Langkah Strategi Humas Utk Tambahan
Langkah Strategi Humas Utk Tambahan
POKOK BAHASAN:
Fact Finding (pengumpulan fakta) melalui riset atau penelitian. Perumusan masalah Perencanaan program
Ad. 1. Fact Finding Dalam pengumpulan data, akan dicari data pendukung antara lain:
Permasalahan komunikasi di dalam lembaga atau organisasi. Melakukan analisis SWOT ( Strengths/Kekuatan, Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang dan Threats/ancaman) Kekuatan dan kelemahan dikaji dari unsur-unsur yang ada di dalam organisasi (prospek atau masa depan perusahaan yang ditekuni, citra perusahaan, kultur perusahaan dan sebagainya .Sedangkan peluang dan tantangan dilihat dari eksternal perusahaan yang berkaitan dengan peraturan pemerintah, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat, perubahan struktur kependudukan, perubahan sikap dan pandangan masyarakat, situasi ekonomi, perubahan politik, tekanan lingkungan lainnya. Potensi yang bisa dimanfaatkan di dalam organisasi untuk mengatasi permasalahan tersebut ( potensi sumberdaya, keuangan, sarana dan prasarana dan lainnya ) Potensi eksternal yang bisa dimanfaatkan
Identifikasi masalah dan pengkategorisasian masalah Publik yang terlibat aktif dan pasif dalam permasalahan
Tujuan/sasaran atau hasil akhir dari program Khalayak sasarannya Media komunikasi yang digunakan Strategi/Tactic/Tehnik Komunikasi Sumberdaya yang digunakan Anggaran Jadwal atau waktu pelaksanaan Monitoring dan sistem evaluasi
Ad.4. Aksi dan Komunikasi: Melaksanakan perencanaan sebagaimana di atas termasuk di dalamnya melakukan monitoring dan evaluasi dengan periode tertentu untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program dan upaya untuk mengatasinya. Ad.5. Evaluasi Seluruh program yang ditetapkan dievaluasi apakah sesuai dengan yang diharapkan. Caranya dengan melakukan penelitian mengenai:
Program yang sudah dijalankan apakah sesuai dengan perencanaan Kelemahan atau hambatan-hambatan pelaksanaan program Mengetahui opini atau sikap dari khalayak, apakah sudah sesuai dengan Menentukan apakah program bisa diteruskan dengan tahapan berikutnya
yang diharapkan ?
atau kembali dilakukan dengan penyempurnaan atau dirubah sama sekali. B. Langkah Kegiatan Humas Dalam menjalankan kegiatan komunikasi, Humas memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan yang dilakukan betul-betul terarah, tepat pada sasaran, dan mencapai target yang diinginkan. Selain itu, dalam perencanaan juga ditentukan skala pengukuran pencapaian target serta evaluasi dari setiap program yang dirancang. Namun demikian keberhasilan program Humas, tidak hanya dilihat dari perencanaan yang bagik, namun juga bagaimana dalam pelaksanaannya apakah efisien atau tidak. Humas sebagai fungsi manajemen, merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan organisasi, karenanya seluruh aktivitasnya diupayakan untuk mendukung seluruh kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan lembaga. Berdasarkan hal itulah, maka setiap langkah kegiatan Humas perlu merujuk serta menyesuaikan dengan kebijakan organisasi. Di bawah ini diuraikan langkah kegiatan Humas dengan diawali oleh penentuan objective atau tujuan organisasi yang digambarkan dalam misi dan visi . Namun apabila objective organisasi sudah dibentuk, maka akan lebih memudahkan Humas dalam menentukan program kegiatan komunikasi . Organisasi juga dapat membuat objective baru yang disesuaikan dengan perkembangan, tantangan dan juga persaingan yang ada.
Langkah-langkah kegiatan humas : 1. Menetapkan objective: a. b. Objective perusahaan (corporate goal): - misi dan visi Objective Humas 2. Identifikasi Khalayak 3. Penentuan Strategi Humas 4. Pemilihan Media 5. Anggaran 6. Pengukuran hasil Ad.1. Penetapan Objective Objective adalah titik spesifik yang hendak dituju. Objective perusahaan atau yang disebut sebagai corporate goal atau tujuan perusahaan ada dua macam:
a. Official Goal: biasa disebut visi dan misi perusahaan. Visi isinya bersifat umum
dan idealis dan dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan. Sedangkan misi juga mencakup ruang lingkup usaha, pasar yang hendak dijangkau dan nilai-nilai yang digunakan
perusahaan
Operative goal
Interaksi-Integrasi
Persyaratan Objective Humas: a. Harus dinyatakan secara tertulis b. Harus dinyatakan secara jelas dan singkat c. Harus spesifik pada batasan tertentu d. Mencakup batasan waktu yang spesifik e. Dinyatakan dalam ukuran yang terukur (sikap, opini diukur dalam kuantitatif) f. Konsisten dengan objective perusahaan g. Objective harus dapat dijangkau.
Dasar penentuan objetivitas Humas caranya adalah menjalankan riset atau penelitian yang berkaitan dengan: a. Dukungan perusahaan dan pimpinan b. Nilai etika yang menjadi pegangan dalam pengambilan keputusan. Ad. 2. Identifikasi Khalayak Caranya dengan mengetahui sebanyak mungkin mengenai perusahaan dan kaitannya dengan khalayak/publik internal dan eksternalnya. Mengenali khalayak/publiknya seperti karakteristik, keinginan, kebutuhan, tingkat kepuasan yang diharapkan mereka. Misal karakteristik pemegang saham, demografi (usia, pendidikan, pendapatan dan lainnya), bentuk saham ( modal uang, asset, keahlian, bentuk lain). Misalnya kriteria kepuasan publik:
Khalayak/Publik
1. Pemegang Saham 2. Karyawan 3. Konsumen 4. Kreditor 5. Komunitas 6. Pemasok 7. Pemerintah Ad. 3. Penetapan Strategi Humas
Kriteria Kepuasan
Prestasi Keuangan Kepuasan kerja, gaji, supervisi Kualitas, pelayanan, lokasi, harga Creditworthiness Kontribusi Terhadap komunitas Transaksi yang memuaskan Kepatuhan terhadap hukum
Setelah mengenal khalayak sebagaimana ad.3, ditetapkan strategi komunikasi yang paling tepat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Misalnya program komunikasi untuk penyesuaian dengan lingkungan, maka akan digunakan strategi adaptif, sedangkan strategi inovatif digunakan untuk kondisi lingkungan yang ketat dalam persaingan, strategi defensif digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan pesaing, atau strategi dinamis dengan menggunakan langkah-langkah fleksibel secara terus menerus secara konsisten dengan objective perusahaan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kombinasi data (fakta), pengalaman dan kepekaan, ilmu (analisis) dan teknologi (forecasting dan pengolahan data).
Ad. 4. Pemilihan Media Menentukan media komunikasi yang akan digunakan . Misalnya media tatap muka/lisan, tulisan, verbal, non-verbal, media internal, eksternal, special event dan sebagainya. Ad. 5 Anggaran Anggaran yang dikeluarkan humas meliputi anggaran yang dikeluarkan dalam setiap langkah Humas dari mulai riset untuk mengidentifikasikan permasalahan, perencanaan dan program, aksi dan komunikasi dan riset untuk evaluasi program. Elemen Anggaran Humas: a. Penetuan objective perusahaan b. Penentuan objective Humas: c. Pengumpulan fakta: Riset (biaya desain riset) Data sekunder (biaya pengumpulan data) Content Analysis (biaya pengolahan data) Survei (biaya turun ke lapangan) Konsultasi (biaya konsultasi riset) Opinion leader (biaya pertemuan, dll) Buka telinga (biaya untuk melakukan pertemuan dengan pihak-pihak penting untuk mendapatkan masukan seperti salesman, pihak distributor, pemasok, komunitas dan lainnya) d. Penyusunan strategi: Biaya konsultan, bila diperlukan Biaya yang berkaitan dengan penyusunan strategi Humas Internal Relations: karyawan (pertemuan dengan karyawan, rekreasi, olahraga; keluarga karyawan (bea siswa, pertemuan dengan keluarga karyawan dll; pemegang saham (biaya pembuatan laporaan perusahaan, pertemuan formal dan informal dll; top manajemen (tunjangan khusus, pertemuan, dll)
e. Kampanye:
Eksternal relations: konsumen(direct mail, pertemuan konsumen seperti pameran dll, sponsorship), komunitas (pertemuan, sponsor acara
kegiatan masyarakat, bea siswa, penyediaan sarana umum, open house, penghargaan tertentu), media/pers (konferensi pers, siaran pers, pers tour, resepsi dll), pemerintah (kunjungan tetap, entertainment), Pemimpin Opini ( kunjungan formal, sponsor, biaya seminar dll). Pemulihan krisis (dilihat dari kadar masalahnya) Identitas korporat (biaya konsultan, desain, penerapannya dalam interior dan eksterior, seragam karyawan, iklan dan sebagainya). Iklan Korporat ( frekuensi pemuatan, ukuran iklan, jumlah media, biaya desain iklan, f. jinggle/back sound-music, separasi warna, artis, percetakan, media fee, dll) Audit (pengukuran hasil) adalah biaya yang berkaitan dengan hasil evaluasi seluruh pekerjaan yang dilakukan Humas. Misalnya pembuatan standarisasi pengukuran hasil, survei untuk mendapatkan feedback, pengolahan hasil survei dan biaya pembuatan laporan dll. Pada prinsipnya, kegiatan komunikasi yang dilaksanakan Humas, tidak dapat berjalan tanpa dukungan dari bagian-bagian lainnya. Selain itu kegiatan komunikasi perlu juga mendapatkan dukungan akitivitas bidang lainnya, misalnya peningkatan kualitas manajemen yang tidak hanya membutuhkan komunikasi yang baik, namun juga perlu diimbangi dengan penambahan fasilitas, tunjangan kesejahteraan yang didukung oleh bagian keuangan. Untuk peningkatan kualitas produk, misalnya sebagai upaya komunikasi terbaik untuk konsumen, harus dididukung oleh kinerja yang baik di bagian produksi dan seterusnya.
Penyebaran Anggaran pada bagian-bagian lain: CITRA 1. Manajer Kualitas BENTUK Pelopor strategi Karya-karya manajemen (buku, seminar, ceramah, award) Iformasi pasar Teknologi Komunikasi Pengembangan organisasi 4.Nilai Investasi 5.Kemampuan menarik dan mempertahankan manajer berbakat 6.Tanggungjawab Sosial 7. Kepedulian thd masyarakat Budaya perusahaan Kualitas manajemen Mengendalikan peredaran saham Rekruitmen Sistem balas jasa Suasana kerja Pengolahan limbah dan filter Fasilitas sosial Sponsor kegiatan nasional Bea siswa Sumbangansumbangan sosial Pelatihanpelatihan kepada masyarakat Produksi Umum dan Humas Pemimpin Puncak PENANGGUNGJAWAB/PEMBEBASAN ANGGARAN Pemimpin Puncak Pengembangan Manajemen
2. produk
Kualitas
3. Inovasi
Keuangan Humas
jangka panjang
Ad. 6 Pengukuran hasil Pengukuran hasil merupakan proses akhir dari kampanye Humas. Kegiatan ini ditujukan untuk memeriksa seberapa jauh kegiatan Humas dapat berjalan dengan baik, serta apakah telah mencapai target yang diinginkan. Caranya dengan melakukan audit kegiatan Humas untuk mengetahui efektivitas kegiatan Humas. Audit sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga untuk memperoleh hasil yang jernih dan obyektif. Salah satu model rancangan strategis yang banyak dilakukan adalah proses perubahan perilaku (Process of Behavior Change-PBC) yakni kerangka kerja yang telah berhasil digunakan dalam bidang komunikasi kesehatan selama bertahun-tahun. Kerangka kerja ini adalah menjalankan proses komunikasi dengan pesan yang berbeda dalam setiap langkah dan menggunakan media serta pendekatan yang berbeda pula. Proses perubahan perilaku melalui beberapa tahapan yakni: 1. Belum tahu tidak sadar akan adanya masalah atau resiko pribadi bagi mereka 2. Tahu sadar akan adanya masalah, dan mengetahui perilaku yang diinginkan 3. Setuju setuju dengan perilaku yang diinginkan
10
2. segmen khalayak
Rancangan Strategis menentukan tujuan, mengidentifikasikan sasaran, memposisikan konsep bagi khalayak sasaran,
mengklarifikasi model perubahan perilaku yang akan digunakan, memilih saluran komunikasi, merencanakan diskusi antarpribadi, menyusun rencana tindakan dan rancangan evaluasi. 3. Pengembangan, pengujian awal, perbaikan dan produksi mengembangkan konep pesan, mengujinya melalui anggota khalayak sasaran dan pihak penanggungjawab, memperbaiki dan memproduksi pesan serta materi, serta menguji kembali materi baru dan materi yang sudah ada. 4. Manajemen, pelaksanaaan, dan pemantauan menggerakkan organisasi kunci: menciptakan lingkungan organisasi yang positif, mewujudkan rencana tindakan dan memantau penyebarluasan informasi, pengiriman dan penerimaan hasil-hasil program. 5. 6. Evaluasi dampak mengukur dampaknya pada khalayak Merencanakan kesinambungan menyesuaikan dengan kondisi sasaran dan menentukan cara meningkatkan proyek yang akan datang. yang terus berubah dan merencanakan kesinambungan serta kemandirian. Agar komunikasi dapat strategis, maka sebaiknya: 1. Berorientasi pada hasil 2. Berdasarkan ilmu pengetahuan yakni data ilmiah dan akurat serta berdasar pada teori-teori perubahan seperti tahapan teori perubahan/penyebaran/difusi, teori kognitif, teori tanggapan emosinal, proses sosial dan teori yang mempengaruhi, teori media massa. 3. Berfokuspada klien : pemahaman pada klien, kebutuhan klien. 4. Partisipatif : mengikutsertakan semua stakeholder yang terlibat dalam proses pengambilan keputussan mulai tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi 5. Berorientasi pada manfaat bagi klien 6. Berkaitan dengan pelayanan 7. Berbagai saluran : komunikasi interpesonal, saluran berbasis masyarakat, dan menggunakan berbagai media massa. 8. Berkualitas tinggi secara teknis 9. Berkaitan dengan advokasi: di tingkat pribadi/sosial dan kebijakan/program
11
10. Diperluas ke skala yang lebih tinggi: misal dari desa ke kabupaten dan seterusnya. 11. Bisa menjadi program berkesinambungan 12. Hemat biaya Contoh : Program Komunikasi untuk Kesetaraan Gender 1. Analisa Situasi:
12
Misal: perempuan ibu rumah tangga juga berkebun/bertani. Suami petani/supir angkutan umum,tukang beca. Sosial budaya: bahasa/budaya;agama;suku;kelas sosial/kasta;gaya hidup keluarga (lajang, menikah): bahasa sunda atau suku sunda, agama Islam, gaya hidup sederhana dan kurang religius ( Islam abangan)
13
tokoh
agama
yang
sebagian sangat
besar kuat.
adalah
kaum
pria
dan kaum
mengintepretasikan ajaran agama sesuai dengan kacamata laki-laki dan dominasi laki-laki menjadi Peluangnya adalah perempuan sangat produktif dengan membantu di bidang pertanian, berdagang warung atau keliling dan memiliki kemauan untuk maju. Dengan demikian memungkinkan perempuan untuk bisa lebih mandiri dan memiliki kepercayaan diri. Ancaman nya adalah laki-laki sangat kuat pengaruhnya dan tokoh agama yang kurang bisa memahami kesetaraan perempuan. Mereka menganggap kesetaraan perempuan hanyalah upaya feminisme dari Negara-negara yang bukan Islam dan faham yang bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka menganggap kesetaraan gender membuat perempuan menjadi tidak patuh pada kaum suami dan sangat berdosa. 2. Segmentasi khalayak
c) Mengidentifikasikan khalayak yang berpengaruh: melihat kelompokkelompok khalayak lain yang berpengaruh dalam prilaku masyarakat. Misalnya pengaruh orang tua/keluarga, tetangga, kerabat dekat.
14
perempuan pada umumnya. Harapan dan keinginan perempuan terkait dengan kesadaran gender. Selain itu gambaran pendidikan, status sosial ekonomi, aktivitas keseharian, jumlah anak dan lainnya yang memberikan gambaran utuh mengenai khalayak utama. 3. Tujuan Perubahan Perilaku
c) Kerangka waktu untuk merubah perilaku: Misalnya dalam satu tahun atau
dua tahun kampanye, akan terjadi perubahan perilaku.
15
perempuan juga bekerja mencari uang, perempuan lebih pintar dan mampu mendidik anak-anak lebih baik dan masa depan lebih baik.
menyajikan suatu isu, pelayanan atau produk dengan cara tertentu sehingga bisa diterima dan bertahan dalan pikiran khalayak sasaran. Dalam konteks kesetaraan gender adalah dengan memberikan gambaran fisik, perempuan yang percaya diri, smart dan mandiri. Kalimat yang bisa didengungkan adalah Perempuan Indonesia : percaya diri, smart dan mandiri (Confidence, smart & Independent)
16
angka kekerasan dalam rumah tangga. Tingginya angka kematian perempuan. Rendahnya jumlah perempuan yang ada dalam posisi kunci/strategis. Keseluruhan karena ketidaksetaraan gender.
17
b) Menetapkan
peran
dan
tanggungjawab
mitra:
Kementerian
pemberdayaan perempuan sebagai donatur, serta koordinator pelaksana teknis. LSM membantu dalam melakukan program kampanye, pelaksana teknis. Pemerintah Daerah koordinasi dan juga pelaksana teknis di lapangan.
f) Perencanaan
untuk
memantau
kegiatan:
Masing-masing
mitra
memperoleh tanggungjawab dan ukuran keberhasilan pekerjaan yang akan menjadi alat pemantauan, bahwa program tersebut berhasil atau tidak.
18
8. Rencana Evaluasi:
19
20