Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN Anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya,

dimana istilah tersebut lebih mengacu pada keadaan normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologis. Anxietas sendiri mempunyai rentang yang luas dan normal sampai level yang berat. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang. Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul untuk merujuk pada suatu respon mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam. Secara mendasar lebih berupa respon fisiologis ketimbang respon patologis terhadap ancaman. Sehingga perilaku orang cemas tidaklah harus abnormal, bahkan kecemasan merupakan respons yang sangat diperlukan. Ia berperan untuk meyiapkan orang untuk menghadapi ancaman (baik fisik maupun psikologik). Perasaan cemas atau sedih yang berlangsung sesaat adalah normal dan hampir semua orang pernah mengalaminya.. Cemas umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti yang disebabkan oleh tekanan ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan serius atau permasalahan keluarga maka akan berlangsung lama; kecemasan yang berkepanjangan sering menjadi patologis. Ia menghasilkan serangkaian gejala-gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius. Respon kecemasan yang berkepanjangan ini sering diberi istilah gangguan kecemasan, dan ini merupakan penyakit. Dari aspek klinik kecemasan dapat dijumpai pada orang yang menderita stress normal; pada orang yang menderita sakit fisik berat, lama dan kronik; pada

orang dengan gangguan psikiatri berat (skizofrenia, gangguan bipoler dan depresi); dan pada segolongan penyakit yang berdiri sendiri yang dinamakan gangguan kecemasan. Anxietas dapat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang mendadak dan cepat hilang. Anxietas kronik berlalu untuk jangka waktu lama walaupun tidak seintensif anxietas akut, pengalaman penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien biasanya dirasakan cukup gawat untuk mempenganuhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dari segi jumlah, orang yang menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. (Harold I. LIEF). Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. ( J.J GROEN) 2.2 PREVALENSI Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang datang berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas jumlah gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73% untuk dewasa dan 34,39% untuk anak. 2.3 ETIOLOGI Penyebab gangguan cemas multifaktorial, faktor biologis, psikologis, dan sosial. Faktor biologis kecemasan akibat dari reaksi syaraf otonom yang berlebihan dan terjadi pelepasan katekholamine. Dilihat dari aspek psikoanalisis kecemasan dapat terjadi akibat impuls-impuls bawah sadar yang masuk ke alam sadar. Mekanisme pertahanan jiwa yang tidak sepenuhnya berhasil dapat menimbulkan kecemasan yang mengambang, displacement dapat mengakibatkan reaksi fobia, undoing, reaksi formasi, dan dapat mengakibatkan gangguan obsesi kompulsif. Sedangkan ketidak-berhasilan represi mengakibatkan gangguan panik. Dari pendekatan sosial, anxietas dapat disebabkan karena konflik, frustasi, krisis atau tekanan.

2.4 GEJALA UMUM ANXIETAS Gejala psikologik: Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut gila, takut kehilangan kontrol dan sebagainya. Gejala fisik: Berkeringat, Gemetar, jantung berdebar-debar, pusing, kepala terasa ringan, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, kebas, diare, gelisah, gatal, nyeri ulu hati dll. Pasien dengan anxietas kronik biasanya memiliki keluhan seperti: rasa sesak nafas, dada terasa sakit, kadang merasa harus menarik nafas dalam, dada terasa tertekan, jantung berdebar, mual, vertigo, tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus, kaki merasa lemah, sehingga langkah kaki dirasakan berat kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat. 2.5 GANGGUAN ANXIETAS A. TEORI BIOLOGIS Susunan Saraf Otonom Neurotransmiter Penelitian genetika
Studi Pencitraan Otak

B. TEORI PSIKOLOGIS
4

Teori Psikoanalitik Teori perilaku Teori Eksistensi Teori Psikoanalitik: Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi, regresi, ini menimbulkan gejala. Teori Perilaku: Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya. Teori eksistensi Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut. Sistem saraf otonom Stimuli sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu. Sistem kardiovaskular takikardi, muskular nyeri kepala, gastrointestinal diare dan sebagainya. Neurotransmiter Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid. Studi genetik Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.

Studi pencitraan otak: Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus. 2.6 BENTUK GANGGUAN CEMAS

Gangguan Fobik Gangguan Panik Gangguan Anxietas Menyeluruh Gangguan Stres Akut Gangguan Stres Pasca Trauma Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi Gangguan Obsesif-kompulsif

2.6.1 GANGGUAN FOBIK Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya. Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita banyak wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agpra = tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian, Banyak yang minta pertolongan. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Dengan gejala ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.

Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu: Fobia Spesifik Sebuah fobia spesifik adalah rasa takut, intens irasional dari sesuatu yang sedikit atau tidak menimbulkan bahaya yang sebenarnya. Beberapa fobia spesifik lebih umum dipusatkan di tempat-tempat tertutup, ketinggian, eskalator, terowongan, jalan raya mengemudi, air, terbang, anjing, dan cedera yang melibatkan darah. fobia seperti ini tidak hanya sangat takut, mereka ketakutan irasional terhadap suatu hal tertentu.Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb. Fobia Sosial Fobia sosial, juga disebut gangguan kecemasan sosial, didiagnosa ketika orang-orang menjadi sangat cemas dan terlalu sadar diri dalam situasi sosial sehari-hari. Orang dengan fobia sosial memiliki ketakutan yang kuat, gigih, dan kronis sedang diawasi dan dinilai oleh orang lain dan melakukan hal-hal yang akan mempermalukan mereka. Mereka bisa khawatir selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum situasi yang ditakuti. Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah. TERAPI Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta bloker dapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap

2.6.2 GANGGUAN PANIK Gangguan panik ditandai dengan terjadinya serangan panik spontan dan tidak diprediksikan. Serangan panik adalah suatu periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat (biasanya < satu tahun), yang disertai oleh gejala somatiks tertentu seperti takipneu dan palpitasi. Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan panik bervariasi dari beberapa serangan dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti percaya bahwa pasien yang memiliki gangguan panik hampir selalu berkembang dengan komplikasi agoraphobia. Istilah panik berasal dari kata Pan, yaitu dewa Yunani setengah hantu, tinggal dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Pada 1895 deskripsi gangguan panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia. Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta yang diyakini akan terjadi. Orang dengan serangan panik berusaha untuk menghindar dari keadaan yang tidak pernah diperkirakan. Serangan panik sering dimulai pada masa remaja akhir atau dewasa awal, namun tidak semua orang yang mengalami serangan panik akan mengembangkan gangguan panik. Banyak orang hanya memiliki satu serangan dan tidak pernah lagi. Terjadi pada wanita lebih sering daripada laki-laki. Ada dua kriteria gangguan panik, yaitu gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik ddisertai agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada episode serangan panik. Gambaran Klinis Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat.
8

Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit. Agorafobia, yaitu pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah. GEJALA PENYERTA Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental. DIAGNOSA BANDING Penyakit kardiovaskuler Penyakit pulmonum Penyakit neurologis Penyakit endokrin Kondisi lain TERAPI Psikoterapi : ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut. Psikofarmaka : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100-150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu. : anemia, hipertensi, infark iniokardium, dsb. : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru. : penyakit serebrovaskular, epilepsi, inigrain, tumor, dsb. :diabetes, hipertroidisme, hipoglikemi, sindroma pramestruasi, gangguan menopause, dsb. lntoksikasi obat, putus obat. : anafilaksis, gangguan elektrolit, keracunan logam berat,

2.6.3 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH Gangguan Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhankeluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan. Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan. Mereka tidak dapat santai, mudah terkejut, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi. Seringkali mereka sulit tidur atau tidur. gejala fisik yang sering menyertai kegelisahan meliputi kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri otot, kesulitan menelan, gemetar, gugup, lekas marah, berkeringat, mual, ringan, harus pergi ke kamar mandi sering, merasa kehabisan napas, dan hot flashes. Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:

Mudah lelah Gelisah Sulit berkonsentrasi Ketegangan otot Mudah tersinggung Gangguan tidur 3-5% dari orang dewasa 2 kali lebih sering terjadi pada wanita. Seringkali berawal pada masa kanak-kanak atau

remaja. Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun

10

Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi. Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja ( sifatnya free floating atau mengambang) Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
1. Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi,

dsb.);
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); 3. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak

napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.). Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menojol. GEJALA Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kewaspadaan kognitif. Ketegangan motorik sering ditunjukkan dengan gemetarm gelisah serta nyeri kepala. Gejala lain yang mengikuti, pasien mudah tersinggung dan dikejutkan. Gangguan seperti ini terjadi secara kronik dan mungkin bisa berlangsung seumur hidup.

11

TERAPI Seperti gangguan kecemasan lainnya, GAD adalah bisa diobati. terapi kognitif-perilaku yang efektif bagi banyak orang, membantu mereka untuk mengidentifikasi, memahami, dan memodifikasi pemikiran yang salah dan pola perilaku. Hal ini memungkinkan orang dengan GAD belajar untuk mengendalikan khawatir mereka. Beberapa orang dengan GAD juga minum obat. Psikoterapi dan Psikofarmaka : informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres merupakan pertolongan yang paling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap. Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan. Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas, tetapi karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus ditutunkan perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba. Buspiron merupakan obat lainnya yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat ini tampaknya tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih, sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat. Terapi perilaku biasanya tidak begitu efektif, karena keadaan yang memicu terjadinya kecemasan tidak jelas. Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-back. Penyakit kecemasan menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan psikis. Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap kritis yang merusak diri sendiri. Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk membantu memahami dan menyelesaikan pertentangan psikis.

12

Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna dan fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien 2.6.4 GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif. Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasca-trauma diperkirakan I sampai 3 persen populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda. PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD bisanya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD. Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk: perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur. Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam. Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang dewasa. Gejala pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku ramai

13

menjadi pendiam. Riwayat psikopatologi pada keluarga memegang peranan. Psikoterapi dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari teman-temannya. PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati:
o

mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik

B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut:
o o o o

C. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma D. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut: kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang berlebihan. E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan. F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. Pengobatan Perawatan utama bagi orang-orang dengan PTSD adalah psikoterapi (sering disebut terapi bicara), obat-obatan, atau keduanya. Setiap orang berbeda, sehingga pengobatan yang bekerja untuk satu orang mungkin tidak bekerja bagi orang lain.

14

2.6.5 REAKSI STRES AKUT Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut. Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian. Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif, anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah 24 - 48 jam dan biasanya menghilang setelah 3 hari. 2.6.6 GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2-3 persen. Waktu tidak diobati, OCD dapat mengganggu semua aspek kehidupan. Anakanak bisa menderita OCD juga . OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.

Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar. Dewasa muda,

15

mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan, kelahiran, konflik keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi. Penderita obsesif-kompulsif sering menderita depresi. Ada 5 bentuk obsesi: 1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara baik (75% dari pasien). 2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada kejadian yang akan datang (34% dari pasien). 3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%). 4. Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang memalukan (26%) 5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%). Kompulsi (2 macam). 1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%). 2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.. DIAGNOSIS BANDING Kondisi fisik Gangguan Skizofrenia, neurologis gangguan (epilepsi lobul temporalis, komplikasi fobia, trauma, dsb) depresif. Kondisi psikiatrik kepribadian obsesif-kompulsif, gangguan

TERAPI Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.
16

2.6.7 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diaognosis tersendiri. 2.7 PENATALAKSANAAN 2.7.1 PSIKOFARMAKA Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di bawah kontrol sedangkan orang yang menerima psikoterapi. Obat utama yang digunakan untuk gangguan kecemasan adalah antidepresan, obat anti-kecemasan, dan-beta blockers untuk mengendalikan beberapa gejala fisik. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang dengan gangguan kecemasan dapat memimpin normal, memenuhi hidup. Antidepressants Antidepresan Antidepresan dikembangkan untuk mengobati depresi tetapi juga efektif untuk gangguan kecemasan. Meskipun pengobatan ini mulai mengubah kimia otak setelah dosis pertama, efek penuh mereka memerlukan serangkaian perubahan terjadi, biasanya sekitar 4 sampai 6 minggu sebelum gejala mulai pudar. Hal ini penting untuk melanjutkan pengambilan obat ini cukup lama untuk membiarkan mereka bekerja. SSRI Beberapa antidepresan terbaru Reuptake disebut inhibitor serotonin selektif, atau SSRI. SSRI mengubah tingkat serotonin neurotransmitter di otak, yang, seperti neurotransmiter lain, membantu sel-sel otak berkomunikasi dengan satu sama lain. Fluoxetine (Prozac ), sertraline (Zoloft ), escitalopram ( Lexapro), paroxetine (Paxil ), dan citalopram (Celexa ) adalah beberapa dari SSRIs umumnya diresepkan untuk gangguan panik, OCD, PTSD, dan fobia sosial. SSRI juga digunakan untuk mengobati gangguan panik ketika itu terjadi dalam kombinasi dengan OCD, fobia sosial, atau depresi. Venlafaxine (Effexor ), obat yang berhubungan erat dengan SSRI, digunakan untuk mengobati GAD. Obat-

17

obat ini dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap meningkat sampai mereka memiliki efek yang menguntungkan. SSRI memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan antidepresan lebih tua, tetapi mereka kadang-kadang menghasilkan sedikit mual atau kegugupan ketika orang pertama mulai membawa mereka. Beberapa orang juga mengalami disfungsi seksual dengan SSRI, yang mungkin dibantu oleh menyesuaikan dosis atau beralih ke SSRI yang lain. Tricyclics Tricyclics lebih tua dari SSRIs dan kerja serta SSRI untuk gangguan kecemasan selain OCD. Mereka juga dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur meningkat. Mereka kadang-kadang menyebabkan pusing, mengantuk, mulut kering, dan berat badan, yang biasanya dapat diperbaiki dengan mengubah dosis atau beralih ke obat trisiklik lain. Tricyclics termasuk imipramine (Tofranil ), yang diresepkan untuk gangguan panik dan GAD, dan clomipramine (Anafranil ), yang merupakan antidepresan trisiklik hanya berguna untuk mengobati OCD. MAOIs Oksidase inhibitor monoamina (MAOIs) adalah kelas tertua obat antidepresan. The MAOIs paling sering diresepkan untuk gangguan kecemasan adalah phenelzine (Nardil ), diikuti oleh tranylcypromine (Parnate ), dan isocarboxazid (Marplan ), yang berguna untuk mengobati gangguan panik dan fobia sosial. Orang-orang yang mengambil MAOIs tidak bisa makan berbagai makanan dan minuman (termasuk keju dan anggur merah) yang mengandung tyramine atau mengambil obat tertentu, termasuk beberapa jenis pil KB, penghilang rasa sakit (seperti Advil , Motrin , atau Tylenol ) , suplemen dingin dan obat alergi, dan herbal; zatzat yang dapat berinteraksi dengan MAOIs menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Pengembangan patch kulit MAOI baru dapat membantu mengurangi risiko ini. MAOIs juga dapat bereaksi dengan SSRI untuk menghasilkan suatu kondisi serius yang disebut "sindrom serotonin," yang dapat menyebabkan kebingungan, halusinasi, berkeringat meningkat,

18

kekakuan otot, kejang, perubahan tekanan darah atau irama jantung, dan kondisi berpotensi mengancam kehidupan lainnya. Obat Anti-Anxiety High-potensi benzodiazepine memerangi kecemasan dan memiliki beberapa efek samping selain ngantuk. Karena orang-orang bisa terbiasa dengan mereka dan mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi dan lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama, benzodiazepine umumnya diresepkan untuk jangka waktu yang singkat, terutama bagi orangorang yang telah menyalahgunakan obat atau alkohol, dan yang menjadi tergantung pada obatobatan dengan mudah. Satu pengecualian terhadap peraturan ini adalah orang dengan gangguan panik, yang dapat mengambil benzodiazepine sampai setahun tanpa membahayakan. Clonazepam (Klonopin ) digunakan untuk fobia sosial dan GAD, lorazepam (Ativan ) sangat membantu untuk gangguan panik, dan alprazolam (Xanax ) berguna untuk kedua gangguan panik dan GAD. Beberapa orang mengalami gejala-gejala penarikan diri jika mereka berhenti mengambil benzodiazepine tiba-tiba bukan lentik off, dan kecemasan dapat kembali setelah pengobatan dihentikan. Masalah-masalah ini potensial menyebabkan beberapa dokter untuk menghindar dari menggunakan obat atau menggunakannya dalam dosis yang tidak memadai. Buspirone (BuSpar ), sebuah azapirone, adalah obat anti-kecemasan baru digunakan untuk mengobati GAD. Kemungkinan efek samping termasuk pusing, sakit kepala, dan mual. Tidak seperti benzodiazepine, buspirone harus diambil secara konsisten selama minimal 2 minggu untuk mencapai efek anti-kecemasan. Beta-Blockers Beta-bloker Beta-blocker, seperti propranolol (Inderal ), yang digunakan untuk merawat kondisi jantung, dapat mencegah gejala-gejala fisik yang menyertai gangguan kecemasan tertentu, terutama fobia sosial. Ketika situasi takut dapat diprediksi (seperti memberikan pidato), dokter mungkin meresepkan beta-blocker untuk menjaga gejala fisik kecemasan di bawah kontrol.

19

2.7.2 PSIKOTERAPI Psikoterapi melibatkan berbicara dengan kesehatan mental yang terlatih profesional, seperti psikiater, psikolog, pekerja sosial, atau konselor, untuk menemukan apa yang menyebabkan gangguan kecemasan dan bagaimana menangani gejala. Cognitive-Behavioral Therapy Cognitive-Behavioral Therapy Terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan gangguan kecemasan. Bagian kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang mendukung ketakutan mereka, dan bagian perilaku membantu orang mengubah cara mereka bereaksi terhadap situasi kecemasanmerangsang. Misalnya, CBT dapat membantu orang dengan gangguan panik belajar bahwa serangan panik mereka tidak benar-benar serangan jantung dan membantu orang dengan fobia sosial belajar bagaimana untuk mengatasi keyakinan bahwa orang lain selalu mengawasi dan menilai mereka. Ketika orang siap untuk menghadapi ketakutan mereka, mereka menunjukkan cara menggunakan teknik eksposur untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh diri untuk situasisituasi yang memicu kecemasan mereka. Orang dengan OCD yang takut kotoran dan kuman yang didorong untuk mendapatkan tangan mereka kotor dan menunggu meningkatnya jumlah waktu sebelum mencuci mereka. Terapis membantu orang mengatasi kecemasan yang menunggu menghasilkan; setelah latihan telah diulang beberapa kali, kegelisahan berkurang. Orang dengan fobia sosial dapat didorong untuk menghabiskan waktu dalam situasi sosial takut tanpa menyerah pada godaan untuk melarikan diri dan membuat kesalahan sosial kecil dan amati bagaimana orang menanggapi mereka. Karena respon biasanya jauh lebih keras daripada orang ketakutan, kecemasan tersebut berkurang. Orang dengan PTSD dapat didukung melalui mengingat peristiwa traumatik mereka dalam situasi yang aman, yang membantu mengurangi rasa takut itu menghasilkan. CBT terapis juga mengajarkan napas dalam-dalam dan jenis-jenis latihan untuk mengurangi kecemasan dan mendorong relaksasi.

20

Terapi perilaku Eksposur berbasis telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati fobia spesifik. Orang yang secara bertahap menemukan objek atau situasi yang ditakuti, mungkin pada awalnya hanya melalui gambar atau kaset, kemudian tatap muka. Seringkali terapis akan menemani seseorang ke situasi takut untuk memberikan dukungan dan bimbingan. CBT dilakukan ketika orang memutuskan mereka siap untuk itu dan dengan izin mereka dan kerja sama. Agar efektif, terapi harus diarahkan pada kecemasan tertentu orang tersebut dan harus sesuai dengan kebutuhan nya. Ada efek samping tidak lain ketidaknyamanan sementara kecemasan meningkat. CBT atau terapi perilaku sering berlangsung sekitar 12 minggu. Ini dapat dilakukan secara individual atau dengan sekelompok orang yang memiliki masalah yang sama. Kelompok terapi sangat efektif untuk fobia sosial. Sering kali "PR" diberikan bagi peserta untuk menyelesaikan antara sesiAda beberapa bukti bahwa manfaat dari CBT bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan untuk orang dengan gangguan panik, dan yang sama mungkin benar untuk OCD, PTSD, dan fobia sosial. Jika gangguan yang berulang di kemudian hari, terapi yang sama dapat digunakan untuk mengobati dengan sukses untuk kedua kalinya. Obat dapat dikombinasikan dengan psikoterapi untuk gangguan kecemasan yang spesifik, dan ini adalah pendekatan pengobatan terbaik untuk orang banyak.

21

BAB III KESIMPULAN Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. Penyebab gangguan cemas multifaktorial, faktor biologis, psikologis, dan sosial
Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang datang

berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental.


Gejala psikologik Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati, takut

gila, takut kehilangan kontrol dan sebagainya.


Gejala fisik Berkeringat, Gemetar, jantung berdebar-debar, pusing, kepala terasa ringan,

ketegangan otot, mual, sulit bernafas, kebas, diare, gelisah, gatal, nyeri ulu hati dll. Beberapa teori mengenai gangguan cemas : o TEORI BIOLOGIS A. Susunan Saraf Otonom B. Neurotransmiter C. Penelitian genetika D. Studi Pencitraan Otak o TEORI PSIKOLOGIS A. Teori Psikoanalitik B. Teori perilaku C. Teori Eksistensi Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin, serotonin dan gammaaminobutyric acid.
22

Hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan. Pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus. Bentuk gangguan cemas
o o o o o o o

Gangguan Fobik Gangguan Panik Gangguan Anxietas Menyeluruh Gangguan Stres Akut Gangguan Stres Pasca Trauma Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi Gangguan Obsesif-kompulsif

Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di bawah kontrol

sedangkan orang yang menerima psikoterapi. Obat utama yang digunakan untuk gangguan kecemasan adalah antidepresan, obat anti-kecemasan, dan-beta blockers untuk mengendalikan beberapa gejala fisik. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang dengan gangguan kecemasan dapat memimpin normal, memenuhi hidup. Psikofarmaka yang biasa digunakan pada pasien gangguan cemas, diantaranya : o Antidepressants Antidepresan o SSRI o Tricyclics o MAOIs o Obat Anti-Anxiety o Beta-Blockers Beta-bloker . Terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan gangguan kecemasan. Bagian kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang mendukung ketakutan

23

mereka, dan bagian perilaku membantu orang mengubah cara mereka bereaksi terhadap situasi yang merangsang kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA

24

1. American Psychiatric Association, Diagnostic Criteria, DSM -IV - TR, 2005 : 209 -223

2. Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat , Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat: Gangguan Anxietas. 3. Departemen Kesehatan R.l. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 1993: 171 -195. 4. Setyonegoro KR, Iskandar Y : Anxietas. Yayasan Drama Usada, Yakarta, 1980:2-4. 5. Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10 th.ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007:579- 633. 6. Stahl SM: Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical Applications 2nd ed Cambridge University Press . 2002 : 300

25

Anda mungkin juga menyukai