Anda di halaman 1dari 7

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS JALAN DAN JEMBATAN Balitbang Prov.

Jateng bekerjasama dengan CV Patra Padma Semarang Jl. Imam Bonjol 190 Semarang

RINGKASAN Pendahuluan Berdasarkan hasil evaluasi di lapangan, dalam pengelolaan jaringan jalan provinsi di Provinsi Jawa Tengah ada beberapa permasalahan yang perlu dilakukan penyelesaian untuk dapat mencapai tujuan penyediaan prasarana jalan yang berkualitas baik, dari sisi pandang keselamatan, kenyamanan dan ekonomis bagi pengguna jalan. Permasalahan tersebut antara lain kendala keterbatasan dana pemeliharaan jalan, dan aspek teknis mencakup : 1. provinsi; 2. 3. 4. Bagian kritis komponen perkerasan jalan, terkait dengan kerusakan Gambaran tingkat kinerja (kualitas) jalan provinsi dan umur sisa Faktor penyebab kerusakan jalan provinsi dan metoda penanganan jalan provinsi di Jawa Tengah; konstruksi jalan; yang dapat diterapkan untuk mengatasi kerusakan jalan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka dilakukan penelitian ini, yang merupakan penelitian terapan terkait dengan kualitas jalan dan solusi untuk peningkatan kualitas jalan, yang dilengkapi dengan beberapa metoda perancangan dalam upaya menangani kerusakan jalan. Belum tersedianya indikator yang pasti mengenai kualitas (kinerja jalan) jalan provinsi di provinsi Jawa Tengah untuk acuan pengelolaan jalan

Metode Penelitian Metoda analisis yang digunakan antara lain : a. Pendekatan analitis dengan melakukan pemodelan konstruksi perkerasan, dimana respon tegangan-regangan yang terjadi dianalisis menggunakan software BISAR seri 3, dengan mengacu uga pada AUSTROADS (1992) dan nilai sisa konstruksi jalan. Untuk keperluan input analisis, telah dilakukan survai daya dukung tanah dengan alat DCP, lendutan balik maksimum dengan alat Benkelmen Beam, serta test pit dan uji laboratorium untuk penentuan jenis dan tebal konstruksi perkerasan serta karakteristik tanah dasar. b. c. Pendekatan empiris untuk menentukan indikator kinerja jalan, nilai Pendekatan teoritik aplikatip yang bersifat analitik terapan, untuk PCI (Pavement Condition Index) dan volume/kapasitas jalan. menentukan solusi penanganan kerusakan jalan provinsi. Hasil dan Pembahasan Evaluasi kondisi jembatan dilakukan secara visual dengan melihat potensi kerusakan yang ada pada bangunan jembatan. Pengamatan visual dibagi dalam tiga kelompok yaitu bangunan atas (gelagar jembatan dan konstruksi tumpuannya), bangunan bawah (abutment dan pilar), lantai jembatan (perkerasan) dan kondisi DAS serta bangunan pengaman sekitarnya. Secara umum, jembatan yang berada di jalan-jalan propinsi di lokasi penelitian (Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen) dalam kondisi baik, meskipun demikian beberapa jembatan kondisinya perlu diperhatikan untuk dilakukan program pemeliharaan. Jenis perkerasan jalan propinsi di lokasi penelitian merupakan lapis keras lentur, dengan struktur perkerasan yang hampir seragam namun ketebalan yang berbeda.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil analisis dan kajian konsep strategi penanganan kerusakan jalan, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : a. Mengingat keterbatasan dana dan kelangkaan alat ukur kondisi perkerasan (kekesatan dan kerataan permukaan) di Indonesia, Indikator Kinerja (kualitas) jalan provinsi Jawa Tengah, dapat diujudkan dalan nilai PCI dan Volume/Kecepatan (kecepatan tempuh arus lalulintas); b. Dari analisis respon tegangan regangan, didapatkan indikasi kekagalan konstruksi perkerasan jalan provinsi umumnya dimulai dari kekagalan pada lapisan permukaan jalan berupa retak kelelahan. Hal tersebut dapat terjadi, karena lapis permukaan perkerasan mengalami kelelahan (fatique) akibat beban lalulintas yang dilayani, yang berakibat terjadinya kerusakan struktural berupa retak buaya. Akibat adanya retak buaya tersebut, fungsi kedap air lapis permukaan menjadi hilang, sehingga pada musim penghujan, air hujan dapat meresap ke dalam perkerasan, yang akan memperlemah daya dukung tanah dasar. Fenomena tersebut, akan mengakibatkan kerusakan lain berupa alur/ambles dan pada akhirnya dapat terbentuk lubang; c. Beban arus lalulintas di ruas jalan provinsi di lokasi penelitian sebagian besar dapat dikategorikan beban lalu lintas ringan ( < 500.000 ESAL ). Kategori lalu lintas sedang hanya pada ruas jalan Wonogiri Ngadirojo ( 550.985 ESAL ) dan Ngadirojo Biting ( 559.117 ESAL ); d. Kondisi umur sisa sangat bervariasi, yang sebagian besar ruas jalan pada lokasi penelitian menunjukkan umur sisa < 3 tahun, yang berarti kondisi tidak mantap. Namun demikian, dari hasil analisis nilai PCI, kondisi perkerasan saat ini,

dalam katagori bagus bagus sekali; tetapi pada pias pias jalan (bagian dari ruas jalan) terlalu nilai PCI rendah yang dalam kondisi kurang bagus. e. Untuk meningkatkan kualitas konstruksi perkerasan jalan dapat dilakukan dengan penyempurnaan resep persyaratan bahan susun dan bahan olahan agregat aspal, yaitu dengan : 1). 2). Menambahkan persyaratan kadar parafin dalam aspal atau batasan nilai Memberi batasan nilai maksimum dan minimum pada Marshall Quotient Indeks Penetrasi aspal, untuk mengatasi deformasi plastis lapis permukaan jalan; campuran agregat aspal, untuk mengatasi masalah retak kelelahan (Fatique Cracking) pada lapis permukaan jalan. Selain penyempurnaan resep/persyaratan tersebut diatas, upaya untuk peningkatan kualitas perkerasan jalan adalah melakukan upaya perbaikan kerusakan perkerasan berupa pemeliharaan jalan rutin dan berkala. f. Kondisi jembatan di wilayah lokasi penelitian umumnya bagus, dari sisi pandang lebar jembatan dikaitkan dengan lebar jalan dan dari sisi pandang struktural; namun demikian ada beberapa jembatan yang mengalami kerusakan bangunan pelindung abutment dan penurunan pilar yang perlu segera ditangani. g. Ruas jalan provinsi di lokasi penelitian, menunjukkan pelayanan terhadap arus masih sangat bagus/lancar, dimana volume/kapasitas jalan < 0,60. Namun demikian pada pertemuan jalan provinsi dengan jalan Nasional, umumnya terjadi parkir kendaraan angkudes (ngetem) di kawasan simpang yang mengganggu keselamatan dan kelancaran arus lalulintas di kawasan simpang tersebut. Saran Saran untuk upaya peningkatan kualitas jalan provinsi di provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari keterbatasan dana pemeliharaan jalan, maka untuk mengatasi permasalahan kerusakan perkerasan jalan tersebut, diusulkan dengan melakukan uapaya sebagai berikut : a. Menutup retak yang terjadi pada lapis permukaan jalan yang kondisinya belum terjadi alur/amblesan dengan lapis non struktural, berupa : HRS (Hot Rolled Sheets), atau Burda Burtu; b. Melakukan perbaikan lokal yang bersifat struktural pada lokasi perkerasan yang telah mengalami kerusakan retak dan terjadi alur/ambles. Perbaikan tersebut dapat berupa Pacthing dengan perbaikan tanah dasar atau melakukan pelapisan (overlay) disertai pekerjaan levelling. 2. Ruas jalan provinsi yang terletak di daerah longsor (daerah perbukitan dan gunung) di Kabupaten Kebumen dan Purworejo, dapat diatasi dengan berbagai alternatif penanganan yang antara lain dengan : a. b. c. d. Pembuatan drainase jalan arah memanjang dan melintang jalan; Perbaikan slope/kemiringan tubuh jalan; Pembuatan bangunan dinding penahan tanah (tubuh jalan) Perkuatan tubuh jalan dengan pemberian serat buatan, terucuk ataupun

tiang beton. Untuk lereng/tebing jalan : a. b. Mengurangi tebal tanah atau kemiringan lereng yang rawan longsor; Menanami lereng dengan tanaman yang akarnya dapat menembus lapisan

batuan dasar, agar akar tanaman tersebut dapat berfungsi sebagai angker yang menahan longsoran; c. Membuat saluran drainase yang fungsinya menangkap air permukaan dan mempercepat air mengalir menyusuri lereng, sehingga mengurangi infiltrasi air hujan ke tanah; d. Dibuat terasering pada lereng.

3. Ruas jalan provinsi yang terletak di daerah tanah lunak yang cukup tebal/dalam, umumnya ada masalah di oprit jembatan (elevasi berada sehingga terjadi jenggulan yang mengganggu keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan) dan adanya penurunan tubuh jalan karena konsolidasi tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, ada beberapa alternatif solusi, yaitu : a. 1). Melakukan percepatan penurunan konsolidasi tanah lunak di bawah oprit jembatan dan tubuh jalan dengan : Memberi pembebanan awal pada tubuh jalan. Pada oprit jembatan dan tubuh jalan oprit jembatan dan tubuh jalan 2). Memberi drainase vertikal (Vertical Drain) pada oprit jembatan dan tubuh jalan. b. Memberi perkuatan pada tubuh jalan dengan cerucuk atau tiang beton (Pile cap dari beton). 4. Dalam analisis volume lalulintas, ekuivalen mobil penumpang (emp) yang digunakan sebaiknya mengacu pada MKJI 1997, agar hasilnya mendekati kondisi arus lalulintas di lapangan. 5. Untuk mengatasi permasalahan gangguan parkir angkudes di kawasan simpang jalan Provinsi jalan Nasional, diusulkan dibuatkan fasilitas tempat henti angkutan umum di bahu jalan dengan mengacu pada standar yang ada, sehingga parkir kendaraan angkudes tersebut tidak mengurangi lebar efektif jalan. Untuk mengatasi gangguan kelancaran lalulintas di kawasan pasar tradisional, diusulkan : a. Tindakan preventip, untuk pembangunan pasar baru atau renovasi pasar lama, dalam perancangannya perlu penyediaan fasilitas parkir dalam tapak pasar tersebut; yang dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan (empiris) yang dikeluarkan oleh Direktorat Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, dengan melakukan kalibrasi dengan kondisi setempat.

Penerapan kewajiban pembuatan Andal Lalin (Analisis Dampak Lalulintas) pada sebagai persyaratan IMB pasar tradisional atau Mall yang dibangun pada tepi jalan Provinsi. b. Tindak korektif, dilakukan pada kondisi pasar tidak mengalami renovasi, yaitu dengan cara melakukan efesiensi penggunaan ruang jalan untuk pergerakan arus lalulintas menerus dengan cara menata konfigurasi parkir kendaraan dengan sudut parkir lebih kecil. Kalau dimungkinkan, melakukan pelebaran jalan yang ada di kawasan pasar untuk penyediaan fasilitas parkir. Hak Cipta 2004 Balitbang Prov. Jateng Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang 50132 Telp : (024) 3540025, Fax : (024) 3560505 Email : sekretariat@balitbangjateng.go.id

Anda mungkin juga menyukai