Anda di halaman 1dari 14

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN
ATAS PENYALURAN DAN PENERIMAAN DANA PERIMBANGAN TA 2006 DAN SEMESTER I TA 2007 PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DI PALEMBANG DAN KPPN SERTA INSTANSI TERKAIT LAINNYA

Nomor Tanggal

: :

/S/XVIII.PLG/

/2007 2007

Atas perhatian dan kerjasama Gubernur Sumatera Selatan, kami ucapkan terima kasih.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Perwakilan BPK RI di Palembang,

Muzakkir NIP. 240000857

Tembusan: 1. Yth. Menteri Keuangan, di Jakarta; 2. Yth. Menteri Dalam Negeri, di Jakarta 3. Yth. Anggota Pembina Utama KN II BPK RI, di Jakarta; 4. Yth. Anggota Pembina Utama KN V BPK RI, di Jakarta; 5. Yth. Auditor Utama Keuangan Negara II BPK RI, di Jakarta; 6. Yth. Auditor Utama Keuangan Negara V BPK RI, di Jakarta 7. Yth. Kepala Direktorat Revbang BPK RI, di Jakarta; 8. Yth. Inspektur Utama BPK RI, di Jakarta; 9. Yth. Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan, di Palembang; 10. Yth. Kepala Bawasda Provinsi Sumatera Selatan, di Palembang.

DAFTAR ISI
Halaman Ringkasan Eksekutif ................................................................................................. BAB I GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN DANA PERIMBANGAN.. 1. Dasar Pemeriksaan ..................................................................................... 2. Standar Pemeriksaan .................................................................................. 3. Entitas yang Diperiksa ............................................................................... 4. Tahun Anggaran yang Diperiksa ............................................................... 5. Metodologi Pemeriksaan ........................................................................... 6. Waktu Pemeriksaan ................................................................................... 7. Obyek Pemeriksaan ................................................................................... 8. Batasan Pemeriksaan ................................................................................. BAB II GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN ................................ 1. Landasan Hukum Dana Perimbangan ....................................................... 2. Pengertian Dana Perimbangan................................................................... 3. Penetapan dan Alokasi Dana Perimbangan ............................................... 4. Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan ................................................. 5. Sistem Pengendalian Manajemen Dana Perimbangan .............................. BAB III HASIL PEMERIKSAAN DANA PERIMBANGAN............................ Dana Bagi Hasil PBB Tahun 2006 sebesar Rp4.489.110.874,00 ditransfer bukan ke Rekening Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan...... 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 6 6 9 9

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Ringkasan Eksekutif Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) telah memeriksa Pengelolaan Dana Perimbangan yang mencakup Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pemeriksaan Dana Perimbangan meliputi proses penetapan alokasi, dasar pencairan, dan ketepatan sasaran, jumlah dan waktu penerimaan Tahun Anggaran 2006 dan 2007 posisi 30 Juni 2007 pada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Pemeriksaan atas pengelolaan dana perimbangan bertujuan untuk menilai apakah rancangan dan implementasi pengendalian intern dalam proses penetapan data alokasi, pencairan dan penerimaan dana perimbangan telah memadai serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan dana perimbangan. Hasil pemeriksaan atas pengelolaan dana perimbangan menunjukkan bahwa penerimaan DAU/DAK/DBH belum tepat sasaran/jumlah/waktu. Adapun rincian pokok-pokok temuan pemeriksaan terkait dengan hal tersebut adalah: Dana Bagi Hasil PBB Tahun 2006 sebesar Rp4.489.110.874,00 ditransfer bukan ke Rekening Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan. BPK-RI merekomendasikan kepada : Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Sumsel agar mengambil langkah-langkah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti KP PBB Lahat, KPPN Lubuk Linggau sehingga transfer PHP PBB dan BPHTB bagian Provinsi yang dilakukan setiap minggunya ditujukan ke Rekening Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan nomor : 140.300.0001 dan Gubernur Sumatera Selatan agar memerintahkan kepada Kepala Dipenda Provinsi Sumsel untuk lebih intensif dalam menjalankan pengawasan penerimaan khususnya penerimaan PHP PBB dan BPHTB bagian Provinsi yang berasal dari alokasi kabupaten dan kota di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Palembang, 2007 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Perwakilan BPK-RI di Palembang,

Muzakkir NIP. 240000857

2 BAB I GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN DANA PERIMBANGAN 1. Dasar Pemeriksaan a. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; b. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; c. Rencana Kerja Tahunan (RKT) BPK-RI TA 2007; d. Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) BPK-RI (Revisi) Semester II TA 2007. 2. Standar Pemeriksaan Peraturan BPK-RI Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara; 3. Entitas yang Diperiksa a. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan. b. Kanwil Perbendaharaan Palembang c. KPPN Palembang, KPPN Lubuk Linggau, KPPN Baturaja, KPPN Lahat, dan KPPN Sekayu. d. KP PBB Palembang, KP PBB Baturaja, KP PBB Lahat, dan KP PBB Sekayu. 4. Tahun Anggaran yang Diperiksa Tahun anggaran 2006 dan dan Semester I TA 2007. 5. Metodologi Pemeriksaan Pemeriksaan atas pengelolaan dana perimbangan di lingkungan DJPK, DJPbN, Pemerintah daerah akan memberikan penilaian terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, pelaksanaan SPI, serta akurasi informasi keuangan dengan pendekatanpendekatan berikut : a. Pendekatan Risiko Metodologi yang diterapkan dalam melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko, yang didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektivitas SPI, antara lain terhadap cara penetapan alokasi dana perimbangan, cara pencatatan dan pengeluaran uang maupun pelaporannya. Hasil pemahaman dan pengujian atas SPI tersebut akan menentukan tingkat keandalan SPI, sesuai asersi manajemen dan ketentuan yang berlaku. Penetapan risiko pemeriksaan (audit risk) simultan dengan tingkat keandalan pengendalian (risiko pengendalian) serta tingkat bawaan (inherent risk) entitas yang akan diperiksa dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan risiko deteksi (detection risk) yang diharapkan dan jumlah pengujian yang akan dilakukan serta menentukan fokus pemeriksaan. b. Materialitas Materialitas dalam pemeriksaan ditetapkan dengan menggunakan persentase atas total

3 anggaran yang akan diperiksa. Penerapan tingkat materialitas pemeriksaan adalah konservatif atau rendah, dengan mempertimbangkan bahwa pengguna laporan dhi. DPR-RI dan DPRD akan memperhatikan aspek legalitas dan ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku dalam proses pertanggungjawaban keuangan. Tingkat materialitas dalam pemeriksaan ini ditetapkan sebesar 0,5 % dan dijadikan pertimbangan dalam menentukan kedalaman pengujian yang akan dilakukan. Standar materialitas di atas terutama berkaitan dengan akurasi angka-angka dalam laporan keuangan, namun tidak berlaku atas penyimpangan yang berkaitan dengan ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan kegiatan penggunaan anggaran. Kesalahan penyajian yang ditemukan dari hasil pengujian atas penjumlahan secara vertikal dan horizontal (footing dan cross footing) dan kesalahan pembebanan dalam mata anggaran yang mengurangi akurasi penyajian informasi keuangan, selanjutnya disimpulkan sehingga dapat disusun materialitasnya. c. Pengujian dalam pemeriksaan Pemeriksaan terhadap kegiatan pelaksanaan anggaran dilakukan dengan pemahaman atas SPI. Pengujian terhadap pelaksanaan pengendalian terbatas pada angka-angka yang disajikan untuk dapat mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung kesimpulan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan ini dilakukan pengujian substantif atas transaksi keuangan secara terbatas. d. Uji petik pemeriksaan (sampling audit) Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji-petik atas unit-unit dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan akan diperoleh berdasarkan hasil uji-petik yang dijadikan dasar untuk menggambarkan kondisi dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa dapat menggunakan metode non statistical sampling atau metode statistical sampling dengan memperhatikan kecukupan jumlah sampel yang dipilih baik dari segi nilai rupiah atau jenis transaksinya. e. Pelaporan Setiap permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan pelaksanaan anggaran selanjutnya dikomunikasikan dengan entitas yang diperiksa untuk memperoleh tanggapan tertulis sebelum disajikan sebagai temuan pemeriksaan. Atas temuan yang dituangkan dalam hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya diberikan saran tindak perbaikan yang disajikan dalam laporan yang sama. 6. Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan dilaksanakan dimulai dari tanggal 10 September 2007 s.d. 29 September 2007. 7. Obyek Pemeriksaan Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). 8. Batasan Pemeriksaan Pemeriksaan dibatasi sampai pada penerimaan dana perimbangan oleh Pemda. Selama melakukan pemeriksaan, tidak ditemukan batasan dari auditee.

4 BAB II GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN 1. Landasan Hukum Dana Perimbangan a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah f. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

2. Pengertian Dana Perimbangan Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan tersebut dibentuk untuk mendukung pendanaan program otonomi. Dana perimbangan meliputi dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan dana bagi hasil (DBH). DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar-daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah, yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi daerah (fiscal capacity). Alokasi DAU bagi daerah yang potensi fiskalnya besar tetapi kebutuhan fiskal kecil akan memperoleh alokasi DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah yang potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhan fiskal besar akan memperoleh alokasi DAU relatif besar. Secara implisit, prinsip tersebut menegaskan fungsi DAU sebagai faktor pemerataan kapasitas fiskal. DAK dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan khusus pada daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dibagihasilkan kepada Daerah berdasarkan angka persentase tertentu. Pengaturan DBH dalam Undang-Undang ini merupakan penyelarasan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Dalam Undang-Undang ini dimuat pengaturan mengenai Bagi Hasil penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 serta sektor pertambangan panas bumi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi. Selain itu, dana reboisasi yang semula termasuk bagian dari DAK, dialihkan menjadi DBH.

5 3. Penetapan dan Alokasi Dana Perimbangan Formula dan Alokasi Dana Perimbangan ditetapkan sebagai berikut : a. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2005, DAU untuk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2006 sebesar Rp421.381.060.000,00 b. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2006, DAU untuk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 sebesar Rp510.197.000.000,00 d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.07/2007 Tahun 2007, perkiraan alokasi DBH PBB dan BPHTB bagian daerah untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar : PBB BPHTB Rp Rp 198.453.521.783,00 13.256.800.000,00

e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.02/2006 Tahun 2006, alokasi definitif DBH PPh Pasal 21, 25, dan 29 untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp42.392.859.162,00 f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 127/PMK.07/2006 Tahun 2007, perkiraan alokasi sementara DBH PPh Pasal 21, 25, dan 29 untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar : WPOPDN PPh Pasal 21 Rp 1.712.718.435,00 Rp 50.267.728.634,00

g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 05/PMK.02/2006 Tahun 2006, perkiraan alokasi DBH SDA Sektor Pertambangan Umum untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp84.728.993,32 h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 14/PMK.02/2006 Tahun 2006, perkiraan alokasi DBH SDA Sektor Kehutanan untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp8.365.066.230,00 i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.07/2007 Tahun 2007, perkiraan alokasi DBH SDA Minyak Bumi dan Gas Bumi untuk Provinsi Sumatera Selatan berturut-turut adalah sebesar Rp161.031.936.000,00 dan Rp254.733.174.000,00

j.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.02/2006 Tahun 2006, perkiraan alokasi DBH PBB dan BPHTB bagian daerah untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar : PBB BPHTB 147.193.956.378 15.295.044.969

k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.07/2006 Tahun 2007, Penetapan Perkiraan Alokasi DBH SDA Sektor Pertambangan Umum untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp18.512.671.837,00. l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006 Tahun 2007, Penetapan perkiraan alokasi DBH SDA Sektor Kehutanan untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp10.348.605.600,00.

6 m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.02/2006 Tahun 2006, perkiraan alokasi DBH SDA Minyak Bumi dan Gas Bumi untuk Provinsi Sumatera Selatan berturut-turut adalah sebesar Rp187.359.000,00 dan Rp46.268.000,00 n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 05/PMK.02/2006 Tahun 2006, Penetapan Perkiraan Alokasi DBH SDA Sektor Pertambangan Umum untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp16.945.798.660,00. 4. Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan yang diterima oleh Provinsi Sumatera Selatan untuk Tahun Anggaran 2006 dan 2007 (s.d. Semester I) adalah : Tahun Anggaran 2006 (Dalam Rupiah) Jenis Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) Alokasi 690.725.040.000,00 421.381.060.000,00 Realisasi 702.874.240.000,00 421.381.060.000,00 % 101,76 100,00 -

Tahun Anggaran 2007 (Dalam Rupiah) Jenis Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) Alokasi 708.317.156.289,00 510.197.000.000,00 Realisasi 128.427.605.923,00 255.098.998.670,00 - % 18,13 50,00

5. Sistem Pengendalian Manajemen Dana Perimbangan a. Organisasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Selatan. Dalam hal pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menyusun Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2001 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk pembagian fungsi dan tugas aparatur di lingkungan Pemprov Sumatera Selatan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menyusun Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006 yang mengatur Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

7 Biro Keuangan yang berada di bawah Sekretariat Daerah mengadakan pengelolaan atas penerimaan dana perimbangan. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Biro Keuangan dibantu oleh Bagian Pembukuan, Bagian Perbendaharaan, Bagian Verifikasi, Bagian Daerah Bawahan dan Bagian Anggaran. Pengelolaan dana perimbangan di Provinsi Sumatera Selatan dikelola oleh Biro Keuangan untuk mencatat penerimaan, membuat laporan, melaksanakan pengarsipan dokumen bukti transfer dan menerbitkan serta mengadministrasikan Surat Perintah Membayar (SPM) serta berkoordinasi dengan KPPN dan Bank Sumsel sebagai bank yang mengelola Kas Daerah. b. Kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah termasuk tentang pengelolaan dana perimbangan. Namun rekening-rekening Kas Daerah hanya berdasarkan surat pernyataan Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Sumatera Selatan dan belum ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan. Rekening-rekening tersebut terdiri dari: No 1 2 3 Nama Bank Bank Sumsel Cabang A. Rivai Bank Sumsel Cabang A. Rivai Bank Sumsel Cabang A. Rivai No Rekening 140.300.0001 140.300.0002 140.300.0003 Kegunaan Rekening Induk Penampungan DAU Gaji

c. Pencatatan dan Pelaporan Setiap penerimaan Dana Perimbangan baik Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak telah dicatat dalam Buku Kas Umum (BIX) serta telah dilaporkan dalam Laporan Realisasi Bulanan serta dalam Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setiap tahunnya, namun pengarsipan dan pengadministrasian dokumen sumber penerimaan PBB dan BPHTB yang terdiri dari Nota Kredit Penerimaan dan SPM PHP PBB dan BPHTB diselenggarakan secara tidak memadai, sehingga dokumen-dokumen tersebut tidak diperoleh selama waktu pemeriksaan.

d. Prosedur Prosedur penerimaan Dana Perimbangan oleh daerah adalah sebagai berikut : 1) Dana Bagi Hasil Pajak disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Penyaluran DBH PBB dan BPHTB dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan PBB dan BPHTB Tahun Anggaran berjalan. Dalam kenyataannya, terdapat penerimaan PBB Tahun 2006 yang tidak disetorkan ke Kas Daerah tetapi ke rekening Dispenda (walaupun atas nama Rekening Kas Daerah). 2) Penyaluran DBH SDA berdasarkan realisasi penerimaan SDA Tahun Anggaran berjalan dilaksanakan secara triwulan melalui pemindahbukuan dari rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah.

8 3) Dana Alokasi umum (DAU) disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 1/12 alokasi DAU daerah yang bersangkutan. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan kesalahan transfer atas penyaluran DAU bulan Maret Tahun 2007 ke Rekening Kas Daerah Pemprov Sumatera Selatan lainnya. e. Pengawasan Pengawasan penerimaan Dana Perimbangan dilakukan oleh Kepala Bagian Pembukuan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan setiap bulan. Bukti pengawasan berupa Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Pembuat Laporan dan Atasan Langsungnya. Selain itu, pihak Dispenda juga mengadakan koordinasi dengan Biro Keuangan atas penerimaan dana perimbangan yang menjadi bagian Provinsi Sumatera Selatan.

9 BAB III HASIL PEMERIKSAAN DANA PERIMBANGAN

Dana Bagi Hasil PBB Tahun 2006 sebesar Rp4.489.110.874,00 ditransfer bukan ke Rekening Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan Dana Bagi Hasil PBB bagian provinsi adalah sebesar 16,2% dari penerimaan PBB seluruh kabupaten/kota dalam wilayah provinsi yang bersangkutan. Penyaluran PBB dilakukan oleh KPPN yang wilayah kerjanya meliputi kabupaten/kota yang bersangkutan. Realisasi penyalurannya berdasarkan penerimaan PBB yang masuk ke Rekening Kas Negara (Bank Persepsi dan Bank Operasional III) dan kemudian setiap minggu ditransfer ke Rekening Kas Daerah provinsi. Berdasarkan data sumber yang diterima dari pemerintah pusat diketahui bahwa dalam Tahun 2006 penerimaan PBB Pemprov Sumsel adalah sebesar Rp186.039.520.550,00, yang terdiri dari Penerimaan Pembagian Hasil Penerimaan (PHP) PBB sebesar Rp180.879.227.882,00 dan Biaya Pemungutan sebesar Rp5.160.292.668,00. Penelusuran lebih lanjut atas Surat Ketetapan Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan / Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SK-PHP-PBB/BPHTB) dan SPM PHP PBB/BPHTB yang dikeluarkan oleh KP PBB wilayah Sumatera Selatan selama tahun 2006 diketahui hal-hal sebagai berikut : 1. Terdapat penyaluran PBB selama tahun 2006 sebesar Rp10.200.765.329,00 yang belum dimasukkan dalam data pemerintah pusat. 2. Terdapat penyaluran PBB selama tahun 2006 sebesar Rp13.104.112.184,00 yang salah diklasifikasikan oleh pemerintah pusat sebagai penyaluran BPHTB tahun 2006. 3. Terdapat penyaluran BPHTB selama tahun 2006 sebesar Rp123.802.371,00 yang salah diklasifikasikan oleh pemerintah pusat sebagai penyaluran PBB tahun 2006. Dengan demikian penyaluran PBB yang sebenarnya selama tahun 2006 adalah sebesar Rp209.220.595.692,00. Namun jumlah penerimaan PBB yang diterima oleh Kas Daerah Pemprov Sumsel menunjukkan jumlah sebesar Rp206.250.384.833,00. Hal ini mengindikasikan terdapat penyaluran PBB Tahun 2006 sebesar Rp2.970.210.859,00 yang belum diterima oleh Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Hal yang sama terjadi pada penyaluran BPHTB tahun 2006. Penyaluran PHP BPHTB tahun 2006 berdasarkan data pemerintah pusat adalah sebesar Rp17.708.823.853,00. Setelah dilakukan validasi dengan menguji SK-PHP-BPHTB dan SPM PHP BPHTB diketahui bahwa penyaluran BPHTB Tahun 2006 ke Kas Daerah Provinsi Sumsel adalah sebesar Rp4.781.185.411,00. Sementara jumlah BPHTB yang diterima oleh Kas Daerah Pemprov Sumsel sebesar Rp4.694.048.413,00. Hal ini juga mengindikasikan bahwa terdapat penyaluran BPHTB tahun 2006 sebesar Rp87.136.998,00 yang belum diterima oleh Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Dari hasil konfirmasi pada Bank Operasional III PBB/BPHTB milik KPPN Lubuk Linggau yang berada pada Bank BRI Cabang Lubuk Linggau diketahui bahwa penyaluran PBB/BPHTB tersebut ditransfer bukan ke rekening Kas Daerah Pemprov Sumsel nomor rekening

10 140.300.0001 yang merupakan rekening untuk menampung Biaya Pemungutan, melainkan ke rekening atas nama Kas Daerah Tk. I Sumatera Selatan nomor 300-01-147. Berdasarkan keterangan dari pihak Pemprov Sumsel diketahui bahwa rekening nomor 300-01147 sudah ditutup sejak bulan Februari 2006. Hal tersebut sesuai dengan surat Kepala Dinas Pendapatan Daerah nomor : 973/000157/Penda tertanggal 8 Februari 2006 yang memberitahukan kepada Kepala KP PBB Palembang, KP PBB Baturaja, KP PBB Lahat, dan KP PBB Sekayu bahwa untuk penyaluran Biaya Pemungutan PBB bagian Provinsi Sumsel tahun 2006 berubah dari nomor 300-01-147 ke nomor rekening 140.300.0001. Hasil konfirmasi lisan dari pihak Bank Sumsel diketahui bahwa selama Tahun 2006 rekening tersebut masih terbuka dan nomor rekeningnya berubah dari 300-01-147 menjadi 140-30-10147 dengan nama Dipenda Propinsi Tk. I Sumatera Selatan. Berdasarkan rekening koran nomor 140-30-10147 selama tahun 2006 diketahui hal-hal sebagai berikut : 1. Saldo awal per 1 Januari 2006 adalah sebesar Rp1.974.286.101,00. 2. Mutasi kredit atau penerimaan selama tahun 2006 adalah sebesar Rp4.536.549.424,00 yang terdiri dari Penerimaan PBB sebesar Rp4.469.535.282,00, Penerimaan BPHTB sebesar Rp19.575.592,00, dan Jasa Giro sebesar Rp47.438.550,00. Kecuali jasa giro, penerimaan PBB dan BPHTB sebesar Rp4.489.110.874,00 belum dilaporkan dalam penerimaan dana perimbangan Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006. 3. Mutasi debet atau pengeluaran selama tahun 2006 adalah sebesar Rp2.330.541.421,00 yang terdiri dari Penyetoran jasa giro ke rekening kasda 300.0001 sebesar Rp47.438.550,00, Biaya Administrasi Bank sebesar Rp12.000,00, penyetoran ke kasda provinsi tanggal 02 Januari 2006 sebesar Rp1.507.287.028,00 dan penggunaan langsung untuk Upah Pungut sebesar Rp775.803.843,00. Penggunaan langsung sebagai upah pungut tersebut berdasarkan atas SK Gubernur Sumatera Selatan nomor : 563/KPTS/PENDA/2002 tentang pengaturan pembagian biaya pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagian aparat pemerintah provinsi Sumatera Selatan. 4. Saldo akhir per 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp4.180.294.104,00 beserta penerimaan PBB tahun 2007 sebesar Rp71.756.224,00 pada tanggal 19 Februari 2007 disetorkan seluruhnya ke rekening kas daerah Provinsi Sumatera Selatan nomor 140-300-0001 dengan bukti setor nomor S.003/QMR/BSS/2006 sebesar Rp4.252.050.328,00. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan : 1. UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, antara lain: a. Ayat (4) Pasal 66 yang menyatakan bahwa semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD. b. Pasal 74 yang menyatakan bahwa semua penerimaan daerah wajib disetor seluruhnya tepat waktu ke Rekening Kas Umum Daerah. 2. Pasal 12 PP No.55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan yang menyatakan bahwa DBH Pajak disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah.

11 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 127 ayat (1) menyatakan bahwa semua pendapatan daerah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah. Keadaan ini mengakibatkan : 1. Penerimaan PBB dan BPHTB tahun 2006 sebesar Rp4.489.110.874,00 tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2006. 2. Penerimaan PBB dan BPHTB tahun 2006 terlambat diterima oleh Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini terjadi karena : 1. KP PBB Lahat sebagai penerbit SPM PHP PBB/BPHTB tidak mengindahkan surat pemberitahuan perubahan rekening dari Dipenda Tk. I Sumsel. 2. Lemahnya koordinasi Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan dalam rekonsiliasi penatausahaan DBH PBB dan BPHTB pada Tahun Anggaran 2006 sehingga penerimaan daerah yang masuk kerekening Nomor 140-30-10147 tidak dapat terdeteksi secara dini. 3. Dipenda Provinsi Sumatera Selatan tidak melakukan pengawasan dan monitoring penerimaan PBB dan BPHTB secara optimal. Atas permasalahan tersebut, Pemprov Sumsel menjelaskan : 1. Hal tersebut telah ditindaklanjuti dengan surat Kepala Dipenda Provinsi Sumsel tanggal 21 Agustus 2007 nomor 700/00695/Penda perihal Tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI. 2. Kepala Dipenda Provinsi Sumsel dengan surat tanggal 8 Februari 2006 nomor 973/00157/Penda yang ditujukan kepada KP PBB Palembang, Baturaja, Lahat dan Sekayu perihal perubahan rekening Biaya Pemungutan PBB dimana untuk tahun 2006 diubah kenomor Rekening Kas Daerah Provinsi Sumsel pada Bank Sumsel nomor rekening 140.300.0001. 3. Telah dikeluarkan surat pernyataan Kepala Dipenda Provinsi Sumsel yang menyatakan bahwa nomor rekening 140.300.10147 dengan nama Dipenda Provinsi Sumsel terhitung tanggal 26 Maret 2006 ditutup. BPK RI merekomendasikan kepada : 1. Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Sumsel agar mengambil langkah-langkah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti KP PBB Lahat, KPPN Lubuk Linggau sehingga transfer PHP PBB dan BPHTB bagian Provinsi yang dilakukan setiap minggunya ditujukan ke Rekening Kas Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan nomor 140.300.0001. 2. Gubernur Sumatera Selatan agar memerintahkan kepada Kepala Dipenda Provinsi Sumsel untuk lebih intensif dalam menjalankan pengawasan penerimaan khususnya penerimaan PHP PBB dan BPHTB bagian Provinsi yang berasal dari alokasi kabupaten kota di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI

Anda mungkin juga menyukai