Anda di halaman 1dari 12

[Type text]

BAB I PENDAHULUAN A. . Pentingnya Pelaksanaan PLP Bagi Tenaga Kependidikan Semua pakar pendidikan dan para guru pada umumnya telah sependapat bahwa guru adalah suatu pekerjaan professional. Artinya pekerjaan itu memerlukan keahlian khusus yang tidak bisa dikerjakan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai seorang guru. Demikian pula halnya seorang dokter, insinyur, ahli hukum dan para ahli di bidang lainya, maka seorang guru mendapatkan keahlian melalui jenjang pendidikan guru, baik pada sekolah khusus pendidikan guru maupun pada pendidikan guru pada perguruan tinggi, dengan kata lain profesi keguruan hanya dapat di capai dengan pendidikan keguruan teratur, berencana dan tuntas. Selama dalam periode itulah calon guru mempelajari ilmu ilmu keguruan antara lain: Didaktik, Metodik, Ilmu Mendidik, Psikologi Dan Administrasi pendidikan. Semua ilmu tersebut tidak cukup untuk dipelajari secara teoritis belaka, melainkan juga untuk di terapkan di kelas atau di luar kelas. Oleh karena itu, tepatnya kiranya pada biro praktek keguruan STKIP Siliwangi Bandung yang telah menerapkan sejumlah mahasiswa untuk terjun kelapangan untuk mengadakan Praktek LatihanProfesi ( PLP ) keguruan. Sebagaimana kita ketahui bahwa Praktek Latihan Profesi (PLP) kependidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa fakultas Ilmu Pendidikan STKIP Siliwangi Bandung terutama pada mahasiswa yang telah duduk di tingkat III sebagai syarat ujian akhir PLP menyangkut pengalaman diri pribadi mahasiswa dengan jurusan bidang studi yang di tekuninya, juga untuk membandingkan teori yang didapat di perkuliahan dengan praktek lapangan. PLP bagi kependidikan sangat penting yaitu agar para mahasiswa (praktikan) mendapatkan pengalaman kependidikan secara fakultas dilapangan tentang proses pembelajaran serta kegiatan kegiatan kependidikan lainya. Pengalaman di maksud meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu melalui PLP kependidikan ini di harapkan para mahasiswa : Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah. Dapat menarapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi yang sebenarnya. Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya, yang di refleksikan dalam prilaku sehari hari. Program Latihan Profesi (PLP) kependidikan di harapkan dapat memberi mamfaat terhadap mahasiswa, sekolah atau lembaga tempat latihan dan bagi STKIP Siliwangi Bandung.

[Type text] a.

Bagi Mahasiswa Mengenal dan mengetahui secara langsung kegiatan proses pembelajaran dilapangan.
Memperdalam

pengertian,

pemahaman,

dan

penghayatan

tentang

pelaksanaan

pendidikan. Mendapat kesempatan untuk mempraktekan bekal yang telah di perolehnya selama perkuliahan kedalam proses pembelajaran dan kegiatan kependidikan lainya.
Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam

melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah / lembaga yang ada di tempat latihan. b. Bagi Sekolah lembaga tempat latihan Di harapkan mendapat inovasi yang berharga dalam kegiatan kependidikan. Di harapkan memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam mengelola kegiatan kependidikan c. Bagi STKIP Siliwangi Bandung Memperoleh masukan tentang perkembangan pelaksanaan praktek kependidikan, sehingga kurikulum, metode dan pengolahan proses pembelajaran di STKIP Siiwangi Bandung dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata di lapangan. Memperoleh masukan tentang kasus kependidikan yang berharga yang dapat di pergunakan sebagai bahan pengembangan penelitian dan pengabdian. Memperluas dan meningkatkan jalinan kerjasama dan kesepahaman dengan lembaga lembaga terkait. B. Riwayat Singkat Berdirinya TMI Al-Basyariyah Pondok Pesantren Al-Basyariyah Kampus II Cigondewah Hilir Kab. Bandung Sejarah berdirinya TMI Al-Basyariyah Cigondewah, berawal dari tahun 1989-an dimana saat itu pertama kali berdiri sebuah Pondok Pesantren Al-Basyariyah Cigondewah (sekarang menjadi Cabang Pusat) sebagai cabang Al-Basyariyah Cibaduyut Bandung oleh pimpinannya langsung Buya Drs. K.H Saeful Azhar, pada perkembangannya pondok pesantren ini cukup dikenal oleh masyarakat lokal bahkan keluar daerah kabupaten Bandung, sesui dengan perkembangan dunia pendidikan, sebagai langkah awal pegembangan pendidikan disektor Formal pendiri pondok pun bahu membahu mendirikan Yayasan Bumi Jannah Illiyin (BJI) sebagai dasar legalitas pendidikan disekor pendidikan formal. Sebagai awal dari perjalannya dibawah naungan Yayasan ini, didirikanlah sebuah intansi pendidikan formal namun syarat dengan nuansa islaminya yaitu TMI (Tarbiyatul Muallimin wal Mualimat Al-Islamiyah) yang masa jenjang pendidikannya selama 6 Tahun (1 TMI 6 TMI atau 1 MTs 3 MA). Kecuali bagi siswi-siswi/i yang melanjutkan belajar dari lulusan SMP sederajat hanya 4 tahun. System pendidikan di Pondok Pesantren Al-Basyariyah adalah asrama,

[Type text]

sehingga siswi-siswi/i yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Basyariyah sepenuhnya mendapat didikan dan perhatian dari lembaga. 1. Personal/Tenaga Kependidikan TMI Al-Basyariyah Cigondewah Kepala Sekolah Guru guru Staf Tata Usaha Laboran Upacara Kunjungan Kelas Ramah Tamah Pelatihan Diskusi Bangunan Kelas Lapangan Mesjid Jame Laboratorium Komputer Laboratorium Bahasa Laboratorium IPA Aula Perpustakaan Alat Peraga Pendidikan Perpustakaan Terletak di Jl. Mahmud Desa Rahayu Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. 40218 Telp. (022) 5415424 Kepala Sekolah : TMI Al-Basyariyah Putra

2. Perkenalan dengan Siswa-siswi TMI Al-Basyariyah Cigondewah meliputi kegiatan :

3. Sarana dan Prasarana Pendidikan

4. TMI Al-Basyariyah Cigondewah:

: Endang Suhendi, S.Ag : Inna Siti Nurhasanah, S.Ag

TMI Al-Basyariyah Putri

Jumlah Guru

Guru Non-PNS Tata Usaha Labora

: 48 Orang : 2 Orang : 1 Orang

Jumlah Kelas

Kelas XI

: 7 Kelas

Murid : 171 Orang

[Type text]

Kelas XII Kelas XIII

: 7 Kelas : 6 Kelas

Murid : 164 Orang Murid : 165 Orang

Ruang Kelas Ruang Perpustakaan Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang OSPA Ruang BP dan BK serta Penyuluhan Ruang Sanggar Pramuka Lab. Komputer IPA, dan Bahasa Aula (Gedung Serba Guna)

C. Sarana Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar 1) Gedung Sarana TMI Al-Basyariyah Cigondewah Kabupaten Bandung Barat berada di desa Rahayu Kecamatan Margaasih dengan luas tanah seluruhnya kurang lebih 4 Hektar dan jumlah ruang belajar yang di gunakan oleh TMI Al-Basyariyah Cigondewah sebanyak kelas: a. Kelas XI terdapat 7 Kelas terdiri atas : 3 kelas Keagamaan (TMI), 2 kelas IPS, 2 kelas IPA) b. Kelas XII terdapat 7 Kelas terdiri atas : 3 kelas Keagamaan (TMI), 2 kelas IPS, 2 kelas IPA) c. Kelas XIII terdapat 6 kelas terdiri atas : 2 kelas Keagamaan (TMI), 2 kelas IPS, 2 kelas IPA) 2) Perlengkapan Sekolah Perlengkapan yang telah dimiliki oleh TMI Al-Basyariyah Cigondewah Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: a. Kelengkapan Kelas Foto Persiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Organigram Sekolah Jadwal Pelajaran

Daftar Piket / kerja Siswi-siswi

Papan Absen Hiasan hiasan kelas b. Inventaris belajar sekolah Meja, kursi,yang dipakai Alat alat yang harus diperbaiki

[Type text]

Alat alat yang harus diapkir c. Alat Alat olahraga Bola volley Bola Sepak Stop watch Matras d. Perlengkapan Informasi Pengeras suara Organigram TMI Al-Basyariyah Cigondewah Daftar Guru TMI Al-Basyariyah Cigondewah Organigram OSPA (Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Basyariyah) Jadwal pelajaran umum Mading Daftar kelulusan

Daftar keadaan siswi-siswi

Denah sekolah D. Kondisi Kelas Praktikan TMI Al-Basyariyah Cigondewah merupakan salah satu sekolah unggulan yang ada di kabupaten Bangdung. Prestasinya tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga memiliki prestasi di bidang ekstrakurikurer. Sehingga, baik untuk anak maupun untuk orang tua siswi-siswi yang menyekolahkanya anak anak yang sekolah di TMI Al-Basyariyah Cigondewah mempunyai prestase yang cukup tinggi. Prestasi yang didapat oleh TMI Al-Basyariyah Cigondewah tidak hanya di dorong dengan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya saja tetapi juga didukung oleh sarana dan prasarana yang representatif. Misalnya dengan keadaan kelas Intensif B Putri yang dijadikan penulis kelas praktikan, adalah kelas Intensif yang setara dengan kelas X dengan jumlah siswi-siswi yang sebanyak 33 orang ruang tersebut telah sudah memadai. Selain itu Siswi-siswipun ikut mendukung terciptanya ruangan kelas yang lebih kondusif dan hidup. Misalnya dengan selalu membersihkan kelas, salah satu caranya dengan menjalankan jadwal piket yang telah di sepakati oleh siswi-siswi kelas Intensif B Putri kemudian dengan menyimpan tempat sampah didalam kelas (pojok kelas), agar siswi-siswi kelas Intensif B Putri tidak membuang sampah sembarangan. Selain menjaga kebersihan, siswi-siswi juga membuat kelas menjadi indah, misalnya dengan menyimpan hiasan di dalam kelas bunga diatas meja guru, atau menghiasi dinding kelas dengan madding (majalah Dinding), stuktur organisasi maupun jadwal pelajaran.

[Type text]

Untuk keadaan siswi-siswi di kelas Intensif B Putri dapat dikatakan kurang aktif, sehinga guru lebih berperan dengan memberi motifasi anak saat menerima materi pelajaran. Misalnya dengan metode Tanya jawab di mana anak yang berani menjawab dan benar akan di beri bonus nilai. Meskipun siswi-siswi kelas Intensif B Putri kurang aktif dalam merespon pertanyaan yang di ajukan oleh guru, tetapi mereka tetap tertib dalam kegiatan belajar mengajar, apabila guru sedang memberikan materi maka siswi-siswi mendengarkan dengan baik. Sehingga belajar cukup aman dan kondusif.

[Type text]

BAB II PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SEKOLAH


A.

Partisipasi Dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar ( PBM )

Dalam Pelaksanaan PLP, pihak sekolah baik guru pamong dan kepala sekolah ikut serta dalam kegiatan proses belajar mengajar. Di mana praktikan diberi bimbingan mengenai hal hal yang berhubungan dengan kegiatan PBM dan juga mengenai peraturan yang berlaku di TMI Al-Basyariyah Praktikan di bimbing langsung dalam melaksanakan PLP oleh seorang guru pamong, yang tugasnya untuk membina mengenai halhal yang berkaitan dengan kegiatan kegiatan PBM. Diantaranya dalam membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dimana guru pamong membimbing cara membuat RPP yang benar dan harus bepedoman terhadap silabus. Kemudian selain membuat RPP, guru pamong juga bertugas untuk membimbing praktikan dalam penyampaian materi pada siswi-siswi dan harus sesuai dengan RPP yang telah di buat. Selain bimbingan dari guru pamong, praktikan juga mendapat binaan dari kepala sekolah yang tugasnya adalah mengawasi proses belajar mengajar. Pada pelaksanaan PBM penulis menemukan hambatan ketika membuat RPP, yaitu dengan mengondisikan penyajian materi dengan RPP di dalam kelas. Kadangkadang materi yang di sajikan di RPP tidak dapat di sampaikan secara keseluruhan kepada siswi-siswi, karena di sesuaikan dengan keadaan siswisiswi di dalam kelas. Dengan keadaan seperti itu maka guru pamong sangat berperan besar dalam membimbing membuat RPP. B. Partisipasi Dalam Kegiatan Diluar PBM

Selain melakukan PBM di dalam kelas, penulis juga harus berpartisipasi dalam kegiatan di luar PBM. Misalnya dengan mengikuti kegiatan upacara setiap hari senin, piket, layanan perpustakaan, bimbingan konseling, kegiatan OSPA dan ekstrakurikurer. Dalam melakukan kegiatankegiatan tersebut penulis di bimbing oleh kordinatornya. Dimana penulis diberi pengarahan mengenai tugas - tugas yang harus dilakukan kegiatan ini berguna bagi para praktikan agar menambah pengetahuan dan keterampilan dalam socialisasi.

[Type text]

BAB III MASALAH MASALAH KEPENDIDIKAN A. Temuan Masalah Kependidikan

Sebenarnya pada saat praktek di TMI Al-Basyariyah Cigondewah penulis tidak banyak menemui masalah atau hambatan. Berhubung TMI Al-Basyariyah Cigondewah merupakan salah satu sekolah yang sangat teratur sehingga siswa-siswa yang ada di sekeloah tersebut merupakan anakanak yang berdisiplin. Tetapi masih ada beberapa hambatan yang di temui oleh penulis pada saat praktek mengajar khususnya di kelas X IPA Putra. seperti yang sudah terungkap pada bab sebelumnya bahwa kelas X IPA Putra siswa-siswanya kurang aktif sehingga proses belajar mengajar hanya satu arah yaitu antara guru kepada murid. Selain kurang respon dalam menghadapi materi yang di berikan oleh guru ternyata siswasiswa juga tidak memiliki buku panduan, sehingga mereka hanya mengandalkan materi yang di berikan oleh guru. Masalah masalah yang penulis utarakan di atas merupakan masalah yang di temukan secara khusus pada masalah praktek. Apabila masalah yang utama di temukan di TMI AlBasyariyah Cigondewah yaitu masih banyaknya siswi-siswi yang datang ke sekolah meskipun mereka tahu apabila datang terlambat akan di kenakan sanksi, tetapi setiap harinya selalu ada siswa-siswa yang datang terlambat. Selain itu mengenai tata busana yang seharusnya dikenakan oleh seorang pelajar, masih ada saja yang menggunakan pakaian di luar aturan yang berlaku. B. Upaya Penanggulangannya

Sekolah adalah tempat belajar secara formal di mana siswi-siswi mendapatkan pendidikan baik dalam segi pelajaran dan perbuatan. Apabila ada siswa-siswa yang melakukan tindakan di luar peraturan yang telah di tetapkan maka harus mendapatkan sanksi agar siswa-siswa tersebut tahu bahwa tindakannya salah dan tidak mengulanginya lagi di kemudian hari. Mengenai upaya penanggulangan terhadap masalah yang di temukan oleh penulis ada beberapa cara yaitu misalnya pada masalah khusus yang di temukan pada kelas X IPA Putra:
1. Berikan siswa-siswa bonus nilai jika mau menjawab pertanyaan dari guru dengan benar

Biasanya seseorang mau melakukan sesuatu jika ada imbalan, begitupun dengan siswasiswa yang ada di kelas X IPA Putra, mereka mau sedikit bekerja keras jika hasilnaya di hargai dan salah satunya dengan di beri tambahan bonus nilai oleh guru. Maka dengan cara ini para siswa-siswa akan berlomba lomba untuk lebih cepat menjawab pertanyaan yang di berikan guru. Dengan demikian suasana kelas akan lebih aktif.
2. Berikan siswa-siswa bentuk materi dalam bentuk permaian

Siswa-siswa biasanya akan lebih sangat menerima materi apabila di kemas dengan bentuk sesuatu yang berbeda dengan biasanya, sehingga tidak akan menemukan titik jenuh.

[Type text]

Misalnya dengan cara permainan yang di namakan puzzle soal, dimana siswa-siswa biasa menentukan soal yang mereka inginkan apabila dapat menyusun angka angka yang di berikan oleh guru, sehingga suasana menjadi lebih hidup dan siswa-siswa termotifasi untuk belajar. Dan untuk menanggulangi masalah penulis dalam masalah masalah umum yang sering di temui di TMI Al-Basyariyah.
1) Masalah pada siswa-siswa yang sering datang terlambat pada masalah yang seperti ini

biasanya: Sekolah memberikan sanksi berupa hukuman hukuman mengelilingi lapangan beberapa putaran, atau memungut sampah sampah yang ada di sekitar sekolah. Namun apabila siswa-siswa sudah di beri peringatan masih tetap datang terlambat, maka akan di beri peringatan yang lebih tegas yaitu setelah terlambat 3x atau lebih maka akan di beri hukuman yang lebih berat.
2) Masalah pada siswa yang masih kurang disiplin, pakaian, dan rambut putra tisak sesuai

dengan ketentuan pada masalah yang seperti ini biasanya. Sekolah memberikan sanksi berupa hukuman-hukuman yang membuatnya jera namun memiliki tujuan yang baik seperti mengelilingi lapangan beberapa putaran untuk kesehatan dan kebugaran siswa tersebut atau memungut sampah- sampah yang ada disekitar sekolah atau dibedakan dengan siswa yang lain seperti menggunakan papan yang ditulis keslahannya agar dilihat oleh teman-temannya. Aturan aturan tersebut di terapkan oleh sekolah semata-mata bukan untuk menakuti para siswi-siswi, tetapi untuk mendisiplinkan para siswi-siswi agar lebih mempunyai sikap bertnggung jawab lagi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

[Type text]

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sebagai seorang manusia yang umumnya memiliki sifat ingin tahu dan mencoba hal-hal baru, khusunya sebagai seorang mahasiswa yang harus peka terhadap perkembangan zaman dan menjadi penerus bangsa. Dengan mengikuti kegiatan PLP maka kita telah turut andil dalam membantu masyarakat khususnya untuk sekolah dan para siswanya. Banyak hal yang bisa kami ambil dalam kegiatan PLP ini yang penulis ikuti antara lain;
1. Dengan Kegiatan PLP ini, kami mahasiswa sebagai calon guru dapat memberikan bekal

pengalaman mengajar di dunia pendidikan khususnya di tingkat SMA


2. Dengan kegiatan PLP ini mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan praktis pendidikan

sebagai persiapan untuk menjadi tenaga pendidik.


3. Dengan kegiatan PLP ini, mahasiswa dapat mendewasakan cara berfikir dalam

memecahkan masalah dalam dunia kependidikan di sekolah


4. Dengan kegiatan PLP ini mahasiswa dapat membuat analisa bagai mana teknik

mengajar siswa-siswi Bhs. Inggris yang efektif sehingga bisa di terapkan jika sudah terjun sebagai pengajar. B. Saran 1. Dalam mengajar Bhs. Inggris sebaiknya tidak hanya dengan metode ceramah tetapi sesekali menggunakan metode bermain agar pelajaran menerik dan tidak membosankan.
2. Dalam kegiatan PLP ini kami mengharapkan untuk siswa-siswi agar lebih aktif (baik

bertanya maupun mengeluarkan ide) sehingga praktikan lebih dapat mengeluarkan ilmu pengetahuanya yang di peroleh di bangku kuliah dan dapat mengetahui semua kesulitan yang di hadapi siswa-siswi dalam memahami pelajaran Bhs. Inggris.

10

[Type text]

DAFTAR PUSTAKA Panduan Program Latihan Profesi (2012), UPT PLP, STKIP Siliwangi Bandung. Laporan Praktek Program Latihan Profesi (2010),Heri Hoerudin, STKIP Siliwangi Bandung. Informasi dari Pondok Pesantren Al-Basyariyah Kabupaten Bandung Barat.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

11

[Type text]

1. Surat lembar pengesahan 2. Silabus X IPA Putra 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1-10) 4. Absensi Siswa

12

Anda mungkin juga menyukai