksi

Babarapa spesies tumbuhan

Tidak Sehat

101 - 199

Peningkatan pada Bau kardiovaskularpad a perokok

dan Penurunan

kehilangan

kemampuan Meningkatnya pada atlit kerusakan

yang warna.

sakit jantung

Peningkatan reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita asma

yang berlatih tanaman keras

terjadi pengotoran debu di

mana-mana

Sangat Tidak Sehat

200-299

Maningkatnya kardiovaskular

Meningkatny

Olah

raga Meningkatnya sensitivitas

Meningkatn ya

a sensitivitas ringan

pada orang bukan pasien perokok berpanyakit

yang mangakibatk pada

pasien sensitivitas pada pasien dan berpenyakit asthma dan bronhitis

yang berpenyaklt asma

an pengaruh berpenyakit asthma

dan parnafasan

Jantung, dan akan bronhitis tampak beberapa kalemahan terlihat nyata Berbahay a yang secara

pada pasien bronhitis yang berpenyaklt paru-paru kronis

300 - lebih Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar

Analisis Kebisingan dengan Sound Level


1. Jenis-jenis kebisingan
Berdasarkan sifat dan spektrum bunyi dapat dibagi sebagai berikut : 1. Bising yang kontinyu Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putusputus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 yaitu : Wide spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun. Norrow spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja(frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya katup gas. 2. Bising terputus-putus Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan , kapal terbang, kereta api. 3. Bising impulsif Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan, suara ledakan mercon, meriam. 4. Bising impulsive berulang Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.

2. Hal-hal yang menyebabkan kebisingan


Beberapa faktor yang terkait kebisingan yaitu : 1. Frekuensi Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik) dengan satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz. Frekuensi

dibawah 20 Hz disebut infra sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 Hz disebut ultra sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 250-4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia mempunyai frekuensi sekitar 1.000 Hz. 2. Intensitas suara Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media. 3. Amplitudo Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada arah tertentu.

4. Kecepatan suara Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan waktu. 5. Panjang Gelombag Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus. 6. Periode Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan periode adalah detik. 7. Oktave band Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat didengar dengan baik oleh manusia . Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara meliputi frekuensi : 31,5 Hz 63 Hz 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2 kHz 4 kHz 8 kHz 16 kHz. 8. Frekuensi Bandwidth Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia. 9. Pure tune Pure tune adalah gelombang suara yang terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu jenis frekuensi.

10. Loudness Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu satuannya Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz. 11. Kekuatan Suara Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan waktu. 12. Tekanan Suara Tekanan suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan.

3. Ambang batas pencemar


Nilai ambang batas kebisingan adalah 85 dB, ambang batas ini dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah merupakan rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus yaitu tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai berikut No. TINGKAT KEBISINGAN (dBA) PEMAPARAN HARIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 85 88 91 94 97 100 8 jam 4 jam 2 jam 1 jam 30 menit 15 menit

Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan adalah sebagai berikut: Zona A : Intensitas 35 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS, tempat perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya.

Zona B : Intensitas 45 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi. Zona C : Intensitas 50 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, Perdagangan dan pasar. Zona D : Intensitas 60 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya. Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation Association) Zona A: intensitas > 150 dB daerah berbahaya dan harus dihindari Zona B: intensitas 135-150 dB individu yang terpapar perlu memakai pelindung telinga (earmuff dan earplug) Zona C: 115-135 dB perlu memakai earmuff Zona D: 100-115 dB perlu memakai earplug

Anda mungkin juga menyukai