Anda di halaman 1dari 19

1.

2.
3. 4.

5.
6. 7.

8.

Abdul Hadinussobur Anindya Safitri Baiq Salmiah Bella Intan Garmania Febrian Deni Cahya M. Syariful Aklam Sahla Alaydrus Suhaebatul Aslamiah.

Wahai sekalian manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah. (Q.S. al-Baqarah : 168-169)

168

Seruan kepada segenap manusia

Makan dari makanan yang halal

Halal Zatnya

Halal Hakikatny a

Makan Makanan yang baik Larangan mengikuti langkah-langkah setan

Pada surah Al-Baqarah Ayat 169 diawali dengan kata seruan Wahai Manusia . Dengan demikian ayat ini bersifat umum, yaitu di tujukan kepada segenap manusia. Manusia di beri karunia dari Allah swt. Berupa makanan dan minuman dimuka bumi dengan melimpah. Namun, yang boleh dikonsumsi manusia adalah yang halal . Yang dimaksud dengan halal adalah makanan yan dibolehkan agama dari segi hukumnya, baik halal zatnya maupun halal hakikatnya.

Halal zatnya adalah makanan yang zatnya dibolehkan oleh agama

Halal Hakikatnya adalah makanan yang didapat dan diolah dengan cara yang benar menurut agama.

Adapun makanan yang baik dapat dipertimbangjan dengan akal dan ukurannya untuk kesehatan. Artinya makanan yang baik adalah yang berguna dan tidak membahayakan bagi tubuh manusia dilihat dari sudut kesehatan. Maka, makanan yang baik lebih bersifat kondisional, tergantung situasi dan kondisi manusia yang bersangkutan. CONTOH : Si A mengidap penyakit darah tinggi, dia tidak diperkenankan makan daging kambing. Padahal daging kambing itu halal hukumnya, tapi karena akan berdampak negatif terhadap penyakit darah tingginya maka daging kambing tersebut menjadi tidak baik, khusus untuk si A walaupun itu halal. Sedangkan untuk yang lain tidak ada halangan untuk memakannya.

Pada akhir Ayat ini, Allah swt Mengingatkan manusia agar tidak mengikuti langkah;angkah setan. Keinginan setan bagaimana supaya manusia mengingkari nikmat Allah swt. Jiwanya menjadi keras dan kasar, serta makanan yang masuk ke perutnya adalah makanan yang tidak halal. Orang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya akan berdampak tidak baik bagi ibadahnya. Orang yang mengikuti jejak syaitan, dengan melanggar ketentuan-ketentuan Allah swt. berarti dia telah menipu dirinya sendiri dan sebagai pendurhaka.

169

Ayat ini berisi alasan mengapa Allah (di ayat sebelumnya) melarang orang beriman mengikuti langkah-langkah syetan.

Perangkap setan untuk menjerumuskan manusia

Allah swt. Melarang manusia mengikuti langkah-langkah syetan karena syetan itu memerintahkan manusia untuk : (1)melakukan hal-hal yang buruk dan keji atau amoral, dan (2) membicarakan sesuatu dengan mengatasnamakan Allah padahal tidak punya ilmu mengenai sesuatu tersebut.

Ayat ini eratkaitannya dengan ayat sebelumnya, yaitu antara makanan dan godaan setan. Setan Masuk mealaui segala pintu menurut tingkatan orang yang dimasukinya. Kebanyakan adalah karena mencari makanan pengisi perut. Demi memperoleh makanan, manusia mau melakukan apa saja , termasuk cara-cara yang dilarang agama. Semua itu adalah perangkap setan untuk menjerumuskan manusia.

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atas mu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakanya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

172

Orang-orang beriman

Perintah memakan makanan yang baik

Perintah untuk bersyukur kepada Allah

Pada ayat 172, Allah swt. Menyuruh para hamba-Nya yang beriman untuk memakan yang baik dari rezeki yang telah di karuniakan kepada mereka. Oleh karena itu , mereka hendaknya selalu bersyukur kepada-Nya jika mengaku sebagai hambaNya. Antara bersyukur dan beribadah erat kaitannya. Ibadah merupakan manifestasi syukur. Misalnya, nikmat makanan atau harta untuk kebaikan, seperti untuk membangun sarana ibadah, menolong orang yang kelaparan, dan membangun masjid.

173

Penjelasan mengenai jenisjenis makananan yang di haramkan

1) Bangkai ialah nama binatang yang mati, bukan karena disembelih secara syara. Terkadang bangkai itu binatang yang mati dengan sendirinya bukan sebab manusia. Meskipun juga terkadang karena ulah manusia tetapi tidak melalui penyembelihan yang disyariatkan. Yang dimaksud haramnya bangkai hanyalah soal memakannya. Adapun memanfaatkan kulit, tanduk, tulang atau rambutnya tidaklah terlarang. Rasulullah SAW bersabda: : : mengapa tidak kamu ambil kulitnya, kemudian kamu samak dan memanfaatkan? Para sahabat menjawab, itu kan bangkai. Maka jawab Rasulullah, yang diharamkan itu hanyalah memakannya. Hadis tersebut menjelaskan bahwa menyamak kulit itu sama dengan menyembelih untuk menjadikan kulit itu menjadi halal.

2) Darah yang mengalir sangat berbahaya, sebab darah itu kotor atau mengandung penyakit, sehingga pengharaman darah itu didasarkan pada kotornya darah atau mengandung penyakit. 3) Daging babi yaitu seluruh yang dapat dimakan daripada tubuh babi, baik daging, lemak, ataupun tulangnya yang dicincang bersama dagingnya. Belakangan ini ada orang-orang yang memperdebatkan keharamannya. Mereka berpendapat cacing pita yang amat berbahaya, yang menurut penelitian memang terdapat di dalam daging babi kini oleh kemajuan ilmiah telah dapat dihilangkan. Oleh sebab itu, babi tidak lagi haram. Demikianlah pendapat mereka. Bukan merupakan suatu hal yang mustahil kalau masih terkandung bahayabahaya lain yang belum ditemukan di dalam babi. Maka, sudah sepatutnya kita memisahkan diri dari pendapat yang sesat dan kita beralih menuju kepada pendapat yang benar. Serta, kita mengharamkan apa yang diharamkan dan menghalalkan apa yang dihalalkan oleh Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

4) Adapun keharaman suatu yang disembelih sambil menyebutkan nama selain Allah, tidaklah ini diharamkan karena zatnya tetapi disebabkan oleh ketidaktulusan jiwa dan tidak adanya kebulatan tujuan, maka zat tersebut tergolong kepada yang najis dan menyekutukan Allah.

) ( barang siapa yang dalam keadaan terpaksa, maka memakan hal-hal yang telah Allah haramkan karena memang sudah tidak ada pilihan lain, dan jika tidak memakan barang tersebut akan mendapatkan kesukaran, bahkan kematian maka hal itu dibolehkan. Tetapi dengan syarat, tidak menginginkan dan tidak melebihi kebutuhan yang selayaknya. [sebenarnya mereka tidak ingin makan makanan yang diharamkan tetapi hanya sekedar untuk menyelamatkan jiwanya. Adapun memakan yang lebih dari itu hukumnya tetap haram. Ini kehendak Allah dan Allah tidak memberatkan seorang hamba lebih dari pada kesanggupannya

Dari Miqdam r.a. dari Rasulullah saw., beliau bersabda, tidak ada makanan yang dimakan seseorang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Dawud a.s selalu makan dari hasil usahanya sendiri.

Hadis ini menegaskan bahwa sebaik-baik rezeki atau makanan yang dimakan seseorang adalah hasil dari usahanya sendiri. Yang dimaksud hasil usahanya sendiri adalah hasil kerja keras dengan jalan yang baik dan benar, tidak dengan jalan memiinta-minta atau mengambil jalan pintas yang dilarang agama, seperti mencuri,merampok dan menipu. Pada hadis ini Nabi Muhammad saw, memberikan contoh bahwa nabi Dawud a.s pun makan dari hasil usahanya sendiri.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Dawud a.s. bekerja sebagai tukang besi, Nabi Adam a.s. bekerja sebagai petani. Nabi Nuh a.s bekerja sebagai tukang kayu. Dan Nabi Musa a.s. bekerja sebagai pengembala kambing.

Anda mungkin juga menyukai