Pengaturan Hukum-Hukum Cybercrime Internasional Pada Peristiwa Perusakan Web
Pengaturan Hukum-Hukum Cybercrime Internasional Pada Peristiwa Perusakan Web
Disusun Oleh:
Erwin Hadi Saputra Aang Samsudy Darmawan Lahru Riatma Arga Suwastika Primawan Putra (0910683039) (0910680001) (0910683028) (0910683019)
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Berkembang pesatnya teknologi internet memudahkan seseorang maupun instansi-instansi pemerintah dalam melakukan beberapa aktifitas pekerjaan. Kemajuan tersebut tidak berarti tanpa masalah. Kecanggihan internet juga memiliki titik lemah yang biasa di manfaatkan oleh para hacker maupun cracker. Dengan melalui titik kelemahan pada jaringan internet, hacker bisa merusak, mencuri data, maupun dapat mencuri dan merugikan secara financial suatu perusahan, maupun negara.
Latar Belakang
Cyber crime yang masih hangat di perbincangkan ialah pada saat Israel menyatakan perang terbuka pada Palestina. Banyak aktifis cyber yang turut mengecam aksi tindakan Israel. Motif tersebut yang menjadikan momentum para aktifis hacker dari hampir sebagian belahan dunia yang menamakan dirinya Anonymous ikut berperang dengan cara melancarkan serangan cyber terhadap situs-situs Israel.
Rumusan Masalah
Pada pembahasan cyber crime yang terjadi pada israel dengan anonymous, permasalahan yang akan di bahas yaitu : 1. Mengenai hukum yang berlaku secara Internasional tentang tindakan cyber crime dari Anonymous. 2. Bagaimana UUD hukum di Indonesia jika kejadian tersebut terjadi pada Indonesia.
Batasan Masalah
Pembahasan yang akan dilakukan di titik fokuskan meliputi dari 3 aspek yaitu: 1. Pembahasan tentang kronologi penyerangan anonymous terhadap situs Israel 2. Pembahasan tentang Hukum Internasional tentang cyber crime yang terjadi pada Israel. 3. Pembahasan tentang UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia. 4. Pembahsan tentang UUD Hukum cyber antar lintas negara.
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pada pembahasan tentang UUD Hukum Cyber crime,yaitu : 1. Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang dasar hukum Cyber crime pada UUD yang ada di Indonesia 2. Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang dasar hukum cyber crime antar lintas negara.
BAB II TINJAUAN
2.1 Anonymous
Anonymous adalah jamaah-legiun hacker kelas kakap dunia, bahkan TV cable CNN menobatkan mereka sebagi penerus Wikileaks. Target operasi
Cyber Crime
2.2 Cyber Crime Cybercrime adalah kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa
Kategori Cybercrime
1. 2. 3. Cyberpiracy Penggunaan teknologi komputer untuk : mencetak ulang software atau informasi mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan computer Cybertrespass Penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada: Sistem komputer sebuah organisasi atau individu Web site yang di-protect dengan password Cybervandalism Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang : Mengganggu proses transmisi informasi elektronik Menghancurkan data di computer
1. 2. 3. 1. 2. 3.
Lanjutan
Lima tahun belakangan ini China , Eropa, dan Brazil yang meneruskan perkembangan virus2 yang saat ini mengancam komputer kita semua dan gak akan lama lagi Indonesia akan terkenal namun dengan pelaku cyber crimenya. Di karenakan pemerintah kurang ketat dalam pengontrolan dalam dunia cyber, terus terang para hacker di Amerika gak akan berani untuk bergerak karna pengaturan yang ketat dan system kontrol yang lebih high-tech lagi yang dipunyai pemerintah Amerika Serikat Dan di Indonesia cyber crime kelak akan menjadi ancaman yang serius bagi negara ini. Terlebih semua sistem diIndonesia kususnya sudah banyak yang di alihkan melalui sistem informasi internet.
Lanjutan
Anonymous mengklaim telah membocorkan informasi pribadi sebanyak 3000 individu yang telah melakukan donasi untuk organisasi pro Israel, Unity Coalition for Israel. Data yang dibocorkan itu termasuk alamat rumah, nomor telepon, dan alamat email. Anonymous juga dilaporkan telah mencuri email dan password, serta database krusial dari Bank Jerusalem dan Kementerian Luar Negeri Israel. aksi Anonymous ini dilakukan setelah mereka menyerang 650 situs Israel pada 17 November lalu. Selain menghapus database, Anonymous juga membocorkan username dan password.
Lanjutan
Kita tahu bahwa serangan cyber dapat merugikan suatu negara dari aspek financial maupun sosial. Untuk mengurangi tingkat pelaku cyber crime tentunya harus ada UUD yang mengatur dan menertibkan para pengguna internet. Masing-masing negara memiliki UUD yang mengatur negaranya tentang pelaku cyber crime. Selain adanya UUD tentang cyber crime, Negara tersebut juga harus bisa menjalin kerja sama antar negara untuk menangkap dan mengidentifikasi pelaku cyber crime. Apabila tidak ada hubungan kerja sama maka suatu negara akan mengalami kesusahan dalam mengusut dan menangkap pelaku yang berada di negara lain.
3.2 Hukum Internasional tentang cyber crime yang dapat digunakan sebagai acuan penyelesaian peristiwa perusakan web Israel
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Beberapa negara mempunyai cyber lawnya sendiri yang berlaku di Wilayahnya masing-masing. Adapun hukum internasional yang ada di atur dalam Council of Europe Convention on Cyber Crime.
Council of Europe Convention on Cyber Crime (Dewan Eropa Konvensi Cyber Crime), yang berlaku mulai pada bulan Juli 2004, adalah dewan yang membuat perjanjian internasional untuk mengatasi kejahatan komputer dan kejahatan internet yang dapat menyelaraskan hukum nasional, meningkatkan teknik investigasi dan meningkatkan kerjasama internasional. Council of Europe Convention on Cyber Crime berisi Undang-Undang Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU-PTI) pada intinya memuat perumusan tindak pidana. Konvensi ini merupakan perjanjian internasional pertama pada kejahatan yang dilakukan lewat internet dan jaringan komputer lainnya, terutama yang berhubungan dengan pelanggaran hak cipta, yang berhubungan dengan penipuan komputer, pornografi anak dan pelanggaran keamanan jaringan. Hal ini juga berisi serangkaian kekuatan dan prosedur seperti pencarian jaringan komputer dan intersepsi sah.
Lanjutan Konvensi ini merupakan perjanjian internasional pertama pada kejahatan yang dilakukan lewat internet dan jaringan komputer lainnya, terutama yang berhubungan dengan pelanggaran hak cipta, yang berhubungan dengan penipuan komputer, pornografi anak dan pelanggaran keamanan jaringan. Hal ini juga berisi serangkaian kekuatan dan prosedur seperti pencarian jaringan komputer dan intersepsi sah. Tujuan utama adanya konvensi ini adalah untuk membuat kebijakan kriminal umum yang ditujukan untuk perlindungan masyarakat terhadap Cyber Crime melalui harmonisasi legalisasi nasional, peningkatan kemampuan penegakan hukum dan peradilan, dan peningkatan kerjasama internasional.
Pasal-pasal dari Council of Europe Convention on Cyber Crime yang berhubungan dengan kasus penyerangan ke Situs-situs Israel
Pengrusakan terhadap situs-situs dan sistem komputer di Israel oleh kelompok Hacker Anonymous merupakan hal yang salah walaupun mengatasnamakan kepedulian terhadap Palestina. Kegiatan merugikan yang dilakukan kelompok tersebut diatur dalam hukum-hukum pada Council of Europe Convention on Cyber Crime.
Pasal-pasal dari Council of Europe Convention on Cyber Crime yang berhubungan dengan kasus penyerangan ke Situs-situs Israel
Pengrusakan terhadap situs-situs dan sistem komputer di Israel oleh kelompok Hacker Anonymous merupakan hal yang salah walaupun mengatasnamakan kepedulian terhadap Palestina. Kegiatan merugikan yang dilakukan kelompok tersebut diatur dalam hukum-hukum pada Council of Europe Convention on Cyber Crime.
Pasal 4 - Data interferensi Setiap Pihak wajib mengambil tindakan-tindakan legislatif dan lainnya yang dianggap perlu untuk menetapkan sebagai tindak pidana berdasarkan hukum nasionalnya, apabila dilakukan dengan sengaja, itu, merusak penghapusan, kerusakan,
perubahan atau penyembunyian data komputer tanpa hak. Pihak dapat berhak untuk mengharuskan perilaku yang dijelaskan dalam ayat 1 mengakibatkan bahaya serius.
komputer menekan.
besaran perangkat, termasuk program komputer, yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk tujuan melakukan salah satu tindak pidana yang ditetapkan sesuai dengan Pasal 2 sampai 5;
3.5
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
Menjawab tuntutan dan tantangan komunikasi global lewat Internet, Undang-Undang yang diharapkan (ius konstituendum) adalah perangkat hukum yang akomodatif terhadap perkembangan serta antisipatif terhadap permasalahan, termasuk dampak negatif penyalahgunaan Internet dengan berbagai motivasi yang dapat menimbulkan korban-korban seperti kerugian materi dan non materi. Indonesia belum memiliki Undang - Undang khusus/ cyber law yang mengatur mengenai cybercrime Tetapi, terdapat beberapa hukum positif lain yang berlaku umum dan dapat dikenakan bagi para pelaku cybercrime terutama untuk kasuskasus yang menggunakan komputer sebagai sarana, antara lain:
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
1. Kitab Undang-undang hukum pidana 2. Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 3. Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi 4. Undang-Undang No 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan 5. Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas perubahan UU No 15 tahun 2002 tentang pencucian uang 6. Undang-Undang No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme 7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi Elektronik
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
A. Kitab Undang Undang Hukum Pidana Dalam upaya menangani kasus-kasus yang terjadi para penyidik melakukan analogi atau perumpamaan dan persamaaan terhadap pasal-pasal yang ada dalam KUHP. Pasal-pasal didalam KUHP biasanya digunakan lebih dari satu Pasal karena melibatkan beberapa perbuatan sekaligus pasal - pasal yang dapat dikenakan dalam KUHP pada cybercrime. B. Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Menurut Pasal 1 angka (8) Undang - Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, program komputer adalah sekumpulan intruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang intruksi-intruksi tersebut. Hak cipta untuk program komputer berlaku selama 50 tahun (Pasal 30).
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
C. Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Menurut Pasal 1 angka (1) Undang - Undang No 36 Tahun 1999, Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dan setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. Dari definisi tersebut, maka Internet dan segala fasilitas yang dimilikinya merupakan salah satu bentuk alat komunikasi karena dapat mengirimkan dan menerima setiap informasi dalam bentuk gambar, suara maupun film dengan sistem elektromagnetik. Penyalahgunaan Internet yang mengganggu ketertiban umum atau pribadi dapat dikenakan sanksi dengan menggunakan Undang- Undang ini, terutama bagi para hacker yang masuk ke sistem jaringan milik orang lain sebagaimana diatur pada Pasal 22, yaitu Setiap orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah, atau memanipulasi
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
D. Undang-Undang No 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tanggal 24 Maret 1997 tentang Dokumen Perusahaan, pemerintah berusaha untuk mengatur pengakuan atas mikrofilm dan media lainnya (alat penyimpan informasi yang bukan kertas dan mempunyai tingkat pengamanan yang dapat menjamin keaslian dokumen yang dialihkan atau ditransformasikan. Misalnya Compact Disk - Read Only Memory (CD - ROM), dan Write Once -Read - Many (WORM), yang diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang tersebut sebagai alat bukti yang sah.
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
E. Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Undang-Undang ini merupakan Undang-Undang yang paling ampuh bagi seorang penyidik untuk mendapatkan informasi mengenai tersangka yang melakukan penipuan melalui Internet, karena tidak memerlukan prosedur birokrasi yang panjang dan memakan waktu yang lama, sebab penipuan merupakan salah satu jenis tindak pidana yang termasuk dalam pencucian uang (Pasal 2 Ayat (1) Huruf q). Penyidik dapat meminta kepada bank yang menerima transfer untuk memberikan identitas dan data perbankan yang dimiliki oleh tersangka tanpa harus mengikuti peraturan sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan.
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
F. Undang-Undang No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Selain Undang-Undang No. 25 Tahun 2003, Undang-Undang ini mengatur mengenai alat bukti elektronik sesuai dengan Pasal 27 huruf b yaitu alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. Digital evidence atau alat bukti elektronik sangatlah berperan dalam penyelidikan kasus terorisme, karena saat ini komunikasi antara para pelaku di lapangan dengan pimpinan atau aktor intelektualnya dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas di Internet untuk menerima perintah atau menyampaikan kondisi di lapangan karena para pelaku mengetahui pelacakan terhadap Internet lebih sulit dibandingkan pelacakan melalui handphone.
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
April 2008, walaupun sampai dengan hari ini belum ada sebuah PP yang
mengatur mengenai teknis pelaksanaannya, namun diharapkan dapat menjadi sebuah undang-undang cyber atau cyberlaw guna menjerat pelaku-
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
H. UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008. Perbuatan penipuan tersebut memenuhi unsur pidana pasal 28 ayat 1, dan pasal 35.Berikut petikan isi pasal-pasal tersebut. Pasal28 ayat 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam TransaksiElektronik. Pasal 35 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.
3.6 UUD Hukum Indonesia tentang cyber crime yang terjadi pada Indonesia
H. UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008. Perbuatan penipuan tersebut memenuhi unsur pidana pasal 28 ayat 1, dan pasal 35.Berikut petikan isi pasal-pasal tersebut. Pasal28 ayat 1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam TransaksiElektronik. Pasal 35 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.
Cyber crime merupakan suatu perbuatan merugikan orang lain atau instansi yang berkaitan dan pengguna fasilitas dengan sistem Informasi dan Transaksi Elektronik yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri maupun orang lain secara materi, maupun hanya untuk sekedar memuaskan jiwa pelaku atau orang tersebut. Oleh karena itu, maka tindakan atau perbuatan tersebut merupakan suatu kejahatan dan merupakan perbuatan melanggar hukum, karena adanya unsur-unsur dimana ada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan oleh perbuatan tersebut oleh polri dalam cyber crime dapat digunakan berbagai macam cara, antara lain dengan mengoptimalkan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penyidik dalam Dunia Cyber, menambahkan dan meningkatkan fasilitas komputer forensik dalam POLRI.
Cyber crime merupakan suatu perbuatan merugikan orang lain atau instansi yang berkaitan dan pengguna fasilitas dengan sistem Informasi dan Transaksi Elektronik yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri maupun orang lain secara materi, maupun hanya untuk sekedar memuaskan jiwa pelaku atau orang tersebut. Oleh karena itu, maka tindakan atau perbuatan tersebut merupakan suatu kejahatan dan merupakan perbuatan melanggar hukum, karena adanya unsur-unsur dimana ada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan oleh perbuatan tersebut oleh polri dalam cyber crime dapat digunakan berbagai macam cara, antara lain dengan mengoptimalkan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penyidik dalam Dunia Cyber, menambahkan dan meningkatkan fasilitas komputer forensik dalam POLRI.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Cyber crime yang masih hangat di perbincangkan ialah pada saat Israel menyatakan perang terbuka pada Palestina. Banyak aktifis cyber yang turut mengecam aksi tindakan Israel. Motif tersebut yang menjadikan momentum para aktifis hacker dari hampir sebagian belahan dunia yang menamakan dirinya Anonymous ikut berperang dengan cara melancarkan serangan cyber terhadap situs-situs Israel. Dewan Eropa mendirikan Komite Ahli Kejahatan di Cyberspace (PC -CY) untuk mulai menyusun sebuah konvensi yang mengikat untuk memfasilitasi kerjasama internasional dalam investigasi dan penuntutan kejahatan komputer.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Council of Europe Convention on Cyber Crime (Dewan Eropa Konvensi Cyber Crime), yang berlaku mulai pada bulan Juli 2004, adalah dewan yang membuat perjanjian internasional untuk mengatasi kejahatan komputer dan kejahatan internet yang dapat menyelaraskan hukum nasional, meningkatkan teknik investigasi dan meningkatkan kerjasama internasional.
BAB IV PENUTUP
Pasal-pasal dari Council of Europe Convention on Cyber Crime yan berhubungan dengan kasus penyerangan ke Situs-situs Israel. Pasal 2 - akses Ilegal Pasal 3 - intersepsi Ilegal Pasal 4 - Data interferensi Pasal 5 - gangguan Sistem Pasal 6 - Penyalahgunaan perangkat Pasal 7 - Komputer yang berhubungan dengan pemalsuan Pasal 8 - Komputer yang berhubungan dengan penipuan Pasal 11 - Mencoba dan membantu atau bersekongkol
BAB IV PENUTUP
Pasal-pasal dari Council of Europe Convention on Cyber Crime yan berhubungan dengan kasus penyerangan ke Situs-situs Israel. Pasal 2 - akses Ilegal Pasal 3 - intersepsi Ilegal Pasal 4 - Data interferensi Pasal 5 - gangguan Sistem Pasal 6 - Penyalahgunaan perangkat Pasal 7 - Komputer yang berhubungan dengan pemalsuan Pasal 8 - Komputer yang berhubungan dengan penipuan Pasal 11 - Mencoba dan membantu atau bersekongkol