Nama : An. K. R
Tempat dan Tanggal Lahir Nama Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ibu Alamat Tanggal Masuk RS
00264312
: Tn. D : Swasta : Ny. U : Ibu Rumah Tangga : 21 Januari 2012 Jam 12.01
Tanggal : 21 Januari 2012 Anamnesis di Bangsal Melati KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN 1. : Demam :-
Riwayat penyakit sekarang 1 HSMRS : Pasien demam sumer-sumer pada malam hari, kemudian keesokan harinya demam semakin tinggi. Saat demam pasien tidak mengigil, mengigau (-), kejang (-). Batuk (-), pilek (-), BAB (+), BAK (+). Mual (-) muntah (-), nafsu makan sedikit menurun, minum seperti biasa. Lalu pasien dibawa ke puskesmas untuk berobat. Setelah itu pasien minum obat, tapi demamnya masih tinggi dan pasien terlihat pucat. HMRS : Pasien dibawa ke IGD RSUD karanganyar dengan keluhan demam tinggi (+). Pasien sempat kejang 1x selama 3 menit dan kejang pasien seluruh tubuh saat berada di IGD RSUD Karanganyar. Tak lama setelah kejang pasien sadar kemudian menangis. Keluhan lain seperti mual (-), muntah (-), nafsu makan berkurang (+), minum (+), batuk (-), pilek (-), BAB (+), BAK (+) baik.
2.
Riwayat asma
Riwayat kejang tanpa demam
: disangkal : disangkal
NO RM :
00264312
PEMERIKSAAN JASMANI
NO RM :
00264312
PEMERIKSAAN OLEH Fungki Pamungkas S, S.Ked PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Vital Sign Nadi : 116 /menit RR Suhu : 24/menit : 37,8 C : compos mentis
Jam 06.00
Status Gizi BB/TB : 8,4 kg/82cm BMI Z scores BMI//U : gizi kurang Kesimpulan : status gizi kurang (menurut WHO) PEMERIKSAAN KHUSUS Kulit Kepala Mata Hidung Mulut Leher Kesan Thorax : petechie (-), sianosis (-). : ukuran normocephal, rambut warna hitam. : mata cowong (-/-), ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-) : mukosa bibir kering (-), sianosis (-). : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-), kaku kuduk (-) : pemeriksaan dalam batas normal : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-) Cor Inspeksi Palpasi Perkusi : ictus cordis tidak tampak : ictus cordis kuat angkat : batas kanan atas batas kiri atas batas kiri bawah Auskultasi Paru
3
: 12,5 kg/m2
: SIC II linea parasternalis dextra : SIC II linea parasternalis sinistra : SIC V linea midclavicula sinistra
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Pemeriksaan Inspeksi Depan Palpasi Perkusi Auskultasi Inspeksi Belakang Palpasi Perkusi Auskultasi
NO RM :
00264312
Kiri Simetris Ketinggalan gerak (-) Retraksi dinding dada (-) Fremitus (n) massa (-) Sonor (+) SDV (+), Rh (-), Wh (-) Simetris Ketinggalan gerak (-) Fremitus (n) massa (-) Sonor (+) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan : Tidak terdapat kelainan pada kepala, leher, jantung, dan kedua lapang paru. Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi Hepar Anogenital : distended (-), sikatrik (-), purpura (-) : peristaltik dbn : timpani (+) : turgor kulit baik, nyeri tekan (-) : tidak teraba membesar : tidak ada kelainan
Kesan : Tidak terdapat kelainan pada abdomen Ekstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-) Tungkai Kanan Gerakan Tonus Trofi Klonus Tungkai Reflek fisiologis Refleks patologis Meningeal Sign : bebas : normal : eutrofi : (-) Kiri bebas normal eutrofi (-) bebas normal eutrofi (-) Lengan Kanan Kiri bebas normal eutrofi (-)
: biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek brachioradialis (+) normal, reflek patella (+) normal, reflek achiles (+) normal : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-) : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
4
NO RM :
00264312
brudzinski IV (-) Sensibilitas : dalam batas normal Kesan : extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN (21 Januari 2013) No Parameter Jumlah 1. Leukosit 21.200 2. Eritrosit 4.040.000 3. Hemoglobin 10,5 4. Hematokrit 35 5. MCV 86,6 6. MCH 27 7. MCHC 32 8. Trombosit 355.000 9. Limfosit 41 10. Monosit 14,9 11. N. Segmen 43,8 Kesan : Terdapat Leukositosis RINGKASAN ANAMNESIS
Nilai Rujukan 5000-10000 /uL 4,0-5,5 / uL 11,5-13,5 g/dl 40-48% 82-92 fl 27-31 pg 32-36 g/dl 150.000-400.000/uL 20-40% 2-8% 33-60%
Pasien laki-laki usia 1 tahun, datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan demam,
Pasien sempat kejang 1x selama 3 menit dan kejang pasien seluruh tubuh saat berada di IGD RSUD Karanganyar. Tak lama setelah kejang pasien sadar kemudian menangis. Keluhan lain seperti mual (-), muntah (-), nafsu makan berkurang (+), minum (+), batuk (-), pilek (-), BAB (+), BAK (+) baik. Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga dan lingkungan yang ditularkan pada pasien. Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik. Pasien mendapatkan ASI eksklusif dan sampai sekarang kualitas makanan baik, kuantitas
makanan cukup.
Imunisasi dasar lengkap berdasarkan PPI, sesuai usia pasien saat ini. Perkembangan dan kepandaian baik. Keadaan sosial ekonomi kurang & kondisi lingkungan rumah cukup.
NO RM :
00264312
KU: CM N : 116x/menit RR : 24x/menit S : 37,8C Status gizi kurang menurut WHO Kulit : petechie (-), sianosis (-) Kepala : normochepal, ca (-/-), si (-/-)
Vital sign
Thorax : cor dan pulmo dalam batas normal Abdomen : nyeri tekan (-), pembesaran hepar (-) Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal
Demam tinggi Kejang 1x selama 3 menit dan kejang pasien seluruh tubuh. Setelah kejang pasien sadar kemudian menangis.
INAKTIF
NO RM :
00264312
RENCANA PENGELOLAAN Rencana Tindakan Nilai dan perbaiki airway, breathing dan circulation Observasi keadaan umum dan vital sign Kompres jika demam Rencana Terapi Infus RL 10 tpm makro Inj Ampisilin 250 mg/8 jam Ottopan sirup 3 x cth Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien. Memberitahu cara pencegahan kejang dengan selalu sedia obat penurun panas. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun saat kejang. Kompres air hangat atau berikan obat penurun panas setiap anak panas Segera bawa anak ke rumah sakit jika anak kejang
PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad sanam : dubia ad bonam : dubia ad bonam Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
NO RM :
00264312
DISKUSI Diagnosis pada pasien ini yaitu Kejang Demam Sederhana. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang Demam Sederhana merupakan kejang demam yang berlangsung singkat kurang dari 15 menit dan umumnya berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik atau klonik tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Dari anamnesis pasien lakilaki berumur 1 tahun datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan demam. Pasien sempat kejang 1x selama 3 menit dan kejang pasien seluruh tubuh saat berada di IGD RSUD Karanganyar. Tak lama setelah kejang pasien sadar kemudian menangis. Keluhan lain seperti mual (-), muntah (-), nafsu makan berkurang (+), minum (+), batuk (-), pilek (-), BAB (+), BAK (+) baik. Di lihat dari gejala klinis pasien, ini mengarah ke diagnosis kejang demam sederhana. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak yang berumur 6 bulan-5 tahun. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang yang didahului demam, maka harus di pikirkan kemungkinan yang lain misalnya adanya infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. Kejang yang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Etiologi Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab dari kejang. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang. Patofisiologi Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat prosesnya adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi sumber energy otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal memmbran sel neuron dapat dilalui dengan
8
NO RM :
00264312
mudah oleh ion kalium dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainnya. Kecuali klorida. Akibatnya konsentrasi kalium dalam sel neuron tinggi dan natrium rendah. Karena perbedaan konsentrasi dan jenis ion dalam dan luar sel maka terdapat perbedaan potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini diperlukan energy dan bantuan enzim Na-K- ATPase. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 1015% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada keadaan peningkatan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun Natrium melalui membran akibatnya terjadinya lepas muatan listrik (Lepas aliran listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak yang menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu. Manifestasi Klinis Kejang demam di klasifikasikan menjadi 2 yaitu : 1. Kejang demam sederhana, ciri-cirinya : Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum tonik dan atau klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam 2. Kejang demam kompleks, ciri-cirinya : Kejang lama > 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang demam. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, kalsium serum, urinalisis, dan biakan darah, urin atau feses. Pungsi lumbal sangat dianjurkan pada anak berusia di bawah 12 bulan, dianjurkan pada anak berusia 12-18 bulan, dan dipertimbangkan pada anak berusia di atas 18 bulan yang dicurigai menderita meningitis.
NO RM :
00264312
Pemeriksaan imaging (CT scan atau MRI) dapat diindikasikan pada keadaan (1) adanya
riwayat dan tanda klinis trauma kepala, (2) kemungkinan adanya lesi struktural di otak (mikrosefali, spastik), dan (3) adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial (kesadaran menurun, muntah berulang, fontanel anterior membonjol, paresis saraf otak VI, edema papil).
Penatalaksanaan 1. Pengobatan fase akut Sering kali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigenasi terjamin. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik. Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepamyang diberikan iv atau intrarektal. Dosis diazepam iv 0,3-0,5 mg/kgbb/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis hentikan penyuntikan tunggu sebentar dan bila tidak timbul kejangjarum dicabut. Bila iv tidak ada berikan diazepam intrarektal 5mg (BB<10kg) atau 10(BB>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat diulang selama 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti lagi berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgbb secara iv perlahan-lahan. Setelah pemberian fenitoin harus dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena. Bila kejang berhenti dengan diazepam lanjutkan dengan fenobarbital diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan 1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun keatas 75 mg secara intramuscular. Efek sampingnya adalah hipotensi, penurunan kesadaran dan depresi pernapasan. 2. Mencari dan mengobati penyebab - Dengan penelusuran sebab kejang dan faktor risiko terjadinya kejang dan dilakukan pengobatan sesuai penyebab 3. Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam - Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang
10
NO RM :
00264312
- Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis, fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis Prognosis Prognosis tergantung pada pengobatan yang tepat dan cepat, maka prognosisnya baik.
DAFTAR PUSTAKA Hassan, et all., 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
11
NO RM :
00264312
Pusponegoro, Hardiono D. 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. IDAI : Unit Kerja Koordinasi Neurologi. Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media aesculapius : FKUI Growth reference 0-2 years. http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/index.html
12
NO RM :
00264312
13