Anda di halaman 1dari 17

UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 1

BAB VI
PEMODELAN TRAFI K UNTUK J ARI NGAN
WI RELESS

Teori trafik yang dikembangkan untuk jaringan wireline ternyata tidak
dapat langsung diaplikasikan untuk jaringan wireless seluler. Pada jaringan-
jaringan untuk telekomunikasi mobile, kanal-kanal yang berbeda dimungkinkan
untuk digunakan dan di-release beberapa kali untuk suatu panggilan tertentu.
Fenomena ini terkait dengan topologi seluler dari jaringan mobile dan wireless,
dimana setiap sel merupakan sebuah zone layanan dengan kapasitas terbatas.
Dalam hal ini, perlu didefinisikan suatu handover atau handoff sebagai suatu
proses yang mengerjakan suatu koneksi outgoing dari satu sel ke satu sel lain
yang bertetangga. Ini mengandung pengertian bahwa ada alokasi resources
pada sel target baru dengan menggunakan suatu algoritma tertentu dan me-
release resources pada sel yang ditinggalkan. J ika tersedia suatu kanal yang
idle pada sel target, handover panggilan dapat dilakukan bagi user yang
melakukan panggilan tersebut. J ika tidak, maka proses handover akan di-drop.
Sehingga, suatu kanal dalam jaringan wireless seluler dapat digunakan oleh
suatu kedatangan panggilan baru atau panggilan handover. J uga, suatu kanal
dapat di-release oleh karena berakhirnya suatu panggilan atau karena ada proses
pemindahan panggilan dari satu sel ke sel-sel tetangganya.

6.1 J aringan Wireless Seluler dengan Satu Tipe Trafik
Untuk penyederhanaan, akan dibahas terlebih dahulu analisa untuk
jaringan wireless seluler dengan satu tipe trafik (kelas trafik tunggal) saja. Pada
pembahasan berikutnya, baru akan dianalisa model trafik untuk jaringan mobile
multimedia.
Pada jaringan seluler, parameter-parameter trafik terkait dengan
parameter mobility, seperti kecepatan dari pergerakan pelanggan dan
karakteristik perpindahan mereka dalam suatu sel.
Pada jaringan wireline, parameter performansi yang perlu diperhatikan
adalah proses kedatangan panggilan, proses berakhirnya panggilan, dan
blocking. Sedang untuk analisa jaringan wireless seluler, perlu ditambahkan
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 2

parameter-parameter yang spesifik pada sistem wireless berupa fenomena
handover seperti waktu pendudukan kanal rata-rata, intensitas panggilan baru
dan handover serta probabilitas blocking panggilan baru dan panggilan
handover. Parameter terakhir didefinisikan sebagai level QoS pada jaringan.
Untuk analisa, akan digunakan skenario sederhana berikut: pelanggan-
pelanggan pada suatu sel 1 tertentu menginisiasi panggilan-panggilan baru
sebagai suatu proses Poisson pada rate
1
=
n
dan tidak menerima panggilan
handover. J adi fungsi distribusi untuk kedatangan panggilan-panggilan baru
adalah p
n
(t) =
t
n
n
e


. Dalam hal ini, pelanggan-pelanggan diperkenankan
untuk melakukan handover ke sel-sel tetangganya. Diasumsikan bahwa jumlah
pelanggan dalam suatu sel adalah N>>c, dimana c adalah jumlah kanal tersedia
pada sel, sehingga panggilan-panggilan yang berasal dari pelanggan-pelanggan
lain yang berbeda dapat dianggap tidak saling berhubungan (independent). J uga
diasumsikan bahwa setiap pelanggan mobile pada sel originating dapat
menyelesaikan panggilannya dalam sel tersebut atau melakukan handover ke
suatu sel tetangganya setelah periode waktu tertentu secara distribusi
eksponensial dengan nilai rata-rata (mean value) masing-masing 1/
c
dan 1/
h
.
Selanjutnya, suatu panggilan on-going (baru atau handover) menuntaskan
layanan yang diterima pada rate
c
dan pelanggan pasangannya pada sel tujuan
dengan rate
h
. Akhirnya akan didapat rate terminasi panggilan total dalam sel
sebagai

T
=
c
+
h
.............. (6-1)
Dengan menggunakan hasil penelitian Little untuk kasus panggilan-
panggilan baru pada sel yang diamati, maka intensitas trafik dapat dinyatakan
dengan A
1
=
1
/
T
. Dengan menggunakan sistem antrian M/M/c/c, dan kanal
mengikuti pola block call cleared (ketika semua kanal sibuk, panggilan yang
datang akan di blok atau dihilangkan), maka dapat dikalkulasi probabilitas
blocking untuk panggilan-panggilan baru dengan menggunakan formula
Erlang-B sebagai berikut :
P
Bn
=

=
c
i
i
c
i
A
c
A
0
1
1
!
!
.............. (6-2)
Trafik yang diolah dalam sel dapat dikalkulasi dengan
Y
1
= ) 1 (
1
Bn
T
P

............. (6-3)
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 3

Akan tetapi harus diperhatikan juga bahwa pada sistem seluler
dimungkinkan adanya panggilan-panggilan handover ke suatu sel, sehingga
formula Erlang-B sederhana tidak dapat diaplikasikan secara langsung. Proses
handover sendiri dapat dianggap sebagai suatu proses Poisson dengan intensitas
rata-rata
h
, sehingga total intensitas kedatangan panggilan menjadi

T
=
n
+
h
............... (6-4)
Trafik efektif yang ditawarkan ke suatu sel secara umum dapat
dinyatakan dengan
A
e
=
h c
h n
T
T

+
+
= .............. (6-5)
Handover sendiri bukan merupakan suatu proses yang independent.
Proses tersebut tergantung pada kedatangan-kedatangan panggilan baru pada
sel-sel dari jaringan mobile. J ika P
B
merupakan probabilitas blocking
keseluruhan dari suatu sel (termasuk blocking terhadap panggilan baru dan
handover), maka trafik yang dapat diolah/dimuat pada sel adalah
Y = ) 1 (
B
T
T
P

.............. (6-6)
J ika dianggap terjadi keseimbangan pada suatu sel, intensitas handover
dari sel yang diamati terhadap sel-sel tetanggannya akan sama dengan intensitas
handover yang datang ke sel tersebut dari sel-sel lainnya. Sehingga dapat ditulis
sebagai

h
=
B
h c
h
B n
P P . ) 1 (

+
............. (6-7)
Dengan menggunakan dua persamaan terakhir, setelah penurunan
beberapa langkah matematis sederhana, akan didapat trafik efektif yang
ditawarkan ke suatu sel menjadi
A
e
=
B h c
n
P

+
.............. (6-8)
J ika rate handover dari suatu sel sama dengan atau lebih rendah dari rate
berakhirnya (completion) panggilan dan probabilitas blocking-nya kecil, maka
secara kira-kira dapat dikalkulasi trafik efektif yang ditawarkan ke sel dengan
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 4

menggunakan A
e
~
n
/
c
. J ika tidak ada permintaan pendudukan kanal untuk
handover, probabilitas blocking panggilan baru P
B
akan sama dengan
probabilitas blocking panggilan handover dan dapat dikalkulasi dengan
menggunakan formula Erlang-B dan trafik efektif yang ditawarkan, sebagai
berikut :
P
B
=P
Bn
=P
Bh
=

=
c
i
i
e
c
e
i
A
c
A
0
!
!
............... (6-9)
dimana c adalah jumlah kanal dalam sel.

6.1.1 Model Analitik
Seperti sudah dijelaskan terdahulu, parameter trafik pada sistem mobile
terkait erat dengan parameter mobilitasnya, seperti kecepatan, posisi inisial
dalam sel, dan arah dari pergerakan/perpindahan, yang seluruhnya dimodelkan
sebagai variabel random. Agar dapat melakukan analisa trafik dari jaringan
mobile, maka perlu dianalisa parameter trafik dan performansi berikut : waktu
pendudukan kanal rata-rata T
ch
, intensitas handover, probabilitas blocking
panggilan baru P
Bn
, probabilitas blocking panggilan handover P
Bh
, jumlah rata-
rata dari handover per panggilan, dan probabilitas dropping panggilan P
D
.
Probabilitas blocking panggilan mengacu pada blocking panggilan-panggilan
baru pada suatu sel. Probabilitas dropping mengacu pada terminasi yang
dipaksakan (forced) untuk suatu panggilan yang sudah terbangun (on-going)
dikarenakan tidak tersedianya resources pada sel-sel tetangga pada saat
handover.
Handover merupakan kejadian khas pada suatu lingkungan wireless.
Ketika suatu panggilan handover mengalami block, maka koneksi on-going
akan di drop. Drop panggilan ini akan mengurangi durasi panggilan rata-rata.
Dengan demikian, dapat didefinisikan suatu durasi panggilan efektif sebagai
1/
e
, dimana

e
=
c
+ P
B

h
.............. (6-10)
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 5

dengan
c
dan
h
masing-masing adalah rate terminasi panggilan dan rate
handover.
Dengan memperhatikan suatu sistem dengan dua sel, dimana
dimungkinkan terjadinya pertukaran handover antara satu dengan lainnya.
Kemudian dinotasikan p(n
1
, n
2
) sebagai distribusi probabilitas gabungan ketika
kanal-kanal n
1
sibuk pada sel pertama dan kanal-kanal n
2
sibuk pada sel kedua.
Maka diagram kondisi untuk skenario ini adalah seperti diperlihatkan pada
gambar 6.1. J ika diasumsikan C
1
merupakan kapasitas kanal pada sel 1 dan C
2

merupakan kapasitas kanal pada sel 2, untuk n
i
={0,1, ......, C
i
}, i =1,2 , maka

n2
p(n
1
, n
2
-1) +
n1
p(n
1
-1 , n
2
) +(n
2
+1)
h2
p(n
1
-1, n
2
+1)
+(n
2
+1)
c2
p(n
1
, n
2
+1) +(n
1
+1)
c1
p(n
1
+1, n
2
)
+(n
1
+1)
h1
p(n
1
+1, n
2
-1)
=[ n
1

c1
+n
2

c2
+n
1

h1
+n
2

h2
+
n1
+
n2
] p(n
1
, n
2
) ....... (6-11)











Gambar 6.1 Diagram kondisi Markov untuk skenario dua sel.

n
1
, n
2
n
1
-1 , n
2
n
1
+1 , n
2
n
1
, n
2
+1
n
1
-1 , n
2
+1
n
1
+1 , n
2
+1
n
1
, n
2
-1
n
1
-1 , n
2
-1
n
1
+1 , n
2
-1

n
n
1

c
n
1

h
(n
2
+1)
h

n
n

n
n
2

h
(n
1
+1)
h
(n
1
+1)
c
(n
2
+1)
c
n
2

c
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 6

yang menggambarkan persamaan sistem (C
1
+1)(C
2
+1). Dengan memecahkan
persamaan tersebut, maka akan didapat distribusi probabilitas gabungan. Untuk
kondisi kesetimbangan, ketika tidak terjadi handover, distribusi kondisi dapat
dinyatakan dengan
p(n
1
, n
2
) =
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
! !
2
2
1
1
0
2 1
n n
p
n n

dengan
1
=
1
/
1
&
2
=
2
/
2

............. (6-12)
Tetapi jika ada handover, pendekatan di atas menjadi tidak efisien.
J umlah rata-rata handover per panggilan merupakan suatu parameter
yang signifikan untuk mendapatkan performansi dari sistem mobile. J ika
P[H=j] menyatakan probabilitas bahwa terjadi j handover per panggilan, maka
jumlah rata-rata handover per panggilan adalah
E[H] = | |

+
=
=
1 j
j H jP ............. (6-13)
J ika P
n
merupakan probabilitas bahwa suatu panggilan baru akan
memerlukan setidaknya satu kali handover sebelum terminasi, dan P
h

merupakan probabilitas bahwa suatu panggilan setelah berhasil handover
setidaknya akan memerlukan satu kali handover lagi sebelum terminasi, serta
P
Fh
merupakan probabilitas bahwa suatu percobaan handover akan gagal (fail).
Maka dapat dikalkulasi P[H=j] :
P[H=0] =(1- P
n
) +P
n
P
Fh
P[H=1] =P
n
(1- P
Fh
)(1 - P
h
+P
h
P
Fh
)
.......
P[H=j] =P
n
(1- P
Fh
)[ P
h
(1 - P
Fh
)]
j-1
(1 - P
h
+P
h
P
Fh
) ............. (6-14)
Dengan memasukan persamaan (6-14) ke (6-13) akan didapat ekspresi
untuk jumlah rata-rata handover per panggilan sebagai berikut :
E[H] =
) 1 ( 1
) 1 (
Fh h
Fh n
P P
P P


............. (6-15)
Probabilitas P
n
dan P
h
sendiri dapat dikalkulasi menggunakan hubungan
berikut :
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 7

P
n
=P[T
c
>T
n
] =
}
+

0
) ( dt t f e
n
c
T
t
............. (6-16)
P
h
=P[T
c
>T
h
] =
}
+

0
) ( dt t f e
h
c
T
t
............. (6-17)
Dimana f
Tn
dan f
Th
masing-masing merupakan fungsi distribusi probabilitas
untuk waktu pendudukan sel panggilan baru T
n
dan waktu pendudukan sel
panggilan handover T
h
.
Probabilitas panggilan dropping adalah probabilitas suatu panggilan
yang tidak mengalami blok terpaksa diterminasi karena tidak adanya resources
yang bebas di sel target pada sat melakukan suatu handover. Probabilitas suatu
panggilan yang sudah melakukan handover sebanyak H kali sebelum
mengalami drop adalah :
P
D
[H] =1- (1- P
Fh
)
H
............. (6-18)
Sehingga probabilitas panggilan mengalami dropping adalah
P
D
= | |

=
=
0
) 1 ( 1
i
i
Fh
i H P P ............. (6-18)
dimana P[H=i] merupakan probabilitas bahwa panggilan telah mengalami i kali
handover selama durasi panggilan. Lebih jauh, jika diasumsikan bahwa waktu
pendudukan kanal adalah terdistribusi eksponensial dengan rata-rata T
ch
(misal
jumlah handover per panggilan mengikuti proses Poisson), maka dapat ditulis
P[H] =
}

=
0
] [ dx e x H P
x


|
|
.
|

\
|
0
/
!
dx e e
H
T
x
x T x
H
ch
ch

............... (6-19)
dimana P[H|t] adalah probabilitas bahwa telah terjadi H kali handover ketika
waktu pendudukannya adalah t. J ika disisipkan persamaan (6-19) ke (6-18),
akan didapat
P
D
=
}

=
|
|
.
|

\
|

0
/
0
!
) 1 ( 1 dx e e
H
T
x
P
x T x
H
ch H
H
Fh
ch

............... (6-20)
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 8

Lebih jauh, jika dilakukan perubahan orde penjumlahan dan integrasi,
dan dengan menggunakan ekspansi fungsi eksponensial, akan didapat
P
D
=
}

0
/ ) / 1 (
1 dx e e e
x T x x T P
ch ch Fh

............... (6-21)
Akhirnya, dari persamaan (6-21) akan diperoleh hubungan untuk
probabilitas panggilan dropping P
D
:
P
D
=
Fh ch
Fh
Fh ch
ch
P T
P
P T
T
+
=
+



1 .............. (6-22)
Persamaan terakhir menunjukkan hubungan antara probabilitas panggilan
dropping P
D
dengan probabilitas blocking handover P
Fh
. Saling ketergantungan
antara dua parameter ini merupakan fundamental untuk analisa trafik dari suatu
jaringan mobile.

6.2 J aringan Mobile Multimedia
J aringan untuk komunikasi mobile, selain memberi layanan tradisional
suara, juga memberikan layanan-layanan multimedia tambahan. Ternyata
implementasi layanan multimedia pada jaringan mobile memunculkan problem-
problem baru pada perencanaannya, khususnya perencanaan sistem. Operator
perlu memberikan QoS tertentu untuk layanan-layanan multimedia yang
ditawarkan. Pada jaringan IP mobile multimedia, pelanggan dapat meminta
bandwidth yang berbeda dengan kelas trafik yang berbeda-beda. J uga kelas-
kelas yang berbeda akan mempunyai parameter-parameter trafik yang berbeda,
seperti intensitas panggilan baru dan durasi dari panggilan (call) atau session.
Untuk membuat perencanaan jaringan mobile multimedia yang tepat,
maka perlu dibuat suatu kerangka analitik untuk trafik yang diharapkan.
Biasanya digunakan suatu pendekatan analitik untuk periode waktu selama satu
hari dengan beban trafik tertinggi pada jaringan atau pada suatu link tertentu
(pada jaringan circuit switched, biasanya digunakan periode waktu jam sibuk).
Pada jaringan-jaringan seluler, biasanya dilakukan pengukuran QoS
dengan probabilitas blocking panggilan baru dan panggilan yang di drop. Agar
penjelasan analisa alokasi resources dan blocking/dropping panggilan dapat
digunakan, akan lebih mudah jika dilakukan pembagian terhadap bandwidth
yang tersedia menjadi kanal-kanal logika. Alokasi kanal-kanal logika dapat
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 9

dilakukan secara statik [fixed channel allocation (FCA)] atau secar dinamik
[dynamic channel allocation (DCA)]. Pada pembahasan berikut akan digunakan
asumsi dengan menggunakan alokasi fixed dari kanal-kanal logika pada jaringan
akses wireless.

6.2.1 J aringan Mobile Multimedia dengan Deterministic Resource
Reservation (DRR)
Untuk analisa ini, diasumsikan tidak ada handover atau panggilan baru
yang antri. J ika ada suatu panggilan yang mengalami block, panggilan tersebut
akan dihilangkan dari sistem. Lebih jauh akan digunakan asumsi C sebagai
kapasitas dari suatu sel (contoh: link akses wireless) dibagi menjadi suatu set
kanal logika i , dimana i =1,2, .... , N. J uga diasumsikan bahwa alokasi
resources adalah deterministik (contoh: perubahan resources yang dialokasikan
pada suatu sel tunggal tidak diperbolehkan).
Panggilan-panggilan dari pelanggan-pelanggan yang berbeda saling tidak
berkaitan (independent). Asumsi ini digunakan dalam hal dimana jumlah
pelanggan dalam suatu sel beberapa kali lebih besar dari jumlah kanal logikal
yang tersedia pada sel tersebut, dan biasanya ini digunakan pada jaringan
telekomunikasi mobile. Diasumsikan juga bahwa jaringan mempunyai K kelas
trafik yang berbeda. Kedatangan semua panggilan juga diasumsikan mengikuti
proses Poisson. Begitu juga, durasi panggilan terdistribusi secara eksponensial
untuk semua kelas trafik. Dalam hal ini, proses kedatangan panggilan untuk
suatu tipe trafik k adalah mengikuti proses Poisson dengan rate
k
dan waktu
durasi panggilan adalah terdistribusi eksponensial dengan rata-rata 1/
k
.
Semua panggilan dari suatu kelas k yang sama memerlukan besaran bandwidth
yang sama sebesar b
k
. Dalam hal tidak ada resources yang bebas pada sel yang
melakukan inisiasi panggilan, panggilan akan di blok. Di sini diasumsikan
bahwa jumlah dari pelanggan dalam sel cukup besar, sehingga jumlah koneksi
ongoing tidak mempengaruhi intensitas panggilan baru dan handover.
Utilisasi dari resources dapat dikalkulasi sebagai suatu relasi antara
waktu rata-rata alokasi resources dan kapasitas sel.
Dengan memperhatikan QoS, suatu ukuran kualitas yang penting bagi
pelanggan mobile adalah probabilitas keberhasilan mengatasi terjadinya block
pada saat handover. Bagi pelanggan-pelanggan mobile, dropping pada suatu
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 10

panggilan ongoing adalah suatu yang tidak diharapkan. Dropping panggilan,
secara langsung terkait dengan probabilitas blocking handover. J ika sistem tidak
lagi memungkinkan untuk proses handover, maka probabilitas blocking dari
handover akan sama dengan probabilitas blocking panggilan baru (P
Bn
=P
Fh
).
J umlah rata-rata handover per panggilan dapat dikalkulasi menggunakan
persamaan (6-15), yang diaplikasikan untuk tipe trafik tertentu, atau dapat
dikalkulasi dengan membagi waktu drasi panggilan rata-rata T
c
dan waktu
pendudukan kanal rata-rata T
ch
(dalam sel) :
E[H]
k
=H
k
=
k ch k k ch
k c
T T
T
, ,
,
1

= ............... (6-23)
Untuk memperoleh efisiensi jaringan wireless, perlu dipertimbangkan
suatu sistem dimana resources untuk suatu panggilan handover sudah terlebih
dahulu dipersiapkan di semua sel yang akan dikunjungi oleh suatu pelanggan
mobile selama dalam pemanggilan. Dan dalam hal ini, perlu diasumsikan juga
bahwa suatu pelanggan mobile tidak akan memasuki sel yang sama lebih dari
satu kali sepanjang durasi pemanggilannya. J ika suatu panggilan tipe k
mempunyai handover H
k
, maka jumlah sel yang dikunjunginya adalah H
k
+1.
J ika diasumsikan kedatangan handover sebagai suatu proses Poisson selama
durasi panggilan, maka jumlah rata-rata handover dapat dikalkulasi sebagai H
k

=T
c,k
/ T
ch,k
, dimana T
c,k
dan T
ch,k
adalah rata-rata durasi panggilan dan waktu
pendudukan kanal untuk suatu trafik tipe k. Dalam analisa ini diasumsikan
bahwa resources telah dipersiapkan secara deterministik di semua sel yang akan
dikunjungi selama waktu pemanggilan (call). J ika bandwidth rata-rata yang
diperlukan per panggilan dari trafik tipe k adalah b
k
, maka rata-rata total
bandwidth yang harus disiapkan untuk handover selama durasi kedatangan dari
panggilan harus menjadi
B
k
=b
k

|
|
.
|

\
|
+
k ch
k c
T
T
,
,
1 .............. (6-23)
J ika rata-rata jumlah pelanggan per sel adalah N , dan
k
=
k
/
k
adalah
trafik yang ditawarkan per pelanggan mobile dari panggilan tipe k , maka total
rata-rata bandwidth yang digunakan dalam sistem diberikan dengan

=
=
K
k
k k
b N b
1
............. (6-24)
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 11

Dengan menggunakan persamaan (6-23) dan (6-24), akan diperoleh
bahwa total bandwidth yang dipersiapkan untuk handover dalam sistem adalah


= =
|
|
.
|

\
|
+ = =
K
k
K
k k ch
k c
k k k k
T
T
b N B N B
1 1 ,
,
1 .............. (6-25)

6.2.2 J aringan Mobile Multimedia dengan Statistic Local Admission Control
(SLAC)
Pada strategi admission control, suatu panggilan diputuskan diterima atau
di tolak berdasarkan pada informasi ketersediaan resources dalam sel dimana
panggilan baru atau handover melakukan permintaan ijin (admission), tanpa
adanya informasi ketersediaan resources pada sel tetangga. Algoritma ini paling
sederhana untuk diimplementasikan, dan karenanya saat ini paling sering
digunakan pada sistem mobile.
Berikut akan dianalisa statistical local admission control pada jaringan
mobile dengan tipe trafik multiple. Untuk itu diasumsikan bahwa baik untuk
panggilan baru mau pun handover, kedatangannya mengikuti proses Poisson.
Karena pelanggan lebih sensitif terhadap adanya dropping dari panggilan
yang sudah berlangsung (sedang berlangsung), maka biasanya digunakan
probabilitas blocking handover sebagai suatu yang sangat perlu diperhatikan
pada algoritma admission control. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
strategi yang memberikan efisiensi maksimum.
Dalam analisa akan digunakan sistem yang mempunyai K tipe trafik.
Total incoming trafik pada suatu sel adalah merupakan penjumlahan kedatangan
panggilan baru dan handover. Katakan, M, merupakan jumlah dari sel tetangga
yang akan diobservasi. J ika digunakan model sel heksagonal, maka setiap sel
akan mempunyai enam tetangga. J umlah tetangga dalam hal ini sebenarnya
tergantung pada konfigurasi jaringan dan tidak harus dibatasi enam (dalam
jaringan nyata, operator sesuler dapat saja mendefinisikan bahwa sel tetangga
tanpa ada border joint). J ika dinotasikan rate penerimaan panggilan dari trafik
tipe k adalah a
k
(c), dimana c merupakan jumlah dari kanal logika yang
dialokasikan (misal bandwidth). Kemudian h
k
(c) menyatakan rate incoming
handover ketika c kanal logika dalam sel sibuk . Maka jika diasumsikan terjadi
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 12

keseimbangan dari incoming dan outgoing handover untuk suatu sel yang
diberikan, persamaannya dapat ditulis sebagai
a
k
(c) +h
k
(c) = c
T
c
k ch
k
,
1
+ ............... (6-26)
J umlah kanal logika yang sibuk adalah suatu variabel yang tergantung
pada waktu. Akan tetapi trafik kumulatif per kelas nya tisak berubah secara
drastis pada suatu interval waktu yang lebih pendek, dalam kisaran detik atau
menit. Sebaliknya dimensioning dan perencanaan suatu jaringan resources akan
merupakan kegiatan yang tidak mungkin. Dalam jaringan telekomunikasi
tradisional, dimensioning dibentuk untuk menangani jam tersibuk dalam suatu
hari. Pendekatan ini harus memperhatikan hal tersebut, jika harus memberikan
layanan dengan QoS yang diinginkan selama jam dengan intensitas trafik
tertinggi (misal dalam jam sibuk), sehingga dapat diharapkan bahwa paling
tidak QoS yang sama atau lebih baik dapat diberikan selama interval dengan
intensitas trafik lebih rendah. Pada jaringan mobile multimedia, untuk setiap
tipe trafik yang berbeda diperlukan bandwidth yang berbeda pula. Inilah
perbedaan utama antara jaringan mobile multimedia dengan tradisional. Disni,
dalam suatu lingkungan multimedia perencanaan jaringan harus memperhatikan
periode waktu dengan volume trafik tertinggi. Periode waktu ini dalam suatu
jaringan multimedia dikenal sebagai busiest traffic period (BTP).
Total jumlah kanal logika yang sibuk adalah jumlah kanal-kanal logika
yang dialokasikan untuk semua tipe trafik K :
c =

=
K
k
k
c
1
.............. (6-27)
dimana c
k
merupakan jumlah kanal yang dialokasikan selama BTP dari trafik
tipe k.
Kalkulasi rate incoming handover untuk trafik tipe k dilakukan dengan
menggunakan relasi berikut :
h
k
(t) = ) (
1
,
t h
M
i
i k
=
.............. (6-28)
dimana h
k,i
merupakan intensitas handover dari sel tetangga i , dengan i =1,2,
...., M, ke sel yang diobservasi. J ika a
i
(t) merupakan notasi dari jumlah
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 13

pelanggan aktif pada saat t di sel i, maka intensitas incoming handover dari sel
tetangga i dapat dikalkulasi dengan
h
k,i
(t) =
k h
k ch
i k
P
T M
t a
,
,
,
1 1
) ( ............... (6-29)
dimana P
h,k
adalah probabilitas bahwa suatu panggilan aktif akan melakukan
sedikitnya satu kali lagi handover sebelum panggilan tersebut terminasi, seperti
diberikan berikut
P
h,k
=
}


>
0
1
,
,
1
] [ dx e
T
x t P
x
T
k ch
k
k ch
............. (6-30)
dimana P
k
[t>x] merupakan probabilitas bahwa suatu panggilan dari trafik tipe k
akan tetap aktif sampai waktu x. Dengan mensolusikan integral pada persamaan
(6-30), akan didapat
P
h,k
=
k ch k
x
T x
k ch
T
dx e e
T
k ch k
, 0
1
,
1
1 1
,

+
=
}

............. (6-31)
Dengan menyisipkan persamaan (6-31) ke perasamaan (6-29), dan
kemudian ke persamaan (6-28), akan didapat persamaan untuk intensitas
incoming handover untuk trafik tipe k sebagai berikut
h
k
(t) =
) 1 (
1 1 1
) (
, , 1
,
k ch k k ch
M
i
i k
T T M
t a
+

=
............... (6-32)

Probabilitas blocking handover sama dengan probabilitas bahwa semua
kanal logika dalam sel sibuk. Dinyatakan dengan persamaan
P
Fh
=

= + =

+
*
*
* *
* *
0 1
2
2
! !
!
c
i
C
c i
c i c i
c C c
i
A A
i
A
C
A A
.............. (6-33)
dimana c
*
adalah threshold untuk handover. Sedang probabilitas blocking
panggilan baru adalah
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 14

P
Bn
=

= + =

+
*
*
* *
*
* *
0 1
2
! !
!
c
i
C
c i
c i c i
C
c j
c j c
i
A A
i
A
j
A A
.............. (6-34)
dengan j merupakan jumlah kanal yang dialokasikan pada sistem

6.3 Trafik Pada J aringan Mobile Multiclass
Pada suatu jaringan mobile multiclass, harus diperhatikan beberapa kelas
trafik yang mempunyai parameter-parameter trafik yang berbeda, seperti proses
kedatangan panggilan, durasi panggilan, dan kebutuhan bandwidth, ditawarkan
ke suatu group dari kanal logika. Pendekatan ini harus memperhatikan terutama
layanan-layan real time, dimana harus dialokasikan bandwidth tertentu yang
harus dibagi menjadi kanal-kanal logika. Pada lingkungan multiclass, harus
dilakukan pembatasan jumlah dari panggilan simultan untuk setiap kelas trafik.
Karenanya harus didefinisikan batasan kelas untuk panggilan-panggilan dari
kelas k dengan relasi berikut :
0 <i
k
<c
k
<C , k = 1,2, ...., K ............. (6-35)
C c
K
k
k
>

=1
............. (6-36)
dimana i
k
adalah jumlah panggilan simultan dari kelas trafik k , c
k
adalah batas
jumlah kanal yang dapat dialokasikan untuk kelas tersebut pada saat bersamaan,
C jumlah kanal total dalam sel, dan K adalah jumlah kelas trafik.

6.3.1 Aplikasi Formula Erlang B Multidimensional Pada J aringan Mobile
Pendekatan akan dilakukan dengan memperhatikan suatu kelompok kanal
logika pada suatu sel. Diasumsikan bahwa semua panggilan (panggilan baru dan
handover dari semua kelas trafik) adalah mengikuti model proses Poisson.
Dengan notasi
n,k
dan
h,k
sebagai rate kedatangan panggilan baru dan rate
incoming handover dari kelas trafik k. J uga diasumsikan semua durasi
panggilan untuk setiap kelas trafik terdistribusi secara eksponensial.
Selanjutnya, dinotasikan
c,k
dan
c,k
sebagai rate berakhirnya panggilan dan
rate incoming handover untuk kelas trafik k. Suatu asumsi lain yang sangat
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 15

penting pada kasus ini adalah bahwa semua kelas trafik membutuhkan jumlah
kanal logika yang sama per panggilannya (satu kanal per panggilan). Akan
didapat batasan-batasan berikut :
0 <i
k
<c
k
<C , k = 1,2, ...., K
C i
K
k
k
s s

=1
0 ............. (6-37)
dimana i
k
adalah jumlah panggilan dari kelas k.
Proses kedatangan total adalah suatu superposisi dari proses Poisson
untuk kelas-kelas trafik yang berbeda. Sehingga ini juga merupakan suatu
proses Poisson dengan rate kedatangan total pada sel :
( )

=
+ =
K
k
k h k n
1
, ,
.............. (6-38)
Waktu pendudukan total (kanal) terdistribusi secara hyper-eksponensial
sebagai
F(t) =

t
j
j
j
e

................(6-39)
dimana
k
=
n,k
+
h,k
dan
k
=
n,k
+
h,k
masing-masing adalah rate kedatangan
panggilan dan rate perpindahan panggilan dari kelas trafik k. Sedang waktu
pendudukan total adalah


=
= =
= = = =
K
j
K
j
j
K
j
j
j
j
j
total ch
A
A
T
1
1 1
,
1

............. (6-40)
dimana A
j
merupakan trafik yang ditawarkan dari kelas j, sedang A adalah
trafik yang ditawarkan total ke sel. Suatu contoh diagram kondisi Markov
untuk K =2 diperlihatkan pada gambar 6.2.
J ika p(n
1
,n
2
,......, n
K
) merupakan probabilitas kondisi dari sistem dengan
panggilan ongoing n
1
dari kelas 1, panggilan n
1
dari kelas 2, ....., panggilan
ongoing n
K
dari kelas K. Karena panggilan-panggilan tidak bergantung pada
kelas-kelas trafik yang berbeda, maka dapat diperoleh

UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 16














Gambar 6.2. Diagram kondisi Markov 2 dimensi untuk dua kelas trafik.

p(n
1
,n
2
,......, n
K
) = p(n
1
) p(n
2
) ..... p(n
K
)
=
!
.....
! !
2
2
1
1
2 1
K
n
K
n n
n
A
n
A
n
A
Q
K
.............. (6-41)
dimana Q adalah konstanta normalisasi. Dengan ekspansi binomial dari proses
Poisson, akan diperoleh :
p(n
1
+n
2
+..... +n
K
=n) =
( )
! !
.....
2 1
n
A
Q
n
A A A
Q
n n
K
=
+ + +
............. (6-42)

( )
(

+ + +
=

=
C
n
n
K
n
A A A
Q
0
2 1
!
.....
1 ............. (6-43)
0,C
0,C-1 1,C-1
0,2 1,2 2,2

2
C
2
3
2
(C-1)
2

1

2
3
2
(C-1)
2

1 2
1 3
1

2
2
2
2
2
2

2
2
2
0,1 1,1 2,1

1

1

1 2
1 3
1

2

2
2

2

2

2
0,0 1,0 2,0

1

1

1 2
1 3
1
C-1,1

2

2
C-1,0 C,0

1

1

1
(C-1)
1

1
(C-1)
1
UNJANI/ REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI/ BAB VI Halaman 17

Dari persamaan (6-42) didapat suatu relasi rekursif untuk probabilitas kondisi
sebagai berikut :
p(n) = ) 1 ( n p
n
A
............. (6-44)
J ika tidak ditetapkan guard channel untuk panggilan handover , maka
probabilitas blocking dari sel dengan kanal logika sebanyak C dapat dikalkulasi
dengan
P
B
=

) ,......, , (
2 1 K
n n n p
J ika ditetapkan guard channel untuk panggilan handover pada suatu sel,
maka probabilitas blocking untuk panggilan handover dan panggilan baru dapat
dikalkulasi dengan persamaan (6-33) dan (6-34).

Anda mungkin juga menyukai