Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP KERJA LASER Laser (Light Amplifikasi Merangsang Emisi Radiasi) Adalah Mekanisme memancarkan cahaya dalam radiasi

gelombang elektromagnetik berdasarkan proses emisi dirangsang. Sebuah sinar cahaya harus memiliki kondisi pandangan Jadi ini bisa disebut laser. Kondisi Ini adalah Coheren, cahaya harus tidak menyebar (fokus pada 1 titik), panjang gelombang tunggal, populasi invert. laser Sekarang telah menjadi bagian dari teknologi. Sejarah Laser Pada tahun 1917 Albert Einstein mengembangkan teori tentang laser (pada teori quantum) berdasarkan turunan dari teory max planc tentang radiasi. Konsep awal berasal dari kemungkinan adanya koeffisien absorbsi, Emisi Spontan dan emisi yang di stimulasi (di picu) pada radiasi elektromagnetik. kemudian Rudolf W. Ladenburg (1928) mengumumkan bahwa fenomena ini memang benar ada. fenomena ini dan juga absorbsi negativ.kemudian pada tahun 1939 Valentin A. Fabrikant memperkirakan bahwa kemungkinan emisi short wave dapat dikuatkan (bukan gelombang pendek loh.. tpi cenderung ke emisi spontan yang waktunya sangat pendek mungkin dalam orde nanosekon) in 1947, Willis E. Lamb and R. C. Rutherford menemukan spektrum emisi dari atom hidrogen dan dapat di demonstrasikan ke khalayak.1950, Alfred Kastler mengusulkan untuk di lakukan penelitian tentang optical Pumping atau memompa elektron ke daerah yang memiliki energi lag lebih tinggi sehinnga saat relaksasi elektron akan di keluarkan foton dan hasil eksperimenya di laporkan 2 tahun kemudian oleh Brossel, Kastler, and Winter. 16 May 1960, Theodore Maiman Laser pertama berhasil di fungsikan the Hughes Research Laboratories. Kemudian laser yang sekarang sudah kita rasakan banyak manfaatnya yaitu untuk pemudar CD, DVD dsb. Prinsip Kerja Laser Laser dihasilkan dari proses relaksasi elektron. Pada saat proses ini maka sejumlah foton akan di lepaskan berbeda sengan cahaya senter emisi pada laser terjadi dengan teratur sedangkan pada lampu senter emisi terjadi secara acak. Pada laser emisi akan menghasilkan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. berbeda dengan lampu senter emisi akan mengasilkan cahaya dengan banyak panjang gelombang. proses yang terjadi adalah elektron pada keadaan ground state (pada pita valensi) mendapat energi kemudian statusnya naik menuju pita konduksi ( keadaan eksitasi) kemudian elektron tersebut kembali ke keadaan awal (ground state) diikuti dengan beberapa foton yang terlepas

kemudian agar energi yang dibawa cukup besar maka dibutuhkan sebuah resonator resonator ini dapat berupa lensa atau cermin yang sering digunakan adalah lensa dan cermin. ketika di dalam resonator maka foton-foton tersebut akan saling memantul terhadap dinding resonator sehingga cukup kuat untuk meninggalkan resonator tersebut. laser cukup kuat digunakan sebagai alat pemotong misalnya adalah laser CO2 laser yang kuat adalah tingkat pelebaranya rendah dan energi fotonya tinggi. Aplikasi Laser banyak sekali aplikasi laser diantaranya sebagai laser pointer (untuk presentasi) laser untuk pelurus arah tembakan, Pemotong atau cutter yang sudah banyak digunakan di industri baja dan elektronik, laser hair

Removal. untuk menghilangkan rambut. ada juga laser untuk penyembuhan luka. sedangkan aplikasi lain untuk analisis misalnya spektroskopi adalah teknik untuk menganalisa bahan yang sering digunakan dalam aplikasi ini adalah FTIR ( Fourier Transform Infra Red) menggunakan laser infra merah untuk di ukur tingkat serapan suatu bahan. kemudian dicocokan dengan tabel sehingga dapat diketahui bahan apa saja yang terkandung di dalam sampe yang diuji. Material prosessing Biasa digunakan untuk pemotong laser yang sering di gunakan adalah laser CO2. Pengukur Jarak untuk mengetahui jarak bulan terhadap bumi dilakukan dengan metode ini karena kecepatan cahaya sudah diketahui maka dengan mengukur jeda waktu akan diperoleh besar jaraknya. Laser Pendingin Laser sebagai pendingin mungkin memanfaatkan teknik ini. metode yang digunakan adalah atom trapping. metode dimana sejumlah atom diperangkap kedalam kotak yang telah dirangkai kedalam medan listrik dan medan magnet kemudian meradiasi panjang gelombang yang keluar, kemudian memperlambat mereka kemudian sinar ini menjadi dingin proses ini dikenal dengan Bose-Einstein Condensate. Sistem telekomunikasi

DETEKTOR GEIGER MULLER Sejarah Geiger Muller Pencacah Geiger atau yang biasa disebut detektor Geiger Muller merupakan salah satu detektor yang menggunakan prinsip ionisasi. Detektor Geiger muller ditemukan oleh seorang Fisikawan bernama Hans Geiger bersama seorang ilmuwan bernama Ernest Rutherford pada tahun 1908. Pada awalnya, detektor ini hanya terdiri atas sebuah kawat di dalam sebuah tabung yang diselubungi oleh logam dengan jendelanya yang berupa gelas atau mika. Kawat dan tabung logam tersebut terhubung pada sebuah power supply.

Pada mulanya, detektor ini hanya dapat mendeteksi radiasi alpha, baru kemudian dikembangkan oleh Walther Muller (murid Geiger) sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi bebrapa jenis radiasi yang lain. Pada tahun 1948, detektor ini disempurnakan oleh Sydney H. Liebson dengan mengganti gas dalam tabungnya menggunakan gas halogen sehingga dapat berumur lebih panjang. Prinsip kerja GM Detektor Geiger Muler dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Prinsip kerja dari detektor ini menggunakan asas ionisasi gas yang terjadi di dalam tabung detektornya. Perangkat detektor Geiger Muller, terdiri dari :

Tabung detektor berbentuk silinder yang di dalamnya berisi gas (biasanya berupa gas helium, neon atau argon) yang akan bersifat konduktif ketika ditumbuk partikel radiasi yang diukur. Elektroda yang terdiri dari anoda dan katoda. Pada detektor Geiger Muller, dinding tabungnya bertindak sebagai katode sedangkan jarum di dalam tabung Geiger tersebut bertindak sebagai anode. Power supply. Penampil adanya radiasi, entah itu berupa jarum penunjuk, lampu, ataupun bunyi klik.

gb. perangkat sederhana detektor GM Ket : R = radiasi A = detektor radiasi B = penguat sinyal C = pengolah data D = indikator

prinsip kerja GM Prinsip kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut, ketika gas di dalam tabung berinteraksi dengan foton radiasi menyebabkan terjadinya pasangan ion. Ion positif menumbuk ion negatif yang kemudian ion negatif tersebut menumbuk kawat. gas menjadi konduktif. Foton radiasi yang menumbuk kawat tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan tegangan di antara kedua elektrodanya. Hasil interaksi (keluaran) tersebut yang berupa pulsa akan dilipatgandakan kemudian dibaca oleh sebuah alat dan ditampilkan pada indikator yang berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Detektor Geiger Muller hanya dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi sinar-x, radiasi sinar alpha, dan radiasi sinar beta. Pada kondisi tertentu, detektor Geiger Muller dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Detektor Geiger Muller tidak dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi neutron Detektor GM dapat menghasilkan pasangan ion dari proses tumbukan dengan sumber radiasi dengan sangat cepat, biasanya dalam orde mikrosekon. Keluaran detektor yang berupa pulsa jumlahnya sebanyak proses ionisasi yang terjadi, detektor Geiger Muller tidak dapat membedakan jenis radiasi yang berbeda. Oleh karena itu, detektor GM tidak mampu digunakan untuk mendeteksi adanya radiasi neutron. Detektor GM umumnya digunakan untuk mendeteksi energi radiasi tingkat rendah, selain itu digunakan untuk mengukur radiasi dengan sensitivitas yang tinggi. Sensitivitas detektor Geiger Muller sangatlah tinggi, namun sangat tergantung pada banyaknya energi dari radiasi fotonnya. Sedangkan besarnya energi foton dapat dikendalikan dengan pengaturan tegangan yang masuk. Apabila tegangan masuk/tegangan yang diberikan semakin besar, maka foton yang terbentuk juga semakin banyak, sehingga energi yang dihasilkan dari tumbukan antara partikel radiasi dengan detektor juga akan menjadi semakin besar. Berikut ini akan saya tampilkan grafik hubungan dari tegangan dengan banyaknya energi foton (jumlah ion) pada beberapa jenis detektor untuk dibadingkan dengan detektor Geiger Muller yang dapat ditunjukkan sebagai berikut

Keterangan: I II III IV V = Daerah Rekombinasi = Daerah Ionisasi = Daerah Proporsional = Daerah GM = Daerah Discharge

Dari grafik hubungan di atas, terlihat bahwa apabila HV tegangan semakin naik, maka jumlah pasangan ion yang dihasilkan pada detektor Geiger Muller akan semakin meningkat dan detektor ini mampu bekerja pada HV tinggi karena memang daerha kerja detektor ini pada HV tinggi. Kesimpulan 1. Detektor Geiger Muller prinsip kerjanya menganut proses ionisasi gas. 2. Banyaknya pasangan ion ataupun foton yang dihasilkan dalam proses ionisasi tergantung dari tingginya tegangan yang diberikan. 3. Banyaknya foton yang tertangkap detektor sebanyak pulsa yang dihasilkan. 4. Detektor GM dapat menangkap semua jenis radiasi kecuali radiasi neutron. 5. Sensitivitas detektor GM sangat tinggi. 6. Detektor GM bekerja pada daerah tegangan kerja yang tinggi.

1. Elektrokardiogram (EKG) Elektrokardiogram (EKG) adalah representasi dari suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Tindakan pemeriksaan elektrokardiogram disebut elektrokardiografi. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung

EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia) EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri) EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung

EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia) Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. Sifat EKG Gelombang yg timbul akibat depolarisasi dan repolarisasi miokardium akan direkam pada kertas EKG. Glb tsb mpy 3 sifat : 1. Durasi, diukur dalam seperbagian detik (waktu) 2. Amplitudo, diukur dalam millivolts (mV) (voltage) 3. Konfigurasi, criteria subjektif sehubungan dg bentuk dan gambaran sbh gelombang.

Kertas perekam EKG

Kertas EKG

Merupakan segulungan kertas grafik panjang kontinu dg garis2 tebal dan tipis vertical dan horizontal. Garis tipis membatasi kotak2 kecil seluas 1 mm X 1mm; garis tebal membatasi kotak2 besar seluas 5 mm X 5 mm.

Sumbu horizontal mengukur waktu. Jarak satu kotak kecil adalah 0,04 detik. Jarak satu kotak besar adalah 5 kali lebih besar atau 0,2 detik. Sumbu vertical mengukur voltage. Jarak satu kotak kecil adalah sebesar 0,1 mV, dan satu kotak besar adalah sebesar 0,5 mV. Lokasi Pemasangan Elektroda Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.

Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah). Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

Gelombang EKG

Gelombang EKG Sinyal EKG terdiri dari 4 jenis : 1. GELOMBANG P : Rekaman depolarisasi di miokardium atrium sejak dari awal sampai akhir. Oleh karena SA node terletak di atrium kanan, otomatis atrium kanan lebih dulu terdepolarisasi daripada atrium kiri. Shg bagian gel.P pertama menunjukkan depolarisasi atrium kanan, dan bagian yang kedua menunjukkan depolarisasi atrium kiri. 2. KOMPLEKS QRS : merupakan rekaman depolarisasi di ventrikel sejak dari awal sampai akhir. Amplitudo kompleks QRS jauh lebih besar dari gelombang P, sebab ventrikel jauh lebih besar daripada atrium. Bagian-bagian kompleks QRS : Penamaannya : 1. Kalau defleksi (letupan) pertama ke bawah, disebut gelombang Q 2. Kalau defleksi pertama ke atas, disebut gelombang R 3. Kalau ada defleksi ke atas kedua, disebut gelombang R (R-pelengkap = R-prime) 4. Defleksi ke bawah pertama setelah defleksi ke atas, disebut gelombang S

Arti penamaan Kompleks QRS biasanya digambarkan dalam EKG sebanyak 3 defleksi, namun ada juga yang 2 defleksi saja. 1. Defleksi pertama menggambarkan peristiwa depolarisasi septum interventrikulare oleh fasikulus septal dari cabang kiri berkas. 2. Defleksi kedua dan ketiga menggambarkan depolarisasi ventrikel kiri dan kanan. 3. GELOMBANG T : Rekaman repolarisasi ventrikel dari awal sampai akhir. Catt: sebenarnya juga ada glb.repolarisasi atrium, namun timbulnya bertepatan dengan depolarisasi ventrikel dan tertutup oleh kompleks QRS yang lebih mencolok. 4. GELOMBANG U : Perpanjangan gelombang T yang menunjukkan repolarisasi ventrikel dari awal sampai akhir. Gelombang ini kadang ada kadang tidak. Hanya muncul sewaktu waktu dan tidak memberikan kelainan klinis, namun bisa terdapat pada keadaan patologis. Garis EKG Ada 2 jenis penamaan : interval dan segmen. interval : paling sedikit mencakup satu gelombang ditambah garis lurus penghubungnya. segmen : garis lurus yang menghubungkan 2 gelombang. 1. Interval PR/PQ = gelombang P + garis lurus yang menghubungkannya dg kompleks QRS. Fungsi: mengukur waktu dari permulaan depolarisasi atrium sampai pada mulainya depolarisasi ventrikel. 2. Segmen PR/PQ = garis di antara gelombang P dengan kompleks QRS, menunjukkan waktu akhir depolarisasi atrium sampai mulainya depolarisasi ventrikel (ventrikel aktif). 3. Segmen ST = garis lurus dari akhir kompleks QRS dg bagian awal glb.T. Fungsi : mengukur waktu antara akhir depolarisasi ventrikel sampai pada mulainya repolarisasi ventrikel. 4. Garis Isoelektrik = garis lurus yang sejajar dengan segmen PQ dengan segmen ST. Jika Segmen ST di atas garis isoelektrik disebut ST elevasi, jika di bawah disebut ST depresi. 5. Interval QT = meliputi kompleks QRS, segmen ST dan gelombang T. Fungsi : mengukur waktu dari permulaan depolarisasi ventrikel sampai akhir repolarisasi ventrikel. 6. Interval QU = meliputi kompleks QRS, segmen ST, gelombang T dan U. Fungsi : mengukur waktu dari permulaan depolarisasi ventrikel sampai akhir repolarisasi ventrikel (akhir gelombang U).

Interpretasi gelombang EKG

Anda mungkin juga menyukai