Anda di halaman 1dari 2

Mielopati

Oleh James Learned Sering salah didiagnosis dan selalu menakutkan, mielopati mungkin segera mempunyai pengobatan yang manjur. Allen Schoenfeld, seorang Odha dari Boston, AS, bingung waktu sekelompok gejala yang aneh muncul pada 1995. Saya mempunyai kesulitan dengan berjalan, kenangnya. Pada awalnya, saya mengira itu adalah kelelahan HIV. Kemudian saya menduga ini karena neuropati saya yang baru saja terdiagnosis. Tetapi diperlukan beberapa bulan sampai terjadi peningkatan kekerapan kencing dan masalah untuk bisa ereksi sebelum Schoenfeld (bukan nama sebenarnya) akhirnya menanyakan kepada dokternya tentang apa yang terjadi. Sang dokter juga berpikir bahwa akar permasalahan adalah neuropati, tetapi bungkam tentang gejala lainnya. Setelah melakukan tes medis selama dua tahun, akhirnya Schoenfeld didiagnosis mengalami mielopati vakuol, kemunduran saraf tulang belakang yang dapat menyebabkan sekumpulan gejala di bawah pinggang. Semenjak itu ia terpaksa berada di rumah, setiap langkah adalah perjuangan. Meskipun diperkirakan hanya 10 persen Odha mengalami gejala mielopati, otopsi menemukan penyakit ini pada kurang lebih 55 persen. Namun, penyakit ini jarang diketahui, apalagi dibahas, dalam kelompok AIDS. Walaupun sering kali dianggap oleh dokter sebagai penyakit tahap-akhir, mielopati dapat menyerang kapan saja dan mungkin sudah ada jauh sebelum gejala muncul. Dan salah diagnosis adalah biasa. Kesalahan yang paling sering adalah kekeliruan antara mielopati dan neuropati, seperti pada kasus Schoenfeld. Kedua penyakit ini sering terjadi berbarengan, membuat diagnosis yang tepat menjadi lebih sulit. Dr. David Simpson, direktur Neuro-AIDS Program di Mount Sinai Hospital di New York City, AS, menjelaskan, kaki yang lemah dibanding dengan rasa sakit atau mati rasa adalah gejala mielopati, bukan neuropati. Dokter AIDS juga menganggap kesulitan untuk bisa ereksi gejala utama mielopati disebabkan oleh hal lain yang lebih umum seperti efek samping obat, testosteron rendah, atau HIV itu sendiri. Odha mungkin menganggap kencing yang sering di malam hari sebagai akibat dari minum lebih banyak air. Dokter dan pasien mungkin sama-sama sungkan untuk mengemukakan masalah seperti ini. Mielopati adalah penyakit saraf terkait HIV yang paling sedikit kami ketahui, kata Simpson. Sebanyak inilah yang sudah diketahui: lubang kecil, atau vakuol, berkembang di bagian tengah saraf tulang belakang yang mengendalikan tubuh bagian bawah dan menjadi semakin besar selama beberapa bulan atau tahun. Mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi serabut saraf, secara perlahan dihancurkan. Makin banyak serabut saraf yang mati, terjadilah konsleting pada isyarat elektronik otak, yang menghalangi komunikasi dengan tubuh bagian bawah. Laju penyakit ini bisa sangat kejam dan tidak kenal kasihan. Dari agak lemah untuk menaiki tangga bisa menjadi tidak mampu sama sekali, kata Dr. Alessandro Di Rocco, kepala Division of Neuro-AIDS di Beth Israel Medical Center di New York City. Kesulitan berjalan karena kelemahan dan kekakuan kaki dan pantat menjadi harus memakai tongkat, kemudian alat bantu jalan, terus penopang, dan akhirnya kursi roda. Gangguan kencing dan buang air bisa menjadi sangat tidak terkontrol, dan pada kasus yang jarang seseorang dapat mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah. Belum ada tes khusus untuk mielopati, jadi mengumpulkan gejalanya merupakan kunci, kata Di Rocco. Bila kita mempunyai kombinasi tertentu, sering kali kita mempunyai diagnosis yang agak mudah. Tetapi sebelumnya, penyakit dan infeksi lain yang mempengaruhi saraf tulang belakang CMV, toksoplasmosis, HTLV-1, sifilis, dan limfoma harus disingkirkan. MRI (magnetic resonance imaging) tulang belakang dianjurkan untuk memeriksa adanya tumor atau tekanan pada tulang belakang. (Ketukan pada tulang belakang biasanya tidak diperlukan). Perangkat diagnosis yang paling bermanfaat mungkin berupa somatosensory evoked potential (SSEP), tetapi sayangnya ini sangat mahal. Tes sederhana ini mengukur seberapa cepat isyarat listrik merambat dari otak melalui saraf tulang belakang dan bagian mana dari saraf tulang belakang yang rusak, jika ada. Hasil yang tidak biasa secara perlahan biasanya terlihat sebelum gejala. Penyebab mielopati masih belum jelas, walaupun tampaknya tidak ada hubungan dengan jumlah HIV baik dalam darah atau cairan tulang belakang; antiretroviral yang melalui susunan saraf pusat tidak

Dokumen ini didownload dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/

Mielopati

memberikan perbaikan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Odha mengalami kekurangan vitamin B12, penyebab mielopati yang sudah diketahui pada orang yang HIV-negatif. Walaupun penelitian terhadap kadar B12 pada Odha dengan mielopati mempunyai hasil tidak jelas, peneliti gizi mencatat bahwa kadar B12 darah yang normal sering kali menyamarkan kekurangan yang terdapat dalam jaringan. Di Rocco menganjurkan Odha dengan mielopati untuk menggunakan B12 tambahan (suntikan atau gel hidung paling baik) semakin cepat semakin baik. Di Rocco dan peneliti lain berteori, mielopati adalah dampak tidak langsung dari infeksi HIV serangkaian kejadian salah komunikasi yang disebabkan oleh HIV di antara sel-sel yang mengakibatkan gangguan proses metabolik yang rumit yang melibatkan B12, bersama-sama dengan asam amino esensial metionin dan turunannya, S-adenosilmetionin (SAMe), yang membantu membentuk dan memperbaiki mielin. Dalam penelitian percobaan di Mount Sinai, tujuh dari sembilan Odha dengan mielopati yang memakai tiga gram metionin dua kali sehari selama enam bulan menunjukkan berbagai kadar perbaikan dalam kekuatan, fungsi seksual, dan pengendalian kencing. Penelitian yang lebih besar yang dikontrol plasebo saat ini sedang dilakukan di Beth Israel, dan percobaan yang memakai SAMe sedang dipertimbangkan oleh AIDS Clinical Trial Group federal. Pengobatan lain yang diteliti di Mount Sinai adalah imunoglobulin intravena (IVIg), larutan antibodi yang memerangi bakteri yang mungkin juga bertindak sebagai obat anti-radang, memperlambat luka pada sel saraf tulang belakang. Penelitian kecil IVIg menunjukkan hasil yang menjanjikan, walaupun sementara. Tetapi walaupun mielopati tidak dapat disembuhkan, obat dapat membantu mengurangi atau menyingkirkan beberapa gejala. Kita dapat mencoba methantheline untuk mengendalikan kekerapan kencing, Viagra untuk memulihkan kelemahan seksual, dan baclofen atau dantrolene untuk mengurangi rasa kaku, kejang otot, dan kram pada kaki. Terapi fisik juga dapat membantu. Dan kita harus mewaspadai dan mengobati infeksi apa pun pada saluran kencing. Tidak puas hanya dengan mengobati gejalanya, Schoenfeld mulai memakai metionin pada Desember 1997 dan merasakan pengendalian kencing yang lebih baik. Kemudian ia beralih ke SAMe (400mg dua kali sehari) waktu SAMe mulai diperdagangkan Agustus lalu. Dua bulan kemudian, ahli saraf saya heran melihat perbaikan dalam tes kekuatan, katanya. Saya mampu menghentikan laju penyakit saya. Sekarang saya mampu berjalan beberapa ratus meter secara nyaman dengan kruk. Jika di antara terapi percobaan ini ada yang terbukti efektif, Schoenfeld dan Odha yang cacat karena mielopati mungkin akan dapat berjalan lebih jauh. Sumber: Hitting Below The Belt, POZ, Februari 2000, http://www.poz.com/articles/198_10546.shtml

Anda mungkin juga menyukai