Anda di halaman 1dari 43

Preface

Fenomena perubahan lingkungan bisnis global

Manajemen mencari berbagai strategi baru yang

menjadikan perusahaan mampu bertahan dan berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat dunialah yang mampu bertahan dan berkembang, yaitu perusahaanperusahaan yang fleksibel memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Mulyadi, 2005)

Perubahan lingkungan dan pergeseran

fungsi obyektif perusahaan kepada kepuasan pelanggan menuntut akuntansi manajemen sebagai suatu proses dalam organisasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi bagi para manajer untuk mampu menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi pengambilan keputusan manajemen.

Oleh karena itu perusahaan manufaktur

harus bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan berbiaya rendah. Untuk menghasilkan suatu keputusan tepat, suatu perusahaan harus mempunyai informasi biaya produksi yang akurat dan up-to-date.

Sistem akuntansi biaya tradisional yang

pengalokasian berdasarkan volume produksi (volume-based costing) bagi biaya overhead telah kehilangan relevansinya . Pergeseran dari padat karya ke padat modal. BOP semakin tinggi Adanya distorsi biaya (overcosting atau undercosting)

Tradisional vs ABC
Tradisional : Produk yang membuat biaya timbul ABC : Aktivitas yang membuat biaya timbul

SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL


Perhitungan harga pokok produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk
Dalam sistem biaya tradisional, untuk

membebankan biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level activity drivers), karena ini merupakan faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi.

Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi :

1. Unit yang diproduksi 2. Jam tenaga kerja langsung 3. Tenaga kerja langsung (rupiah) 4. Jam mesin 5. Bahan Langsung

PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD TRADISIONAL

A. Tarif pabrik

B. Tarif departemen

Biaya Overhead Terkait Dengan Non Unit


Penggunaan tarif pabrik ataupun tarif departemen

mengasumsikan bahwa konsumsi produk terhadap sumber daya overhead seluruhnya berkaitan dengan unit yang diproduksi. Tapi bagaimana jika terdapat kegiatan overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit yang diproduksi? Misalnya biaya penyetelan (setup) timbul tiap kali batch diproduksi. Suatu batch terdiri dari 1000 atau 10000 unit dan biaya penyetelan sama. Namun, semakin banyak penyetelan yang dilakukan biaya penyetelan meningkat. Jumlah penyetelan, bukan jumlah unit yang diproduksi, merupakan penyebab biaya penyetelan.

Kelemahan sistem biaya tradisional :


Biaya periode yang terjadi untuk lebih dari satu tidak dapat ditelusur langsung ke unit jasa produk atau departemen tertentu Satu2nya dasar untuk pengendalian adalah perbandingan kinerja dimasa yang lalu dan saat ini

Activity-Based Costing (ABC)


Wayne J. Morse, James R. Davis dan A. L. Hartgraves .Dalam bukunya Management Accounting (1991) memberikan definisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai sistem pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke objek biaya dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya.

Ray H. Ga rrison dalam bukunya Managerial

Accounting (1991) memberikan definisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemicu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa yang dihasilkan tersebut.

Douglas T. Hicks dalam bukunya Activity-Based

Costing for Small and Mid-sized Busines An Implementation Guide (1992) memberikan definisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai suatu konsep akuntansi biaya yang berdasarkan atas pemikiran bahwa produk mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas yang menimbulkan biaya. Dalam sistem biaya ABC ini dirancang sedemikian rupa sehingga setiap biaya yang tidak dapat dialokasikan secara langsung kepada produk, dibebankan kepada produk berdasarkan aktivitas dan biaya dari setiap aktivitas kemudian dibebankan kepada produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas tersebut.

ACTIVITY BASED COSTING (ABC)


Suatu pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa atas dasar konsumsi sumberdaya yang digunakan untuk mendukung aktivitas.

Model Dasar ABC


COST OBJECT (PRODUK/JASA) AKTIVITAS SUMBER DAYA

PENGELOLAAN AKTIVITAS MERUPAKAN PENGELOLAAN TERHADAP AKTIVITAS VALUE ADDED & NON VALUE ADDED DALAM MENGHASIL KAN COST OBJECTIF DGN MENGKONSUMSI SUMBER DAYA

BIAYA MERUPAKAN UKURAN SUMBERDAYA YANG DIKONSUMSI UNTUK MELAKSANAKAN AKTIVITAS DALAM MENGHASILKAN COST OBJECT (PRODUK ATAU JASA)

Hubungan Sistem ABC dengan Proses Bisnis

Manfaat Activity-Based Costing (ABC)


Suatu pengkajian sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk

menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada pengurangan biaya yang memungkinkan.

Sistem biaya ABC dapat membantu dalam

pengambilan keputusan (management decision making) : membuat atau membeli Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continous improvement), melalui analisa aktivitas, sistem ABC memungkinkan tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini berkaitan erat dengan masalah produktivitas perusahaan..

Memudahkan Penentuan biaya-biaya yang kurang

relevan (cost reduction), pada sistem tradisional, banyak biaya-biaya yang kurang relevan yang tersembunyi. Sistem ABC yang transparan menyebabkan sumber-sumber biaya tersebut dapat diketahui dan dieliminasi. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, piliak manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume produksi yang diperlukan untuk mencapai impas (break even) atas produk yang bervolume rendah.

Keunggulan dari Sistem Biaya Activity-Based Costing (ABC)


Biaya produk yang lebih realistik, khususnya pada

industri manufaktur teknologi tinggi dimana biaya overhead adalah merupakan proporsi yang signifikan dari total biaya. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.

Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang (long run variabel

product cost) yang relevan terhadap pengambilan keputusan yang strategik.

Kelemahan ABC
1. Alokasi biaya yang secara praktis mungkin

sulit dilakukan, karena tidak ditemukan aktivitas yng menyebabkan biaya tersebut 2. Mengabaikan biaya dr analisis, yaitu biaya iklan, promosi dan riset. 3. Pengeluaran dana, waktu yang dikonsumsi sistem ABC sangat mahal untuk dikembangkan dan diimplementasikan.

Comparison of ABC and Traditional Costing


ABC
Activity Cost System Hetrogenitas Biaya

Traditional Costing
Unit Cost System Homogenitas Biaya

2 tahap perhitungan

Satu tahap perhitungan

1.Sumber daya ke Aktivitas. 2.Aktivitas ke Produk

1. AKTIVITAS Yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Contoh : pengiriman barang merupakan aktivitas pemasaran
2. SUMBER DAYA Unsur ekonomis yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas karena itu harus dibebankan ke objek biaya. Contoh : upah dan bahan baku sumber daya untuk produksi 3. OBJEK BIAYA Bentuk akhir dimana pengukuran biaya harus dilakukan. Contoh : produk, jasa, pelanggan, listrik, pemasaran 4. COST DRIVER Faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, dapat diukur, digunakan sbg dasar membebankan biaya aktivitas ke cost pool tertentu. Terdapat dua cost driver yaitu RESOURCES DRIVER AND ACTIVITY DRIVER.

a. RESOURCES DRIVER Ukuran kuantitas sumberdaya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Contoh : prosentase luas lantai yang digunakan untuk suatu aktivitas. b. ACTIVITY DRIVER Ukuran frekuansi & intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya, digunakan untuk membebankan dari cost pool ke objek biaya. Contoh : jumlah komponen suku cadang yang berbeda digunakan untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.
5. KAPAN ABC DIPERLUKAN..? ABC SYSTEM MENGHASILKAN PERHITUNGAN KOS PRODUK YG LEBIH AKURAT & MEMBANTU PERUSAHAAN DALAM MENGELOLA KEUNGGU LAN KOMPETITIF, KEKUATAN & KELEMAHAN PERUSAHAAN SECARA EFISIEN.

6. TAHAPAN DALAM PERANCANGAN SISTEM ABC TAHAP 1: MENGIDENTIFIKASI BIAYA SUMBER DAYA DAN AKTIVITAS a. PEKERJAAN YANG ANDA LAKUKAN? b. BERAPA WAKTU YG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN AKTIVITAS? c. SUMBERDAYA YANG DIPERLUKAN? d. INFORMASI YANG MENCERMINKAN KINERJA AKTIVITAS? e. NILAI YANG TERKANDUNG DALAM AKTIVITAS BAGI PERUSAHAN? EMPAT KATEGORI AKTIVITAS DALAM PROSES MANUFAKTUR a. AKTIVITAS BERLEVEL UNIT b. AKTIVITAS BERLEVEL BATCH c. AKTIVITAS UNTUK MENDUKUNG PRODUK d. AKTIVITAS UNTUK MENDUKUNG FASILITAS

TAHAP 2: MEMBEBANKAN BIAYA SUMBERDAYA KE AKTIVITAS a. AKTIVITAS MENIMBULKAN BIAYA SUMBERDAYA b. DRIVER SUMBERDAYA DIGUNAKAN UNTUK MEMBEBANKAN BIAYA SUMBERDAYA KE AKTIVITAS. DRIVER SUMBERDYA UMUMNYA MELIPUTI: METER UNTUK UTILITAS JUMLAH TENAGA KERJA UNTUK PENGGAJIAN/PENGUPAHAN JUMLAH SETUP UNTUK SETUP MESIN JUMLAH PEMINDAHAN BAHAN UNTUK PENANGANAN BAHAN JAM MESIN MENJALANKAN MESIN LUAS LANTAI UNTUK PEMELIHARAAN GEDUNG, KEBERSIHAN TAHAP 3: MEMBEBANKAN BIAYA AKTIVITAS KE OBJEK BIAYA a. MENENTUKAN BIAYA AKTIVITAS PER SATUAN b. MENGUKUR DRIVER AKTIVITAS c. MEMBEBANKAN BIAYA AKTIVITAS KE OBJEK BIAYA (a x b)
a. BIAYA AKTIVITAS PERSATUAN Rp 2.500 b. DRIVER AKTIVITAS 20 SATUAN c. BIAYA YANG DIBEBANKAN SEBESAR Rp 50.000 (Rp 2.500 x 20)

Klasifikasi Aktivitas dlm ABC


1.

Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit (Unit-Level activities) Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Biaya yang timbul karena aktivitas berlevel unit ini dinamakan biaya aktivitas berlevel unit (unit-level activities cost).

Drivers : jam kerja langsung, jam mesin, biaya tenaga kerja langsung, unit.

2. Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch (Batch-Lavel activities) Batch adalah sekelompok produk/jasa yg diproduksi dalam satu kali proses. Aktivitas-aktivitas berlevel batch (batch-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk kedalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerak bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi. Biaya yang timbul akibat dari aktivitas ini adalah biaya aktivitas berlevel batch (batch-level activities), biaya ini bervariasi batch produk yang diproduksi, namun bersifat tetap jika dihubungkan dengan jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap batch.
Drivers : persiapan, jam persiapan, pesanan produksi dan permintaan bahan baku.

3. Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk (Product-Lavel activities).Aktivitas-aktivitas berlevel produk (product-level activities) disebut juga sebagai aktivitas penopang produk (product-sustaining activities) yaitu aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsurnsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk kedalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk. Biaya yang timbul akibat dari aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas berlevel produk (product-level activities cost). Drivers : perubahan desain, jam desain

4. Aktivitas-aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility-Lavel activities) Aktivitas berlevel fasilitas (facility-level activities) disebut juga sebagai aktivitas penopang fasilitas (facilitysustaining activities) adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses manufaktur secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk, namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda, atau dengan kata lain aktivitas ini dilakukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan. Contoh aktivitas ini mencakup misalnya: manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan (landscaping), penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan(PBB), serta depresiasi pabrik. Aktivitas manajemen pabrik bersifat administratif, misalnya aktivitas pengelolaan pabrik, karyawan, dan akuntansi untuk biaya. Biaya untuk aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas berlevel fasilitas (facility-level activities cost). Drivers : luas lantai

CONTOH: SISTEM TRADISIONAL & SISTEM ABC


KETERANGAN
VOLUME PRODUKSI HARGA JUAL PRODUK BIAYA BAHAN LANGSUNG & TENAGA KERJA JAM KERJA LANGSUNG

PRODUK XX
5.000 $ 400 $ 200 25.000

PRODUK YY
15.000 $ 200 $ 80 75.000

PENELUSURAN AKTIVITAS, ACTIVITY DRIVER DAN COST POOL AKTIVITAS


PEREKAYSAAN SETUP PERPUTARAN MESIN PENGEPAKAN

COST POOL
$ 125.000 $ 300.000 $ 1.500.000 $ 75.000 $ 2.000.000

ACTIVITY DRIVER
JAM REKAYASA JUMLAH SETUP JAM MESIN JUMLAH PESANAN

AKTIVITAS YANG DIKONSUMSI:


JENIS AKTIVITAS
JAM REKAYASAAN JUMLAH SETUP JAM MESIN JUMLSH PESANAN

KONSUMSI PRODUK XX
5.000 200 50.000 5.000

KONSUMSI PRODUK YY
7.500 100 100.000 10.000

TOTAL KONSUMSI
12.500 300 150.000 15.000

1. ANALISIS BOP MELALUI PENEDEKATAN TRADISIONAL

TOTAL BIAYA OVERHEAD PABRIK TOTAL JAM KERJA LANGSUNG (25.000 + 75.000) TARIF BIAYA OVERHEAD ($ 2.000.000/100.000 JKL)
1. ANALISISKE PRODUK XX: BEBAN BOP BIAYA OVERHEAD PENDEKATAN TRADISIONAL TOTAL BOP YANG DIBEBANKAN (25.000 x RP $ 20)

: $ 2.000.000 : 100.000 JKL :$ 20 / JKL

:$

500.000

TARIF BOP PRODUK XX ($ 500.000 : 5.000 UNIT)


BEBAN BOP KE PRODUK YY: TOTAL BOP YANG DIBEBANKAN (75.000 x RP $ 20) TARIF BOP PRODUK XX ($ 1.500.000 : 15.000 UNIT)

: $ 100/UNIT : $ 1.500.000 : $ 100/UNIT

2. ANALISIS BOP MELALUI PENDEKATAN ABC


KETERANGAN
JAM REKAYASA JUMLAH SETUP JAM MESIN JUMLAH PESANAN

BIAYA
$ 125.000 $ 300.000 $ 1.500.000 $ 75.000 $ 2.000.000

AKTIVITAS
12.500 300 150.000 15.000

TARIF
$ 10 $ 1.000 $ 10 $ 5

PRODUK XX PER UNIT


DRIVER AKTIVITAS
JAM MESIN JUMLAH SETUP JAM MESIN JUMLAH PESANAN TOTAL BOP PER UNIT

TARIF
$ 10 $ 1.000 $ 10 $ 5

AKTIVITAS
5.000 200 50.000 5.000

TOTAL BOP
$ 50.000 $ 200.000 $ 500.000 $ 25.000

BOP/UNIT
$ 10 $ 40 $ 100 $ 5 $ 155

PRODUK YY PER UNIT


DRIVER AKTIVITAS
JAM MESIN JUMLAH SETUP JAM MESIN JUMLAH PESANAN TOTAL BOP PER UNIT

TARIF
$ 10 $ 1.000 $ 10 $ 5

AKTIVITAS
7.500 100 100.000 10.000

TOTAL BOP
$ 75.000 $ 100.000 $ 1.000.000 $ 50.000

BOP/UNIT
$ $ $ $ $ 5,00 6,67 66,67 3,33 81,67

ANALISIS PROFITABILITAS PRODUK PENDEKATAN TRADISIONAL


KETERANGAN
HARGA JUAL BIAYA PER SATUAN: BAHAN & UPAH LANGSUNG BIAYA OVERHEAD TOTAL BIAYA PER UNIT MARGIN PER UNIT

PRODUKXX
$ 400

PRODUK YY
$ 200

$ 200 $ 100
$ 300 $ 100

$ 80 $ 100
$ 180 $ 20

ANALISIS PROFITABILITAS SISTEM ABC


KETERANGAN
HARGA JUAL PER SATUAN BIAYA PRODUK: BAHAN & TK. LANGSUNG OVERHEAD PABRIK REKAYASA SETUP PERPUTARAN MESIN PENGEPAKAN BIAYA PER SATUAN MARGIN PER SATUAN

PRODUK XX
$ 400 $ 2OO $ 10 $ 40 $ 100 $ 5

PRODUK YY
$ 200,00 $ 80,00 $ 5,00 $ 6,67 $ 66,67 $ 3,33 $ 355 $ 45

$ 155

$ 81,67 $ 161,67 $ 38,33

PERBANDINGAN BIAYA OVERHEAD DUA PENDEKATAN BIAYA


KETERANGAN
PRODUK XX TOTAL OVERHEAD PABRIK OVERHEAD PER SATUAN MARGIN PER UNIT PRODUK YY TOTAL OVERHEAD PABRIK OVERHEAD PER SATUAN MARGIN PER UNIT

TRADISIONAL
$ $ $ 500.000 100 100

ABC-SYSTEM
$ $ $ 775.000 155 45

VARIANCE
$ $ $ (275.000) (55) 55

$ 1.500.000 $ 100 $ 20

$ 1.225.000 $ 81,67 $ 38,33

$ $ $

275.000 18,33 (18,33)

A1

A2

A3
Activity Level Filter

A4

A5

Unit Level

Batch Level

Product Level

Facility Level

Driver Filter

Driver Filter

Driver Filter

Set 1

Set 2

Set 3

Set 4

Set 5

Set 6

Set 7

Indicators of Need for ABC


Direct labor is a small percentage of total costs. Product-line profit margins are hard to explain.

Sales are increasing, but profits are declining.

Line managers do not believe the product cost reports.

Marketing does not use costs reports for pricing decisions.

Some products that have reported high profit margins are not sold by competitors.

Informasi Akuntansi yg berkualitas


Menentukan harga jual Menolak atau menerima pesanan Memantau realisasi biaya Menghitung laba rugi pesanan Menentukan HP persediaan produk jadi dan produk dalam proses yg akan disajikan di neraca

Anda mungkin juga menyukai