Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati Bapak Sukasdi.

Mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang saya banggakan. Pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak hadirin untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, Allah subhanahu wa taala yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya kepada kita sehingga pada hari ini kita dapat menghadiri kegiatan Kampanye Ayo Hemat Energi di lingkungan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan. Untuk itu, izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih kepada panitia dan teman-teman penggiat lingkungan STAN, atas prakarsa dan kerja kerasnya di dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Hadirin. Dewasa ini, penggunaan sumber daya energi fosil oleh masyarakat Indonesia semakin tidak terkendali. Beberapa indikatornya adalah terlampauinya kuota penggunaan BBM bersubsidi APBN TA 2012, terlampauinya tambahan kuota penggunaan BBM bersubsidi APBN-P TA 2012 bahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia memperkirakan kuota penggunaan BBM bersubsidi tahun 2012 akan habis sebelum akhir tahun 2012. Hal ini menyebabkan pemerintah harus mengajukan penambahan kuota penggunaan BBM bersubsidi kepada DPR-RI sebesar 1,23 juta kiloliter untuk menjaga ketersediaan kuota BBM bersubsidi hingga akhir tahun 2012. Kebijakan ini tentunya membebani anggaran subsidi BBM dan memotong anggaran pembangunan maupun kesejahteraan masyarakat. Menurut publikasi BPH Migas, ahli minyak bumi BPH Migas memperkirakan cadangan bahan bakar fosil dunia akan habis 30 lagi, sedangkan khusus untuk cadangan bahan bakar fosil Indonesia akan habis dalam jangka waktu 16 tahun lagi. Jika masyarakat masih mempergunakan bahan bakar fosil tanpa kendali, yang akan terjadi adalah anak cucu kita tidak dapat menikmati sumber daya mineral Indonesia, bahkan kita pun akan merasakan dampak habisnya cadangan bahan bakar fosil Indonesia. Sungguh menakutkan, bagaimana jadinya hidup kita tanpa adanya bahan bakar fosil? Apakah hadirin siap dengan hal ini?

Hadirin. Jakarta, ibu kota Republik Indonesia, 9 juta penduduk tinggal di kota ini, 13,3 juta unit kendaraan bermotor melewati kota in, belasan ribu kiloliter bahan bakar fosil menguap menjadi gas CO setiap harinya. Entah perumpamaan apa yang cocok untuk ibu kotaku ini? Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian, pusat bisnis dan jasa serta pusat lapangan kerja bahkan saat ini menjadi sebuah kota metropolitan yang memanjakan penduduknya dengan berbagai macam lokasi keramaian, seperti mal, pusat jajanan kuliner, pusat rekreasi, dll. Menurut data survei Balitbang Kementerian Perhubungan 70% mobil di Jakarta hanya berisikan 1 orang yakni pengemudi, sedangkan 30% sisanya berisikan lebih dari 1 orang. Sebuah data yang mencengangkan kita semua. Mari kita mengalkulasikan, 1 unit mobil yang berisi 1 orang, memiliki dimensi panjang 4,1 meter, apabila ada 10 unit mobil dengan masing-masing berisikan 1 orang maka 10 unit mobil tersebut memenuhi 41 meter panjang jalan di jalan raya. Bandingkan dengan 1 unit bis ukuran besar dengan kapasitas 45 penumpang, yang memiliki dimensi panjang 12 meter. Bisa kita bayangkan apabila 45 orang tersebut masing-masing menggunakan 1 unit mobil maka 45 unit mobil tersebut akan memenuhi 184,5 meter panjang jalan di jalan raya. Berapa bahan bakar fosil yang dapat kita hemat dengan berpindahnya pengguna mobil pribadi ke transportasi umum? Hadirin. Sebagai bangsa yang bermartabat, kita harus arif dan bijaksana dalam mengelola cadangan bahan bakar fosil yang semakin lama semakin menipis. Jangan sampai anggaran yang direncanakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dipotong untuk anggaran subsidi BBM. Selain itu, mari kita beralih menggunakan transportasi umum untuk menghemat cadangan bahan bakar fosil Indonesia. Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ingin mengajak kepada hadirin untuk berniat ikhlas melakukan gerakan hemat energi, seperti mematikan lampu, pendingin ruangan dan keran air apabila kita telah selesai menggunakannya, memilih menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi, menggunakan bahan bakar fosil secara bijak serta menanamkan sikap gerakan hemat energi kepada keluarga. Harapan saya, pemerintah dapat memberikan jaminan kenyamanan dan keselamatan pengguna transportasi umum untuk mendukung langkah penduduk ibu kota beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Selain itu, semoga anak cucu kita bisa menikmati sumber daya mineral Indonesia kelak.

Sekian pidato dari saya. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai