Anda di halaman 1dari 19

Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan

Judul Pratikum Topik Pratikum Praktek ke-/Gol Hari/Tanggal Tujuan Pratikum : Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan : Asinan sayur dengan metode MPN : 7/1 : Kamis/22 November 2012 : Mahasiswa dapat melakukan analisis kualitatif

mikrobiologi dengan metode MPN Tinjauan Pustaka :

MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel. Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif kadang-kadang tetapi tidak selalu. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul. Jumlah sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif kadang-kadang tetapi tidak selalu. Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan.

Asumsi yang diterapkan dalam metode MPN adalah : 1. Bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel 2. Sel bakteri terpisah-pisah secara individual, tidak dalam bentuk rantai atau kumpulan (bakteri coliform termasuk E. coli terpisah sempurna tiap selnya dan tidak membentuk rantai). 3. Media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri target dalam suhu dan waktu inkubasi tertentu sehingga minimal satu sel hidup mampu menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi tersebut. 4. Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup (viable) saja. Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan tabung positif tidak akan terdeteksi.

MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh (Growth Unit / GU) seperti CFU, bukan dari sel individu. Meskipun begitu baik nilai CFU atau MPN dapat menggambarkan seberapa banyak sel individu yang tersebar dalam sampel. Metode MPN dirancang dan lebih cocok untuk diterapkan pada sampel yang memiliki konsentrasi <100/g atau ml. Oleh karena itu nilai MPN dari sampel yang memiliki populasi mikroorganisme yang tinggi umumnya tidak begitu menggambarkan jumlah mikroorganisme yang sebenarnya. Jika jumlah kombinasi tabung positif tidak sesuai dengan tabel maka sampel harus diuji ulang. Semakin banyak seri tabung maka semakin tinggi akurasinya tetapi juga akan mempertinggi biaya analisa. Pemilihan media sangat berpengaruh terhadap metode MPN yang dilakukan. Umumnya media yang digunakan mengandung bahan nutrisi khusus untuk pertumbuhan bakteri tertentu. Misalnya dalam mendeteksi kelompok coliform dapat menggunakan media Brilliant Green Lactose 2% Bile (BGLB) broth. Di dalam media ini mengandung lactose dan garam empedu (bile salt) yang hanya mengizinkan coliform untuk tumbuh. Jika terdapat ketidaksesuaian jenis media dan bakteri yang diinginkan maka metode MPN akan menghitung bukan bakteri yang dituju. Untuk menghitung coliform dapat menggunakan Lauryl Sulphate Tryptose (LST) broth, sedangkan untuk menghitung E.coli diperlukan media EC (Escherichia coli) broth.

Alat 1. Test tube

2. Pipet volumetrik 3. Tabung durham 4. Rak test tube 5. Spirtus 6. Gelas kimia

Bahan

1. Air asinan sayur 2. Alkohol 3. Aquadest

Prosedur Metode MPN

1. Dibuuat satu seri pengenceran bahan dan masing-masing

tingkat

pengenceran terdiri dari 3 tabung. Yang akan ditentukan jumlahnya adalah mikroba yang dapat memfermentasikan laktosa dan medianya adalah laktosa broth. 2. Inkubasi 24 jam, amati jumlah tabung positif pada masing-masing tingkat pengenceran.

Hasil Bahan Air asinan sayur

: Pengenceran 10-1 10-2 10-3 10


-1

tabung +++ +++ +++ +++ +++ +++

Kombinasi

MPN/ml
-2

3, 3, 3

Air sumur

10-2 10-3

3, 3, 3

-2

Air asinan sayur Nilai MPN = Air Sumur Nilai MPN =


-2 -2

= 2,4 x 103 = 2,4 x 103

Pembahasan

Pada pratikum analisis kuantitatif mikrobiologi pada air sumur dan air asinan sayur dengan metode MPN didapatkan hasil akhir, untuk air asinan sayur 2,4 x 103 dan air sumur 2,4 x 103. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui keberadaan bakteri coliform yang merupakan indikator terkontaminasi atau tidaknya lingkunag perairan. Pengamatan dengan metode MPN didapatkan hasil pada air sumur maupun air asinan sayur memiliki kekeruhan yang dapat diartikan bahwa semua tabung memiliki bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dan tingkat kekeruhan pada tabung berbeda-beda. Pada tabung pengenceran 10-3 terdapat gas pada tabung durham. Hali ini terjadi karena adanya coliform pada sampel tersebut. Jika ada bakteri coliform pada tabung 10-3, Maka pada tabung 10-1 dan 10-2 seharusnya juga ada, tapi dala pengamatan tidak ditemukan adanya gas pada tabung durham. Hal ini terjadi karena pada pelaksanaan pratikum, pipet yang digunakan untuk mengambis sampel ternyata dipanaskan dan langsung digunakan untuk mengambil sampel sehingga bakteri coliiformnya mati. Pada ketiga tabung pengenceran 10-3 cuma satu tabung yang didapatkan gelembung gas pad tabung durham. Adanya bakteri coliform pada air asinan sayur dan air sumur dapat menjadi indikasi kemungkinan adanya organisme patogen lainnya. Jenis bakteri coliform tertentu misalnya e-coli bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare, mual dan tidak enak badan.

Kesimpulan

1. Air asinan sayur dan air sumur mengandung coliform yang mampu memfermentasi laktosa. 2. Semakin banyak gelembung dan kekeruhan yang terbentuk pada tabung durham menandakan kualitas air buruk.

3. Bakteri

coliform

digunakan

sebagai

indikator

keberadaan

atau

terkontaminasinya air.

Daftar Pustaka

1. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan. Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang 2. Http://Ekmon.Saurus.blogspot.com

Padang, 28 November 2012 Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan

Reszkita Gumanti NIM : 112110195

Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan


Judul Pratikum Topik Pratikum Praktek ke-/Gol Hari/Tanggal Tujuan Pratikum : Uji aktifitas starter dalam fermenttasi makanan : Yogurt tanpa penyimpanan, ragi roti fermifan, ragi tape : 8/1 : Kamis/29 November 2012 :

1. Mengetahui waktu yag diperlukan ragi tape (khamir) untuk membuat bahan tersebut menjadi asam. 2. Mengamati tingkat perubahan struktur asam dalam waktu 1 jam. Tinjauan Pustaka :

Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada pembuatan angkak dan sebagainya. Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran. Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh produk pangan yang dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol yang dibuat dari singkong. Tape merupakan produk fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan kultur campuran dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui sehingga hasilnya sering tidak stabil. Ragi tape yang bagus harus dikembangkan dari kultur murni.Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan digunakan dalam fermentasi dengan sifat-dan karaktersitik yang diketahui dengan pasti sehingga produk yang dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas. Dalam proses fermentasi kultur murni dapat digunakan secara tunggal ataupun secara campuran. Contoh penggunaan kultur murni tunggal adalah Lactobacillus casei

pada fermentasi susu sedang contoh campuran kultur murni adalah pada fermentasi kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae pada saat fermentasi kapang dan saat fermentasi garam digunakan bakteri Pediococcus sp dan khamir Saccharomyces rouxii. Tujuan fermentasi pangan awalnya adalah untuk mengawetkan pangan yang bersifat musiman dan mudah rusak. Sejalan dengan perkembangan alternatif pengawetan pangan maka pengembangan produk pangan fermentasi saat ini lebih karena tekstur, aroma dan rasanya yang unik. Dampak positif dari produk fermentasi terhadap kesehatan konsumen juga menjadi alasan pengembangan produk fermentasi sekarang ini. Pemecahan komponen yang kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana menyebabkan produk fermentasi lebih mudah dicerna daripada produk pangan asalnya. Pada beberapa produk fermentasi, dilaporkan pula adanya peningkatan kandungan beberapa vitamin, antioksidan, dan senyawa lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, ketika produk diproduksi sebagai produk probiotik, maka keberadaan mikroba baik yang dapat mencapai usus dalam keadaan hidup dapat membantu menjaga kesehatan saluran cerna dan, tergantung dari jenis bakterinya, juga dapat mencegah munculnya penyakit-penyakit degeneratif.

Alat

1. Tabung elemeyer (2 tabung 200-250ml dan 1 tabung 50ml) 2. 1 gelas kimia 3. Penangas air/waterbath 4. Sendok 5. Inkubator 6. PH meter 7. Buret dan pipet 10 ml 8. Batang pengaduk

Bahan 1. Kultur yogurt

2. Ragi tape merk : fermifan, mauurifan, saft instan 3. Ragi tape 4. 100 ml susu pasteurisasi 5. 50 gr terigu 6. Bubur tepung beras instan 7. Larutan fenolfalin 1% 8. Larutan NaOH 0,1 N

Prosedur

a. Uji aktivitas kultur yogurt 1. Hangatkan 100ml susu pasteurisasi di dalam penangas air 370C. 2. Masukkan dalam elemeyer dan tambahkan 2% kultur yogurt. 3. Inkubasi pada suhu 450C selama 2 jam dan amati setiap 1 jam mulai dari awal. 4. Pengamatan yang dilakukan meliputi kekentalan visual, bau, asam, pH dan total asam. 5. Pengukuran pH dilakukan dengan cara mengambil sebanyyak kira-kira 20ml bahan dan diukur pHnya dengan menggunakan pH meter. 6. Untuk mengukur total asam : - Pipet 50ml bahan dan dipindahkan ke dalam tabung elemeyer 50ml, campur dengan 10ml air destilasi dan tambahkan 5 tetes larutan fenolftalin 1%. - Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 sampai timbul warna merah muda. - Total asam dihitung dengan persen asam laktat, denga rumus : % asam laktat =

b. Uji aktivitas ragi roti 1. Larutkan 2gr ragi roti ke dalam 30ml air hangat dan dicampurkan dengan 50gr tepung terigu dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit di dalam 1 mangkok. 2. Adonan roti dibuat dengan cara menekan-nekan dengan sendok/batang gelas selama 5 menit. 3. Adonan kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah dilapisi minyak dan ditekan ke bawah. 4. Lakukan inkubasi dalam suhu ruang selama 2 jam (volume pada aerob/terbuka dan anaerob/tertutup) dan amati pertambahan volume setiap jam yang dinyatakan dalam ml/30 menit. 5. Bandingkan aktifitas keempat merk ragi roti yang digunakan.

c. Uji aktivitas ragi tape 1. Masukkan 100ml bubur tepung beras encer ke dalam tabung elemeyer 200250ml. 2. Tambahkan 4gr ragi tape yang telah dihancurkan dan aduk rata. 3. Inkubasi pada suhu 370C selama 2 jam dan amati setiap satu jam, amati perubahan kekentalan, bau, asam/alkohol, pH dan total assam seperti yang dilakukan terhadap kultur yogurt.

Hasil

a. Uji aktivitas ragi roti Merk Ragi Ferifan Waktu Awal 30 Menit 60 Menit 90 Menit 120 Menit Maurifan Awal 30 Menit Pengembangan Adonan Aerob 29 ml 48 ml 49 ml m 52 ml 54 ml 34 ml 49 ml An-aerob 29 ml 50 ml 52 ml 54 ml 56 ml 38 ml 56 ml

60 Menit 90 Menit 120 Menit Saft Instan Awal 30 Menit 60 Menit 90 Menit 120 Menit

50 ml 53 ml 54 ml 42 ml 54 ml 70 ml 74 ml 78 ml

58 ml 60 ml 62 ml 52 ml 82 ml 90 ml 96 ml 100 ml

b. Uji aktivitas kultur yogurt dan ragi tape Kultur/Ragi Kultur Yogurt Tanpa penyimpanan 0 1 2 Ragi tape 0 1 2 Encer Endapan Endapan Normal Asam Lebih asam 6 6 3.6% 1.8% Encer Encer Encer Bau susu Bau susu Bau susu 6 6 18% 14% Jam Kekentalan Bau pH Total Asam

Persen asam laktat a. Yogurt 1 jam % asam laktat = = = = 0,18 %

Yogurt 2 jam % asam laktat = = = = 0,144 % b. Ragi tape 1 jam % asam laktat = = = = 0,036 % Ragi tape 2 jam % asam laktat = = = = 0,018 %

Pembahasan

Mutu makanan fermentasi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kondisi fermentasi, lamanya fermentasi, jumlah dan aktivitas starter yang ditambahkan. Oleh karena itu aktivitas bakteri asam laktat dapat mempengaruhi bakteri asam laktat pada susu yang dapat mendeteksi terbentuknya asam laktat, Ph dan terbentuknya viskositas. Pratikum yang dilakukan pada kkali ini adalah uji aktivitas kultur yogurt dan ragi tape serta uji aktivitas ragi roti. Ragi pada pembuatan roti adalah Saccaromyces cerevisae, Prinsip dari aktivittas ragi roti adalah bila bahan dasar dari tepung dan khamir ditambahkan, maka pati protein dari tepung akan menyerap air membentuk adonan dan ragi akan memperfentasi gula yang ada dan

menghasilkan CO2. Penggunaan air hangat pada pratikum untuk mengaktifkan enzim. Pengamatan adonan dilakukan dengan memasukkan ke dalam gelas ukur yang tertutup (kondisi an-aerob) dan kondisi terbuka (aerob). Pengembangan adonan lebih cepat pada kondisian-aerob karena sel khamir cepat tumbuh di lingkungan an-aerobik. Pada kondisi aerob, udara yang masuk dapat menghambat kerja dan pertumbuhan sel khamir. Ketika diamati terdapat CO2 yang terbentuk perlahan-lahan oleh khamir. Penambahan adonan lebih cepat pada fermifan dibandingkan maurifan maupun saft instan. Pada pengamatan uji aktifitas kultur yogurt, didapatkan semakin lama waktu fermentasi maka bakteri asam laktat akan menurunkan Ph yogurt sehingga yogurt bersifat lebih asam. Hasil ini menyebabkan protein susu teragulasi dan akan menggumpal dan semakin kental Hasil yang diperoleh pada pratikum kekentalan semakin bertambah seiring bertambahnya waktu, namun ada pula hasil yang menunjukkan Ph konstan. Sedangkan kadar asam laktat yang dihasilkan semakin meningkat. Pada ragi tape dengan penggenceran tepung beras ditambah ragi tape, pada 1 jam pertama terdapat endapan dengan bau yang asam dan pada jam kedua terdapat lebih banyak endapan dengan bau yang lebih asam. Semakin lama waktu yang digunakan untuk fermentasi, cairan tepung tersebut semain kental dan kadar asam laktat juga meningkat.

Kesimpulan

1. Aktivitas asam laktat dalam fermentasi susu dapat dideteksi dengan terbentuknya asam laktat, Ph dan kekentalan. Demikian pula dengan fermentasi ragi tape. 2. Semakin lama waktu yang digunakan untuk fermentasi, maka kekentalan dan keasaman yang dihasilkan juga bertambah tinggi.

Daftar Pustaka

1. Http//:Ilmu Pangan Fermentasi Tradisional Inndonesia. Htm 2. Http//:Fermentasi Agroindustri Pangan.Html 3. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan. Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang

Padang, Desember 2012 Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan

Reszkita Gumanti NIM : 112110195

Laporan Pratikum Mikrobiologi Pangan


Judul Pratikum Topik Pratikum Praktek ke-/Gol Hari/Tanggal Tujuan Pratikum : Uji kerusakan bahan makanan : Susu : 9/1 : Kamis/6 Desember 2012 : Mengetahui kerusakan bahan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme Tinjauan Pustaka :

Makanan dikategorikan rusak apabila mengalami penurunankualitas dari yangg telah ditentukan. Faktor yang menntukan kualitas makanan antara lain: warna, tekstur, citarasa (rasa dan bau), bentuk dan tidak terdapat abnormalitas. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor faktor sebagai berikut : pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, kapang, khamir, aktivitas enzim enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus, suhu termasuk oksigen, sinar dan waktu. Mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir penyebab kerusakan pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik di tanah, air, udara, di atas bulu ternak dan di dalam usus. Kerusakan makanan oleh mikroba dapat terjadi apabila : 1. Mikroba masuk ke dalam makanan 2. Kondisi makanan (Ph, Aw, potensi redoks, nutrisi) mendukung pertumbuhan mikroba kontaminan. 3. Makanan yang disimpan pada kondisi yang mendukung pertumbuhan mikroba dalam jangka waktu tertentu, jumlah tinggi. Faktor yang mempengaruhi kerusakan makaan oleh mikroba : 1. Tipe mikroba 2. Jumlah mikroba 3. Mikroorganisme predominan Bentuk-bentuk kerusakan oleh mikroba : 1. Berjamur 2. Busuk 3. Berlendir

4. Perubahan warna 5. Berlendir kental seperti tali (roppiness) 6. Kerusakan fermentatif 7. Pembusukan bahan pangan berprotein

Alat 1. Cawan petri

2. Batang pengoles 3. Gelas objek 4. Gelas penutup 5. Jarum oase 6. Mikroskop 7. Tabung reaksi

Bahan

1. Larutan violet kristal 2. Larutan yodium 3. Alkohol 95% 4. Larutan SafraninLarutan Malachine green (hijau malasit) 5. Media agar PDA dan NA

Prosedur

1. Lihat secarra fisik : warna, aroma, kekentalan/tekstur. 2. Lihat morfologi mikroba yang tumbuh dengan mikroskop. Fiksasi dan lakukanpewarnaan gram seperti pratikum II 3. Lakukan isolasi : tanam di media agar PDA untuk melihat kapang dan khamir serta media NA untuk melihat bakteri pada 2 cawan petri setiap kelompok. Lihat mikroba apa yang tumbuh pada cawan petri setelah 24 jam.

Hasil

a. Pengamatan fisik

Pengamatan Warna Aroma Kekentalan Putih

Segar

24 Jam Putih Agak asam Agak kental

Susu segar Cair

b. Pengamatan dengan mikroskop Susu Segar Susu 24 jam

Lactobacillus

c. Penanaman pada NA dan PDA (isolasi mikroba)

NA

Susu segar = 2 Susu 24 jam = 8

PDA Susu segar = 1 Susu 24 jam = 2

Pembahasan

Kerussakan bahan makanan oleh mikroba dapat terjadi apabila mikrobba masuk ke dalam bahan makanan, kondisi makanan yang mendukung pertumbuhan mikroba dan makanan yang disimpan pada kondisi yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Pengamatan uji kerusakan bahan makanan kali ini dilakukan pada susu segar dan susu yang dibiarrkan pada udara terbuka selama 24 jam. Pengamatan fisik susu segar bewarna putih susu dengan aroma susu segar serta masih cair, sedangkan pada susu yang dibiarkan pada udara terbuka selama 24 jam, keadaan fisiknya berubah dengan agak sedikit kental dan baunya agak sedikit asam. Pada pengamatan dengan mikroskop, pada susu segar ditemukan sedikit mikroorganismenya. Biasanya tidak akan ditemukan mikroorganisme di dalam susu tersebut karena susu tersebut merupakan susu pasteurisasi. Mikroba yang terdapat pada susu tersebut mungkin karena mikrobba yang masuk terbawa oleh udara karena sebelum pengamattan susunya terbuka di udara terbuka. Pada susu yang dibiiarkan pada udara terbuka selama 24 jam ditemukan banyak mikroba, karena selama 24 jam dibuka mikroba dengan mudahnya masuk dan bisa dibantu oleh udara. Pada isolasi mikroba, penanaman pada PDA, pada susu segar ditemukan 1 mikroba, sedangkan pada NA ditemukan 2 buah mikroba. Penanaman pada NA

pada susu yang dibiarkan selama 24 jam ditemukan pertumbuhan mikroba yang lebih banyak yaitu 8 buah. Pada PDA ditemukan mikroba sebanyak 2 buah. Berdasarkan penanaman dan pertumbuhan yang banyak ditemukan pada NA, berarti mikroorganisme yang tumbuh adalah bakteri, karea bakteri hanya bisa tumbuh pada media NA. Berdasarkan pengamatan tersebut, didapatkan pada susu segar belum terdapat kerusakan akibat mikroorganisme. Pada susu yang dibiarkan di udara terbuka selama 24 jam telah ditemukan kerusakan oleh mikroorganisme yang dapat terlihat dari pengamatan fisik dan penanaman mikroba. Pada susu mikroba yang merusak antara lain Lactobacillus, Streptoccocus, Bacillus, Pseudomonas dan Micrococus.

Kesimpulan

1. Pada susu segar tidak ditemukan kerusakan oleh mikroorganisme. 2. Pada susu yang dibiarkan padda udara terbuka selama 24 jam ditemukan kerusakan oleh mikroorganisme. 3. Pada susu mikroba yang merusak antara lain Lactobacillus, Streptoccocus, Bacillus, Pseudomonas dan Micrococus.

Daftar Pustaka

1. Http//:Kerusakan makanan oleh mikroorganisme.html 2. Thamrin, M. Husni. dkk.. 2012. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Pangan. Padang : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang

Padang, Desember 2012 Pembimbing Pratikum Yang Membuat Laporan

Reszkita Gumanti

NIM : 112110195 3.

Anda mungkin juga menyukai