Anda di halaman 1dari 10

SAFETY, HELATH AND ENVIRONMENT REF.

BS 7361
Penerapan proteksi katodik mengandung beberapa unsur berkaitan dengan keselamatan. Baik pada saat pemasangan maupun pada saat pengoperasian. Meskipun tidak terlalu besar bahayanya, tetapi perlu untuk diketahui. Ada beberapa pengalaman lapangan yang dialami di Indonesia. SHE utama dalam CP adalah yang berkaitan dengan : listrik, gas hidrogen, gas klorin, anoda, teknik pemasangan, dll..

1. LISTRIK Aplikasi ICCP melibatkan listrik dari jaringan yang tegangannya sampai 440 V,AC, yang dapat menyebabkan electric shock. Orang yang mempunyai kelainan jantung akan rentan terhadap electric shock. Kabel dan kontak2 input harus ditempatkan pada posisi yang tidak mudah tersentuh. Sebelum masuk rectifier kabel input sebaiknya melalui junction box.

Arus DC untuk proteksi katodik dengan sistem arus tanding umumnya menggunakan transformer-rectifier, diambil dari step-down tansformer dan rectifier.

Trnasformer harus double wound sesuai dengan BS 171 atau BS 3535.

DC output dari TR sebaiknya juga melalui junction box sebelum dihubungkan ke anoda atau struktur. Dengan cara ini maka pengecekan sirkit lebih mudah.

Gradien tegangan dilingkungan juga dapat membahayakan. Misalnya untuk ICCP di laut, daerah sekitar anoda dapat menyebabkan electric shock pada diver.
Kontak2 listrik yang yang longgar dapat menimbulkan bunga api. Dan ini sangat berbahaya untuk daerah yang ada bahan yang mudah terbakar. Inilah sebabnya ICCP tidak diaplikasikan pada ruang tertutup. Demikian juga anoda magnesium tidak digunanakan dalam ballast tank kapal.

Bila anode bed ditempatkan di air terbuka, dapat membahayakan orang yang mandi. Bahaya dalam air laut lebih besar pada air tawar.

Bahaya ini dapat terjadi pada jarak sampai 2 m dari anoda pada saat proteksi katodik beroprasi.

BSI mensyaratkan tegangan output max. 50 V dengan output TR max. 60 V. Tetapi standar lain telah mengaplikasikan sampai output TR 125 V, seperti yang diterapkan dibeberapa perusahaan minyak dan gas.

Automatic TR
Automatic TR tidak boleh dioperasikan melebihi kapasitas arus, bila terjadi kerusakan DC. Persyaratan khusus harus disediakan untuk proteksi yang tepat.

2. GAS2 BERBAHAYA Pada sistem ICCP dan kadang2 SACP dengan anoda magnesium, bila terjadi polarisasi yang berlebihan, dan dapat terjadi evolusi gas hidrogen. Dalam rauang tertutup seperti tanki, bila gas hidrogen terkumpul, maka bahaya eksplosi dapat terjadi. Bila struktur berada dalam air laut dalam ruang tertutup, gas yang dihasilkan di anoda adalah gas klorin, yang bersifat racun.

Bahaya gas2 tersebut pada ballast tank pada kapal hanya dapat dikatakan aman bila telah diuji dan dinyatakan aman. Ingat bahwa gas terkumpul di bagian atas.

3. BAHAYA SAAT PEMASANGAN

Pada saat pemasangan bahaya dapat terjadi bila disekitar lokasi ada senyawa hidrokarbon, yang dapat terbakar bila ada bunga api atau busur api listrik. Misalnya pada saat penggunaan flint gun. Keberadaan bahan2 berbahaya di sekitar lokasi pemasangan CP harus diberitahukan. Bahaya lain dapat dialami pada saat menurunkan anoda ke dalam groundbed. Misalnya terlukanya anggota badan karena tergores tali dsb. Prosedur pemasangan harus diikuti dengan cermat.

4. BONDING Bonding antara struktur harus dilakukan di daerah bebas bahan2 yang mudah terbakar. 5. ISOLATING JOINTS

Isolating joints harus ditempatkan diluar daerah yang dapat menimbulkan bahaya. Short-circuit dapat terjadi baik sengaja atau tidak sengaja misalnya lupa menaruh alat2 yang bersifat konduktor pada joints.

6. SEPERATION OR BREAKING OF PIPEWORK Pada struktur yang diproteksi katodik, ada aliran arus listrik. Pemutusan hubungan akan mengganggu hubungan listrik dan dapat menghasilkan bunga api listrik. Oleh karena itu bila dilakukan repair atau modifikasi struktur, TR harus dimatikan. 7. PERALATAN ELEKTRIKAL Semua peralatan listrik di lokasi berbahaya kebakaran harus flameproof.

Anda mungkin juga menyukai