Anda di halaman 1dari 23

PRINSIP-PRINSIP HUKUM

Untuk memahami implementasi hukum dalam pembangunan kota dan wilayah, terlebih dahulu harus mengenal prinsip-prinsip yang berlaku dalam ranah hukum dan perundangan.

MASYARAKAT DAN KAIDAH HUKUM

Menurut kodrat alam, dimanapun dan pada jaman apapun, manusia selalu hidup berkelompok, karena itu disebut makhluk sosial. Sebagai individu, manusia tidak bisa mencapai segala apa yang diinginkannya tanpa bantuan atau bekerjasama dengan orang lain manusia satu dengan yang lain saling membutuhkan. Kehidupan sosialnya berbeda-beda untuk berbagai tingkatan: rumah tangga keluarga suku bangsa bangsa warga dunia. Wadah kehidupan sosial itu dapat berbentuk : rumah kampung desa kota daerah negara wilayah komunitas internasional (PBB). Sadar atau tidak, manusia dipengaruhi oleh peraturan-peraturan hidup bersama yang membatasi dan mengatur hubungan antar manusia. Peraturan-peraturan tersebut memberi batasan perbuatan mana yang boleh dilakukan dan mana yang harus dihindari. Peraturan-peraturan hidup itu disebut peraturan hidup kemasyarakatan. Antara lain mengatur ; perkawinan, perdagangan, pergaulan, penipuan, pembunuhan, dan lainnya. Peraturan hidup kemasyarakatan yang bersifat mengatur dan memaksa untuk menjamin tata tertib dalam masyarakat, dinamakan kaidah hukum.

DEFINISI HUKUM

Definisi tentang hukum adalah sangat sulit untuk dibuat karena tidak mungkin mengadakannya sesuai dengan kenyataan (van Apeldoorn). Namun demikian harus ada satu pedoman yang digunakan sebagai pegangan untuk mempelajari hukum. Menurut Utrecht (1953), hukum adalah himpunan peraturan-aturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu. Hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu (Tirtaamidjaja). Kumpulan peraturan dan aturan yang terdiri dari norma dan sangsi (Amin, SM).

UNSUR-UNSUR HUKUM Meliputi : Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pargaulan masyarakat. Peraturan itu diadakan oleh badan resmi yang berwajib. Peraturan itu bersifat memaksa. Sangsi terhadap pelanggaran peraturan adalah tegas. SIFAT-SIFAT HUKUM Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa supaya masyarakat mentaatinya; dan memberikan sangsi yang tegas (berupa huk uman) terhadap siapa yang tidak mematuhinya. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak. Hukum yang mengatur atau hukum pelengkap, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.

CIRI-CIRI HUKUM :
Adanya perintah dan/atau larangan. Perintah dan/atau larangan itu harus patuh ditaati setiap orang. Jika tidak akan terkena pidana. Jenis pidana : Pidana pokok Pidana tambahan

JENIS PIDANA : Pidana Pokok, terdiri dari : Pidana mati Pidana penjara: - Seumur hidup - Sementara (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya satu tahun) atau pidana penjara waktu tertentu. Pidana kurungan, sekurangnya satu hari dan setinggi-tingginya satu tahun. Pidana denda Pidana Tambahan, terdiri dari: Pencabutan hak-hak tertentu Penyitaan barang-barang tertentu Pengumuman keputusan hakim

TUJUAN HUKUM

Berbagai pendapat pakar hukum mengenai tujuan hukum :


Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan yang terdapat di dalam masyarakat tersebut (Prof. Kansil). Hukum mengabdi pada tujuan negara yang pada pokoknya adalah: mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya (Prof. Subekti). Tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai (Prof. Van Apeldoorn).

HUKUM SIPIL DAN HUKUM PUBLIK


Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam : Hukum Sipil atau Hukum Privat Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan perorangan. Hukum Sipil terdiri dari : - Hukum Sipil dalam arti luas; yang meliputi hukum perdata dan hukum dagang. - Hukum Sipil dalam arti sempit; yang meliputi hukum perdata saja.

Hukum Publik atau Hukum Negara Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dan alat-alat perlengkapannya, atau hubungan antara Negara dengan perorangan (warga negara).

Hukum Publik terdiri dari :

Hukum Tata Negara, yaitu hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintah suatu begara serta hubungan kekuasaan antara alat-alat perlengkapan satu sama lain, dan hubungan antara Negara (Pemerintah Pusat) dengan bagian Negara. Hukum Adminstrasi Negara (Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata Pemerintahan); yaitu hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat perlengkapan negara. Hukum Pidana; yaitu hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnay serta mengatur bagaimana cara mengajukan perkara ke pengadilan. Hukum Internasional, terdiri atas: Hukum Perdata Internasional; mengatur hubungan hukum antara warga negara suatu negara dengan warga negara lain dalam hubungan internasional. Hukum Publik Internasional (Hukum Antar Negara); mengatur hubungan antara satu dengan negara lain dalam hubungan internasional.

SUMBER HUKUM

Sumber hukum materiel, misalnya kegiatan ekonomi atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Sumber hukum formal, antara lain adalah: Undang-undang (statute) Kebiasaan (costum) Keputusan hakim (jurisprudentie) Traktat (treaty) Perdapat pakar hukum (doktrin) Di antara sumber hukum di atas, yang akan ditinjau adalah undangundang.

UNDANG-UNDANG

PENGERTIAN Undang-undang adalah peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh negara. UNDANG-UNDANG DALAM ARTI FORMAL DAN MATERIEL (Buys) Undang-undang dalam arti formal, adalah setiap keputusan Pemerintah yang memerlukan undang-undang karena cara pembuatannya. Dalam hal ini pembuatannya dilakukan oleh Pemerintah dan Parlemen. Undang-undang dalam arti material, ialah setiap keputusan pemerintah yang menurut isinya mengikat langsung setiap warganya.

SYARAT BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG Syarat mutlak berlakunya undang-undang ialah diundangkan dalam Lembaran Negara (LN) oleh Menteri/Sekretaris Negara.

Mulai berlakunya undang-undang menurut tanggal yang disebutkan dalam UU tersebut. Jika tidak disebutkan, maka UU tersebut mulai berlaku 30 hari sesudah diundangkan dalam LN untuk Jawa dan Madura; dan untuk daerah lain 100 hari sesudah diundangkan.
Sesudah diundangkan, berlaku fictie dalam hukum, yaitu Setiap orang dianggap mengetahui adanya suatu undang-undang.

BERAKHIRNYA KEKUATAN BERLAKU SUATU UNDANG-UNDANG Undang-undang tidak berlaku lagi jika : Jangka waktu berlaku yang ditentukan oleh undang-undang tersebut telah lewat. Keadaan atau hal untuk mana undang-undang itu diadakan, sudah tidak ada lagi. Dengan tegas dicabut oleh instansi pembuat atau intansi yang lebih tinggi. Telah diadakan undang-undang baru yang isinya bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.

LEMBARAN NEGARA DAN BERITA NEGARA Lembaran Negara (disingkat LN), ialah suatu Lembaran (kertas) tempat mengumumkan semua peraturan negara dan pemerintah agar sah berlaku. Penjelasan Undang-undang dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara. Cara menulis : L.N. Tahun 1992 Nomor 115 atau LN 1992/115 Isinya Undang-undang No. 24 Tahun 1992. Pada jaman Hindia Belanda, Lembaran Negara disebut Staatsblad. Peraturan Daerah diundangkan dalam Lembaran Daerah. Berita Negara ialah suatu penerbitan resmi Departemen Kehakiman atau Sekretariat Negara yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan peraturan-peraturan negara dan pemerintah, dan memuat surat-surat yang dianggap perlu.

ASAS-ASAS PERATURAN PERUNDANGAN


Asas 1 : Undang-undang tidak berlaku surut. Arti dari asas ini adalah, bahwa undang-undang hanya boleh dipergunakan terhadap peristiwa yang disebut dalam undang-undang tersebut, dan terjadi setelah undang-undang itu dinyatakan berlaku. Asas 2 : Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

Asas 3 ; Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang yang bersifat umum, jika pembuatnya sama (Lex specialis derogat lex generalis).
Asas 4 : Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu (Lex posteriore derogat lex priori). Maksudnya adalah, bahwa undangundang yang lebih dulu berlaku dimana diatur suatu hal tertentu, dinyatakan tidak berlaku lagi jika undang-undang baru yang mengatur hal tersebut diundangkan. Asas 5 : Undang-undang tidak dapat diganggu gugat. Asas ini tidak terdapat dalam UUD 1945. Bagaimana pada era reformasi ?

SYARAT-SYARAT UNDANG-UNDANG
Agar pembuat Undang-undang tidak sewenang-wenang, ataupun agar undangundang itu sendiri tidak menjadi huruf mati (black-letter-law) sejak diundangkan, maka perlu dipenuhi beberapa syarat, antara lain : Syarat keterbukaan, yaitu bahwa sidang-sidang di DPR dan perikelakukan eksekutif dalam pembuatan undang-undang diumumkan, dengan harapan akan adanya tanggapan dari warga masyarakat yang berminat. Memberikan hak kepada warga masyarakat untuk mengajukan usul kepada penguasa melalui cara, antara lain: Penguasa mengundang mereka yang berminat untuk menghadiri pembicaraan penting menyangkut suatu peraturan di bidang tertentu. Departemen mengundang organisasi tertentu untuk memberikan usul tentang rancangan undang-undang tertentu. Acara dengar pendapat (hearing) di DPR. Pembentukan komisi-komisi penasehat yang terdiri dari tokoh dan ahli terkemuka.

HIRARKI PERATURAN PERUNDANGAN


Tata urutan peraturan perundangan menurut Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 yo, Ketetapan MPR Nomor V/MPR/1973 : UUD 1945 Ketetapan MPR Undang-undang dan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undangundang (Perpu) Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan-peraturan pelaksana lainnya.

Tata urutan tersebut telah diganti dengan Ketetapan MPR-RI No. III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundangan, sebagai berikut : Undang-undang Dasar 1945 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Undang-undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan Daerah

Tata urutan menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, adalah: Undang-undang Dasar 1945 Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Daerah, yang meliputi: Peraturan Daerah Propinsi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Peraturan Desa/peraturan yang setingkat

Dasar hirarki tersebut adalah asas : bahwa peraturan yang lebih rendah, tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

JENIS PERADILAN DI INDONESIA


Menurut UU No.4 tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman, lembaga peradilan tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agung (MA) sedangkan lembaga peradilan lainnya yang berada dibawahnya adalah : 1. 2. 3. 4. Peradilan Umum (pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi Negeri), Peradilan Agama (Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama) Peradilan Tata Usaha Negara (Pengadilan Tata Usaha Negara) Peradilan Militer (Pengadilan Militer dan Mahkamah Militer)

Selain itu masih ada : 1. Lembaga peradilan adat; namun tidak berlaku secara nasional 2. Mahkamah Konstitusi (MK) 3. Komisi Yudisial (KY).

HAKIM MAHKAMAH AGUNG

HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI

HAKIM PENGADILAN NEGERI

HAKIM PTUN

HAKIM PERADILAN AGAMA

HAKIM PERADILAN MILITER

PERADILAN ADAT SUKU DAYAK

Anda mungkin juga menyukai