Anda di halaman 1dari 15

BAHASA, merupakan Instrumen dasar komunikasi Komponen bahasa: - Bicara spontan

- Komprehensi

- Menamai

- Repetisi

- Membaca

- Menulis

Gangguan --> Afasia

GANGGUAN BERBAHASA

Kortex auditorik primer D&S (temporal)

Korteks visual primer D&S (occipital)

wernick (pusat pengenalan kata) suara=simbol bahasa ? pusat pengertian bahasa(in tegrasi auditorik&visual)

wernick ? broca (pusat prod.kata2)

area motorik primer &suplementer

prod.aktivitas motorik tangkas dlm btk kata2 yg jelas

PEMERIKSAAN

1. Kelancaran bicara

2. Komprehensi

3. Repetisi

4. Menamai dan menemukan kata

5. Membaca dan menulis

Afasia, sll agrafia, +/- aleksia

Penggunaan tangan (kidal/kandal)

anatomi dan fisiologi berbicara

Stimulus auditorik masuk melalui MAE ? menggetarkan membran timpani ? rangsangan diteruskan oleh ketiga tlg pndgran ? telinga tengah ? telinga dalam (rangsang m ekanis mjd impuls elektris) ? nukleus kokhlearis pd batang otak ? lemniskus late ralis ? Kortex auditorik primer(girus Hisch) D&S? Wernick (identifikasi suara sb g simbol bahasa) ?inferior lobus parietal hemisfer (area pengenalan kata) ? gyru s angularis(integrasi informasi auditorik&visual) ? Wernick (pusat pengertian ba hasa) ? Broca (pusat prod.kata2) ? area motorik primer & suplementer (prod.aktiv itas motorik tangkas dlm btk kata2 yg jelas)

Gg. Bicara (ex: dysphonias, dysarthrias, and speech-related disorders) ? b hub era t dg gg. Bahasa (ex:aphasias, alexias, and agraphias, and language-related disor ders)

Utk dpt m ucapkan kata sebaik-baiknya ? mulut, lidah, bibir, palatum mole, pita su ara&otot pernafasan hrs bkerja dg baik ? terganggu ? verbal kurang jelas.

Gangguan bahasa ? gg.modalitas bahasa (bicara spontan, repetisi, menamai, menuli s, membaca)

Gg. Multimodalitas bahasa ? afasia

Gg. Modalitas tunggal ? agnosia, apraksia

Gg. Berpikir ? salah m gunakan bahasa

Terminologi

Disartria (pelo/cadel) merupakan gangguan pada artikulasi, pengucapan kata. Pada keadaan ini, kemampuan dalam berbahasa seperti gramatika (tata bahasa), kompreh ensi, dan pemilihan kata tidak terganggu. Disebabkan oleh gangguan kontrol neuro muskuler pada proses atrikulasi. Hal ini biasanya disebabkan karena ksukaran dal am menggerakkan palatum, lidah, dan bibir sewaktu artikulasi.

Pembagian gg.artikulasi:

- flaccid - hypo/hyperkinetic

- spastic - mixed

- ataxic

Flaccid disartria/LMN disartria/paralisis bulbar

Ex:diplegi wajah(GBS)?gg.p ucapan konsonan B,M,P.

Pmrx : atrofi&fasikulasi lidah, kelemahan otot wajah dan palatum.

riw.fatig(-) ? kll NMJ(ex:miastenia gravis)

Spastic disartria/UMN disartria

nonfluent afasia (broca)

Ataxic disartria

bicara melambat, gg.ritme, gg.koord bicarra dan b nafas. Peny.serebelum akut/kroni k. Charcot's triad (ataxia, nystagmus, and scanning speech)

Hypo/hyperkinetic disartria

Hipokinetik hipofoni: peny.extrapiramidal ? parkinson.

Hiperkinetik: choreiform disartria (Hutington s ds, gg.myoklonik); Distonik disart ria(DMP, spastik disfonia)

Mixed disartria

Multipel sklerosis, Wilson ds, miotropik lat sklerosis,

Disfonia (serak, bindeng) iaah kesulitan dalam fonasi (mengeluarkan suara atau b unyi). Gangguan neuromuskuler yang melibatkan pita suara dan palatum.

- Laringitis, kerusakan N.laringeal sup,nodul/ polip laring/ pita suara.

- P gunaan suara b >> ? paralisis otot/fatig ?hipofoni.

- Hipofoni dan/atau disartria ?kll NMJ

- Disfonia spasmodik

- Distonia segmental, non progresif, usia pertengahan s/d lanjut

- Spasme distonik dr otot laring: tipe adduktor?suara spt dipaksakan, b nada tingg i, tdpt interupsi singkat yg b ulang. B nyanyi, b bisik, m ubah nada suara ?me< Iaringea l spasme.

- Tipe abduktor ?suara b bisik&serak.

Disprosodia gangguan pada irama berbicara. Dalam hal ini melodi, ritme, dan into nasi suara terganggu. Sebagai akibatnya pasien berbicara secara monoton.

Apraksia oral/ apraksia bukofasial aialah ketidakmampuan melakukan gerakan teram pil dari otot wajah dan otot berbicara.

Afasia. merupakan gangguan berbahasa, dalam hal ini pasien menunjukkan gangguan dalam memproduksi dan atau memahami bahasa.

Aleksia. kata yang digunakan untuk menyatakan kehilangan kemampuan membaca yang sebelumnya ia mampu.

Agrafia. Gangguan pada bahasa yang dinyatakan dalam penulisan.

Bersifat sentral ? kelainan pd cortex cerebri (fungsi luhur)

Contoh :

- Lesi area Broca

- Lesi area Wernick

AFASIA

Definisi

kesulitan dlm memahami dan/atau memproduksi bahasa yg disebabkan oleh gg.(kelain an/penyakit) yg melibatkan hemisfer otak

Klasifikasi afasia, berdasarkan:

- Manifestasi klinis

- Distibusi anatomi lesi

- Gabungan 1&2

MANIFESTASI KLINIS

1. Afasia yg lancar (fluent):

- Afasia reseptif/sensorik/Wernick

- Afasia konduksi

- Afasia amnesik/anomik

- Afasia transkortikal

2.Afasia yg tdk lancar (non fluent):

- Afasia ekspresif/motorik/Broca

- Afasia global

DISTRIBUSI LESI

1. Synd. Afasia peri-sylvian:

- Afasia Broca

- Afasia Wernick

- Afasia konduksi

2. Synd. Afasia daerah perbatasan:

- Afasia transkortikal motorik

- Afasia transkortikal sensorik

- Afasia transkortikal campuran

3. Synd. Afasia subkortikal:

- Afasia talamik

- Afasia striatal

4. Synd. Afasia non-lokalisasi:

- Afasia anomik

- Afasia global

Afasia Global

Bentuk afasia paling berat

Tidak ada lagi bahasa spontan/ berkurang sekali

Stereotipi

Komprehensi menghilang

Repetisi: gangguan berat

Karena lesi luas pada daerah bahasa: oklusi a carotis interna / a serebri media

Biasanya disertai hemiparese atau hemiplegia

Prognosis: et malam

Afasia Transkortikal campuran

Tidak lancar

Komprehensi buruk

Repetisi baik

Ekolalia mencolok

Afasia transkortikal motorik

Keluaran tidak lancar

pemehaman baik

repetisi baik

Inisiasi output terlambat

Ungkapan

ungkapan singkat

parafasia semantik

Ekholalia

Afasia Transkortikal (sensorik):

Keluaran lancar

Komprehensi (auditif&membaca) buruk

Repetisi baik

Ekholalia

Komprehensif auditif dan membaca terganggu

Defisit motorik&sensorik jarang dijumpai

Defisit lap. pandang sebelah kanan

Afasia Broca

- Bicara tidak lancar

- Tampak sulit memulai bicara

- Kalimatnya pendek (5 kata/kurang perkalimat)

- Repetisi buruk

- Naming buruk

- Parafasia

- Pemahaman lumayan (namun alami kesulitan memahami kalimat yang sintaktik kompl eks)

- Gramatika bahasa kurang, tidak kompleks

- Irama kalimat/bicara terganggu

* Lesi pada area broca (44,45) dan sekitarnya

Prognosis lebih baik dari afasia global

Afasia Wernicke

- Pemahaman bahasa terganggu

- Keluaran afasik yang lancar

- Panjang kalimat normal

- Artikulasi baik

- Anomia

- Parafasia fonemik dan semantik

- Komprehensi auditif dan membaca buruk

- Repetisi terganggu

- Menulis lancar tapi isinya

kosong

- Prognosis buruk apabila defisit komprehensi berat

Afasia Konduksi:

- Gg. berat pd repetisi

- Kesulitan membaca kuat-kuat (komprehensi membaca baik)

- Gg. dlm menulis

- Parafasia (+)

- Komprehensi verbal terpelihara

- Anomia berat

* Etio : terputusnya hub. antara area Wernick dan Broca

Afasia Anomik

- Sulit menemukan kata

- Tidak mampu menamai benda di depannya

- Sering tertegun untuk mencari kata

- Parafasia dalam menamai objek

Gejala:

- Keluaran lancar

- Komprehensi baik

- Repetisi baik

- Gangguan dalam menemukan kata

* Lesi di daerah hemisfer dapat juga lesi subkortikal

METODE TERAPI AFASIA

1. Metode tx Aksi Visual

Dipergunakan bagi px afasia berat (ex: global afasia). Melatih px afasia global

utk m p gunakan simbol gestural dlm komunikasi.

2. Metode tx Intonasi Melodik

Dipergunakan bagi px afasia non fluent dg area pre Rolandik kiri yg tdk dpt mene rima stimulus dari area Broca. Tx ini m gunakan nada musik t batas (3-4 nada) dg tem po lambat, lebih b sifat lirik, dg ritme yg lebih tepat dan p bedaan tekanan.

Anda mungkin juga menyukai