Anda di halaman 1dari 45

ACTIVITY BASED COSTING

Pengertian dari Activity (Aktifitas), Resources (Sumber daya), Cost Drivers, Resources Cost Drivers dan Activity Cost Drivers.

Activity adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi, dan juga berarti kegiatan yang dilaksanakan dalam organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan activity based costing. Resources adalah elemen ekonomis yang digunakan untuk menjalankan aktifitas, sebagai contoh: Gaji dan material. Cost drivers adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya dari suatu aktifitas. Cost drivesr ini juga merupakan faktor pengukur yang digunakan untuk menghubungkan biaya terhadap aktifitas dan dari aktifitas ke aktifitas, produk jasa dan lain sebagainya. Resources drivers adalah suatu ukuran dari jumlah sumber daya yng dikonsumsi oleh suatu aktifitas. Activity Cost Drivers adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur seberapa besar biaya yang digunakan untuk menjalankan suatu aktifitas.

Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing?


Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan biaya terhadap biaya-biaya produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan banyaknya konsumsi sumber daya yang disebabkan oleh suatu aktifitas. Inti dari pendekatan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari serangkaian aktifitas yang telah dilakukan sebelumnya dan rangkaian aktifitas ini menggunakan sumber daya yang dihitung dengan biaya. ABC menghubungkan biaya overhead pabrik dengan biaya objek seperti produk atau jasa dengan cara mengidentifikasi sumber-sumber daya dan aktifitas-aktifitas sesuai dengan biaya-biayanya dan jumlah yang ingin diproduksi. Activity based costing adalah suatu sistem yang mengumpulkan dan memproses data-data finansial dan operasional tentang sumber-sumber daya yang digunakan di suatu perusahaan berdasarkan aktifitas, biaya objek, cost drivers dan pengukuran kinerja aktifitas.

Prosedur Pengalokasian Dua-Langkah.


Prosedur pengalokasian dua-langkah digunakan untuk menghitung biaya-biaya sumber daya yang digunakan prusahaan, seperti biaya overhead pabrik, kelompok biaya dan kemudian untuk membiayai objek berdasarkan besarnya cost objek yang digunakan untuk sumber-sumber daya tersebut. Sistem biaya perhitungan tradisional pertama kali mengalokasikan biaya overhead pabrik secara keseluruhan ataupun melalui pusat biaya dan kemudian ke hasil produksi (Lih. Contoh 1.) Model prosedur pengalokasian dua-langkah ini, bagaimanapun juga dapat memperhitungkan biaya produk ataupun jasa. Sistem ABC menggunakan sistem yang berbeda dari sistem pembiayaan tradisional, dimana dapat dilihat dari kemampuannya untuk memodelkan penggunaan dari sumber-sumber daya perusahaan terhadap aktifitas yang dilakukan oleh sumber-sumber daya ini dan kemudian menghubungkan biaya aktifitas-aktifitas terhadap biaya objek seperti halnya produk, pelanggan ataupun jasa. (Lih. Contoh 2).

Contoh 1. Sistem Tradisioanal Procedur Dua-Langkah

Contoh 2. Sistem Activity Based Costing Procedur Dua-Langkah

Biaya sumber daya

Biaya sumber daya

Langkah Satu

Langkah Satu

Perencanaan biaya kelompok/departemen


Langkah dua

Aktivitas kelompok biaya dan Pusat Aktiyitas


Langkah dua

Biaya objects

Biaya objects

Secara lebih jelas perbedaan sistem tradisional dengan sistem ABC dapat dilihat dari dua segi: Pertama, sistem ABC merumuskan kelompok biaya sebagai aktifitas atau pusat aktifitas dari pada produksi pabrik atau departemen pusat biaya. Kedua, Cost drivers yang digunakan pada sistem ABC digunakan untuk menugaskan biaya aktifitas terhadap biaya objek sehingga disebut juga sebagai hubungan sebab-akibat.
Kapan dibutuhkan Sistem Activity Based Costing? Dimasa lalu, sistem biaya activity based costing hanya digunakan pada saat: biaya untuk mengukur biaya aktifitas dan biaya-biaya lainnya menurun, yang dapat disebabkan adanya komputerisasi sistem penjadwalan dilantai produksi. Activity yang tetap, menaikkan biaya dari penetapan harga. Deferensiasi produk yang tinggi dalam jumlah, ukuran ataupun kompleksitas.

Menurut Kaplan dan Cooper, sistem ABC memiliki dampak terhadap perusahaan yang : (1) memiliki area luas, biaya-biayanya meningkat, (2) memiliki produk, jasa, pelanggan, proses ataupun kombinasi dari semuanya.

Langkah-Langkah dalam Melaksanakan Sistem Actifity based costing.


Ada 3 (tiga) tahap dalam melaksanakan sistem Activity Based Costing yaitu: 1. Mengidentifikasi Biaya Sumber Daya dan Aktifitas. Langkah pertama ini berupa pelaksanaan analisa aktifitas untuk mengidentifikasikan biaya sumber daya, dimana bisa muncul dalam berbagai bentuk aktifitas. Analisa aktifitas mengidentifikasikan dan memaparkan pekerjaan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dimana termasuk didalamnya kegiatan pengumpulan data dari dokumen yang ada dan dapat juga menggunakan survey kuesioner, observasi langsung dan wawancara dengan pelaku kunci. Proses manufaktur memiliki 4 (empat) level aktifitas: Unit-level activity, dilakukan untuk setiap unit produksi setiap kali unit produksi tersebut melaksanakan proses prduksi. Batch-level acativity, dilakukan untuk setiap batch atau grup produk dari setiap unit produk yang diproduksi. Product-sustaining activity, dilakukan untuk mendukung produksi dari suatu produk yang spesifik. Facilities-sustaining activity, dilakukan untuk mendukung proses produksi dari produk-produk yang ada secara umum.

2. Mengalokasikan Biaya Sumber Daya ke Aktifitas. kriteria penting untuk memilih resources cost drivers yang baik adalah dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Contoh-contoh resources cost drivers adalah sebagai berikut: (1) pengukuran kegunaan utilitas, (2) karyawan dalam hal pembayaran gaji, (3) setup untuk aktifitas mesin, (4) kegiatan pemindahan dalam kaifitas material handling, (5) jam mesin untuk kegiatan pengoperasian mesin, (6) luas dalam ukuran meter persegi untuk kegiatan pembersihan ruangan. Biaya dari sumber daya dapat dialokasikan terhadap aktifitas dengan cara penelusuran langsung ataupun dengan cara estimasi. Penelusuran langsung membutuhkan data aktual mengenai sumber daya yang digunakan dalam aktifitas. Jka penelusuran langsung tidak bisa dilaksanakan, manager ataupun supervisor akan diminta untuk mengestimasi persentasi dari waktu atau usaha yang dikeluarkan karyawan untuk menggunakan suatu aktifitas.

3. Mengalokasikan Biaya Aktifitas ke Biaya Objek. Setelah biaya aktifitas diketahui, biaya perunit aktifitas harus diukur, hal ini dapat dilakukan denga cara mengukur biaya per unit output yang diproduksi oleh suatu aktifitas. Output adalah biaya objek untuk setiap aktifitas yang dilaksanakan dimana dapat berupa sistem biaya untuk produk, jasa, pelanggan ataupun unit bisnis. Activity cost drivers digunakan untuk mengalokasikan biaya aktifitas ke biaya objek dalam hal ini dapat berupa pesanan pembelian, laporan penerimaan, laporan inspeksi, jumlah sumber daya yang disimpan, pembayaran, jam kerja langsung, jam mesin, waktu setup dan waktu siklus manufaktur. Pada akhirnya activity cost drivers harus dapat menjelaskan mengapa biaya aktifitas dapat naik ataupun turun. Setelah biaya dari masing-masing aktifitas dan penyebabnya diketahui activity cost drivers dapat digunakan untuk menentukan produk yang mana mengkonsumsi aktifitas.

Keuntungan dan Keterbatasan dari Activity Based Costing


Keuntungan
ABC menyediakan perkiraan tentang biaya produksi yang lebih akurat dan lebih informatif, yang pada akhirnya akan menuju pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan kemampuan yang lebih baik untuk mengambil keputusan strategis dalam hal penentuan harga,lini produk, pelanggan, dan pengeluaran kapital. ABC menyediakan pengukuran yang lebih akurat mengenai aktifitas yang menimbulkan biaya, sehingga para manager akan terbantu untuk meningkatkan kualitas produk dan peningkatan nilai proses sehingga dapat dihasilkan keputusan produk yang lebih baik, kemampuan mengontrol biaya. ABC mempermudah manager dalam mengakses informasi biaya yang relevan untuk dapat mengambil kmeputusan bisnis sehingga produknya menjadi lebih kompetitif.

Keterbatasan Activity Based Costing


Allocation, ada beberapa biaya yang mungkin perlu dialokasikan pada suatu departemen dan pengukuran volume terhadap produk hal ini dikarenakan adanya penemuan spesifik aktifitas yang menyebabkan ketidak akuratan biaya penggunaan. Omission of cost, ABC berasal dari penganalisisan beberapa biaya yang diidentifikasikan dengan spesifikasi produk. Aktifitas dapat menyebabkan pemasukan bagi biaya pemasaran, periklanan pencarian dan pengembangan, teknik produk dan permasalahan yang ditimbulkannya. Expense and time, sistem ABC adalah suatu sistem yang sangat mahal untuk dikembangkan, diimplementasikan dan banyak menghabiskan waktu, seperti inovasi managemen atau sistem perhitungan.

Perbandingan Ssistem Pembiayaan Tradisional dengan Activity Based Costing Sistem Activity Based Costing merupakan biaya dalam produk yang termasuk aktifitas. Faktor biaya overhead dapat ditugaskan pada kelompok biaya yang sejenis atau pusat aktifitas pada suatu departemen. Proses tersebut terdiri dari 3 (tiga) langkah: Pertama, biaya yang dikeluarkan untuk persamaan atau beberapa resources driver sebagai penugasan kelompok biaya yang sama atau pada pusat aktifitas. Kedua, rata-rata biaya overhead dialokasikan untuk pusat aktifitas lainnya terhadap pemilihan activity cost drivers. Ketiga, biaya overhead merupakan penugasan produk lainnya dengan berbagai penggunaan dari rata-rata biaya overhead.

ACTIVITY BASED MANAGEMENT Apa yang dimaksud Management? dengan Activity Based

Secara umum, Activity Based Management dapat meningkatkan baik nilai yang diterima oleh pelnggan dan keuntungan bagi perusahaan. Secara lebih spesifik Activity Based Management adalah managemen dari aktifitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh custumers dan sekaligus keuntungan yang diterima oleh perusahaan dari nilai tersebut. ABM menggunakan banyak data dari hasil pengolahan data ABC sebagai sumber informasinya.

Keuntungan utama dari ABM yaitu: AMB mengukur tingkat aktifitas dari kunci proses bisnis dan aktifitas serta mengidentifikasi bagaimana cara meningkatkannya untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai yang diperoleh pelanggan. ABM memperbaiki fokus managemen dengan cara mengalokasikan sumber-sumber daya untuk kunci aktifitas yang memiliki nilai tambah, pelanggan, dan produk dan mempertahankan daya saing perusahaan dengan memakai metode continious improvment.

Activity Based Management menggunakan analisa cost driver, analisa aktifitas dan pengukuran kinerja. Yang termasuk kegiatan Cost Drivers Analisys adalah: pengujian, penghitungan, dan penjelasan efek dari cost driver. Tujuannya adalah untuk mencari akar masalah dari biaya aktifitas. Alat-alat yang dapat digunakan seperti: bench marking, cause and effect diagram serta pareto diagram.

Bench marking merupakan proses praktek terbaik dari seluruh industri yang ada untuk dapat mengidetifikasi cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan dari segi tugas, aktifitas dan proses. Cause effect diagram memetakan sejumlah penyebab yang menimbulkan suatu aktifitas, proses, permasalahan atau hasil yang diinginkan. Pareto diagram merupakan alat management yang menunjukkan bahwa 20% dari enyebab cost drivers menimbulkan hasil sebesar 80% dari keseluruhan total biaya.

Cooper dan kaplan telah mengklasifikasikan aplikasi ABM dalam 2 kelompok yaitu: 1. ABM Operasional Melaksanakan hal dengan benar ataupun menjalankan aktifitas secara efisien yang tujuan akhirnya untuk mengefisiensikan dan meningkatkan utilitas penggunaan asset sehingga dapat menurunkan biaya. ABM operasional ini dilaksanakan dalam bentuk teknik-teknik management seperti activity management,business process reengineering, total quality management, dan performance measurement. 2. ABM Strategies Melaksanakan peekerjaan sesuai dengan porsinya atau memilih aktifitas mana yang cocok dilaksanakan yang pada akhirnya menjadi suatu usaha untuk meingkatkan permintaan ataupun meningkatkan profitabilitas sambil berasumsi bahwa efisiensi dan aktifitas harus tetap stabil. ABM strategis dalam pelaksanaan bisa berbentuk: perancangan produk, lini produk dan customers mix, pemasok, kerja sama, hubungan konsumen (biaya, ukuran order, mengantaran, pengepakan, dan lain sebagainya), segmentasi pasar, dan saluran distribusi.

Aktivitas yang Bersifat Value Added dan NonValue Added Activity Based Management mengidentifikasikan aktivitas mana yang bisa dieliminasikan guna menjamin aktivitas yang diperlukan bisa dilaksanakan. Untuk memperbaiki operasi dari manajemen haruslah dicari aktivitas mana yang tidak begitu perlu, menentukan biaya untuk menjalankan aktivitas tersebut, dan mengurangi tingkat dari biaya atau bahkan menghilangkannya saja. Berikut adalah serangkaian aktivitas yang tergolong memiliki Value Added dan Non-Value Added.

Aktivitas yang Tergolong Value Added dan Non-Value Added.

Aktivitas Mendesain produk Mengeset Menunggu Memindahkan Memproses Mengerjakan Ulang

Value Added X

Non-Value Added

X X X X X

Memperbaiki
Menyimpan Menginspeksi Mengantarkan produk X

X
X X

Value-added activity adalah aktivitas yang dapat memberikan kontribusi terhadap nilai pelanggan dan kepuasannya ataupun memenuhi kebutuhan organisasi. Contohnya: merancang produk, memproses dengan menggunakan tenaga kerja langsung, menambahkan material langsung, memproses dengan mesin, dan mengantarkan produk jadi. Non-value added activity tidak memberikan kontribusi terhadap nilai pelanggan ataupun dalam memenuhi kebutuhan organisasi. Contohnya termasuk melakukan setting mesin, memindahkan, menunggu, memperbaiki, melakukan inspeksi dan menyimpan.

Aplikasi dalam Industri Manufaktur

Activity Based Costing (ABC) pada awalnya dikembangkan untuk digunakan dalam industri manufaktur. Banyak perusahaan manufaktur, seperti HewlettPackard dan Advanced Micro Devices, telah berhasil mengimplementasikan ABC dan sistem manajemennya.

Penerapan ABC di Hewlett-Packard


Roseville Network Division (RND) di HewlettPackard (HP) merupakan salah satu divisi yang menggunakan ABC. Dikarenakan produk yang dihasilkan RND terus bertambah jumlahnya tapi terus berkurang lama sikulus hidupnya, pengembangan produk-produk baru dan proses produksinya merupakan hal-hal penting yang dapat menjamin keberhasilan divisi ini. Sistem pembiayaan yang digunakan, bagaimanapun juga , tidak dapat memberikan informasi yang cukup bagi manajer untuk bisa membandingkan biaya produksi dari berbagai macam produk.

Sistem pembiayaan RND yang memfokuskan pada biaya proses produksi seperti: aktivitas yang berbeda dari divisi. Sistem ABC dimulai hanya dengan dua cost driver yang berbeda yaitu jam tenaga kerja langsung dan jumlah insertions. Pada saat ini telah memiliki sembilan cost driver yang berbeda yaitu: Jumlah insertions axial, Jumlah insertions yang radikal, Jumlah DIP insertions, Jumlah Insertions manual, Jumlah jam pengetesan, Jumlah solder joints, Jumlah boards, Jumlah bagian, Jumlah slot.

Manajer teknik di RND merasa amat senang dengan penerapan sistem ABC yang mana sangat mempengaruhi perancangan produk. Sebagai contoh, sekarang menjadi jelas insertions manual 3x lebih mahal daripada insertions otomatis, rancangan dapat diubah untuk bisa menggunakan insertions otomatis lebih banyak lagi. Sistem ini jelas sekali memiliki efek yang dapat mempenagruhi kebiasaan dalam merancang produk.

Penerapan di Advanced Micro Devices


Advanced Micro Devices (AMD) melakukan proyek ABC-nya yang pertama pada suatu fasilitas test dan perakitan di Penang, Malaysia. Sistem ABC yang baru mengidentifikasikan distorsi biaya produk yang signifikan (untuk yang bervolume tinggi, produk sederhana diperkirakan membutuhkan biaya 20-30 persen lebih besar, sedangkan produk dengan volume rendah, produknya kompleks biasanya diperkirakan memiliki biaya 600-700 persen lebih rendah dari seharusnya.) ABC memberikan kemampuan pada manajemen AMD kemampuan untuk membuat basis yang lebih akurat untuk menentukan harga transfer diantara pabrik dan divisi lainnya. Beberapa kunci cost driver yang berdasarkan nonvolume yakni: 1) lini item produk (untuk proses penjadwalan dan aktivitas setup), 2) masalah kualitas yang mengganggu (untuk beberapa aktivitas), 3) penurunan jumlah produk di bawah titik tertentu & aktivitas peningkatan kualitas.

Tingginya nilai pengeluaran yang ditimbulkan oleh rendahnya penetapan biaya-biaya nonvolume pada sistem pembiayaan yang lama dapat mengalokasikan semua pengeluaran produk dengan menggunakan jam tenaga kerja dan jam mesin. Kesuksesan proyek ini dengan jelas ditunjukkan oleh manajer keuangan, yang menyatakan, ABC telah memberikan AMD dengan sistem pemecahan masalah biaya yang dapat memungkinkan dan mendukung strategi AMD dalam mengatur pertumbuhan keuntungan.

Aplikasi dalam Bidang Pemasaran dan Administrasi


ABC juga dapat diaplikasikan dalam kegiatan administrasi seperti halnya akuntasi, pengolahan data, personalia, kualitas, pencetakan dan duplikasi, keamanan, perawatan, dan jasa administrasi, dalam kegiatan pemasaran, seperti pengiklanan, penjualan, pemenuhan pesanan, pengiriman, pergudangan, serta proses kredit dan penagihannya. Untuk bisa mengapilkasikan ABC dalam bidang pemasaran, manajemen akuntansi menghitung biaya pemasaran hingga ke lajur biaya; lalu menyelidikinya hingga ke lini produk dan wilayahnya untuk mengukur besar keuntungan. Penentuan biaya produk dengan ABC dapat terus dikembangkan penggunaannya hingga ke analisis keuntungan pelanggan. Tujuan utama dari analisis ini berpusat pada penjualan, umum, dan biaya administrasi. Ia menganalisa dan mengidentifikasi cost driver mana yang paling sesuai.

Analisa keuntungan pelanggan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Pelanggan mana yang menghasilkan keuntungan terbesar ? Apakah pelanggan besar selalu menghasilkan keuntungan lebih besar dari pelanggan kecil ? Apakah kita harus menyediakan kelas tertentu bagi pelanggan, atau haruskah kita melaksanakan bisnis untuk semua kelas pelanggan ? Tipe pelanggan yang bagaimanakah yang harus kita tuju dan yang tidak ?

AT&T beralih ke ABC setelah membagi-bagi dirinya menjadi beberapa unit bisnis dengan fokus yang lebih kuat. Pembagian dan deregulasi harga telah membuat pengertian bertambah baik serta meningkatkan kemampuan mengatur biaya, daripada hanya mengalokasikannya begitu saja, yang sangat kritis bagi AT&T. hasilnya, manajer AT&T mengimplementasikan ABC untuk membantu mereka dalam memahami aktivitas mana yang dapat memajukan bisnis mereka. Pusat billing bisnis dipilih sebagai tempat pertama penerapan ABC. Aktivitas di tempat ini meliputi monitoring terhadap pencatatan tagihan, mengedit cek, memvalidasi data, mengoreksi kesalahan dan mencetaknya, menyortir, mengirimkan tagihan ke pelanggan. Sebuah tim lintas fungsi telah menyiapkan flowchart mengenai operasi bisnis perusahaan yang mengidentifikasikan hubungan antara sumber daya dan aktivitas, antara aktivitas dan proses, dan antara hasil proses dengan jasa yang diberikan terhadap semua pelanggan.

Biaya jasa yang disediakan untuk tiap tipe pelanggan yang berbeda ditentukan dengan cara mengidentifikasikan aktivitas dan cost driver yang digunakan setiap tipenya. Perusahaan memilih beberapa jenis cost driver, dimana didalamnya termasuk pelanggan yang diuji, perubahan permintaan, permintaan atas jasa, lokasi tempat tinggal pelanggan, grup resolusi tagihan, jam mencetak, dan jumlah halaman yang dicetak. Manajer AT&T menemukan bahwa model ABC yang dikembangkan dalam penelitian pendahuluan ini amat berguna dalam membantu perusahaan untuk mengatur dan meningkatkan proses operasi internal perusahaan, hubungan dengan suplier, dan tingkat kepuasan pelanggan.

Aplikasi di Bidang Jasa dan Bidang Non-Profit ABC umumnya diaplikasikan pada perusahaanperusahaan manufaktur, dan dapat juga digunakan untuk organisasi jasa dan non-profit. Banyak perusahaan telah mengembangkan dan mengimplementasikan sistem ABC, dimana termasuk diantaranya adalah Alexandria Hospital, Union Pacific Railroads, Auto Ferry Services, Inc., dan lain-lain. Organisasi jasa dan non-profit memiliki karakteristik khusus yang membedakan mereka dengan perusahaan manufaktur. Hasil keluaran seringkali sukar untuk didefinisikan, permintaan untuk produk jasa lebih sulit untuk diprediksi, dan biaya overhead serta biaya tak langsungnya sulit untuk dihubungkan dengan produk ataupun hasil keluaran jasanya.

Activity Based Costing And Strategic Cost Management


ABC amat erat dihubungkan dengan manajemen biaya strategis. ABC mengalokasikan biaya terhadap produk atau pelanggan sesuai dengan sumber daya yang mereka konsumsi. Hal ini menujukkan kegiatan mengkonsumsi sumber daya dan bagaimana produk atau pelanggan memicu terjadinya kegiatan. ABC menjelaskan sebuah perusahaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang mana kinerjanya didesain untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Ia menyediakan informasi bagi para manajer untuk dapat mengatur kegiatan yang dapat meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan dan untuk meraih sasaran strategisnya. Kegiatan ditentukan berdasarkan pilihan strategis. Perusahaan yang sukses meletakkan sumber dayanya pada kegiatan yang bisa menghasilkan keuntungan strategis terbesar. ABC/ABM membantu manajer untuk memahami hubungan antara strategi perusahaan dengan aktivitas dan sumber daya yang diperlukan untuk dapat menjalankan strategi.

Keunggulan dalam hal biaya adalah strategi bisnis untuk menghasilkan keunggulan kompetitif. ABC/ABM memberikan penyelesaian untuk setiap pertanyaan dari strategi cost management, yaitu: Bagaimana perusahaan dapat membandingkan struktur biaya dan keuntungan untuk berkompetisi? Bagaimana pertukaran dari perhitungan tradisional ke sistem ABC dalam hal biaya, perancangan produk, perancangan proses, teknologi dan lini produk? Apa efek dari perbedaan produk ketika perusahaan mengadopsi strategi baru contoh: pertukaran dari produksi massal ke produksi kecil? Apakah perusahaan mampu mengadopsi distribusi sistem keuntungan terbaik untuk suatu produk? Bagaimana ABC dan ABM membantu perusahaan melakukan pertukaran dari strategi yang memiliki persaingan tinggi dengan masa waktu penyelesaiaan produk yang relatif singkat?

Pemberitaan Implementasi
Untuk kesuksesan implementasi ABC/ABM, perhitungan manajemen, teknik dan manufaktur, manager operasi harus bekerjasama dalam sebuah tim dalam hal mengidentifikasikan aktifitas dan cost drivers, termasuk diantaranya financial dan nonfinancial. Tahun 1993, Shields dan McEwen melakukan survey bagi 143 perusahaan, dimana 75% memberikan keuntungan dari implementasi ABC. Ada tujuh faktor untuk mencapai kesuksesan pada implementasi ABC, yaitu: Dukungan dari top management, Hubungan dalam strategi persaingan, kwalitas dan ketepatan waktu, Hubungan evaluasi dan kompensasi kemampuan, Pelatihan, Kepemilikan nonaccounting, Hasil penelitian, Konsensus dan klarifikasi dari tujuan ABC.

Contoh. Perhitungan biaya antara sistem Tradisional dengan sistem ABC Northern High-Tech, Inc, sukses meningkatkan dan menjual dua tipe printers dengan kualitas yang berbeda, yaitu deluxe dan reguler. Diasumsikan bahwa perusahaan mempunyai data biaya dan keuangan untuk dua produk tersebut, yaitu:
Tipe produk Deluxe Reguler

Volume produksi (unit) Biaya penjualan

5000 $400

15000 $200

Biaya tenaga kerja dan material langsung perunit

$200

$80

Biaya tenaga kerja tidak langsung

$25,000

$75,000

Dengan identifikasi budget cost pools dan activity drivers: Kegiatan Engineering Setup Machine Running Deluxe $125,000 $300,000 $1500000 Kegiatan Cost Drivers Jam Engineering Nomor Setup Jam Mesin

Pengepakan

$75,000

Nomor pesanan pengepakan

Total

$2,000,000

Activity Cost Drivers

Activity Consumption Deluxe Regular Total

Jam Engineering Nomor Setup Jam Mesin Nomor pesanan pengepakan

5000 200 50000 5000

7500 100 100000 10000

12500 300 150000 15000

Analisis Biaya Tradisional Total Indirect labor-hours (ILH) Overhead (OH) rata per ILH OH untuk deluxe Biaya Deluxe OH per Unit OH untuk Reguler Biaya Reguler OH per Unit

: 25000 + 75000 : $ 2000000/100000 : $ 20 x 25000 : $ 500000/5000 : $ 20 x 75000 : $ 1500000/15000

= 100000 = $ 20 = $ 500000 = $100 = $ 1500000 = $100

Analisis Profitabilitas Produk pada Sistem Tradisional


Tipe produk Deluxe Reguler

Biaya penjualan per unit Biaya Produk per unit Biaya tenaga kerja dan material langsung perunit

$400

$200

$200

$80

Overhead pabrik Biaya per unit Product Margin

$100 $300 $100

$100 $180 $20

Analisis Sistem ABC Kalkulasi biaya adalah sebagai berikut:


-1 Activity Cost Drivers Jam Engineering -2 Biaya $125,000 -3 Konsumsi Kegiatan 12500 (4) = (2)/(3) Rata-rata Kegiatan $10

Nomor Setup Jam Mesin

300000 1500000

300 150000

1000 10

No. Pesanan pengepakan

75000

15000

Biaya Overhead Deluxe Printer

-1

-2

-3

(4) = (2)x(3)

-5 = (4)/5000

Activity Cost Drivers

Rata-rata Kegiatan $10 1000 10

No. Kegiatan

Total OH

Unit OH

Jam Engineering Nomor Setup Jam Mesin

5000 200 50000

$50,000 200000 500000

$10 40 100

No. pesanan pengepakan

5000

25000

Biaya Overhead Reguler Printer


-1 -2 -3 (4) = (2)x(3) -5 = (4)/15000

Activity Cost Drivers

Rata-rata Kegiatan $10 1000 10 5

No. Kegiatan

Total OH

Unit OH

Jam Engineering Nomor Setup Jam Mesin No. pesanan pengepakan

7500 100 100000 10000

$75,000 100000 1000000 50000

$5 6,67 66,67 3,33

Analisis Profitabilitas Produk pada Sistem Tradisional


Tipe produk Biaya penjualan per unit Biaya Produk per unit Biaya tenaga kerja & material langsung perunit Overhead pabrik Engineering Setups $10 $40 $5 $6,67 $200 $80 Deluxe $400 Reguler $200

Machine Running
Packing Biaya per unit Product Margin

$100
$5 $155 $355 $45

$66,67
$3,33 $81,67 $161,67 $ 38,33

Metode Alokasi
Kegiatan -1 -2 (1) - (2)

Tradisional
Deluxe Total Overhead Biaya Overhead per unit Unit Margin Reguler Total Overhead Biaya Overhead per unit Unit Margin $1,500,000 $100 $20 $500,000 $100 $100

ABC

Perbedaan

$775,000 $155 $45 $1,225,000 $81,67 $38,33

($275,000) ($55) $55 $275,000 $18,33 ($18,33)

Anda mungkin juga menyukai