Anda di halaman 1dari 57

SUSUSAYA MELAMPAUI PARADIGMA-PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN

Iwan Triyuwono
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya iwant@ub.ac.id; itriyuwono@gmail.com

Pengantar

PARADIGMA (yang sering juga disebut Perspektif atau Pandangan Dunia) adalah sudut pandang yang digunakan oleh seseorang untuk melihat sebuah simbol

Paradigma juga merupakan kristalisasi dari beberapa pikiran yang sama atau mirip dari kelompok masyarakat ilmiah

Contoh: Paradigma Akuntansi Positif mendefinisikan akuntansi sebagai:


sebuah aktivitas yang dirancang untuk

mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan dapat berguna dalam membuat keputusankeputusan ekonomi

Contoh: Paradigma Akuntansi Kritis mendefinisikan Akuntansi sebagai: teknik-teknik yang digunakan untuk mengeruk kesejahteraan [wealth], dalam rangka mendukung kelompok elit tertentu dengan mengorbankan Mother Nature dan orang-orang yang dipekerjakan untuk melayani kepentingan orang lain

Contoh: Paradigma Akuntansi Syariah mendefinisikan Akuntansi sebagai:


seni dan ilmu meracik informasi yang

berfungsi sebagai doa dan dzikir dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, mental, dan spiritual manusia untuk membangkitkan rasa kesadaran ketuhanan dan kembali pada Allah dengan jiwa yang suci dan tenang

Definisi akuntansi sangat bervariasi. Bahkan variasi ini sebanyak pikiran manusia yang ada di bumi ini

Semua yang dihasilkan oleh paradigma adalah benar

Ragam Paradigma
Paradigma Positivis Paradigma Interpretivis Paradigma Kritis Paradigma Posmodernis Paradigma Spiritualis

Paradigma positivis

Realitas sosial (social reality) dipahami secara obyektif, terpisah dengan subyek, ditemukan, diindra, seragam, hukum universal, cocok untuk semua

Hakikat manusia (human nature) pada dasarnya manusia adalah makhluk rasional, tunduk pada hukum di luar dirinya, dan tanpa kehendak bebas (free will)

Ilmu pengetahuan (science) dibangun berdasarkan prosedur dan peraturan yang ketat, deduktif, nomotetis, dan bebas nilai

Tujuan penelitian (the purpose of research) adalah menjelaskan (to explain) dan meramalkan (to predict)

Paradigma interpretivis

Realitas sosial dipahami secara subyektif, dibangun melalui proses interaksi sosial, dan diinterpretasikan

Hakikat manusia: manusia adalah pencipta dan pemberi makna pada dunianya, pencipta sistem makna, dan tidak dibatasi oleh hukum yang ada di luar dirinya

Ilmu pengetahuan adalah akal sehat, induktif, ideografis, tergantung pada penafsiran, dan sarat nilai (value-laden)

Tujuan penelitian adalah untuk menafsirkan (to interpret) dan untuk memahami (to understand)

Paradigma kritis

Realitas sosial bersifat sangat kompleks, diciptakan melalui interaksi sosial, selalu dalam tekanan, penuh dengan kontradiksi, opresi, dan eksploitasi

Hakikat manusia: makhluk yang dinamis, pencipta nasibnya sendiri, ditekan, dieksploitasi, disimpangkan, diasingkan, dan dikondisikan, serta tertekan dalam merealisasi potensi dirinya

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang digunakan untuk membebaskan, memberdayakan, mengubah, dan sarat nilai

Tujuan penelitian adalah untuk membebaskan (to emancipate) dan mengubah (to transform)

Paradigma posmodernis

Realitas sosial bersifat sangat kompleks, majemuk, dan saling-bergantung, dibangun berdasarkan pada interaksi sosial yang kompleks

Hakikat manusia: manusia memiliki kecerdasan yang kompleks, kreatif, kritis, dan berkehendak bebas

Ilmu pengetahuan merupakan refleksi dari sinergi pengetahuan rasional dan intuitif

Tujuan penelitian adalah untuk melakukan dekonstruksi (to deconstruct) terutama pada sesuatu yang dianggap tunggal

Paradigma spiritualis

Realitas sosial merupakan refleksi roh (spirit) dari masing-masing individu anggota masyarakat

Hakikat manusia: manusia adalah makhluk spiritual yang mengalami kehidupan fisik, perwujudan Tuhan, memiliki tubuh fisik, mental, dan spiritual

Ilmu pengetahuan merupakan pancaran dari ilmu Tuhan yang bersifat rasional, rasional-superrasional, dan superrasional

Tujuan penelitian adalah untuk membangkitkan kesadaran ketuhanan (to awaken God consciousness) pada diri manusia

No Paradigma penelitian
1 2 3 4 5 Paradigma positivis Paradigma interpretivis Paradigma kritis Paradigma posmodernis Paradigma spiritualis

Tujuan penelitian
Menjelaskan dan meramalkan Menafsirkan dan memahami Membebaskan dan mengubah Mendekonstruksi Membangkitkan kesadaran ketuhanan

Lalu, bagaimana dengan sususaya?

Suka-sukaku
Seberkas cahaya terjatuh lepas Dari bilik langit dan kedip kelopak bintang Tersungkur rapuh dalam pelukan bumi nan berjarak waktu Kukira, engkau wahyu Kau tak lebih dari seberkas nur Ilahi Terangi sunnah Tuhan dalam kefanaan segores kalam antara remang kejahilan Mengapa engkau takabur? Bukankan engkau hanya secercah cahaya? kau selamanya dalam kubangan peluh bumi Dan dalam kerontangnya yang membakar Taatlah pada syariah bumi, temukan diri dalam kebumianmu! Kau tak bisa susa-suka, tunduklah pada kebumianmu! Dan ingat: santunlah pada semua!

Akulah tajalliMu! Siapa engkau? Aku, tajalliMu Aku, dengan ijinMu, tlah transendental Biarkan aku beramal suka-sukaku Tali rahimMu tlah membuatku melintas batas Biarkan aku bertafakkur suka-sukaku Getar suci rohMu tlah lemparkan aku ke alam tanpa ruang dan waktu Biarkan aku bersujud suka-sukaku Rona senyumMu tlah hanyutkan aku dalam arus cinta Biarkan aku bermanja suka-sukaku Sobeklah hijab kebumianku! dan Leburkan aku dalam suka-sukaMu yang universal dan abadi _______________________________________________________ Malang, 4 Desember 2011 Iwan Triyuwono

Diri (Self) Peneliti

Peneliti memiliki tiga macam Diri (Self), yaitu:


Diri Lokal,

Diri Transendental, dan


Diri Universal

Diri Lokal
Diri yang dibentuk oleh lingkungan sosial Sifatnya lokal, temporer, dan dinamis

Memerlukan input (ilmu pengetahuan)


Di dalam diri bisa jadi ada single paradigm

atau multiparadigm (dalam pengertian terpisah atau menyatu)

Diri Transendental
Pengalaman dari Diri Lokal mengendap dan

berfusi dengan (se)bagian dari Diri Universal

Diri Universal
Tidak memerlukan input apapun Diri adalah sumber ilmu pengetahuan dan

yang mengetahui Terbebas dari ruang dan waktu

Aksi ilmiah
No

Diri 1 Diri Lokal

Aksi Ilmiah

Kecerdasan Kecerdasan Intelektual

Tidak sukasukanya (tidak susunya) 2 Diri Suka-suka Transenden saya tal (sususaya)

3 Diri Universal

Fusi dari Kecerdasan intelektual, mental, spiritual, dan ilahi Suka-sukaNya Melampaui semua (susuNya) bentuk kecerdasan

Semua Diri berada dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan Diri Lokal dan Diri Transendental merupakan perwujudan (tajalli) dari Diri Universal

Namun,
Semua karya ilmiah yang dihasilkan oleh Diri (baik yang Lokal dan yang Transendental maupun yang Universal) berjarak dengan realitas yang sebenarnya Semua karya ilmiah tidak akan pernah menunjukkan realitas sebenarnya Semua karya ilmiah adalah relatif

Lalu,

buat apa dikendalikan kecerdasan intelektual]?

Thank God!

Anda mungkin juga menyukai