Anda di halaman 1dari 9

EKUITAS

pengertian Untuk perusahaan peseorangna ekuitas sering disebut dengan modal. Untuk perseroan istilah ekuitas lebih merefleksikan makna yang ingin dikandungnya. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padanan kata equity walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas memiliki unsur kepemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya kepemilikan. Dalam kerangka dasar standar akuntansi keuangan (2002), misalnya IAI mendefinisikan ekuitas sebagai berikut: Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh FASB dalam FSAC No. 6 sebagai berikut: Equity or net assets is theresidual interest in the assets of an entity that remains afterdeducting its liabilities. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaiman aset dan kewajiban diukur. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasr kriteria berikut: a. Hak-hak masing-masing atas penyelesaian klaim. b. Hak penggunaan aset dalam operasi. c. Substansi ekonomi perjanjian. Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham samasama mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan. Akan tetapi terdapat dua karakteristik yang melekat pada hak kreditor yaitu: a) Penyelesaian klaim mereka pada tanggal tertentu melalui transter aset

b) Prioritas di atas pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam hal likuidasi. Jadi, klaim kreditor terbatas jumlahnya dan haru diselesaiakan pada tanggal trtentu sementara kalim pemegang saham merpuakan jumlah residual dan tidak harus diselesaikan atau dilunasi pada tanggal tertentu. Hak kreditor dan pemilik (pemegang saham) juga berbeda dalam hal penggunaan aset. Kreditor pada umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset perusahaan.

Komponen ekuitas pemegang saham

Dari segim riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Berikut gambaran komponen modal ekuita pemegang saham dan pos-pos yang memepengaruhinya (sumber perubahan).

Ekuitas Pemegang Saham Dan Komponennya

Ekuitas Pemegang Saham

Modal Setoran

Modal Bentukan / Laba Ditahan

Lain-lain

Modal Yuridis

Modal Setoran Lain

Penerbitan saham baru Kapitalisasi laba ditahan Dividen saham Konversi obligasi atau saham istimewa terkonversi

Premium modal saham Penjualan saham treasuri Penyerapan defisit Deklarasi dividen likuidasi Restrukturisasi kapital Revaluasi aset

Laba atau rugi (dari statemen laba-rugi) Dividen Rekapitalisasi Defisit Koreksi Perubahan akuntansi

Stock subscriptions

Tujuan penyajian ekuitas

Tujuan

pelaporan

informasi

ekuitas

pemegang

saham

adalah

menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen. Tujuan lainnya yaitu menyediakan inromasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal harus disampaikan: 1) Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya. 2) Peraturan yuridis yang membatasi pemagian dividen dan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham. 3) Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya (urutan proteksi).

Pembedaan modal setoran dan laba ditahan Ditinjau dari suber, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas saham yaitu: 1) Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham. 2) Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen. 3) Jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi / revaluasi aset fisis tertentu 4) Jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham 5) Sumber lainnya

Modal yuridis Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain.

Modal yuridis merupakan jumlah rupiah minimal yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis (legal capital).

Bersarnya modal yuridis Dalam hal menilai nominal (part stock), modal yuridis ddapat sama dengan jumlah yang dikenal dengan nama modal saham (capital stock). Modal saham menunjuk jumlah rupiah perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal per saham

Modal setoran lain Karena tidak bermakna ekonomik, saham dapat diterbitkan tanpa nilai nominal (no par stock). Ada dua alasan penerbitan saham tanpa nilai nominal yaitu : 1) Untuk menghindari utang bersyarat dalam hal saham terjual di bawah harga nominal. 2) Tidak ada hubungan antara lain nominal dengan harga pasar saham. Berapapun besarnya modal yuridis, modal ini harus dipisahkan dengan yang lain. Pemisahan semacam ini semata-mata merupakan tradisi dan dipengaruhi oleh konsep yang disebut dengan trust-fund theory yang pada prinsipnya menyatakan bahwa harus ada batas jumlah rupiah maksimum yang dapat didistribusi secara yuridis kepada pemegang saham dalam kondisi perusahaan berjalan normal kecuali dalam hal perusahaan dilikuidasi. Jumlah maksimum ini tidak harus sama dengan modal saham.

Perubahan modal setoran Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah: a. Pemesanan saham (stock subscriptions) b. Obligasi terkonversi atau berhak tukar

c. Saham istimewa d. Dividen saham e. Hak beli saham, opsi, dan waran. f. Saham treasuri

Pemesanan saham Pada umumnya, pada saat perseroan didirikan atau pada saat melakukan penawaran publik perdana (initial public offering atau IPO) Pada umumnya, investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan (to subscribe) lebih dahulu saham yang akan dibeli dengan harga sesuai dengan kesepakatan pada saat pemesanan. Secara konseptua, ekuitas pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Oleh karena itu, jumlah rupiah saham pemesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila kedua syarat berikut dipenuhi: (1) Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan klaim yuridis bagi perusahaan terhadap pemesanan dan tidak dapat dibatalkan. (2) Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam perioda yang cukup pasti dan tidak terlalu lama.

Obligasi terkonversi Penerbitan obligasi dengan karakteristik bahwa obligasi tersebut dapat ditukarkan dengan saham biasa atas kehendak pemegang obligasi dalam perioda konversi tertentu. Ada dua nilai yang dapat digunakan sebagai basis kapitalisasi: (1) Nilai buku (book value) atau nilai bawaan (carrying value) obligasi pada sat penukaran. (2) Harga pasar obligasi atau harga pasar saham (mana yang paling objektif).

Dividena saham Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Bila distribusi dividen saham tidak disetai dengan kapitalisasi laba ditahan, dividen saham akan menyerupai pemecahan saham. Pemecahan saham adalah penurunan nominal persaham dengan cara menukar tiap satu saham yang beredar dengan dua atau lebih saham baru yangn nilai nominal per saham nya merupakan pemecahan dari nilai nominal saham semula. Bila perusahan mendistribusikan dividen saham 20% tanpa disetai kapitalisasi, perusahaan sebenarnya telah menurunkan nominal per saham menjadi 100/120 dari nilai nominal semula. Karakteristik dividen saham Kapitalisasi dapat didasarkan atas: (1) Nilai nominal atau nilai nyataan dividen yang dibagi. (2) Nilai pasar dividen yang dibagi / terbitkan (3) Modal storan persaham sebelum dividen saham.

Koreksi kesahan Sistem akuntansi biasanya sudah dirancang dengna cukup cermat sehingga kesahan dalam pencatatan akan segera dapat diddeteksi sehingga dapat segera dilakukan koreksi. Dalam hal tertentu, kesalahan tidak segera diketahu dan baru ketahuan beberpa waktu atau bahkan beberapa perioda setelah statemen keuangan disusun dan diterbitkan. Untuk dapat disebut kesalahan hitung, kesalahan aplikasi atau penerapan prinsip akuntansi. Atau kekhilapan atau kekeliruan menggunakan fakta yang terseddia pada saat penyusunan laporan keuangan. APB membedakan antara kesalahan dengan perubahan taksiran (estimate) atau perubahan akuntansi (accounting change). Perubahan taksiran atau akuntansi

muncul dari adanya informasi atau perkembangan baru yang berarti dari tilikan (insight) yang lebih baik atau pertimbangan (judgement) yang lebih mantap.

Perubahan akuntansi Karena alasan tertntu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang mempunyai pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan yang disebut dengan perubahan akuntansi. Ada tiga macam perubahan akuntansi yaitu: (1) Perubahan prinsip atau metoda akuntansi (change in accounting principle or method). (2) Peruahan taksiran akuntansi (3) Perubahan kesatuan pelaporan Penyajain Modal Pemegang Saham Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebernarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan likuidasi. Urutan penyerapan rugi Urutan penyerapan biaya, rugi dan rugi luar biasa, dapat digambarkan sbb: 1. Pendapatan kotor 2. Laba bersih 3. Laba ditahan 4. Premium modal saham 5. Modal saham Urutan menerima distribusi aset 1. Karyawan dan pemerintah 2. Kreditor berjaminan 3. Kreditor takberjaminan 4. Pemegang saham prioritas 5. Pemegang saham biasa

Perincian Laba Ditahan Perincian atas dasar sumber Laba ditahan dapat dan dirinci menjadi laba ditahan yang berasal dari operasi normal atau rutin dan yang berasal dari laba luar biasa.

Laba kinerja sekarang 1. Laba harus mengukur efisiensi penggunaan sumber ekonomik untuk periode berjalan sehingga laba harus bebas dari hal-hal yang mengaburkan efisiensi 2. Laba merupakan pengukur kinerja manajemen. 3. Laba harus dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antar periode dan antar perusahaan secara bermakan 4. Karena fiksasi fungsional pembaca statemen laba rugi yang hanya melihat angka akhir, pemasukan pos-pos lluar biasa dalam statemen laba rugi dapat menyesatkan pemakai.

Anda mungkin juga menyukai