Anda di halaman 1dari 13

'TANAMAN LANSKAP' Pengetahuan Dasar Penggunaan dan Penanaman Aug 5, '08 6:07 AM untuk semuanya MAKALAH PERKULIAHAN PERSIAPAN

WORKSHOP GREEN ARCHITECTURE IN THE TROPICS 2 TEMA : UKI SITE (GREEN) PLANNING & LANDSCAPING RABU, 21 NOVEMBER 2007 JAKARTA

BASIC PRINCIPLES OF PLANTING & LANDSCAPING 'TANAMAN LANSKAP' Pengetahuan Dasar Penggunaan dan Penanaman

By Lestari Suryandari SP MSi

* Materi perkuliahan ini disampaikan kepada Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Indonesia, Jakarta yang akan mengadakan pengaturan RTH kampus UKI. Durasi penyampaian selama 30 menit. Penyusunan materi disesuaikan dengan pengetahuan dasar dan sudut pandang mereka sebagai arsitek. Karena itu susunan materi dan urutan teori yang diberikan berbeda dengan materi perkuliahan yang umum disampaikan pada perkuliahan mahasiswa arsitek lanskap.*

Pada dasarnya, elemen pembentuk dari desain lanskap adalah softscape dan hardscape Softscape adalah elemen desain lanskap berupa tanaman hidup. sedangkan hardscape adalah elemen desain lanskap yang berupa non-tanaman atau benda mati.

Yang disebut dengan tanaman adalah segala jenis tetumbuhan yang sengaja ditanam di suatu tapak dengan tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan tumbuhan adalah makhluk tetumbuhan hidup, baik sengaja ditanam maupun tumbuh dengan sendirinya.

Bagaimanakah cara mendesain lanskap? Pada dasarnya, ada dua macam desain taman yang umum, yaiu desain dua dimensional dan tiga dimensional. Desain dua dimensional adalah yang biasa kita temui pada taman dekorasi di acara pernikahan atau seminar yang mengisi pojok-pojok ruangan dan panggung. seperti namanya, taman ini memang bertujuan sebagai dekorasi belaka dan mementingkan segi estetis dari sudut pandang tertentu. Karena merupakan taman sementara, maka pemilihan dan susunan tanaman hanya memperhitungkan segi estetis belaka. Yang diperhatikan hanya kaidah komposisi yaitu tema, gradasi, kontras dan kontrol. Baik untuk taman per taman maupun anar taman di lingkungan yang sama. misalnya taman di daerah peerima tamu, sudut dan panggung. Taman dua dimensional ini biasanya dapat dikerjakan oleh pemula. Mendesain taman dua dimensi sanagat baik dilakukan oleh siswa arsitektur lanskap sebagai latihan dalam pemahaman implementasi elemen desain.

Desain tiga dimensional adalah desain lanskap yang sesungguhnya, dimana sama dengan desain arsitektur dan perencanaan, pada dasarnya adalah bagaimana menciptakan ruang-ruang kegiatan dengan menggunakan elemen lanskap yang dikomposisikan

sesuai dengan berbagai kaidah desain lanskap. Bagaimanakah caranya menciptakan ruang kegiatan? Ruang atau benda tiga dimensi disusun dari tiga komponen, yaitu : lantai, dinding dan atap.

TANAMAN PEMBENTUK LANSKAP Bagaimana menciptakan lantai dinding dan atap padahal kita tahu bahwa desain lanskap adalah desain ruang luar? Pertama-tama kita harus mengenal lebih jauh mengenai komponen pembentuk lanskap, yaitu softscape dan hardscape.

Softscape yang berupa tanaman diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Rumput dan Groundcovers / Tanaman Penutup Tanah (GC). semua tanaman yang pada kondisi normal dan dewasa dapat tumbuh mencapai ketinggian 30-300 mm dari tanah. 2. Perdu & Semak. Adalah semua jenis tanaman yang pada kondisi normal dan dewasa dapat tumbuh mencapai ketinggian 500-5000 mm dari tanah. 3. Pohon. Adalah semua jenis tanaman yang pada kondisi normal dan dewasa dapat tumbuh melebihi ketinggian 5000 mm dari tanah.

Dari tiga kategori tanaman tersebut dapat kita lihat bahwa rumput dan GC adalah jenis tanaman yang dapat berfungsi sebaga lantai dan border pembentuk ruangan. Beberapa jenis rumput yang pendek dan tahan injak dapat berfungsi sebagai lantai. Beberapa jenis GC yang lebih tinggi dan tidak tahan injak berfungsi sebagai tanaman border yang membentuk ruangan dan mengarahkan sirkulasi manusia.

Perdu dan semak rendah (tinggi 500-1000 mm) juga dapat berfungsi sebagai border. Sedangkan semak dan perdu sedang ( 1000-1500 mm) dan tinggi (1500-5000mm) dapat berfungsi sebagai dinding.

Pohon pendek (5000-10.000 m) dan semak tinggi dapat berfungsi sebagai dinding. Tetapi biasanya pohon berfungsi sebagai atap.

Berbagai macam hardscape juga dapat dipilih untuk melengkapi desain taman.Baik yang berfungsi

sebagai site furniture maupun elemen taman.

Karena makalah ini berfokus akan pemakaian dan pemilihan tanaman lanskap maka seterusnya hanya akan membahas mengenai cara menggunakan tanaman saja.

METODA DESAIN LANSKAP Sebelumnya akan saya jelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mendesain suatu lanskap. Menurut berbagai theori lanskap, pada umumnya menggunakan metoda Simmonds yaitu : Inventarisasi Analisis Sintesis Perencanaan perancangan Pelaksanaan Pemeliharaan Evaluasi

Pendekatan metode ini umum digunakan oleh para arsitek lanskap dalam mendesain suatu lanskap. Inventarisasi : Proses pengumpulan segala data yang ada dan diperlukan mengenai tapak yang yang akan di desain, baik berupa data fisik (dimensi, topografi, klimatologi, view, akses, dll), sosial budaya dan fungsional (aktivitas dan fungsi).

1. Analisis : mengaitkan semua data yang terkumpul sehingga dapat diketahui potensi, kendala dan hazard yang ada pada tapak.

2. Sintesis : Dengan mengaitkan hasil sintesis dapat disusun block plan/ program ruang.

3. Perencanaan : Juga dikenal sebagai gambar skematis. rencana ini telah menunjukan ruang-ruang, sirkulasi dan aktivitas yang dapat dilakukan serta rencana elemen yang akan digunakan untuk mewujudkan rencana tersebut.

4. Perancangan : sudah terbentuk menjadi suatu gambar denah yang dapat diturunkan menjadi gambar kerja yang komprehensif dan dapat dilaksanakan di tapak. Output berupa gambar site plan, planting plan, spesifikasi dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

5. Pelaksanaan : Implementasi gambar kerja tersebut pada tapak.

6. Pemeliharaan : Pada dasarnya terdiri dari kegiatan penyiraman, pemupukan, pemangkasan, penggemburan tanah dan pemberantasan hama penyakit. Kegiatan ini penting dilakukan terutama pada tanaman yang baru saja ditanam agar dapat tumbuh subur dan optimal. Kegiatan ini penting dilakukan, sebab tamanyang baru ditanam butuh waktu untuk tumbuh menjadi seperti yang diinginkan oleh desainer. Jangka waktu dat berkisar antara 3-5 tahun, bahkan 10 tahun untuk mencapai puncak desain yang diinginkan. Selama itu tamana akan senantiasa mengalami perubahan, tumbuh besar dan berkembang biak. Dengan pemeliharaan yang baik tanaman yang pada mulanya kecil dan jarang dapat menjelma menjadi tanaman yang kuat dan subur.

7. Evaluasi : pada umumnya evaluasi sudah dimulai sejak perencanaan dengan berbagai pertimbangan untuk mendapatkan desain yang lebih baik. Perubahan desain lazim dilakukan karena berbagai faktor, misalnya kerena ketersediaan tanaman atau elemen tanaman yang lain. Adanya perbedaan keadaan lapangan yang sesungguhnya dengan di atas kertas. Adanya inovasi atau masukan mengenai material lain yang lebih sesuai.

Dalam kenyataan di lapangan, seorang arsitek lanskap yang menghadapi klien juga harus terampil dalam menggali keinginan dan keadaan klien sehingga desain yang tercipta optimal dan dapat berkelanjutan. Ingatlah bahwa desain lanskap menggunakan tumbuhan yang merupakan makhluk hidup yang terus tumbuh, berkembang dan berkembang biak. Sangatlah disayangkan bila

sering terjadi renovasi dan perubahan tanaman karena desain yang tidak berkelanjutan. Tidak hanya waktu dan biaya juga tetumbuhan yang harus terbuang dan mati sia-sia.

Untuk mencegah terjadinya desain yang terbuang maka harus diadakan pendekatan yang berbeda dalam menghadapi klien, yaitu:

- Tentukan aktivitas yg akan dilakukan - Komitmen pemeliharaan pemilik - Luasan lahan - Kumpulkan referensi - Sesuaikan dengan arsitektur rumah

1. Aktivitas : Desain lanskap tiga dimensional bertujuan menciptakan ruang-ruang yang mengakomodasi aktivitas pengguna tapak. Karena itu tentukanlah dulu aktivitas apa dan seberapa intensitasnya yang hendak dilakukan pada suatu tapak. Aktivitas, terutama di taman rumah tinggal, seringkali menjadi sangat personal karena manusia memiliki pola hidup yang berbeda-beda. Desain taman yang akhirnya hanya menjadi pemandangan dari jendela dengan yang dinikmati langsung akan sangat berbeda.

2. Komitmen pemeliharaan : Seberapa rumit dan hebatnya suatu desain lanskap akan percuma apabila tidak terpelihara. Sebelum mendesain harus diyakinkan seberapa jauh daya dan biaya yang dapat dialokasikan oleh pengelola (pemilik) dalam memelihara desain lanskap yang akan dibuat. Apabila komitmen pengelola rendah sebaiknya dibuat desain yang sederhana menggunakan bahan yang tahan lama sehingga tidak butuh banyak waktu dan biaya.Biasanya semakin rumit dan mahal suatu desain

maka semakin besar juga daya yang harus dialokasikan untuk pemeliharaan.

3. Luasan lahan : yang dimaksud adalah luasan lahan tersedia yang dapat dipergunakan untuk aktivitas. Terkadang luasan lahan yang dapat menampung aktivitas dibatasi kontur yang tajam atau aksebilitas. Apabila terbatas tentunya mempengaruhi juga aktivitas apa saja yang dapat diakomodasi di tapak. Luasan yang terbatas dapat digunakan untuk suatu taman yang bersifat dua dimensional saja. seringkali penggunaan pot yang disusun pada rak, digantung dan taman dinding dapat menghadirkan kehijauan.

4. Referensi : Seringkali klien/ pemilik tidak tahu/ tidak dapat mengkomunikasikan taman seperti apa yang disukai dan tidak disukai. Karena itu akan sangat membantu apabila arsitek lanskap memiliki foto/ gambar desain taman sebagai referensi untuk memberikan gambaran konkrit seperti apa taman dan tanaman yang akan digunakan dalam desain.

5. Sesuaikan dengan arsitektur bangunan : Desain lanskap yang baik harus mengkomplemen bangunan. Biasanya desain bangunan telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum desian lanskap. Apabila pada arsitektur ada gaya tertentu maka desain taman/lanskap juga mempunyai gaya tertentu. Walaupun suatu bangunan klasik tidak harus juga dihias dengan taman bergaya klasik, tetapi harus diperhatikan keselarasannya.

MENGGUNAKAN TANAMAN DALAM DESAIN LANSKAP

Rumput & GC

Beberapa jenis rumput yang tahan injak biasanya berfungsi sebagai lantai dalam desain lanskap. Walaupun lantai lanskap tidak harus mengunakan rumput. Pada tempat yang aktivitasnya tinggi dapat digunakan perkerasan seperti paving block, grass block, deck, batu alam dan lain-lain.

Keuntungan menggunakan rumput sebagai lantai dibandingkan dengan perkerasan, salah satunya adalah optimalnya resapan air hujan ke dalam tanah. Bilah rumput juga dapat menyerap gelombang panas dan cahaya sinar matahari sebagai bahan fotosintesis sehingga tidak silau dan mengurangi efek pemanasan global. Rumput juga menyediakan habitat bagi serangga kecil seperti jangkrik dan cacing sehingga tanah yang ditutupi rumput akan semakin subur. Serangga kecil juga berguna untuk keseimbangan ekosistem sehingga mengurangi ancaman hama dan penyakit pada tanaman yang lebih besar.

Kekurangan rumput dibandingkan perkerasan, tentunya adalah kekuatan akan injakan dan aktivitas yang tinggi. Apabila ditumpangi benda berat lama kelamaan rumput akan mati dan terbukalah tanah yang mengotori kaki. Untuk pool deck tidak disarankan menggunakan rumput karena dapat menjadi becek dan mengotori air kolam renang.

Berbeda dengan rumput. Walaupun sama-sama tanaman pendek, GC berfungsi sebagai tanaman border. Gunanya membuat pola-pola tertentu pada tapak sehingga dapat tercipta ruang dan sirkulasi tanpa harus menghalangi pandangan mata. GC biasanya tidak tahan injak, sehingga untuk menghindarkan dari kerusakan karena diterobos pengguna, perhitungkanlah dengan

cermat aktivitas dan perilaku yang mungkin terjadi. dalam komposisi seringkali tanaman border juga dipadu dengan semak pendek sehigga tercipta border yang lebih indah dan massif.

Akar rumput dan GC dapat melindungi tanah dari erosi. Rumput dapat ditanam sampai kemiringan 30 %, Bahkan GC jenis tertentu yang memiliki akar lebih kuat dapat ditanam sampai kemiringan 100 %. Tetapi untuk kemiringan lebih dari itu disarankan menggunakan turap.

Dalam penanaman, rumput & GC menghendaki habitat yang kaya sinar matahari dan drainase yg baik. Sedikit sekali jenis rumput dan GC yang tahan naungan. Walaupun beberapa jenis lumut, paku dan semanggi dapat menutup tanah yang dinaungi, memreka tidak tahan injak. Biasanya tanaman tingkat rendah ini digunakan pada taman sementara/dekoratif saja.

GC yang memiliki bunga berwarna-warni umumnya menghendaki penyinaran penuh sampai setengah naungan. Demikian juga berbagai jenis tumput yang memiliki tekstur halus. Untuk mendapatkan peyinaran optimal harus diperhatikan arah sinar matahari, letak bangunan dan tanaman tinggi lain agar tidak menghalangi. Minimal dalam satu hari tanaman terekspose selama 10-6 jam.

Perdu & Semak

Perdu : Tumbuhan berkayu dengan tinggi dewasa 500-3000 mm, tidak memiliki percabangan utama.

Semak : Tumbuhan berkayu, suculent dan palem dengan tinggi dewasa 500-3000mm yang memiliki percabangan utama dari pokok/ bagian bawah tumbuhan.

Tanaman merambat : disebut juga climber atau weeper, tergantung apakah sifat alaminya merambat ke atas atau ke samping. Pada umumnya tanaman rambat berkayu dapat memanjat lebih tinggi dibanding yang tidak. Tentunya tanaman berkayu memiliki bobot lebih tinggi dibanding yang tidak berkayu.

Palem : Jenis tanaman berbiji tunggal yang termasuk keluarga palmae.

Suculent : Jenis tanaman berbiji tunggal yang habitat aslinya dari daerah yang sulit air, sehingga batang dan daunnya keras dan berlapis lilin karena menyimpan air. Pada beberapa jenis yang sangat tahan kekeringan daunnya berupa duri-duri saja. Tanaman jenis ini biasanya menghendaki sinar matahari penuh dan tidak perlu diairi setiap hari.

Dalam desain lanskap, terutama jenis taman tropis, perdu dan semak paling banyak digunakan. Fungsinya dalam desain adalah: 1. Sebagai dinding pembatas, baik untuk membentuk ruang maupun mengarahkan aktivitas. Untuk fungsi ini dapat digunakan perdu dan semak yang massif dengan susun zig-zag.

2. Sebagai buffer. hampir sama dengan dinding tapi terhadap polusi dan menutup pandangan yang tidak menyenangkan. Polusi seperti bau, suara dan debu. Yang digunakan biasanya semak dengan tekstur halus, daunnya kecil-kecil rapat dan rimbun. Lebih disukai bila daun berbulukarena dapat menjerap debu lebih banyak. Ditanam dalam kelompok ecara zig-zag juga.

3. Sebagai point of interest. Fungsi ini biasanya oleh taman yang bentuk atau dan warnanya atraktif, seperti palem2 pendek, Sikas, Nolina, bonsai beringin. Biasanya point interest ini disandang oleh tanaman yg ditanam tunggal, bukan berkelompok.

Banyak hal yang menjadi daya tarik suatu tanaman perdu/semak. bisa karena warna bunga/daun, bentuk yang unik, aroma, dll. seringkali tanaman tunggal dikombinasikan dengan komposisi tanaman border yang membingkai dan menguatkan keunikannya.

Pohon

Pada dasarnya ada 5 jenis dasar pohon.Dalam desain lanskap, kelima bentuk dasar ini memiliki fungsi masing-masing : - Segitiga/ kolumnar

Berfungsi sebagai pengantar, bentuknya yg tegak dapat membentuk koridor apabila ditanam dalam posisi berjajar. Biasanya pohon jenis cemara seperti : Cupressus sp (Cemara Natal), Araucaria heterophylla (Cemara Norfolk), Casuarina equisetifolia (Cemara udang). Jenis lain seperti Agathis damara (Damar), Eucalyptus alba (Kayu Putih), Terminalia catapa (Ketapang), Polyathea longifolia (Glodogan tiang), dll. Bentuknya yg tegak memberikan garis tegas dan dpt memperkuat karakter arsitektur yg megah. Tajuknya tidak memberikan naungan sehingga fungsinya lebih banyak vertikal. Fungsi ini juga dapat digantikan oleh beberapa jenis palem tinggi seperti Roystonea regia (Palem Raja), Cocos nucifera (Kelapa), Neodypsis boronii (Palem Red Neck), dll.

Apabila tajuknya cukup masif dapat menjadi buffer yang baik.

- Bulat Tajuk masifnya berfungsi sebagai buffer dan penaung Apabila digunakan sebagai pohon jalan harus diperhatikan apakah memiliki buah/biji yang cukup besar. Pohon buah yg dapat dimakan sebaiknya tidak digunakan pada ruang publik karena mengundang vandalisme. Untuk menambah warna gunakan pohon berbunga seperti Plumeria alba

- Payung Biasanya berupa pohon sedang- tinggi. Bentuknya yg memayung memberikan perlindungan maksimal dari sinar matahari dan hujan langsung. Banyak jenis yang banyak menggugurkan daun, seperti : Delonix regia (Flamboyan merah) Jacaranda mimosifolia (Sakura)& Samanea saman (Trembesi) sehingga perlu pembersihan ekstra atau dapat ditempatkan pada daerah yang dihutankan (tidak perlu disapu). Beberapa jenis memiliki akar yang kuat dan banir seperti Ceiba pentandra (kapuk randu)sehingga tidak tepat berada di dekat perkerasan atau pada roof garden. Jenis yang cukup baik seperti Spatodea campanulata (Flame of Africa), Cassia fistula, Delonix floribunda (Flamboyan kuning), Eritherina crista-galli (Dadap ayam) dan Plumeria rubra (Kamboja merah) tidak banyak menggugurkan daun.

- Kipas

Bentuk kipas merupakan bentukan yang sangat jarang. dimiliki oleh Ravenala madagascariensis (pisang kipas) Dapat dipergunakan sebagai point interest karena bentuknya yg atraktif Dapat digunakan dalam kelompok sebagai pengantar apabila ditanam berjejer. Tetapi tidak pada koridor, karena akan berkesan sempit.

- Irregular

Pohon bentuk irregular biasa digunakan sebagai point interest dan ditanam sendirian. Bentuknya yang tidak beraturan tidak pas ditanam dalam kelompok atau barisan.

Dalam kelompok pepohonan biasanya diselipkan pohon bentuk ini agar desain tidak membosankan.

Selain dari bentuknya, fungsi pohon dalam lanskap juga dibedakan menurut tinggi pohon: POHON PENDEK : 5 10 M

POHON SEDANG : 10 20 M

POHON TINGGI : 20 50 M

Perlu diingat bahwa baik yang dimaksud bentuk dan tinggi pohon adalah keadaan dewasa dan normal

Anda mungkin juga menyukai