Pandangan Upper dan lower sebagai faktor penghambat dalam proses fasilitasi /pemicuan
Dalam hubungan antar personal, antar institusi dan profesi
ada pandangan bahwa kelompok yang satu berada di tingkat atas (upper) dan kelompok yang lain berada di tingkat bawah (lower). - Orangtua>< anak (personal) - Camat >< kepala desa (institusional) - Dokter><bidan (profesional). dirinya sebagai kelompok yang lebih pintar , lebih berkuasa, suka memberi, dll.
Contoh-contoh:
Kelompok yang berperilaku upper biasanya menempatkan Kelompok yang berperilaku lower biasanya menempatkan
dirinya sebagai orang/kelompok yang kurang berdaya , tidak tahu apa-apa dan butuh bantuan.
2
Perilaku/kebiasaan apa yang harus diubah oleh fasilitator ketika melakukan pemicuan CLTS ?
pembelajaran bersama bahkan menempatkan masyarakat sebagai guru (sumber informasi), karena masyarakat yang paling tahu apa yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.
menjadi semakin mudah digunakan dan efektif untuk menggali pengakuan/informasi yang jujur dari masyarakat. 4
Metode
Berbagi
INSTITUTIONAL
PROFESIONAL
Catatan:
Dalam CLTS fasilitator tidak memberikan solusi. Ketika metode telah diterapkan (proses pemicuan
telah dilakukan) dan masyarakat sudah terpicu sehingga di antara mereka sudah ada keinginan untuk berubah tetapi masih ada kendala yang mereka rasakan misalnya kendala teknis, ekonomi, budaya, dan lain-lain maka fasilitator mulai memotivasi mereka untuk mecapai perubahan ke arah yang lebih baik, misalnya dengan cara memberikan alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut. digunakan, semuanya harus dikembalikan kepada masyarakat tersebut
7