Anda di halaman 1dari 20

Proses Terjadinya Penuaan

1. Biologi a. Teori Genetic Clock; Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (1999) dari teori itu dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-aktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut. b. Teori Error Salah satu hipotesis yang yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis Error Castastrophe (Darmojo dan Martono, 1999). Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan. c. Teori Autoimun Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel, maka hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia (Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutif dari Nuryati, 1994) d. Teori Free Radical Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (1993) yang dikutif dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua umur makin

banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel mati. e. Wear &Tear Teori Kelebihan usaha dan stress menyebaban sel tubuh rusak. f. Teori kolagen Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan. 2. Teori Sosiologi a. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung. b. Teori kontinuitas, adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya suatu pola prilaku yang meningkatkan stress. c. Disengagement Theory, putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan individu lain. d. Teori Stratifikasi usia, karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat proses penuaan. 3. Teori Psikologis a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan yang sempurna. b. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam perkembangan kehidupan. c. Course of Human Life Theory, Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat maksimumnya. d. Development Task Theory, Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan usianya. 4. Konsep Model Florence Nightingle Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial. a. Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yan berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi. b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman. c. Lingkungan sosial (social environment) Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungnya individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus. d. Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :

1) Individu / manusia Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit. 2) Keperawatan Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan. 3) Sehat / sakit Fokus pada perbaikan untuk sehat. 4) Masyarakaat / lingkungan Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya. e. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan 1) Pengkajian / pengumpulan data Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial). 2) Analisa data Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan. 3) Masalah Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya : Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan Ventilasi Pembuangan sampah Pencemaran lingkungan Komunikasi sosial, dll

4) Diagnosa keperawatan Berrbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain : Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan. Penyesuaian terhadap lingkungan. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan. 5) Implementasi Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu. 6) Evaluasi Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu. f. Hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain : 1) Teori adaptasi Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence N. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif. 2) Teori kebutuhan Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya. 3) Teori stress

Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping individu. 5. Teori Kejiwaan sosial a) Aktifitas atau kegiatan ( activity theory ) - Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah secara langsung. Teri ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut dalam banyak kegiatan sosial - Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia - Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia b) Kepribadian berlanjut ( continuity theory ) Dasar kepribadian aatau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki. c) Teori Pembebasan ( Disengagement theory ) Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara bengangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda ( tripel loss ), yakni 1) kehilangan peran 2) hambatan kontak sosial 3) berkurangnya kontak komitmen

Memahami Proses Penuaan dan Upaya Menghambatnya

Menjadi tua adalah suatu proses alamiah yang pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak seorangpun yang dapat menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan. Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yang tidak hanya terkait dengan faktor jasmani, tapi juga psikologis dan sosial. Penuaan itu sendiri adalah suatu proses alamiah kompleks yang melibatkan setiap molekul, sel dan organ dalam tubuh. Mengapa Kita Menjadi Tua ? Dari sudut pandang ilmiah, mengapa dan bagaimana tubuh kita mengalami penuaan masih merupakan misteri yang terus menerus dicari jawabannya oleh para ilmuwan. Proses penuaan itu sendiri dapat melingkupi adanya perubahan pada jaringan tubuh sampai dengan perubahan mekanisme pada tingkat sel. Selama bertahun-tahun, banyak teori yang berusaha menjelaskan mengenai proses ini dan perubahan-perubahan apa yang menyebabkan penuaan. Teori penuaan pada dasarnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu teori Program dan Teori Wear and Tear. Teori program menekankan prinsip bahwa di dalam tubuh manusia terdapat suatu jam biologis, mulai dari proses janin sampai pada kematian dalam suatu model yang memiliki program yang sudah tercetak. Peristiwa ini terprogram mulai dari tingkat sel sampai embrio, janin, masa bayi dan anak-anak, remaja, dewasa menjadi tua dan akhirnya meninggal. Teori Program meliputi pembatasan replikasi sel, proses imun, dan mekanisme neuroendokrin dari penuaan. Pada suatu penelitian laboratorium diketahui bahwa sel normal memiliki kapasitas yang terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal inilah yang terjadi pada sel-sel tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua dan lemah, teori ini menjadi dasar dari teori pembatasan replikasi sel. Mekanisme neuroendokrin mengatakan bahwa ketika manusia menjadi tua, tubuh hanya mampu memproduksi hormon lebih sedikit akibatnya fungsi tubuh terganggu dam muncul berbagai keluhan. Sedangkan Teori Wear and Tear menganggap bahwa tubuh dan sel-selnya yang terlalu sering digunakan dan disalahgunakan secara terus menerus akan menjadi lemah dan akan mengalami kerusakan dan akhirnya meninggal. Organ tubuh seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan yang lain akan menurun fungsinya karena toksin di dalam makanan dan lingkungan yang kita terima setiap hari, selain itu juga akibat dari konsumsi lemak, gula, kafein, nikotin, alkohol yang berlebihan. Dan yang tidak kalah penting adalah akibar dari paparan sinar matahari serta stress fisik dan psikis. Yang harus diingat adalah bahwa kerusakan ini tidak terbatas pada organ, melainkan juga terjadi pada tingkat sel.

Penyebab Proses Penuaan Banyak faktor yang menyebabkan setiap orang menjadi tua melalui proses penuaan. Pada dasarnya berbagai faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang menurun kadarnya, proses glikosilasi, sistem kekebalan tubuh yang menurun dan juga faktor genetik. Sedangkan faktor eksternal adalah gaya hidup yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan hidup yang salah, paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet, stress dan penyebab sosial lain seperti kemiskinan. Kedua faktor ini saling terkait dan memainkan peran yang besar dalam penyebab proses penuaan. Tubuh kita membentuk suatu reaksi kimia kompleks yang membentuk suatu molekul kimia yang tidak stabil yang disebut radikal bebas. Molekul radikal bebas ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel yang sehat melalui suatu proses yang disebut dengan Oksidasi. Proses ini sama seperti proses yang kita lihat pada apel hijau yang berubah warna menjadi coklat atau logam tembaga yang berubah warna dari emas kemerahan menjadi biru kehijauan. Produksi radikal bebas ini dapat meningkat jumlahnya apabila kita sering terpapar oleh sinar matahari, merokok, polusi udara dan mengkonsumsi makanan yang rendah nilai gizinya. Produksi radikal bebas yang semakin meningkat dalam tubuh kita memberi kontribusi yang besar terhadap terjadinya proses penuaan berbagai organ tubuh. Stress juga berperan besar pada semakin cepatnya proses penuaan terjadi. Stress dalam hal ini tidak hanya terkait dengan psikologis tetapi juga jasmani. Apabila tubuh kita mengalami kerusakan, maka tubuh akan mencoba untuk memulihkan diri sendiri. Pada batas tertentu tubuh dapat pulih namun tidak seratus persen dan tentu tidak pada semua kasus. Semakin sering tubuh kita mengalami stress maka makin kecil kemungkinan tubuh untuk pulih akibatnya tubuh semakin menua dan menjadi rentan terhadap penyakit. Apa yang menyebabkan tubuh kita tidak bisa sepenuhnya memulihkan kerusakan tadi, sebagian besar belum diketahui. Bisakah Proses Penuaan Dicegah ? (Paradigma Baru) Seiring bertambahnya usia hidup kita dan semakin terpakainya seluruh organ tubuh, kita memang tidak bisa mengelak dari proses penuaan. Kita telah mengetahui bahwa proses penuaan disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Ini berarti bahwa proses penuaan bukanlah datang dengan sendirinya tanpa penyebab. Dan karena itu lah proses penuaan adalah suatu proses yang dapat dicegah dan dihambat apabila faktor-faktor pendukungnya juga dapat dihambat dan diatasi. Hal ini sesuai dengan paradigma baru dalam kedokteran anti penuaan yang dikenalkan oleh American Academy of Anti Aging Medicine tahun 1993, dimana tantangan dari paradigma baru ini adalah bagaimana mencegah, menunda, bahkan mengembalikan ke kondisi semula semua proses yang membuat manusia menua dengan semua disfungsi, tanda dan gejala. Tiga hal penting berkaitan dengan konsep kedokteran anti penuaan yang memberi harapan dalam menghambat proses penuaan adalah pertama, penuaan adalah suatu proses yang dapat dicegah, ditangani bahkan dikembalikan ke keadaan semula. Kedua, manusia bukanlah tahanan dari takdir genetik mereka, dan ketiga gejala penuaan terjadi karena kadar hormon yang menurun, bukan kadar hormon menurun karena proses penuaan. Kehadiran konsep ini memberikan fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa proses penuaan bisa

diperlambat, ditunda, dan bahkan bisa dikembalikan. Dibandingkan dengan kedokteran konvensional yang mengobati gejala atau akibat dari penuaan, maka kedokteran anti-aging lebih pada merubah proses penuaan itu sendiri dan sekaligus membawa harapan baru bagi umat manusia. Jadi penuaan adalah suatu proses yang dapat kita cegah, kita hindari dan kita minimalisasi. Dengan demikian maka umat manusia tidak lagi harus membiarkan begitu saja dirinya menjadi tua dengan segala keluhan dan penyakit. Sebaliknya, sebelum muncul keluhan dan gejala yang umumnya terjadi pada usia lanjut, perlu ada upaya untuk menghambat proses penuaan. Memperlambat Proses Penuaan Proses penuaan dapat dicegah dan diperlambat apabila kita memiliki gaya hidup yang baik dan sehat dan dengan konsisten kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang tentu saja harus dibarengin dengan komitmen dan keinginan untuk hidup sehat. 1. Olahraga teratur dan konsisten Tidak pernah terlambat untuk mulai membiasakan diri berolahraga. Dengan berolahraga teratur, tubuh dibiasakan untuk selalu aktif dan sirkulasi darah ke seluruh tubuh tetap sehat. Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Harvard menyebutkan bahwa orang-orang yang memulai kebiasaan olahraga lebih lambat pada usia tua ternyata memiliki tingkat kesakitan dan kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang yang pada usia mudanya rajin berolahraga tapi lalu menjadi malas berolahraga di usia tuanya. Hal ini membuktikan bahwa orang tidak pernah terlalu tua untuk mulai berolahraga. 2. Makanlah makanan yang sehat Apa yang kita makan sangat mempengaruhi seluruh proses dalam tubuh dan hal ini akan terpancar keluar. Beberapa tips yang dapat digunakan dalam memilih makanan yang dapat membantu memperlambat proses penuaan dalam tubuh kita : Batasi konsumsi gula olahan dan lemak terutama lemak jenuh hewani, konsumsi makanan berserat tinggi (seperti, gandum, buah dan sayuran segar), lebih baik mengkonsumsi karbohidrat kompleks/polisakarida dibandingkan glukosa (nasi, roti, pasta), Konsumsi kalsium yang cukup, perbanyak minum air putih 10 gelas setiap hari, dan dianjurkan untuk mengkonsumsi ekstra antioksidan, seperti 100 IU Vit.E. 3. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala yang diperlukan dan sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Bagaimana kita bisa mengetahui apakah kondisi tubuhnya kita fit atau tidak untuk tetap dapat menjalankan kehidupan ? Tentu kita tidak bisa mengukurnya hanya dari diri kita sendiri yang merasa tidak ada keluhan dan merasa tidak ada bagian dari tubuh kita yang terasa sakit, itulah pentingnya kita melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Kesadaran akan pentingnya nilai kesehatan inilah yang merupakan salah satu bentuk upaya dari menghambat proses penuaan. 4. Kelola stres dengan selalu berpikir positif Banyak studi ilmiah sudah dilakukan yang menyatakan bahwa kondisi stress psikologis yang berlangsung lama dapat mempercepat proses penuaan dan membuat orang menjadi lebih tua sebelum waktunya. Secara ilmiah dikatakan bahwa, kondisi stress psikologis secara tidak langsung dapat merusak struktur telomere, yaitu suatu komponen biokimia yang terdapat pada kromosom manusia yang berperan pada replikasi sel. Dengan setiap replikasi sel, telomere memendek. Mekanisme telomere ikut menentukan rentang usia sel dan pada akhirnya juga

rentang usia organisme itu sendiri. Maka penting sekali untuk dapat mengelola stres kehidupan dengan menjaga pikiran agar senantiasa berpikir positif dan optimis.

UAS AGING
Posted on January 2, 2012 by rizkirachmawati

1. Proses penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. 2. Penyebab proses penuaan:
1. 1. Faktor internal, seperti keturunan, kesehatan dan daya tahan, dan kejiwaan. Faktor internal merupakan proses alamiah yang tidak mungkin dihindari setiap manusia. Hal ini dapat juga dipicu oleh stres dan perubahan hormonal, dan faktor ini hanya dapat dikurangi efeknya, dengan cara perawatan wajah yang tepat, rutin dan lembut, mengurangi stres serta mencoba hidup santai. 2. Faktor eksternal yang meliputi :

Radikal bebas

Yaitu molekul ganas yang menggerogoti sel-sel tubuh termasuk jaringan kalogen. Sebagian ahli berpendapat bahwa radikal bebas terbentuk sebagai efek polusi lingkungan, paparan sinar matahari, pemakaian air yang tercampur bahan kimia, perubahan cuaca dan faktor lain yang mengganggu pertumbuhan normal kalogen. Pencegahan radikal bebas dapat dilakukan dengan mengatur pola makan, diet yang mengandung protein tinggi dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin seperti buah dan sayuran. Dengan gizi yang baik, struktur sel akan membaik hingga proses penuaan dini dapat diperlambat. Sinar matahari

Untuk menghindari pengaruh buruk sinar matahari, hindari saat sinar matahari memancarkan sinar ultra violet di titik kulminasi (antara pukul 10.00 15.00) dan selalu mengenakan tabir surya pada wajah dan bagian tubuh yang terbuka setiap ke luar ruangan. Kelembaban udara

Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil seperti di alam tropis ini, menjadi penyebab terjadinya penuaan dini, terutama jika kulit tidak dilindungi dengan baik. Salah satu cara melindungi kelembaban kulit adalah dengan mengenakan pelembab yang dapat mempertahankan kadar air dalam kulit. Untuk melindungi kelembutan kulit, gunakan pelembab pada wajah dan body lotion yang sesuai dengan jenis kulit pada seluruh tubuh terutama yang tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang baik untuk melembabkan kulit kering dan kulit

normal, pilih bahan pelembab yang mengandung humektan sebagai pengikat air yaitu asam alfahidroksi A-HA/Alpha-Hidroksi Acid). Sinar matahari dapat menimbulkan masalah pada kulit, terutama pada mereka yang suka mandi matahari atau terkena terpaan langsung sinar matahari secara terus menerus yang mengakibatkan kulit keriput dan timbul penuaan lebih dini. Sinar matahari diduga kuat sebagai penyebab kanker kulit. Bila terpaksa harus melakukan kegiatan di bawah terpaan sinar matahari, gunakan topi pelindung dan oleskan krim pelindung yang mengandung Sun Protection Factor (SPF) 15.
1. 3. Teori penyebab penuaan: 1. Teori wear and tear

Teori wear and tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA. August Weissmann berpendapat bahwa sel somatik nomal memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak beregenerasi. Teori wear and tear mengungkapkan bahwa organisme memiliki energi tetap yang terseddia dan akan habis sesuai dengan waktu yang diprogramkan.
1. Teori program

Teori program menekankan prinsip bahwa di dalam tubuh manusia terdapat suatu jam biologis, mulai dari proses janin sampai pada kematian dalam suatu model yang memiliki program yang sudah tercetak. Peristiwa ini terprogram mulai dari tingkat sel sampai embrio, janin, masa bayi dan anak-anak, remaja, dewasa menjadi tua dan akhirnya meninggal. Teori Program meliputi pembatasan replikasi sel, proses imun, dan mekanisme neuroendokrin dari penuaan. Pada suatu penelitian laboratorium diketahui bahwa sel normal memiliki kapasitas yang terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal inilah yang terjadi pada selsel tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua dan lemah, teori ini menjadi dasar dari teori pembatasan replikasi sel. Mekanisme neuroendokrin mengatakan bahwa ketika manusia menjadi tua, tubuh hanya mampu memproduksi hormon lebih sedikit akibatnya fungsi tubuh terganggu dam muncul berbagai keluhan.
1. Teori neuroendokrin

Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang terjadinya proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalam sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf. Hormon dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh melaksanakan tugasnya dam menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan dalam tubuh. Pengeluaran hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon tingkat hormon tubuh sebagai panduan untuk aktivitas hormonal. Pada lansia, hipotalamus kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang mendeteksi hormon individu menjadi kurang sensitif. Oleh karena itu,

pada lansia banyak hormon yang tidak dapat dapat disekresi dan mengalami penurunan keefektivitasan. Penerunan kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan dari kelenjar adrenal (terletak di ginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk stres. Hal ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat dengan usia. Jika kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring waktu hipotalamus akan mengalami kerusakan. Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan untuk mengendalikan sistem.
1. 4. Tanda dan gejala proses penuaan

Tanda dan gejala proses penuaan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Tanda fisik, seperti massa otot berkurang, lemak meningkat, kulit berkerut, daya ingat berkurang, fungsi seksual terganggu, kemampuan kerja menurun, dan sakit tulang. 2. Tanda psikis, antara lain, menurunnya gairah hidup, sulit tidur, mudah cemas, mudah tersinggung, dan merasa tidak berarti lagi. 3. 5. Tahap proses penuaan: 1. a. Fase 1

Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Manusia akan memasuki fase penuaan subklinik. Pada fase ini tanda penuaan belum terlihat jelas tetapi fungsi hormon testosteron, hormon pertumbuhan, dan estrogen mulai melemah. Pada masa ini produksi hormone mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus.
1. Fase 2

Pada usia 35-45 tahun, merupakan fase transisi yang ditandai dengan menurunnya fungsi hormon sebanyak 25 persen, menyusutnya otot, dan meningkatnya serapan lemak. Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini, mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai beruban, stamina tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya, anda melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.
1. Fase 3

Terjadi pada usia 45 tahun ke atas. disebut dengan fase klinik. Ditandai dengan, mulai sering merasa sakit karena kemampuan menyerap nutrisi, makanan, mineral, dan vitamin menurun Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum proa mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kerung karena mengalami dehidrasi, tubuh menjadi cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang.

TEORI TEORI PROSES MENUA / PENUAAN


A. Teori Biologis Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi : 1. Teori Instrinsik Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri. 2. Teori Ekstrinsik Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan. Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi : 1. Teori Genetik Clock Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk species species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. 2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe ) Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope. 3. Teori Auto imun Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 4. Teori Radikal Bebas Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi. B. Teori Sosial Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu : 1. kehilangan peran 2. hambatan kontak fisik 3. berkurangnya komitmen

C. Teori Psikologi Teori tugas perkembangan : Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.

MEKANISME DASAR PROSES AGING


Dengan meningkatnya kemajuan ilmu dan teknologi khususnya di bidang kesehatan, semakin meningkat pula kualitas hidup masyarakat. Semakin meningkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga meningkatkan kualitas hidupnya, dengan menjaga kesehatan individu maupun kesehatan lingkungannya. Melakukan olah raga secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Memelihara kesehatan lingkungan sekitar selalu bersih dan bebas dari pencemaran. Dengan kemajuan di bidang kesehatan, banyak ditemukan obat-obatan dan teknik pengobatan yang lebih baik. Dengan demikian angka kesakitan dan angka kematian dapat dikurangi. Sehingga akan meningkatkan usia harapan hidup masyarakat. Setiap tahun jumlah lansia di seluruh dunia semakin bertambah karena semakin meningkatnya usia harapan hidup. Di negara negara yang sudah maju, jumlah lansia rerlatif lebih besar dibanding dengan negara negara berkembang, karena tingkat perekonomian yang lebih baik dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah memadai. Hal ini juga akan menimbulkan masalah pelayanan kesehatan terutama pada kaum lansia. Usia harapan hidup di Indonesia saat ini adalah 65 tahun. Sejalan dengan bertambahnya umur mereka, mereka sudah tidak tidak produktif lagi, kemampuan fisik maupun mental mulai menurun, tidak mampu lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat, memasuki masa pensiun, ditinggal pasangan hidup, stress menghadapi kematian, munculnya berbagai macam penyakit, dan lain lain. Karena sel-sel mengalami degeneratif maka fungsi dari sistem organ juga mengalami penurunan. Kulit menjadi keriput, rambut putih dan menipis, gigi berlubang dan tanggal, fungsi penglihatan, pendengaran, pengecapan atau pencernaan mulai menurun, osteoporosis, gangguan sistem kardiovaskuler dan lain-lain. Meskipun demikian tidak sedikit kaum lansia yang masih produktif dan mampu untuk melaksanakan aktivitas sehari harinya dengan baik, seperti berkebun, usaha wiraswasta, dan lain-lain. Proses penuaan adalah suatu proses fisiologi umum yang sampai saat ini masih sulit untuk dipahami. Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya secara keseluruhan, perlahan tapi pasti. Proses menua berbeda pada setiap individu. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, nutrisi, gaya hidup dan faktor lingkungan. Terdapat beberapa teori mengenai proses menua : 1. Teori Genetik Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa lama hidup ditentukan oleh informasi yang ada pada molekul DNA pada gen. Informasi ditransfer dari molekul DNA melalui berbagai langkah pada pembentukan protein yang diperlukan untuk fungsi sel secara normal. Diketahui pula bahwa wanita mempunyai harapan hidup yang lebih lama dari pria (kira kira 8 tahun lebih lama). Perbedaan harapan hidup, dimana betina lebih panjang umurnya didapatkan pada mencit, tikus dan anjing. Jenis kelamin ditentukan oleh kromosom XY bagi pria dan XX

bagi wanita. Lebih panjangnya usia pada wanita mungkin dipengaruhi oleh lebih banyaknya kromatin X. Orang yang mempunyai orang tua dan kakek nenek yang berusia panjang, rata-rata hidupnya lebih panjang kira kira 8 tahun daripada mereka yang orang tuanya meninggal sebelum usia 50 tahun. Panjang usia maksimal sudah terprogram. Sel-sel tertentu hanya dapat membelah sampai jumlah tertentu, setelah itu akan mati. Sel hewan yang tua dapat membelah sampai 20 25 X, dan sel hewan muda sampai 40 50 X. Di satu sisi batas usia ditentukan oleh fator genetik, namun faktor lain seperti nutrisi, stress, keadaan sosial ekonomi dan lingkungan mempunyai peranan penting dalam menentukan umur yang dapat dicapai secara aktual. Berdasarkan teori ini, proses penuaan telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies dalan nuclei (inti sel) memiliki suatu jan genetik yang diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis, dan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Bila jam tersebut terhenti maka seseorang akan meninggal dunia, meski tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir. Pengontrolan genetik umur dilakukan dalam tingkat seseluler. Mengenai hal ini Hayflick (1980) melakukan penelitian melalui kultur sel in vitro, yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakah nukleus atau sitoplasma yang mengontrol replikasi , maka dilakukan transplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleus yang menentukan jumlah replikasi, kemudian menua dan mati, bukan sitoplasma (suhana, 1994). 2. Kerusakan pada DNA Informasi yang dibutuhkan sel untuk membangun protein esensial tergantung pada bangunan molekul DNA. Bila rantai molekul DNA rusak, kemampuan sel untuk membuat enzim juga terganggu dan mengakibatkan kematian sel. 3. Teori Radikal Bebas Radikal bebas mengandung oksigen dengan aktivitas tinggi yang dengan cepat bereaksi dengan molekul lain. Sebagai akibatnya enzim dan protein dapat berubah. Pembentukan radikal bebas dapat dpercepat oleh radiasi dan dihambat oleh zat anti oksidan. 4. Teori Oto-Imun Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan diakibatkan oleh antibodi yang bereaksi terhadap sel normal dan merusaknya. Ini terjadi karena kegagalan mengenal sel normal dan pembentukan antibodi yang salah, sehingga bereaksi terhadap sel normal disamping sel normal menstimulasi pembentukannya. Teori ini mendapat sokongan dari kenyataan bahwa jumlah antibodi autoimun meningkat pada usia lanjut dan terdapat persamaan antara penyakit imun (artritis rematoid, arteritis, diabetes, tiroiditis, dan amiloidosis) dan fenomena menua.

B. Pelayanan Kesehatan dan Sosial Masalah yang dirasakan oleh lansia bukan sekedar kelemahan secara fisik saja. Tetapi seluruh aspek kehidupannya yang meliputi aspek bio-psiko-sosial spiritual. Masalah lansia ini bukan hanya menjadi tanggung jawab keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan lansia tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama. Begitu kompleksnya masalah yang dihadapi oleh lansia maka dalam manangani masalah lansia ini juga membutuhkan pananganan secara multi dimensi, dan memerlukan kerja sama lintas program maupun lintas sektoral. Saat ini sudah banyak dikembangkan produk produk makanan dan minuman yang telah dilengkapi dengan zat zat anti oksidan yang dapat menekan atau menghambat proses penuaan, dan penambahan unsur calsium untuk mencegah terjadinya osteoporosis. 1. Pelayanan Kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat di peroleh melalui pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti Rumah Sakit, Puskesmas, maupun dokter praktek. Pelayanan yang diberikan antara lain mencakup upaya upaya kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif. 2. Pelayanan Keperawatan Selain pelayanan keperawatan di rumah sakit maupun tempat pelayanan kesehatan yang lain saat ini juga banyak dikembangkan adanya istilah Home Care atau perawatan di rumah. Bagi keluarga dengan lansia di rumahnya dapat mempekerjakan seorang perawat untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia di rumah. Asuhan keperawatan yang dapat diberikan mencakup usaha usaha : a. Preventif : melakukan cek up secara rutin : tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Menciptakan rasa aman dan nyaman : menganjurkan pada keluarga : - Menjaga lantai tetap kering dan tidak licin (terutama kamar mandi). - Mengatur ruangan tetap terang, sehingga dapat melihat dengan baik. - Menghindarkan barang barang yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dengan mengatur barang agar tidak mudah ditabrak atau membuat lansia kesandung. - Menyiapkan peralatan sehari hari berada di dekatnya dan mudah dijangkau. b. Promotif :

Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi, sayur, buah dan mengurangi makanan yang berlemak, minum air putih 2 3 liter per hari, menghindari rokok dan alkohol. Olah raga ringan secara teratur. Menghindarkan faktor faktor yang dapat meningkatkan stress, baik stressor fisik, mental, sosial dan spiritual. Lebih mendekatkan diri pada Tuhan. c. Rehabilitatif : Melakukan cek up secara teratur Mengajarkan Range of Motion (ROM) atau pergerakan sendi untuk mencegah kekakuan sendi. Mengajarkan cara berjalan dengan : kursi roda dan tongkat. d. Membuat rujukan atau membawa ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan medis. e. Pelayanan Sosial Usaha pemerintah dalam rangka membantu meringankan beban para lansia adalah dengan memberikan fasilitas lebih bagi para lansia antara lain : Kartu tanda penduduk yang berlaku seumur hidup. Memberikan potongan harga tiket perjalanan. Memberikan potongan biaya pelayanan kesehatan. Memberikan penghargaan atas jasa jasanya terhadap negara. Menampung dan mengurus lansia di Panti Wredha. Dan lain-lain. Hampir di seluruh propinsi di Indonesia telah mempunyai tempat penampungan bagi para lansia, yang disebut Panti Wredha. Di tempat tersebut para lansia mendapatkan fasilitas berupa rumah beserta fasilitasnya. Para lansia juga dilatih untuk tetap bisa mandiri sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Para lansia diberi pelatihan keterampilan seperti berkebun, pertukangan, menjahit, menyulam dan lain-lain. Dengan berbekal keterampilan tersebut diharapkan mereka masih tetap produktif di usia lanjut.

Selain itu juga para lansia juga mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas setempat dengan melakukan olah raga misalnya senam jantung sehat, pemantauan kesehatan secara berkala dan program pengobatan. Bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan lansia, karena merasa repot dan tidak sanggup mengurus, maka dapat menitipkannya pada Panti Wredha tersebut, sehingga semua kebutuhannya dapat dibantu. Tetapi ada juga keluarga yang tidak mau menitipkan orang tuanya pada Panti Wredha. Kalau dirawat di rumah sendiri lebih mudah, dekat dengan anak cucu, sekaligus bisa membalas budi kepada orang tua. C. Kesimpulan Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup akan meningkat pula jumlah usia lanjut (lansia). Sejalan dengan bertambahnya usia, kondisi bio psiko sosial dan spiritual mulai menurun, mudah mengalami gangguan. Semakin banyak masalah masalah yang dihadapi terutama masalah kesehatan. Untuk itu perlu lebih meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia agar dapat hidup secara optimal, dan dapat menikmati masa tuanya dengan tenang. DAFTAR PUSTAKA 1. Guyton, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, 1995, EGC, Jakarta. 2. Ganong. WF, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1995, Jakarta. 3. Lumbatobing. SM, Kecerdasan Pada Usia Lanjut dan Dimensia, 2001, FK-UI, Jakarta. 4. Kusnanto, Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, 2004, EGC, Jakarta. 5. Kumpulan Makalah Asuhan Keperawatan Pada Lansia.

Anda mungkin juga menyukai