Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGGILINGAN PADI Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari
biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras. Selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada butir patah (Damardjati, 1988). Menurut Nugraha et al. (1998), nilai rendemen beras giling dipengaruhi oleh banyak faktor yang terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah faktor yang mempengaruhi rendemen melalui pengaruhnya terhadap mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan yang meliputi varietas, teknik budidaya, agroekosistem, dan iklim. Kelompok kedua merupakan faktor penentu rendemen yang terlibat dalam proses konversi gabah menjadi beras, yaitu teknik penggilingan dan alat penggilingan. Kelompok ketiga menunjukkan kualitas beras terutama derajat sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh maka rendemen akan semakin rendah. Terdapat berbagai jenis teknologi atau alat yaitu penumbukan (lesung/kincir air), penggilingan tipe Engelberg, Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi besar. Berikut adalah tahapan penggilingan padi menjadi beras :
Sekam
Dedak, bekatul
Beras kepala
Beras patah
Menir
3.1.
1. Perontokan Padi Perontokan padi dilakukan dengan alat rontogan, bertujuan untuk melepaskan gabah dari tangkai nya dan juga memisahkan butiran padinya. Sehingga nantinya akan didapatkan gabah kotor. Dan hasil yang tidak dipakai berupa merang. 2. Sortasi Sortasi ini bertujuan untuk memisahkan bagian-bagian yang tidak terpakai pada proses pengolahan beras yaitu berupa kotoran, kerikil, dan batu-batuan atau benda-benda asing lainnya. Sehingga hasil yang didapatkan pada proses sortasi ini berupa gabah bersih, atau keseluruhan hanya berupa gabah saja tanpa ada kerikil ataupun batuan lainnya. 3. Penggilingan (Rice Milling) Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Terdapat berbagai jenis teknologi/alat yaitu penumbukan (lesung/kincir air), penggilingan tipe Engelberg, Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi besar. Yang dihasilkan dari proses penggilingan adalah beras pecah kulit. 4. Penyosohan Penyosohan berfungsi untuk memisahkan beras dengan dedak. Pada proses ini digunakan mesin penyosoh (rice polisher), mesin I (penyosohan I), mesin II (penyosohan II) yang terdiri dari batu penyosoh (batu amaril) dan lempengan karet. Karena ada gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan antara sesam beras maka beras akan tesosoh; bahan yang digunakan adalah beras pecah kulit sehingga akhrinya akan dihasilkan beras sosoh, dedak (didapat dari mesin sosoh I), bekatul (mesin sosoh II). Bekatul akan langsung dipisahkan dengan aspirator. 5. Grading
Proses grading bertujuan untuk memisah-misahkan beras kepala, beras patah dan menir. Bahan yang digunakan adalah beras sosoh dan alat yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); dan akan menghasilkan beras kepala, beras patah dan menir. Titik kritis dari proses penggilingan padi menjadi beras tersebut adalah pada saat proses penyosohan beras pecah kulit, yang akan memperoleh hasil berupa beras giling, dedak dan bekatul. Beras giling yang diperoleh berwarna putih karena telah terbebas dari bagian dedaknya yang berwarna coklat. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7% dari berat beras pecah kulit. Makin tinggi derajat penyosohan yang dilakukan maka makin putih warna beras giling yang dihasilkan, tetapi makin miskin beras tersebut akan zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.