Anda di halaman 1dari 24

Kamera Foto dan Editing

Mode Dial
M. Agus Zainuddin
PENS ITS
Surabaya

Pokok Bahasan

ISO/ASA Shutter Speed Aperture Mode Dial


P Programmed Auto S - Shutter Speed Priority A Aperture Priority M - Manual

ISO/ASA
Apakah ISO itu?

Pada Fotografi Tradisional (film): ISO (ASA) mengindikasikan seberapa sensitive sebuah film terhadap cahaya, yang diukur berdasarkan angka (tampak pada film 100, 200, 400, 800, dst). Angka yang kecil menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya juga rendah, gambar memiliki butiran halus. Pada fotografi Digital: ISO mengukur sensitivitas sensor terhadap cahaya. Secara prinsip sama dengan film. ISO yang tinggi umumnya digunakan pada kondisi pencahayaan yang kurang untuk shutter speed yang tinggi (acara sport pada indoor).

ISO/ASA
ISO 100 ISO 400

ISO/ASA

ISO 100 umumnya dianggap normal. Saat memilih nilai ISO tentukanlah jawaban dari pertanyaan berikut:

Cahaya Apakah subjek cukup pencahayaannya? Grain Apakah hasilnya ingin grainy atau tanpa noise? Tripod Apakah menggunakan tripod? Gerak Apakah subjek bergerak?

Jika pencahayaan cukup, hasil sedikit grain, menggunakan tripod dan subjek stasioner maka ISO yang dipilih adalah ISO rendah.

Jika pencahayaan gelap, hasil grain, tidak menggunakan tripod dan subjek bergerak, gunakan ISO yang tinggi.

ISO/ASA

Situasi yang memerlukan ISO yang tinggi:

Acara Sport dalam ruangan: Subjek bergerak cepat dan pencahayaan kurang. Acara Konser: pencahayaan kurang dan tidak boleh menggunakan flash. Pesta Ulang Tahun: saat meniup lilin cahaya akan berkurang, penggunaan flash akan mengganggu acara.

ISO/ASA

Pada Nikon D80 user dapat mensetting ISO dari 100 1600, selain itu juga mendukung ISO: H0.3, H0.7, H1.0 (sebangding dengan ISO 2000, 2500, dan 3200). Mensetting ISO pada Nikon D80:

Tekan Tombol Menu Aktifkan menu SHOOTING MENU -> ISO Sensitivity Pilih Nilai ISO, lalu tekan tombol OK.
7

ISO/ASA
ISO 100

ISO/ASA
ISO 200

ISO/ASA
ISO 400

10

ISO/ASA
ISO 800

11

ISO/ASA
ISO 1600

12

ISO/ASA
ISO 3200 (H1.0)

13

Shutter Speed

Gambar yang baik hanya dapat dicapai bila jumlah cahaya yang mengenai sensor CCD mencukupi dan dikontrol dengan baik. Komponen utama pada kamera yang mengatur jumlah cahaya yang diperlukan adalah kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan diafragma (aperture).

Shutter speed adalah alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan cahaya yang masuk untuk menyinari film, dibuat dari bahan metal yang tipis dan kuat yang dinamakan shutter blade. Cara kerja dari shutter blade itu sendiri adalah membuka dan menutup kembali. Pada saat shutter blade terbuka maka cahaya akan masuk dan menyinari film/sensor.

14

Shutter Speed

Kecepatan membuka dan menutup kembali shutter blade itulah yang dinamakan shutter speed. Ukuran kecepatan rana saat membuka dan menutup kembali dihitung dalam pecahan detik seperti 1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, 1/2000, 1/4000, 1/8000. Namun yang tertera pada kamera tidak berupa pecahan yaitu : 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000, 8000. Selain angka angka diatas ada satu lagi yaitu "B" yang berarti Bulb yang kecepatannya tergantung dari saat kita menekan dan melepaskan tombol pelepas rana. Jadi saat kita menekan tombol maka rana terbuka, saat kita melepas tombol rana tertutup.
15

Shutter Speed

Semakin lambat shutter speed, semakin lama sensor terkena cahaya dan gambar semakin terang. Semakin cepat shutter speed, semakin kurang waktu sensor terkena cahaya dan gambar semakin gelap.

16

Aperture

Aperture adalah bukaan diafragma, yang dibuat dari lempengan lempengan logam yang tipis yang dapat mengatur besar kecilnya lubang diafragma pada lensa dengan cara memutar ring diafragma pada lensa. Fungsi dari diafragma adalah mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa, serta menentukan ruang tajam yang dipilih. Pemilihan diafragma inipun sangat dipengaruhi oleh kekuatan cahaya yang menyinari obyek, kecepatan Film (ASA atau ISO) serta shutter speed yang dipilih.

17

Aperture

Ukuran diafragma pada lensa dilambangkan dengan f/angka, seperti f/1.2; f/1.4; f/1,8; f/2.8; f/4; f/5,6; f/8; f/11; f/16; f/22. Namun yang tercantum pada viewfinder dan control panel hanya angka-angkanya saja tanpa f/ misalnya 1.2; 1,4; 2.8; 4; 5,6; 8; 11; 16; 22. Jangan salah dalam mengartikan angka-angka tersebut, sebab angka-angka ini menunjukan kebalikan daripada besar diafragma pada lensa.

Misal: f/2.8 berarti bukaan diafragmanya lebih besar dari f/16.

18

Aperture Bukaan Diafragma

19

Aperture

Saat menggunakan mode P, kamera akan menentukan setting aperture dan shutter speed secara otomatis.

20

Mode Dial

Pada kamera digital SLR pengaturan shutter speed dan aperture dapat dilakukan menggunakan mode dial. Pada umumnya mode dial yang ada adalah P, S, A dan M. Setiap mode menawarkan beberapa setting handal, mencakup exposure, white balance, dan optimasi gambar. Masing-masing mode memberikan control yang berbeda untuk shutter speed dan Aperture.
21

Mode Dial
Mode P Programmed Auto Deskripsi Kamera mensetting shutter speed dan aperture secara optimal. Mode ini biasanya digunakan bila waktu untuk mensetting shutter speed dan aperture yang diperlukan singkat.

Shutter-Priority Auto

Kamera akan mengatur aperture untuk hasil optimal. Mode ini digunakan untuk menghentikan gerak atau mengkaburkan gambar.

Aperture-Priority Auto

Kamera mengatur shutter speed untuk hasil optimal. Mode ini digunakan untuk mengkaburkan background ataupun untuk membuat subjek dan background menjadi fokus.

Manual

User mengatur shutter speed dan aperture secara manual.

22

Mode Dial

23

Mode Dial

Kerjakan Tugas Pada Modul 3

24

Anda mungkin juga menyukai