Sampah An-Organik
Sampah yang tidak mudah/bisa membusuk/lapuk seperti plastik, kaleng, aluminium foil, styrofoam, kaca/gelas, koran,
dan lain-lain.
Sampah Organik
Sampah yang mudah membusuk/lapuk seperti daun, kulit kupasan buah, ampas juice, ampas kopi, sampah dapur, kotoran binatang vegetarian, bunga, sisa makanan, dan sebagainya
Menerapkan Pola 3-R (Reduce-Reuse-Recycle) Reduce = mengurangi Reuse = menggunakan kembali Recycle = daur ulang
Mengurangi sampah
memanfaatkan barang-barang yang ramah lingkungan,
misalnya:
menggunakan lap atau handuk kecil yang dapat dipakai berulangkali daripada tisu membawa air minum dalam tempat yang aman daripada membeli air minum kemasan
Memakai kembali
dengan cara memanfaatkan sesuatu prduk selama mungkin, misalnya: menggunakan kantong/tas plastik berulang-ulang
Harus memiliki tempat pembuangan Dipisahkan menjadi sampah organik dan anorganik Tempat sampah tidak ditaruh di dalam rumah
Untuk sampah organik, bisa diberikan kepada hewan peliharaan untuk dimakan Bisa juga membuat lubang pembuangan khusus untuk sampah organik untuk menghasilkan kompos
Masukkan sampah organik yang sudah ditiriskan dan dipotongpotong ke dalam lubang.
Tutup dengan lapisan tanah untuk mencegah bau dan membantu proses pengomposan. Bila perlu tambahkan kotoran binatang (ayam, burung, kambing dan sebagainya).
Lakukan berulang-ulang hingga lubang penuh. Tutup rata dengan tanah, tunggu sekitar 3 bulan, gali kembali dan diangin-anginkan.
Kini kompos siap dipergunakan atau disimpan dan lubang dapat dipergunakan kembali
Menimbulkan pencemaran tanah mengganggu lahan pertanian, tanah tidak produktif. Menimbulkan pencemaran air, turunnya produktivitas ikan, karena akan terjadi dekomposisi yang mengurangi jumlah oksigen dalam air.
Menimbulkan bau yang tidak sedap. Tumpukan sampah sarang binatang kotor sumber penyakit. Mengganggu keindahan.