I.
KONDISI LAB
AWAL
AKHIR
78%
74%
II.
TUJUAN Eksperimen ini bertujuan untuk memahami efek difraksi dan mampu menentukan panjang gelombang
III.
ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan dalan eksperimen ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sumber cahaya (Laser He-Ne) Celah tunggal denga skala mikrometer Celah kisi rambut Meteran Penggaris Kertas sebagai layar
IV.
TEORI SINGKAT Difraksi adalah deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat cahaya. Efek difraksi adalah
karakteristik dari fenomena gelombang, apakah bunyi, atau cahaya dimana mukamuka gelombangnya dibelokkan.
Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-muka gelombang yang tidak terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka gelombang speris tadi.
Difraksi fraunhofer adalah bentuk gelombang difraksi yang terjadi ketika gelombang bidang ini melewati lubang atau celah yang hanya menyebabkan ukuran gambar yang diamati celah untuk mengubah karena medan jauh lokasi pengamatan dan semakin planar sifat gelombang difraksi keluar melewati celah. Sedangkan difraksi Fresnel adalah difraksi yang terjadi ketika suatu gelombang melewati sebuah lubang dan dalam waktu dekat menyebabkan setiap pola difraksi diamati berbeda dalam ukuran dan bentuk yang bergantung pada jarak antar celah dan proyeksi. Ini terjadi karena jarak pendek dimana gelombang terdifraksi menyebarluaskan yang akan menghasilkan nomor Fresnel lebih besar dari 1. Dengan kata lain difraksi Fresnel adalah jenis difraksi dengan sumber cahaya ataui layar penerima atau keduanya berada pada jarak yang terhingga (dekat) dari penghalang sehingga muka gelombang tidak berbentuk datar.
V.
DATA PENGOLAHAN
4.1 Difraksi Celah Tunggal No 1 L(m) 1 N(m) 0.005 R(m) 1.0000125 (m) d1=0.00027m Grafik
3 1
3 1
0.015 0.004
2 3
2 3
0.006 0.009
2.000009 3.0000135
6.075E-08
d3=0.000247m
1 2 3
1 2 3
0.000000494
4.2 Difraksi dengan Prinsip Babinet No 1 2 L 1 2 n 0.008 0.016 0.00000063 3 0.00000126 6 d Grafik
0.034
0.00000189 9
VI.
ANALISIS PERMASALAHAN
6.1 Difraksi Celah Tunggal Dalam percobaan difraksi celah tunggal dilakukan 3 kali percobaan dengan variasi nilai d, pada percobaan pertama dengan besar nilai d=0.00027m diperoleh nilai lambda () melalui grafik sebesar 135 , sedangkan pada percobaan dengan besar nilai d= d2=0.000243m diperoleh nilai lambda , sedangkan pada percobaan dengan besar nilai d=0.000247m .
Percobaan pertama dengan besar nilai d=0.00027m diperoleh nilai lambda () melalui perhitungan manual sebesar 8.024 , sedangkan pada percobaan dengan besar nilai d= d2=0.000243m , sedangkan pada
percobaan dengan besar nilai d=0.000247m diperoleh nilai lambda () melalui perhitungan manual sebesar 4.139 . . Jika kita lihat perbandingannya
Nilai lambda () menurut literature adalah sebesar 6.33 dengan hasil perhitungan dalam tabel yaitu sebagai berikut: Literature (m) 6.33 Grafik (m) 135 6.075 49.4 Perbandingan 1:213 1:9.59 1:78.04
Terlihat jelas bahwa hasil perhitungan manual lebih mendekati literature dibandingkan hasil grafik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya kekurang telitian praktikan dalam melakukan perhitungan.
6.2 Difraksi dengan Prinsip Babinet Parameter yang dicari dalam percobaan dengan prinsip babinet ini adalah besar dari ketebalan sehelai rambut. Dimana melalui grafik kita mendapatkan besar nilai d, yaitu . Dan menurut
literature, besar nilai ketebalan sehelai rambut berada dalam rentang 0.04-0.25mm. nilai 0.005mm berada dalam rentang nilai d dalam literature. Percobaan yang kami lakukan adalah percobaan difraksi fraunhofer, yaitu difraksi difraksi dengan sumber cahaya dan layar penerima berada pada jarak tak terhingga dari sumber penyebab difraksi, sehingga muka gelombang tidak lagi diperlakukan sebagai bidang sferis melainkan diperlakukan sebagai bidang datar.
VII.
KESIMPULAN Melalui percobaan ini kami dapat memahami bagaimana efek difraksi dimana semakin kecil halangan penyebaran gelombang semakin besar. Kita juga dapat membedakan difraksi fraunhoufer dan
difraksi frensel. Kita juga dapat menentukan panjang gelombang sumber cahaya dimana melalui percobaan ini kita mendapatkan panjang gelombang cahaya melalui grafik sebesar 63.49 melalui perhitungan manual adalah sebesar 5.809 . dan
DAFTAR PUSTAKA Sanjaya, Mada. 2010. Modul Eksperimen Fisika II . Bandung: Universitas IslamNegeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Simulasi tidak hanya berbicara mengenai rumus yang sudah paten, namun lebih ke arah bagaimana rumus dasar tersebut berjalan pada suatu proses simulasi. Difraksi cahaya pada celah tunggal merupakan salah satu contoh simulasi. Apabila cahaya melewati suatu celah sempit, maka akan mengalami peristiwa difraksi. Difraksi merupakan proses pembelokan arah rambat cahaya atau deviasi perambatan cahaya. Berkas-berkas cahaya yang melewati celah tunggal, akan dibelokkan dengan sudut tertentu (). Berikut merupakan gambar berkas cahaya masuk pada celah tunggal :
Cahaya yang memasuki suatu celah terdiri dari berkas-berkas cahaya. Setiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya dari bagian celah dapat mengalami superposisi pada suatu titik y pada layar dengan gelombang cahaya yang lainnya. Hal ini akan menghasilkan pola difraksi celah tunggal seperti pada gambar di bawah :
Fresnel mendefinisikan difraksi sebagai interferensi gelombang dengan persamaan berikut : d sin = n dimana d adalah jarak antara dua sumber muka gelombang, adalah sudut yang dibentuk antara fraksi muka gelombang urutan ke-n dengan sumbu normal muka gelombang fraksi mula-mula yang mempunyai urutan maksimum n = 0.
http://nada-f-h-fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-35973.html