Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan

saat ini, sehingga menuntut kita untuk dapat bekerja diberbagai bidang secara profesional. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa teknik khususnya mahasiswa teknik mesin dapat ikut berperan aktif dalam perkembangan teknologi tersebut. Dengan dilaksanakannya Praktikum Permesinan II khususnya pada mesin TNC milling, Mahasiswa diharapakan mampu mengoperasikan mesin TNC milling tersebut dengan baik dan benar, agar setelah memasuki dunia usaha ataupun dunia industri tidak merasa canggung lagi.

1.2

Tujuan Adapun tujuan dilaksanakan praktikum pemesinan II mesin TNC milling ini

adalah sebagai berikut; 1. Agar mahasiswa mengetahui tentang cara-cara mengoperasikan mesin TNC milling dengan baik dan benar. 2. Agar mahasiswa mengetahui fungsi tombol-tombol yang ada pada mesin TNC milling. 3. Agar mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan langkah pengoprasian mesin TNC milling. 4. Agar mahasisiwa mengetahui alat-alat yang digunakan dalam

mengoperasikan mesin TNC milling.

1.3

Manfaat Adapun manfaat dilaksanakan praktikum pemesinan II mesin TNC milling

ini adalah sebagai berikut; 1. Mahasiswa memiliki kemahiran atau keterampilan dalam mengoperasikan mesin TNC milling. 2. Mahasiswa dapat membuat program dalam pembuatan benda kerja.

3. Mahasiswa mampu membuat suku cadang dengan menggunakan mesin TNC milling. 4. Mahasiswa dapat lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam

menyelesaikan masalah.

1.4

Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah

bagian awal, isi, dan bagian penutup yang keseluruhannya itu mencakup kedalam beberapa bab yaitu adalah sebagai berikut; Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang hal-hal yang melatar belakangi penulisan laporan, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. Bab II Teori Dasar Bab ini berisi tentang teori dasar yang berkaitan dan berhubungan dengan mesin TNC milling. Bab III Alat dan Bahan Bab ini menjelaskan fungsi alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mesin TNC milling. Bab IV Prosedur Kerja Bab ini berisikan tentang langkah kerja dan tahapan-tahapan yang dilalui pada proses pengerjaan untuk pembuatan benda kerja dengan mesin TNC milling. Bab V Pembahasan Bab ini berisikan tentang perhitungan tiap pengerjaan untuk pembuatan benda kerja serta analisis. Bab VI Kesimpulan dan saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diberikan setelah pelaksanaan praktikum.

BAB II TEORI DASAR

2.1 Pengertian Mesin TNC TNC ( Touch Numerical Control ) Milling adalah mesin perkakas yang memiliki program komputer dan dijalankan dengan menekan tombol-tombol dan kode-kode yang telah diprogram didalam komputer. Senelum menjalankan mesin TNC Milling ini, kita harus memasukkan atau membuat program yang ada pada mesin tersebut.

Gambar 2.1 Mesin TNC milling 2.2 Fungsi Pengontrol Mesin Pada mesin TNC milling terdapat tombol-tombol pengontrol mesin yang memiliki fungsi tersendiri yaitu; 1. Clockwise spindle operation Tombol ini berfungsi untuk memutar atau menggerakkan spindle yang arah putarannya searah dengan arah jarum jam yang dilakukan secara manual.

Gambar 2.2 Clockwise Spindle Operation

2.

Counterclockwise spindle rotation Tombol ini berfungsi untuk memutar atau menggerakkan spindle yang arah

putarannya berlawanan dengan arah jarum jam yang dilakukan secara manual.

Gambar 2.3 Counterclockwise Spindle Operation

3.

Spindle brake Tombol ini berfungsi untuk memberhentikan putaran dari spindle secara

manual.

4.

Power supply Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan motor dari mesin TNC milling

yang dilakukan secara manual.

Gambar 2.4 Power Supply

5.

Emergency stop Tombol ini berfungsi untuk mematikan mesin secara keseluruhan bila terjadi

kesalahan yang dapat membahayakan keselamatan pengguna mesin, tool dan mesin itu sendiri.

Gambar 2.5 Emergency Stop

6.

Coolant Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan cairan pandingin (coolant) pada

saat pengerjaan benda kerja.

Gambar 2.6 Coolant 7. Machine directiont rapid traverse key

Tombol ini terdiri dari beberapa pengontrol yang fungsinya berbeda-beda dalam penggunaanya. Dibawah ini merupakan gambar tombol yang berfungsi untuk menggerakkan meja mesin kearah samping kanan dan kiri.

Gambar 2.7 Tombol Penggerak Meja Mesin Kearah Kanan

Gambar 2.8 Tombol Penggerak Meja Mesin Kearah Kiri

Berikut ini merupakan tombol yang digunakan untuk menggerakkan meja mesin kearah atas dan bawah.

Gambar 2.9 Tombol Penggerak Meja Mesin Kearah Atas

Gambar 2.10 Tombol Penggerak Meja Mesin Kearah Bawah

Tombol machine direction rapid tra key juga dapat difungsikan untuk menggerakkan tool atau kepala spindle kearah maju ataupun mundur

Gambar 2.11 Tombol Penggerak Spindle Kearah Maju

Gambar 2.12 Tombol Penggerak Spindle Kearah Mundur

2.3

Sistem Pada Sumbu Koordinat Pada mesin TNC milling memiliki tiga sumbu koordinat yang mengikuti

kaidah tangan kanan. Pada TNC Milling sistem koordinat yang digunakan yaitu Absolut coordinate dan Incremental coordinate. Koordinat tersebut berada dalam bentuk ruang atau tiga dimensi, yaitu sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z. Untuk mempermudah seorang programer dalam menentukan arah terhadap sumbu, maka digunakan kaidah tangan kanan dimana jari jempol menunjukan

arah +X, jari telunjuk untuk menunjukan arah +Y, dan jari tengah untuk menunjukan arah +Z

Gambar 2.13 Kaidah Tangan Kanan

1. Koordinat Absolut (Absolut Coordinate) Absolut coordinat adalah titik referensi (datum)/ (0,0,0) dalam pengerjaan awal atau pergerakan awal adalah untuk pengerjaan selanjutnya. Dimana titik referensi (0,0,0) dihitung dari posisi awal setiap melakukan pergerakan atau untuk melakukan pergerakan selanjutnya titik acuannya yaitu titik referensi awal (0,0,0).

Gambar 2.14 Absolut Coordinate 2. Koordinat Ingkremen (Incremental Coordinate) Koordinat incremental adalah titik referensi (0,0,0) dihitung pada posisi terakhir pahat setiap melakukan pergerakan, dengan kata lain akhir dari setiap pergerakan menjadi titik awal pergerakan selanjutnya. Jadi titik referensi bagi gerakan selanjutnya adalah titik akhir gerakan awal.

Gambar 2.15 Incremental Coordinate

2.4

Tanda, Kode, dan Simbol Pada proses pengerjaan dengan mesin TNC Milling banyak menggunakan

simbol-simbol atau lambang-lambang yang berfungsi untuk menginput data atau menjalankan program. Tanda dan lambang berfungsi untuk mengopersikan mesin secara manual. Sedangkan kode dan simbol digunakan untuk mengoperasikan mesin secara otomatis. Pada pergerakan secara otomatis, TNC Milling dapat bekerja dengan sendirinya hingga dalam program selesai dengan hanya menekan tombol NC pada awal pengerjaan. Pada penggunaan kode, Programer cukup memilih huruf yang akan dijadikan kode yang tertera pada layar dan menekan angka untuk kode yang ada pada tombol-tombol diluar layar. Adapun kode-kode yang biasa digunakan untuk menginput program adalah seperti pada tabel yang tertera dibawah ini.

Tabel 2.1 Kode dan Fungsi pada TNC Milling Kode M00 M02 Fungsi standar Menghentikan program, spindel dan coolant Menghentikan program spindel dan coolant dan kembali ke blok pertama M03 M04 M05 M06 Spindel berputar searah jarum jam Spindel berputar berlawanan arah jarum jam Spindel berhenti berputar Menukar pahat/change tool, menghentikan program dan menghentikan putaran spindel M08 M09 M13 M14 M30 Mengaktifkan coolant Menonaktifkan coolant Spindel berputar searah jarum jam dan coolant on Spindel berputar berlawanan arah jarum jam dan coolant On Program berhenti, spindel berhenti, coolant mati, dan kembali keblok pertama

10

Selain fungsi dan kode-kode diatas masih banyak lagi kode-kode lainnya dengan fungsi yang berbeda sesuai dengan perintah gambar. Simbol-simbol pada TNC Milling sudah tersedia pada layar menu, Sehingga Programer hanya mamilih simbol-simbol yang dibutuhkan sesuai dengan sketsa pengerjaan. Tabel 2.2 Simbol-simbol pada layar TNC Milling Simbol T S F M Fungsi Pemilihan Tool misalnya T1 berarti mengambil Tool no 1 Putaran spindel Feeding Dirancang untuk particular media dari operasi mesin perkakas NC misalnya mengaktifkan putaran spindel, mengaktifkan media pendingin (coolant on/off) dan masih banyak lagi yang lain Untuk datum ( bidang patokan ) ACLT. Mesin TNC menampilkan harga/ukuran sebenarnya pada benda kerja NOML. REF LAG Mesin TNC manampilkan ukuran nominal Mesin TNC menampilkan posisi yang direferensikan Mesin TNC menampilkan servo lag Kontrol aktif Rem spindle aktif Rem spindle tidak aktif Sumbu dapat digerakan dengan electronic handweel

Table 2.3 Fungsi Kode Pada Control Panel Kode Nama Fungsi

11

Manual operated

Untuk menjalankan program secara manual Untuk menjalankan program secara bertahap Untuk memasukkan dan mengubah program Untul menjalankan program Untuk memberikan informasi yang diperlukan Untuk mengganti parameter

Positioning with MDI

Programming and editing Program run Help Mod

2.5

Titik Referensi (Datum) Titik referensi merupakan titik dimulainya pergerakan pengerjaan yang

dilakukan setelah memasukkan program pada mesin. Sebelum melakukan proses pengerjaan dengan mesin TNC Milling, maka programer harus mencari titik referensi datum (0,0,0) yang berfungsi sebagai patokan awal dalam proses pengerjaan. Untuk mencari titik datum. Programer hanya mengerakan meja dan spindle secara manual terhadap X axis, Y axis, dan Z axis. Datum yang didapatkan berjarak sedikit menyentuh benda kerja atau 1 lembar kertas. Jadi untuk mencari harga datum, programer sebaiknya meggunakan kertas dan menempelkannya pada permukaan datum sehingga benda kerja tidak rusak.

Gambar 2.16 Datum 12

2.6

Toleransi Linier dan Sudut Toleransi adalah penyimpanan ukuran yang diperbolehkan dari ukuran

komponen yang sebenarnya. Toleransi dibatasi oleh dua harga ukur maksimum dan minimum sebagai daerah toleransi (toleransi zone). Memberikan toleransi berarti memberikan menentukan batas-batas maksimum dan minimum dari penyimpangan terhadap ukuran dasar dari komponen, dimana ukuran dasar dinyatakan dengan bilangan bulat dan besarnya penyimpangan dapat diketahui dari selisih antara ukuran dasar dengan harga batas yang bersangkutan. Pada umumnya toleransi terbagi tiga (3), yaitu; 1. 2. 3. Toleransi linier Toleransi sudut Toleransi geometri Pada pekerjaan dengan menggunakan mesin TNC milling digunakan toleransi geometri dan toleransi sudut. Toleransi dibuat untuk menentukan angka atau ukuran penyimpangan dalam melakukan pekerjaan yang dicantumkan pada gambar job sheet. Tabel 2.4 Variasi toleransi untuk sudut Panjang dari sisi yang pendek Variasi yang diizinkan Dalam dan menit Dalam mm tiap 1.8 100 mm 0,9 0,6 0,3 s/d 10 10 s/d 50 30 50s/d 120 120 s/d 400 20 10

derajat 1

Tabel 2.5 Lambang untuk sifat yang diberi toleransi


Elemen dan toleransi Sifat yang diberi toleransi Kelurusan Elemen tunggal Toleransi bentuk Kedataran Kebulatan Lambang

13

Kesilindrisan Elemen tunggal/ berhubungan Toleransi orientasi Ketegak lurusan Ketirusan Elemen yang berhubungan Toleransi lokasi Posisi Konsentrisitas dan koaksialitas Kesimetrisan Toleransi putar Putar tunggal Putar total Profil garis Profil permukaan Kesejajaran

2.7

Pendinginan (coolant) Pada setiap pekerjaan pemesinan akan menggunakan bahan pendingin

(coolant) yang digunakan pada saat pengerjaan benda kerja. Adapun fungsi dari cairan pendingin ini adalah sebagai berikut; 1. Mengurangi gesekan antara pahat (tool) dan benda kerja. 2. Agar pahat tidak cepat aus. 3. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja. 4. Memperbaiki penyelesaian permukaan benda kerja dari serpihan. 5. Mengurangi kemungkinan korosi pada pahat (tool), benda kerja, dan mesin TNC milling. Jenis jenis pendingin terbagi 2 yaitu : a. soluble oils dan b. Pendingin campuran kimia.

2.8

Elemen Dasar Pada Mesin TNC Milling Elemen dasar pada proses pengerjaan dengan menggunakan mesin TNC

milling sama dengan elemen dasar pada mesin freis dan mesin lainnya. Hanya pada mesin TNC milling menginput dengan program.

14

1. Kecepatan potong Vc =

.d .n
1000

; mm/min

2. Kecepatan pemakanan Vf = f.n.z ; mm/min

3. Gerak makan pergigi fz =


Vf z.n

; mm/gigi

4. Waktu pemotongan tc =
lt vf

; min

Dimana, lt = lv + lw + lu ; mm

5. Kecepatan penghasilan geram Z =


Vf .a.W 1000

; cm3/min

Keterangan; Benda kerja: W = lebar pemotongan

15

Lw = panjang pemotongan a = kedalaman pemotongan

Pahat (TNC milling cutter): d z = diameter luar = jumlah gigi (mata potong)

Kr = sudut potong utama = 90o untuk pahat freis selubung Mesin TNC milling: n = putaran spindle poros utama

Vf = kecepatan makan

Tabel 2.6 Kecepata penyayatan pada mesin TNC milling Bahan Kecepatan penyayatan dalam kaki Pisau pilin Kasar Halus Pisau muka Kasar Halus Penyayatan Penyayatan kasar Besi tuang lunak dan sedang Besi tuang keras 25-40 10-30 25-40 20-45 Kering atau coolant Baja lunak Baja 60-120 25-50 45-110 25-70 50-85 25-50 45-100 25-70 coolant coolant Kering atau terpenting Air sabun Minyak alam 40-75 25-80 35-65 30-80 Kering halus Kering Pendingin

16

Kuningan

150-200 100-250 100-200 100-200 Kering atau coolant

Kering , minyak

Aluminium

400

400

400

400

Kering atau minyak

Minyak tanah

Tabel 2.7 Kecepatan pemakanan Bahan yang dikerjakan Untuk pekerjaan Freis Mild steel HC steel Cast iron 100 80 80 Kasar 90 70 60 Halus 100 90 80 Ulir 25 30 25 Soluble oil Soluble oil Tanpa coolant Stainles steel Tool steel 70 50 75 20 Soluble oil 90 80 95 30 Soluble oil Untuk pemotongan Bahan pendingin

Tabel 2.8 Kecepatan potong bahan teknik No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Bahan benda kerja Kuningan, perunggu keras Besi tuang Baja >70 Baja 50-70 Baja 34-50 Tembaga, perunggu lunak Aluminium murni Plastic Vc (m/min) 30-45 14-21 10-14 14-21 20-30 40-70 300-500 40-60

17

BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1

Alat Alat alat yang di gunakan dalam praktikum TNC adalah sebagai berikut :

1. Pensil

Gambar 3.1 Pensil 2. Jangka

Gambar 3.2 Jangka 3. Busur Derajat

Gambar 3.3 Busur Derajat

18

4. Penggaris

Gambar 3.4 Penggaris

3.2 Bahan Bahan yang di gunakan pada praktikum iini adalah kertas millimeter block.

Gambar 3.5 Bahan kerja

19

BAB III PROSEDUR KERJA

4.1 Prosedur Umum 1. Alat dan bahan di siapkan. 2. Kertas millimeter digaris sesuai dengan diagram cartesius. 3. Kertas millimeter di ukur untuk pembuatan benda kerja. 4. Kertas millimeter di ukur untuk pembuatan rectangular pockets , circle hole pattern , linier paterns , taping dan packing.

4.2 Prosedur Kerja 4.2.1 Program circle hole patern , linier hole paterns , dan rectangular . 1. Circle hole paterns 0 BEGINE PGM 1 F 9999 2. Z 600 3 TOOL CALL 33 Z 4. S 100 5. M 3 6. CYCLE 1.0 PECKING 7. CYCLE 1.1 HEIGHT + 50 8. CYCLE 1.2 DIST 2 [ pr0gram di mulai ] [ gerakan pemakanan tinggi ] [ posisi pergantian tools ] [ pemanggilan tools ] [ kecepatan spindle ] [ spindle searah jarum jam ] [ data pecking ] [ jarak tinggi tools ] [ jarak tools aman ] [ titik acuan ] [ kedalaman lubang ] [ kedalaman langkah pemakanan

9. CYCLE 1.3 SURF 0 10. CYCLE 1.4 DEPTH 30 11. CYCLE 1.5 PECKG 5 ] 12. CYCLE 1.6 DWELL 0,5 13. CYCLE 1.7 F 80 14. CYCLE 5.0 FULL CIRCLE 15. CYCLE 5.1 NO 4 16. CYCLE 5.2 CCX + 50

[ waktu Jeddah ] [ kecepatan feeding ] [ lingkaran penuh ] [ jumlah lubang ] [ titik tengah kordinat x ]

20

17. CYCLE 5.3 CCY + 2 18. CYCLE 5.4 RAD 10 19. CYCLE 5.5 START + 90 20. CYCLE 5.6 TYPE 1 : PECK 21. M 2 22. END PGM 40 mm

[ titik tengah kordinat y ] [ RADIUS ] [ sudut lingkaran ] [ lubang drill ] [ program berhenti ] [ program berakhir ]

2. Rectanguler pocket 0 BEGINE PGM 55 mm 1 F 9999 2. Z + 600 3. X- 100 4. Y 100 5. TOOL CALL 7 Z 6. S 800 7. M 3 [ kecepatan pemakanan tinggi ] [ posisi tool ] [ posisi pada sumbu x] [ posisi pada sumbu y ] [pemanggilan alat] [ kecepatan spindle ] [ spindle sarah jarum jam ]

8. CYCLE 4.0 RECTANGULER POCKET [ data pola persegi ] 9. CYCLE 4.1 HEIGHT + 100 10. CYCLE 4.2 DIST 2 11. CYCLE 4.3 SURF + 0 12. CYCLE 4.4 DEPT 10 13. CYCLE 4.5 PECKG 4 14. CYCLE 4.6 F 80 15. CYCLE 4.7 POSX 50 16. CYCLE 4.8 POSY 60 17. CYCLE 4.9 LNGTHX 75 18. CYCLE 4.10 LNGTHX 75 19. CYCLE 4.11 F 100 [ tinggi jarak ] [ jarak tool ] [ titik acuan permukaan ] [ kedalaman milling ] [ kedalaman langkah ] [ kecepatan fidding ] [ titik tengah x ] [ titik tengah y ] [ panjang sudut x ] [ panjang sudut y ] [ kecepatan fidding ]

20. CYCLE 4.12 DIRCTN 0 = CLIMB [ climb milling ] 21. CYCLE 4.13 ALLOW 0,5 22. M 2 [ proses terakhir ] [ program berhenti ]

21

23. END PGM 55 mm 3. Linier hole paterns 0 BEGINE PGM 1 F 9999 2. Z 600 3 TOOL CALL 33 Z 4. S 100 5. M 3 6. CYCLE 1.0 PECKING 7. CYCLE 1.1 HEIGHT + 50 8. CYCLE 1.2 DIST 2 9. CYCLE 1.3 SURF 0 10. CYCLE 1.4 DEPTH 30 11. CYCLE 1.5 PECKG 5 12. CYCLE 1.6 DWELL 0,5 13. CYCLE 1.7 F 80

[ program berakhir ]

[ pr0gram di mulai ] [ gerakan pemakanan tinggi ] [ posisi pergantian tools ] [ pemanggilan tools ] [ kecepatan spindle ] [ spindle searah jarum jam ] [ data pecking ] [ jarak tinggi tools ] [ jarak tools yang aman ] [ titik acuan permukaan ] [ kedalaman lubang ] [ kedalaman langkah ] [ waktu Jeddah pemakanan ] [ kecepatan pemakanan ]

14. CYCLE 7.0 LINIER HOLE PATERNS [ lubang sejajar ] 15. CYCLE 7.1 POSX + 30 16. CYCLE 7.2 POSY + 50 17. CYCLE 7.3 WO. HL 3 18. CYCLE 7.4 HLSPC 20 19. CYCLE 7.5 ANGLE + 0 20. CYCLE 7.6 NO RW 2 21. CYCLE 7.7 RWSPC 20 22. CYCLE 7.8 TYPE 1 : PECK 23. M 2 24. END PGM 50 mm [ titik x lubang ] [ titik y lubang ] [ jumlah lubang / garis ] [ jarak lubang / garis ] [ sudut garis x ] [ jumlah coulomn ] [ jarak lubang per coulomn ] [ lubang ] [ program berhenti ] [ program berakhir ]

22

Gambar 4.1 Gambar program 4.2.2 Program packing 0 BEGINE PGM 20 1. F 9999 2. Z + 600 3. X + 50 4. Y + 20 5. TOOL CALL 8 Z 6. S 1500 7. M 3 8. CYCL 1.0 PECKING 9. CYCL 1.1 HEIGHT 10. CYCL 1.2 DIST 11. CYCL 1.3 SURF + 0 12. CYCL 1.4 DEPTH 25 13. CYCL 1.5 PECKG 5 14. CYCL 1.6 DWELL 0.5 15. CYCL 1.7 F 80 mm/min 16. CYCL CALL 17. M 2 18. END PG 20 mm [ program di mulai ] [ kecepatan pemakanan paling tinggi ] [ posisi pergantian tool ] [ posisi pada sumbu x ] [ posisi pada sumbu y ] [ pemanggilan alat ] [ kecepatan spindle ] [ spindle serah jarum jam ] [ data pecking ] [ ketinggian tool ] [tinggi jarak benda kerja dengan tool ] [ titik koordinat ] [ kedalaman lubang ] [ kedalaman langkah pemmakanan ] [ waktu jedddah ] [ kecepatan rata ] [ pemanggilan program] [ program berhenti ] [program berakhir ]

23

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Dalam pembuatan program kita harus memperhatikan tool yang kita gunakan karena pemilihan sembarngan tools akan membuat proses pembuatan program menjadi lebih susah. Pada saat penggambaran benda kerja pada millimeter block, titik koordinta atau garis harus pass pada posisi skla buku millimeter block agar pada saat pembuatan program tidak salah. Pada saat pembuatan program linier paterns sudut dari lubang terhadap sumbu x haruss kita ketahui terlebih dahilu agar, pada saat pembuatan lubang tidak salah.

24

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Mesin TNC milling menggunakan 2 sistem koordinat yaitu absolute dan incremental. 2. Mesin TNC milling hanya bisa melakukan proses kerja hole circle paterns , packing, taping , rectangular paterns , dan linier hole paterns. 3. Pembuatan program TNC milling di lakukan di kertas millimeter block.

6.2

Saran

1. Pada saat pembuatan program sebaiknya di mengerti gambar yang dibuat. 2. Buatlah gambar yang hanya bisa di lakukan di mesin TNC. 3. Perhatikan pembuatan program pada saat menggambar suatu program.

25

DAFTAR PUSTAKA TNC (Touch Numerical Control), 124, Users Manual. Drs. Daryanto, Mesin Perkakas Bengkel, Rineka Cipta, Bandung, 1991. Membaca Gambar Teknik, Politeknik Mekanik Swiss-ITB. B.H Amsted, Tegnologi Mekanik. Jakarta, 1979. Manual Book TNC Milling 124, HEIDENHEIN.

26

LAMPIRAN

27

28

Anda mungkin juga menyukai