Anda di halaman 1dari 10

Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 1

DEFINISI SELULER
Seluler adalah suatu sistem komunikasi yang dapat memberikan layanan
telekomunikasi baik data, voice, maupun video dimana akses pelanggannya dapat
dilakukan dalam keadaan bergerak. Dengan adanya konsep seluler ini maka pengguna
dapat melakukan hubungan komunikasi dengan pengguna lain tanpa harus bergantung
pada media fisik (contoh : kabel) yang dapat membatasi kegiatan mobilitas.
Seluler sendiri terbentuk dari kata cell yang
berarti beberapa wilayah cakupan (sel) kecil-kecil.
Dengan adanya pembagian sel itu tadi maka pengguna
dapat melakukan komunikasi tanpa khawatir terjadi
suatu pemutusan saat melakukan hubungan komunikasi
itu sendiri. Pembagian wilayah dalam beberapa sel
disebut juga cluster, dalam sistem komunikasi seluler
cluster tersebut ada beberapa macam diantaranya 4, 7, dan 12 sel dalam cluster.


Wireless


Cell

KONSEP SELULER
Teknologi seluler yang berkembang saat ini memiliki beberapa karakter, antara lain:
(1) Transmisi tanpa lewat kabel melainkan dengan gelombang radio. Transmisi
sinyal seluler dapat berupa hubungan antar BTS ke MSC atau lewat satelit
secara berkala bergantung pada jarak antar penggunanya.
(2) Terdapat sistem kompresi digital untuk mempercepat proses transmisi data.
Dengan adanya kompresi digital tersebut maka data dapat tersampaikan secara
lebih cepat dan aman tanpa memerlukan bandwidth yang terlalu besar.
Fixed

Mobility
WLL
Bluetooth
WLAN, Hotspot

GSM
CDMA
3G
Single cell = Wi-Fi
Multi sel = Seluler
Rural Communication
Celluler communication
Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 2

Kelemahannya adalah kemungkinan data untuk crash lebih besar akibat adanya
proses kompresi.
(3) Fleksibilitas dalam pergerakan oleh pelanggan sehingga dapat lebih bebas
melakukan komunikasi tanpa dibatasi oleh jarak dan posisi, tidak seperti PSTN.
(4) Mempercepat pelayanan karena tidak bergantung pada instalasi dan maintenance
kabel.
(5) Hubungan bermula dari Mobile Station (MS) BTS BSC MSC PSTN.
(6) Adanya pembagian sel-sel area dalam suatu wilayah yang berkisar antara 1-12
km coverage area untuk tiap sel.
(7) Beberapa kelemahan komunikasi seluler antara lain karena alokasi bandwidth
frekuensi yang tersedia terbatas, interferensinya tinggi, serta jarak akses yang
terbatas.
(8) Komponen dasar seluler adalah sel, MSC, dan MS

ARSITEKTUR UTAMA SELULER

Arsitektur utamanya terdiri dari :
+ Mobile Station (MS) yaitu perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk
melakukan pembicaraan.
- Mobile Equipment (ME) atau handset : perangkat GSM yang berada di sisi
pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan
penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
+ Base Station Subsytem (BSS) adalah antarmuka antara MS dengan MSC
(Mobile Switching Centre) pada sistem selular GSM, BSS sendiri terdiri atas:
- BTS (Base Transceiver Station) : perangkat GSM yang berhubungan
langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal
dengan tinggi berkisar 15-92 m. hubungan antara BTS dan MSC
Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 3

dihubungkan melalui microwave atau kabel dengan kecepetan saluran
2mbps. Power pancar yang digunakan oleh BTS maksimum 100watt.
- BSC (Base Station Controller) : perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS
yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC.
+ Network Switching Subsytem (NSS) terdiri atas:
- MSC (Mobile Switching Center) atau Mobile Telephone Switching Office
(MTSO) : pusat penyambung yang menyatu jalur hubungan antar BSC dan
jenis layanan komunikasi lain (PSTN, operator GSM lain, CDMA, dan
sebagainya).
- HLR (Home Location Register) : database untuk menyimpan semua data
dan informasi mengenai pelanggan yang tetap.
- VLR (Visitor Location Register) : untuk menyimpan data dan informasi
pelanggan sementara terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada
cakupan area jaringan.
- AuC (Authentication Center) : menyimpan data yang dibutuhkan untuk
memeriksa keabsahaan pelanggan yang disimpan dalam bentuk format
kode.
- EIR (Equipment Identity Registration ) : memuat data-data pelanggan yang
tidak sah dan untuk validasi IMEI.
SEL
Pembagian sel-sel dalam sistem seluler dimodelkan dlam bentuk hexagonal.
Tiap selnya mengacu pada satu frekuensi kanal dan masing-masing tidak boleh
berfrekuensi berdekatan atau bahkan sama agar tidak terjadi overlapping.

Berdasarkan jari-jari sel, terdapat tiga jenis sel, yaitu:
a) Sel Besar (Makro Cell). Jenis sel ini biasa digunakan pada daerah urban dimana
terdapat gedung-gedung tinggi dan daerah yang padat penduduk agar dapat
menopang konsumsi sel-sel kecil (cell splitting). Jarak sel minimal adalah 1 km
dan biasanya digunakan untuk jari-jari sel di atas 3 km.
Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 4

b) Sel Kecil (Mikro Cell). Jari-jari yang digunakan untuk model sel kecil ini akurat
dengan rentang 0,2 km sampai 5 km, biasanya sekitar 3 km. Karakteristik lain
pada sel ini yaitu ketinggian antena yang berkisar 4 m 50 m
c) Pico Cell dimana sel ini biasanya terdapat didalam suatu gedung atau ruangan
(bersifat indoor) untuk dapat menopang besarnya traffic yang terjadi di dalam
gedung itu dan untuk mengatasi interferensi sinyal akibat pemantulan dari
dinding gedung.

KARAKTERISTIK SISTEM SELULER
a. Frekuensi Reuse
Yaitu penggunaan ulang sebuah frekuensi
pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut
sebelumnya sudah digunakan pada satu atau
beberapa sel lainnya. Sistem ini digunakan karena
pelanggan yang banyak dan tersebar, dan
terbatasnya spectrum frekuensi sehingga tidak
banyak macam frekuensi yang data digunakan.
Akibat dari sistem ini adalah adanya interferensi
yang cukup besar, kesulitan dalam pengaturan level transmit BTS, dll.
Untuk mengatasi masalah overlapping atau intererensi, maka frekuensi
yang sama hanya digunakan oleh sel lain yang jarak sel-nya tidak berdekatan.
Jarak minimum yang diperbolehkan dipengaruhi oleh bentuk geografis, tinggi
antenna, jumlah co-channel sel, dan daya yang dipancarkan oleh BS.
b. Cell Splitting
Untuk mengatasi jumlah pelanggan
yang terus meningkat maka digunakan-lah
teknik cell splitting yaitu membelah sel induk
(makro cell) ke dalam beberapa sel kecil dan
masing-masing mempunyai jumlah kanal
yang sama serta dapat melayani jumlah
pelanggan yang sama seperti sel asalnya.
Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 5

Dengan metode itulah maka tidak perlu ada penambahan bandwidth seiring
bertambahnya jumlah pelanggan.
Metode yang digunakan pada cell splitting disebut juga sektorisasi yang
biasa dilakukan pada pusat sel atau membagi pusat grup sel menjadi beberapa
sel kecil agar dapat menampung semua pelanggan yang tersebar tersebut.




Dari gambar dapat diamati bahwa dari sel besar yang awalnya berjumlah 4
setelah dilakukan sektorisasi maka akan ada penambahan jumlah sel menjadi 6,
karena pada prosesnya sel besar disektorisasi menjadi 2 buah sel lain yang lebih
kecil.
c. Handover
Handover atau berpindah tangan ini
terjadi apabila MS berganti layanan Base
Station karena bergerak atau variasi radio
channelnya yang berubah. Akibat adanya
proses handover ini sering terjadi interferensi
dan crosstalk jika kita melakukan komunikasi
seluler pada daerah perpindahan sel.
MODULASI
Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi ke dalam sinyal
pembawa (carrier wave) yang memiliki frekuensi lebih besar. Dengan adanya modulasi
sinyal maka pentransmisian sinyal menjadi lebih mudah, performa pengirimannya lebih
baik, serta mengurangi efek noise dan interferensi. Modulasi dibagi menjadi:
a) Modulasi Analog
Amplitude Modulation (AM) yaitu modulasi yang informasinya
ditumpangakan ke dalam gugus amplitudo dimana sinyal AM ini nantinya
hanya dapat diperkuat dengan penguat linear dan sangat dipengaruhi oleh
noise eksternal selama transmisi.
Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 6

Frequency Modulation (FM) yaitu sinyal informasi yang ada ditumpangakan
pada gugus frekuensi dan merupakan jenis modulasi sudut. Dengan FM ini,
sinyal dapat diperkuat tidak harus di daerah linear sertatahan terhadap noise
dari luar.
Phase Modulation (PM) dimana sinyal informasi ditumpangakan pada gugus
fase sinyal carrier.
b) Modulasi Digital
Amplitude Shift Keying (ASK)
Frequency Shift Keying (FSK)
Phase Shift Keying (PSK)
Double Side Band (DSB)

MULTIPLE ACCESS
Multiple access adalah suatu teknik yang memungkinkan suatu titik ( Base
Station ) untuk dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan dengan tidak
saling mengganggu. Fungsinya adalah agar beberapa informasi dapat dikirimkan dalam
satu spectrum secara bersamaan, dibagi menjadi:



O FDMA (Frekuensi Division Multiple Access) yaitu pembedaan antar saluran
yang dilakukan dengan pembedaan frekuensinya (frequency separation).
O TDMA (Time Division Multiple Access) yaitu pembedaan antar saluran/kanal
yang dilakukan dengan cara pembedaan waktu per slot.
O CDMA (Code Division Multiple Access) digunakan pada saat waktu dan
frekuensi yang sama, pembedaannya hanya dilakukan pada proses pengkodean.
MULTPLEXING
Yaitu penggabungan beberapa kanal/saluran menjadi satu dalam bentuk sinyal
lain yang nantinya akan dikirimkan secara bersamaan tanpa adanya gangguan satu sama
lainnya. Kebalikan dari proses multiplexing adalah demultiplexing yaitu pemisahan
Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 7

gabungan kanal menjadi sinyal-sinyal untuk dapat disampaikan ke tujuan masing-
masing. Multiplex terdiri atas:
O Time Division Multiplexing (TDM)
Yaitu dengan metode pemisahan atau pergiliran waktu pemakaian saluran
transmisi dengan alokasi satu slot waktu bagi setiap user. Dibagi menjadi dua
jenis yaitu synchronous TDM dan asynchronous TDM.
O Frequency Division Multiplexing (FDM)
Yaitu pentransmisian informasi dalam waktu bersamaan dengan frekuensi
berbeda. Biasanya digunakan pada sinyal analog seperti pada radio dan TV,
serta frekuensi carrier dipisah dengan informasi agar sinyal-sinyal tidak saling
tumpang tindih.
INTERFERENSI
Interferensi adalah suatu gangguan yang terjadi pada proses pentransmisian
sinyal karena adanya kesamaan frekuensi atau frekuensinya yang berdekatan dengan
sinyal lain. Selain interferensi ada juga beberapa gangguan lain yang bisa terjadi pada
sinyal seperti noise (keadaan dimana sinyal pengganggu lebih kuat daripada sinyal
informasi), dan redaman (berkurangnya kuat sinyal).
Ada beberapa macam interferensi, diantaranya:
1. Interferensi antar jaringan satelit yaitu gangguan yang diakibatkan jarak antar
satelit yg jauh.
2. Interferensi jaringan terrestrial adalah gangguan yang disebabkan frekuensi
kerja yang sama dari suatu sistem.
3. Interferensi Croos polarisasi adalah gangguan
yang disebabkan dari pengguna frekuensi yang
sama dan power yang dipancarkan.
4. Interferensi Co channel ( antar kanal) adalah
gangguan yang disebabkan oleh frekuensi channel
atau tidak ada jarak antar kedua frekuensi (Guard
band )
5. Interferensi Retransmit adalah gangguan disebabkan ketidaksempurnaan instalasi
stasiun bumi yang bekerja pada frekuensi 52-88 Mhz.
6. Interferensi Intermodulasi antara Carrier, gangguan ini terjadi karena
ketidaklinearan dari power amplifier bila digunakan untuk multi carrier, terjadi
Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 8

karena jarak antar satelit, coverage yang overlapping, dan band frekuensi yang
sama.
DUPLEXING
Yaitu suatu komunikasi yang terjadi antara dua pihak terkait secara bersamaan,
kaitannya dalam telekomunikasi adalah proses komunikasi lewat telepon secara
bergantian.
a) Half Duplex : komunikasi dua arah secara
bergantian dimana pengguna menyampaikan
informasi tidak dalam waktu yang sama
melainkan salah satu pengguna menunggu
kesempatan dari pihak pengguna lain untuk
dapat memulai pembicaraan dan begitu
seterusnya. Contoh : walkie-talkie, radio
amatir.
b) Full Duplex : komunikasi dua arah secara
bersamaan tanpa harus menunggu waktu
pihak lain menyelesaikan pembicaraan.
Contoh : telepon.
LOCATION UPDATE
Location Update (LU) adalah proses pembaruan data di HLR dan MSC/VLR
pada saat MS berpindah lokasi dari satu MSC ke MSC lainnya. Dilakukan pada saat:
MS melakukan perpindahan dari area MSC/VLR yang satu ke area MSC/VLR
yang lain (normal location updating).
Pada saat jaringan membutuhkan informasi updating.
Pada saat IMSI attach/detach (pada saat mematikan atau menghidupkan
handphone)






Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 9

BADAN STANDARDISASI
Badan Standardisasi ini berfungsi untuk memberikan pedoman dan persyaratan
minimal agar interworking perangkat bekera secara tepat. Ada beberapa badan/lembaga,
seperti:

- Internasional
o ITU (International Telecommunication Union)
CCITT untuk ITU-T
CCIR untuk ITU-R
o IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineering)
- Regional
o ETSI (European Telecommunication Standard Institute)
o PASC (Pacific Arean Standards Congress)
o ACCSQ (ASEAN Consltative Committee for Standards and Quality)
- Domestik
o USITA (US Independent Telephone Association)
o BSN (Badan Standardisasi Nasional)
- Perusahaan
o Telkom
o Bell System




ecs
SEKIAN







Amri Khoirul Fath 2013

Seluler 10

DAFTAR PUSTAKA


Wibisono, Gunawan, dkk. 2008. Konsep Teknologi Seluler. Bandung: Informatika.
Hasbullah.(2012).Gangguan Sinyal pada Sistem Telekomunikasi. [Online].
http://hasbullahmarwan.wordpress.com/2012/10/07/gangguan-sinyal-pada-sistem-
telekomunikasi/ (diakses pada 15 Februari 2013).
Anonim.(2013).Duplex (Telecommunication). [Online].
http://en.wikipedia.org/wiki/Duplex_%28telecommunications%29 (diakses pada 15
Februari 2013).
Afa, Asrori.(2013).Key Performance Indikator pada Perusahaan
Telekomunikasi.[Online]. http://sharetelekomunikasi.blogspot.com/ (diakses pada
15 Februari 2013).
Nugroho, Budi.(2012). Location Update dan Mobile Terminating Call yang Melibatkan
HLR Ericsson. Semarang
Modul Mata Kuliah Pengantar Teknik Telekomunikasi IT Telkom




Biografi Penulis
Nama : Amri Khoirul Fath
TTL : Pasuruan, 27 Juni 1994
Jurusan : S1 Teknik Telekomunikasi
NIM : 111122270
Angkatan : 2012
Universitas : Institut Teknologi Telkom (ITT)




Dilarang menyalin tanpa se-izin penulis makalah.
semoga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya

Anda mungkin juga menyukai