Analisis Udara dengan Air Sampler dan Analisis Kebisingan dengan Sound Level
Disusun oleh
Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer
Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.
Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk melindungi pompa dari korosi.
Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bubble flow.
Sampling udara dengan impinger pada hakikatnya terdiri dari beberapa langkah yaitu:
Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap.
Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.
Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa dan hasil pengukuran.
Merupakan daerah dimana seseorang bekerja selama periode tertentu. 3. Daerah Pencemar Udara
Berasal dari cerobong asap pabrik. Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh uji adalah: 1. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan). 2. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat mengukur ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang dapat mengotori pada saat mengukur gas-gas asam. 3. Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi 4. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling berjauhan. 5. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus
Sampling di atas merupakan proses pengambilan udara pada tempat-tempat tertentu, dengan harapan konsentrasi zat pencemar yang didapat dari hasil pengukuran bisa mewakili konsentrasi contoh cairan secara keseluruhan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sampling adalah: 1. Arah angin 2. Kecepatan angin 3. Waktu pengambilan contoh 4. Tekanan udara 5. Suhu udara 6. Kelembaban udara 7. Pola terdifusinya zat pencemar.
Pemilihan format media pada air sampler Yang dimaksud format media adalah apakah alat itu menggunakan media dalam bentuk cawan , agar strips atau cassette. Media agar strips dan cassette (steril) biasanya harganya relatif lebih mahal daripada media yang diracik sendiri lalu dituangkan pada cawan dan selalu disediakan oleh supplier secara langsung. Jika frekuensi pengambilan sampel sangat tinggi tentunya media dalam cawan dapat menghemat dana secara signfikan.
Kemampuan penundaan Waktu pengambilan sampel (delay time) atau pengaktivasian dengan remote delay time (penundaan waktu pengambilan sampel) berguna untuk mengurangi resiko kontaminasi dari operator saat meletakan alat sehingga operator memiliki cukup waktu untuk menjauh dari air sampler. Pengaktivasian alat dari jarak jauh menggunakan remote juga memiliki tujuan yang sama. Namun tidak semua alat mempunya kemampuan ini.
Akurasi debit udara yang disedot Akurasi debit udara berbeda-beda pada setiap alat dan tergantung oleh pabrik pembuatannya. Spesifikasi akurasi umumnya berkisar antara +/- 2,5% sampai +/- 10% dari volume udara yang disedot. Jika untuk menganalisa kandungan mikroorganisme udara pada ruang steril maka akurasi ini menjadi sangat penting karena hilangnya udara yang tidak tersedot (jika mengandung organisme) dapat memberikan perbedaan signifikan pada hasil yang didapat.
Kalibarasi Semua pabrikan biasanya menyediakan sertifikat kalibrasi dan menawarkan macammacam program perawatan. Kalibrasi dilakukan minimal sekali dalam setahun. Beberapa pabrikan menjual sistem alat kalibrasi sehingga pembeli dapat mengkalibrasi sendiri. Hal ini sangat berguna jika pembeli memiliki banyak alat air sampler dan juga dapat menghemat biaya pengeluaran untuk kalibrasi diluar.
Hidro karbon (HC) PM 10, Partikel debu (PM 2,5) TSP (debu) Pb (Timah Hitam ) Pengaruh masing-masing zat pencemar udara tersebut terhadap makhluk hidup
dijelaskan sebagai berikut : Sulfur Oksida (SOX) Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna , yaitu sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau , tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin. Nitrogen Dioksida (NO2) NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonary) . Kadar NO 2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakain NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketingggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen , tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240320 nm. Hidrokarbon (HC) Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan pada lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Khlorin (Cl2) Gas Khlorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1. Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen. Partikulat Debu (TSP) Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Timbal Hitam (Pb)
Gangguan keseahatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan hemoglobin, gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan , kejang, dan gangguan penglihatan.
Kategori Baik
Rentang 0-50
Ozon O3 Luka
Partikulat ada
dengan SO2 dengan (Selama Jam) Sedang 51 - 100 Perubahan kimia Berbau Luka pada Luka Beberapa spesies lumbuhan Bau,
O3
4 (Selama 4 Jam)
pada Terjadi penurunan pada jarak pandang Jarak pandang turun dan
Tidak Sehat
101 - 199
dan Penurunan
kehilangan
yang warna.
sakit jantung
mana-mana
200-299
Maningkatnya kardiovaskular
Meningkatny
Olah
Meningkatn ya
a sensitivitas ringan
dan parnafasan
Jantung, dan akan bronhitis tampak beberapa kalemahan terlihat nyata Berbahay a yang secara
300 - lebih Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
dibawah 20 Hz disebut infra sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 Hz disebut ultra sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 250-4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia mempunyai frekuensi sekitar 1.000 Hz. 2. Intensitas suara Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media. 3. Amplitudo Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada arah tertentu.
4. Kecepatan suara Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan waktu. 5. Panjang Gelombag Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus. 6. Periode Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan periode adalah detik. 7. Oktave band Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat didengar dengan baik oleh manusia . Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara meliputi frekuensi : 31,5 Hz 63 Hz 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2 kHz 4 kHz 8 kHz 16 kHz. 8. Frekuensi Bandwidth Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia. 9. Pure tune Pure tune adalah gelombang suara yang terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu jenis frekuensi.
10. Loudness Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu satuannya Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz. 11. Kekuatan Suara Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan waktu. 12. Tekanan Suara Tekanan suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan.
Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan adalah sebagai berikut: Zona A : Intensitas 35 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS, tempat perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya.
Zona B : Intensitas 45 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi. Zona C : Intensitas 50 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, Perdagangan dan pasar. Zona D : Intensitas 60 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya. Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation Association) Zona A: intensitas > 150 dB daerah berbahaya dan harus dihindari Zona B: intensitas 135-150 dB individu yang terpapar perlu memakai pelindung telinga (earmuff dan earplug) Zona C: 115-135 dB perlu memakai earmuff Zona D: 100-115 dB perlu memakai earplug