Anda di halaman 1dari 23

SIKATRIKS KORNEA ec.

ULKUS KORNEA
Oleh : Vina Pramayastrii, S.Ked Penguji : dr. Hj. Hasmeinah, Sp.M

IDENTITAS PASIEN
Nama TTL Umur Pekerjaan Alamat Jenis Kelamin Pendidikan : Ny. RM. : 1952 : 60 th : Petani : Desa Pemulutan : Perempuan : SD

Tanggal Pemeriksaan : 30 Oktober 2012 Keluhan Utama : Penglihatan mata kanan kabur Keluhan Tambahan : Mata kiri terasa ada yang mengganjal,dan kadang gatal

Riwayat Penyakit Sejak 10 tahun yang lalu, pasien mengaku kelilipan serpihan kulit padi pada mata kanannya saat sedang bertani disawah. Pasien merasakan pedih dan gatal pada mata kanannya, lalu mengucek matanya. Pasien juga merasa mata kanannya menjadi merah, berair, dan terasa ada yang mengganjal. Pasien tidak pergi berobat. Beberapa minggu setelah kejadian, pasien mengaku mata kanan timbul bercak putih di bagian hitam bola mata. Pasien juga merasakan penglihatan menjadi kabur, dan terasa silau saat melihat cahaya lampu. Lalu pasien pergi berobat ke puskesmas dan diberi obat.

ANAMNESIS

Sejak 2 tahun terakhir, pasien merasa penglihatan semakin kabur. Penglihatan kabur dirasa pasien terjadi secara perlahanlahan tanpa disertai pandangan berkabut. Pasien memutuskan untuk berobat ke poli mata RSMP dan sering kontrol sejak saat itu.
1 minggu sebelum kontrol ke polimata, pasien mengeluh mata kiri terasa ada yang mengganjal dan kadang terasa gatal. Mata kiri tidak terasa ada gangguan penglihatan, tidak merah, tidak berair dan tidak mengeluarkan kotoran. Keluhan penglihatan kabur pada mata kanan masih dirasakan pasien

a. b. c. d. a. b. c.

Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat trauma pada mata sebelumnya disangkal. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal

PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Status Generalis : Keadaan Umum : baik Kesadaran : compos mentis Tanda Vital : 130/80 mmHg Nadi : 82 x/menit Laju Napas : 20 x/menit

Status Oftalmologis :

Visus TIO Kedudukan Pergerakan Palpebra Punctum Lakrimalis Konj. Tarsal Superior Konj. Tarsal Inferior

: 1/300 RC: baik :N+0 : ortoforia : (+) baik ke semua arah : tenang
: tenang : tenang : tenang

20/100 PH (+) 20/50 10/7,5 ortoforia (+) baik ke semua arah tenang tenang tenang lithiasis

Konj. Bulbi : tenang Kornea : keruh, macula (+) Limbus : arkus senilis (+) COA : tidak dapat dinilai Iris : tidak dapat dinilai Pupil : tidak dapat dinilai Lensa : keruh sebagian, shadow test (+) Funduskopi : tidak dapat dinilai

Pterigium tenang arkus senilis (+) Dalam, jernih cokelat, radier jelas bulat, 3 mm, reguler, isokor, sentral Jernih, shadow test (+) tidak dinilai

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ajuran untuk dilakukan : Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, Trombosit, Leukosit, LED, CT, BT) Pemeriksaan GDS dan GDP Tonometri Schiotz pada OS Pemeriksaan Refraksi pada OS pemeriksaan mikroskopik dari kerokan kornea dengan cara scrapping dan dengan KOH 10%.

DAFTAR MASALAH
Penglihatan mata kanan kabur Mata kiri terasa ada yang mengganjal dan gatal Visus : OD 1/300 RC: Baik dan OS 20/100 PH (20/50) Konjungtiva Bulbi: OS terdapat Pterigium Konjungtiva tarsal inferior: OS terdapat lithiasis Limbus kornea : ODS arkus senilis (+) Kornea: OD keruh dan terdapat makula Kamera okuli, iris, pupil,lensa OD sulit untuk dinilai

DIAGNOSIS
OD: Sikatrik Kornea ec. Ulkus kornea susp. Fungi, Bakteri

OS: Pterigium

Non Medikamentosa: Menginformasikan kepada pasien bahwa mata sebelah kanan penglihatannya sudah mengalami kemunduran akibat dari penyakit matanya yang sejak 10 tahun yang lalu, dan salah satu cara untuk meringankannyadapat dilakukan operasi Menginformasikan kepada pasien bahwa mata sebelah kiri yang mengalami gejala seperti ada yang mengganjal dan gatal merupakan penyebab dari faktor luar, seperti debu,angin,dan kotoran. Menyarankan pasien jika keluar rumah atau saat pergi ke sawah menggunakan kacamata pelindung, jangan mengucek-ngucek mata jika kelilipan, dan cuci tangan sesering mungkin. Pasien diminta untuk menggunakan obat secara teratur dan menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup untuk mempercepat penyembuhan penyakit. Menjelaskan kepada penderita komplikasi yang mungkin terjadi Kontrol ulang 2 minggu lagi untuk melihat perkembangan penyakit
Medikamentosa: Artificial tears ED 6x1 gtt OD Roboransia: vitamin B.compleks 1x1

RENCANA TINDAKAN

Pembedahan: keratoplasty

ANALISIS KASUS

BERDASARKAN ANAMNESIS
Berdasarkan keluhan utama dari penderita, yaitu adanya penurunan penglihatan disertai dengan nyeri dan mata merah, maka dapat dipikirkan ulkus kornea, keratitis, glaukoma akut, uveitis anterior, endofthalmitis, dan panofthalmitis.

GLAUKOMA AKUT

dapat disingkirkan karena pada penderita ini tidak ada riwayat penurunan penglihatan dengan tiba-tiba dan nyeri kepala hebat yang menyertainya, ataupun keluhan adanya penglihatan pelangi atau halo ketika melihat lampu dapat disingkirkan karena pada penderita ini ditemukan kekeruhan pada kornea Kemungkinan uveitis anterior sebagai komplikasi diagnosis utama dapat dipertimbangkan karena infeksi pada kornea dapat menyebar ke uvea anterior. Jika terdapat hipopion pada mata pasien ini dapat menunjukkan terjadi peradangan pada uvea anterior yaitu badan silier dan iris. dapat dipertimbangkan karena terdapat faktor penyebab yaitu tukak pada kornea, akan tetapi menjadikan endofthalmitis sebagai diagnosis utama tidak dapat dilakukan karena segmen posterior tidak dapat dinilai. Selain itu, biasanya endofthalmitis ditandai dengan demam

UVEITIS ANTERIOR

ENDOFTALMITIS

PANOFTALMITIS

panofthalmitis juga dapat disingkirkan karena pada penderita ini tidak ditemukan gejala-gejala panothalmitis seperti nyeri pada pergerakan bola mata, bola mata yang menonjol (eksoftalmos), dan penderita yang kelihatan sakit, menggigil, demam, ataupun sakit kepala berat. Selain itu, diagnosis pasti panofthalmitis tidak dapat ditegakkan karena segmen posterior tidak dapat dinilai.

Diagnosis yang sangat memungkinkan pada kasus ini adalah ulkus kornea. Diagnosis keratitis dapat disingkirkan karena pada penderita ini bukan hanya terdapat infiltrasi sel radang pada kornea yang ditandai oleh kekeruhan pada kornea akan tetapi terdapat juga gambaran tukak pada kornea. faktor risiko terjadinya ulkus kornea pada pasien ini yaitu riwayat trauma akibat kemasukan serpihan kulit padi. Kemungkinan terjadinya suatu ulkus kornea dapat dipikirkan berdasarkan adanya keluhan mata kanan kabur, mata merah, mata berair, gatal. Adanya riwayat trauma sebelumnya, semakin memperjelas kemungkinan suatu ulkus.

Pada pemeriksaan didapatkan jaringan parut sikatrik berupa makula. Komplikasi dari Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan sikatrik kornea dan merupakan penyebab kebutaan.

Perjalanan riwayat penyakit pada pasien ini sejak 10 tahun, dan sudah rutin control di poli mata RSMP serta telah mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis mata, menunjukkan bahwa kemungkinan masalah ulkus kornea sudah ditangani .

Yang menjadi masalah untuk saat ini adalah komplikasi ulkus kornea yang berupa sikatrik (makula) dan kekeruhan dari kornea yang menyebabkan penglihatan mata kanan pasien menjadi kabur.

Kemungkinan komplikasi perforasi pada pasien ini tidak terjadi, karena tidak ditemukan adanya leukoma adherens serta hipopion. Kemungkinan terjadinya glaucoma sekunder pada pasien ini tidak didapati dari anamnesis serta pemeriksaan tonometri schiotz maupun manual pada p[asien ini tidak meninggi. Serta bentuk pupil yang masih dapat dinilai tidak midriasis. Kemungkinan komplikasi terjadinya katarak juga untuk saat ini masih belum dapat disingkirkan untuk kedepannya. Tetapi dari keluhan pasien yang mengaku kabur pada mata kanan tidak merasakan bayangan berkabut.

Jadi pada pasien ini komplikasi dari ulkus kornea yaitu pembentukan sikatrik yang berupa makula.

BERDASARKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Anjuran Pemeriksaan:
Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Leukosit, LED, CT, BT)

Pemeriksaan GDS dan GDP

pemeriksaan mikroskopik dari kerokan kornea dengan cara scrapping dan dengan KOH 10%.

Tonometri schiotz OS

Pemeriksaan Refraksi OS

PTERIGIUM merupakan diagnosis yang tepat pada pasien ini karena tampak penebalan pada konjungtiva bulbi dari arah nasal yang berbentuk segitiga dengan bagian puncak pterygium melewati pertengahan antara tepi kornea dengan puncak kornea.

Derajat 1
Lithiasis ini terbentuk sebagai akibat dari proses degeneratif palpebra dan pembentukan kalsium. Patogenesis Lithiasis digambarkan sebagai pembentukan kantong kista yang berisi keratin dan debris epitel yang mengumpul pada palpebra konjingtiva superior dan inferior. Ada penelitian yang menyatakan bahwa massa granular yang bermembran tersebut sebagian besar berisi sekresi musin akibat perubahan kelenjar konjungtival dan degenerasi sel epitel.

LITHIASIS

ARCUS SENILIS

Faktor usia

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pasien ini mengalami Sikatriks ec. Ulkus kornea pada OD, dan terdapat Pterygium pada OS

Untuk tatalaksana pada OD dilakukan keratoplasty Multivitamin untuk penguat daya tahan tubuh. Sedangkan pada OS karena tidak ada gejala dari penurunan tajam penglihatan dan tanda peradangan tidak diberikan pengobatan hanya edukasi proteksi yang diperlukan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai